PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI KAS
Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam
akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering
berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas
yang dicantumkan di neraca terdiri dari 2 unsur, yaitu:
1. Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari:
Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang tunai, pos
wesel, certified check, cashier check, cek pribadi, dan bank draft.
Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana
kas kecil.
2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.
Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor memperhatikan overstatement terhadap nilai
kas. Cara auditor mendeteksi atau memverifikasi kas adalah dengan memperhatikan
penerimaan kas yang understatement dan pengeluaran kas yang overstatement. Pemeriksaan
terhadap kas penting karena:
Mayoritas transaksi perusahaan mengangkat rekening kas.
Kas merupakan sumber aturan dalam transaksi penggelapan.
Kesalahan rekening kas menunjukkan kesalahan rekening lain.
3. Siklus pendanaan
Perusahaan yang menjual saham atau utang obligasi akan memperoleh asset tambahan
yang biasanya berupa kas.
4. Siklus investasi
Perusahaan yang menanamkan investasi harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk
membeli saham atau surat berharga lain. Investasi tersebut akan dapat menghasilkan
pendapatan yang pada akhirnya akan menambah kas perusahaan.
5. Siklus jasa personalia
Pengeluaran kas meliputi pula pengeluaran untuk memperoleh sumber daya manusia.
Saldo kas adalah cash on hand ( kas ditangan atau disimpan dalam perusahaan ), kas di
bank, dan dana tertentu yang disisihkan seperti dana kas kecil. Di samping itu, perusahaan
kadang menyelenggarakan rekening khusus perusahaan di bank yang hanya digunakan untuk
membayar gaji dan upah.
Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman struktur pengendalian intern siklus kas adalah pemahaman
lingkungan pengendalian atas kas. Pemahaman pengendalian meliputi pemahaman
pemberian kekuasaan dan tanggungjawab atas transaksi kas. Pemahaman dapat diperoleh
melalui :
1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
2. Mempelajari bagan organisasi
3. Menelaah deskripsi tugas
Auditor juga perlu memahami metode pengendalian manajemen. Metode pengendalian
manajemen tersebut meliputi ada tidaknya perencanaan strategic atas pengelolaan keuangan
perusahaan. Pengalaman ini dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada
manajemen, dan menelaah dokumentasi termasuk notulen rapat direksi dan dewan
komisaris. Praktik dan kebijakan personalia yang baik meliputi kebijakan perekrutan
karyawan yang jujur dan mempunyai integritas tinggi. Pemegang kas dan pengelola kas
dibank harus memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai untuk mengelola kas.
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian,
analisis, dan pengelolaan risiko yang relavan dengan penyusunan laporan keuangan yang
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Penaksiran risiko dapat ditujukan ke bagaimana perusahaan mempertimbangkan
kemungkinan transaksi dalam siklus kas yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan
menganalisis estimasi yang signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan. Karena kas
merupakan aktiva yang paling likuid, maka manajemen perusahaan harus benar – benar
mempertimbangkan fungsi – fungsi yang terlibat dalam siklus kas.
Informasi dan komunikasi ( Sistem Akuntansi )
Pemahaman informasi dan komunikasi menuntut pengetahuan auditor tentang metode
pemrosesan data, dan dokumen serta catatan pokok yang digunakan. Pemahaman informasi
dan komunikasi diperoleh melalui penelaahan buku manual akuntansi dan flowchart system,
mengajukan pertanyaan pada personel akuntansi, dan pengalaman terdahulu dengan klien.
Akuntan harus memahami kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung
jawab atas pengolahan transaksi kas. Pemahaman tersebut diperoleh melalui pengajuan
pertanyaan, pengamatan dan menelaah file atau arsip personel. Jadi kaitannya dengan
informasi dan komunikasi ini dalam siklus kas, sistem informasi mencakup metode dan
catatan yang digunakan untuk :
a. Mengidentifikasi dan mencatatan semua transaksi yang terkait dengan sikklus kas secara
kas.
b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus kas secara cukup rinci dan
memungkinkan adanya penggolongan masing – masing transaksi itu untuk pelaporan
keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi dari siklus kas dengan tepat
d. Menyajikan transaksi dari siklus kas dengan semestinya dan pengungkapan yang
berkaitan dalam laporan keuangan.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relavan dengan audit atas transaksi dalam sikls kas dapat
digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Review kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi
dalam siklus kas dibandingkan dengan anggaran atau prakiraan transaksi kas periode
sebelumnya.
2. Pengolahan informasi
Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas
operasional dari transaksi dalam siklus kas, pengembangan dan pemeliharaan sistem
aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara
individual untuk masing-masing transaksi tersebut. Pengendalian ini membantu
menetapkan bahwa transaksi dalam siklus kas adalah sah, diotorisasi dengan semestinya,
dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3. Pengendalian fisik
Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dikelola, termasuk penjagaan
memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4. Pemisahan tugas
Pebeanan tanggungjawab yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi dalam
siklus kas, pencatatan transaksi dalam siklus kas, menyelenggarakan penyimpanan
aktiva yang dikelola yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau
kesempatan orang untuk berbuat curang.
Fungsi
Fungsi yang terkait adalah :
1. Fungsi Pencatat Piutang
2. Fungsi Penerimaan Surat
3. Fungsi Penyimpan Kas
4. Fungsi pembuat Bukti Kas Keluar
5. Fungsi Penyimpan Dana Kas Kecil
6. Fungsi Akuntansi Biaya
7. Fungsi Akuntansi Keuangan
8. Fungsi Pemeriksa Intern
Bagian Piutang
Dalam sistem penerimaan kas bagian piutang berfungsi sebagai pencatat berkurangnya
piutang dengan diterimanya pelunasan piutang dari debitur.
Bagian Sekretariat
Dalam sistem penerimaan kas, Bagian Sekretariat berfungsi sebagai penerima surat dan
debitur yang berisi surat pemberitahuan dan cek. Jika penerimaan kas dari debitur berupa
transfer uang lewat bank, Bagian Sekretariat ini menerima memo kredit dan bank tentang
penambahan rekening giro perusahaan akibat transfer dana dari debitur. Bagian Sekretariat
berkewajiban membuat daftar surat pemberitahuan dari debitur dan nota kredit dari bank
serta menyerahkan satu lembar daftar tersebut ke Bagian Piutang dan menyerahkan lembar
yang lain disertai ceknya ke Bagian Kasa.
Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi menerima uang dari pembeli dalam transaksi penjualan tunai,
menerima cek dari again Sekretariat dalam transaksi penerimaan kas dan piutang,
memintakan endosemen atas cek dan menyetorkan cek ke bank. Dalam transaksi
pengeluaran kas, Bagian Kasa berfungsi mengisi cek, meminta otorisasi dan mengirimkan
cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
Bagian Utang
Dalam sistem pengeluaran kas, bagian utang berfungsi membuat bukti kas keluar yang
memberikan otorisasi kepada bagian kasa untuk mengeluarkan cek sebesar yang tercantum
didalam dokumen tersebut. Bagian ini juga berfungsi melakukan verifikasi kelengkapan dan
kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
Dalam metode pencatatan utang tertentu, bagian utang berfungsi menyelenggarakan arsip
bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai catatan utang perusahaan.
Pemegang Dana Kas Kecil
Bagian ini berfungsi menyimpan dana kas kecil, mengeluarkan dana kas kecil sesuai
dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan memintakan pengisian kembali
dana kas kecil.
Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya
Bagian ini berfungsi mencatat pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penerimaan kas didalam jurnal penerimaan kas
dan transaksi pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
Bagian Pemeriksa Intern
Didalam sistem kas, Bagian Pemeriksa intern berfungsi melakukan perhitungan kas
secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Bagian ini juga
berfungsi melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan
dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
G. PENGUJIAN PENGENDALIAN SIKLUS KAS
Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi
pencatatan kas.
Akuntan melakukan pengamatan terhadap pemisahan fungi penyimpanan kas dengan
fungsi pencatatan kas untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi
diselenggarakan oleh fungsi yang tidak merangkap fungsi penyimpanan kas.
Mintalah salinan notulen rapat direksi mengenai pembukaan dan penutupan rekening
bank serta pembentukan dana kas kecil.
Untuk memperoleh keyakinan bahwa semua pembukaan dan penutupan rekening giro di
bank serta pembentukan dana kas kecil diotorisasi oleh Direksi, akuntan meminta dari
kliennya salinan notulen rapat direksi yang membahas hal tersebut. Di dalam notulen rapat
direksi tersebut, akuntan akan memperoleh informasi mengenai berbagai latar belakang yang
mendasari pembukaan dan penutupan rekening giro di suatu bank serta pembentukan dana
kas kecil.
Mintalah salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand dan cash in transit
Untuk membuktikan bahwakas yang ada di tangan dan yang dalam perjalanan telah
dilindungi dari risiko perampokan oleh pihak luar dan penggelapan oleh kasir, akuntan
meminta salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand, dan cash in transit.
Ambil sampel bukti kas masuk
Untuk memperoleh keyakinan mengenai adanya unsur pengendalian intern dalam
penerimaan kas, akuntan mengambil sampel bukti kas masuk yang disimpan didalam arsip
dijurnal, buku besar dan laporan, Bukti kas masuk diperiksa:
1. Otorisasi yang tercantum di dalamnya
2. Surat pemberitahuan dari debitur yang melampirinya.
3. Jumlah kas yang diterima menurut bukti kas masuk dengan daftar surat pemberitahuan
dan bukti setor bank yang bersangkutan.
4. Pencatatannya kedalam kartu piutang dan jurnal penerimaan kas.
c. Rekening gaji dan upah dibank harus direkonsiliasi setiap bulan secara independen.
d. Saldo rekening dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap.
P EN DA HU
TUJUAN DAN
LU APENDEKATAN
N DA N K ET E RT
AUDIT
ER A P A N
SA 332
01 Seksi
02 Auditor
ini harus
memberikan
mengetahui
panduan
dengan
bagi
pasti
auditor
apakah
dalam
investasi
mengaudit
diperlakukan
investasi
sesuai
dalam
dengan
efek,
2
yaitu efek
prinsip akuntansi
utang dan yang
efek
berlaku
ekuitasI,
umuminvestasi
di Indonesia,
yang diperlakukan
termasuk sesuai
pengungkapan
dengan Pernyataan
memadai
Standar Akuntansi
mengenai hal-hal yang
Keuangan
material.
(PSAK)
SA Seksi
No. 50312
Akuntansi
[PSA No.Investasi
25] Risiko
EfekAudit
Tertentu.
dan Materialitas
dalam Pelaksanaan Audit memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan
risiko pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan.
Auditor mempertimbangkan risiko audit dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur
audit yang dilaksanakan untuk asersi laporan keuangan mengenai investasi.
03 SA Seksi 326 [PSA No. 07] Bukti Audit, menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan
auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha
untuk mendapatkan dan menilai bukti audit yang berhubungan dengan asersi dalam
laporan keuangan. Seksi ini memberikan panduan tentang prosedur audit substantif yang
dilakukan untuk mengumpulkan bukti audit yang berhubungan dengan asersi tentang
investasi.
04 Prosedur yang dilakukan oleh auditor untuk memperoleh bukti tentang keberadaan,
kepemilikan, dan kelengkapan investasi akan bervariasi menurut tipe investasi dan penilaian
auditor mengenai risiko audit. Prosedur tersebut harus mencakup satu atau lebih prosedu(
berikut ini:
a. Inspeksi fisik
b. Konfirmasi4 dengan penerbit (issuer)
c. Konfirmasi dengan kustodian
d. Konfirmasi dengan pialang mengenai transaksi yang belum diselesaikan.
e. Konfirmasi dengan pihak imbangan (counterparty)
f. Membaca perjanjian pelaksanaan kemitraan atau perjanjian sejenis
Lebih jauh, auditor harus mempertimbangkan panduan dalam SA Seksi 324 [PSA NO, 61]
Pelaporan atas Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa, jika entitas memperoleh salah satu atau
kedua jasa berikut ini dari organisasi lain:
05 Auditor harus mengetahui dengan pasti apakah kebijakan akuntansi yang diadopsf oleh
entitas untuk investasi telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Investasi tertentu wajib diperlakukan sesuai dengan PSAK No. 50 Akuntansi Investasi Efek
Tertentu. Investasi lainnya dapat diperlakukan dengan menggunakan metode kos (cod method)
atau ekuitas (equity method)
06 Entitas tertentu, seperti entitas pemerintahan pusat dan daerah, mengikuti standar
akuntansi yang diterbitkan Badan Akuntansi Keuangan Negara dan pernyataan tertentu lainnya
yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia. Juga, entitas tertentu, seperti dana pensiun (pension
fund) mengikuti kebijakan akuntansi industri khusus.
PSAK No. 50
07 Bagi entitas yang wajib mengikuti PSAK No. 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu kebijakan
akuntansi untuk investasi tergantung pada klasifikasinya. Secara khusus, PSAK No. 50
menyatakan sebagai berikut:
Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh tempo, maka
investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok "dimiliki hingga
jatuh tempo" dan disajikan dalam neraca sebesar biaya pemerolehan setelah amortisasi premi
atau diskonto (paragraf 8)
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan." Efek dalam kelompok "diperdagangkan"
biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan.
Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek.
Laba atau rugi yang belum direalisasikan atas efek dalam kelompok "diperdagangkan" harus
diakui sebagai penghasilan (paragraf 13 a dan 14)
08 Klasifikasi investasi yang tepat tergantung pada maksud manajemen dalam membeli dan
memiliki investasi, aktivitas investasi entitas sesungguhnya, dan, untuk efek utang tertentu,
kemampuan entitas untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo. Dalam menentukan sifat,
Saar, dan lugs prosedur substantif, auditor hares memperoleh pemahaman mengenai
proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengklasifikasikan investasi.
09 Dalam menilai maksud manajemen yang berkaitan dengan investasi, auditor harus
mempertimbangkan apakah aktivitas investasi menguatkan atau bertentangan dengan maksud
manajemen yang telah dinyatakan. Sebagai contoh, penjualan investasi yang diklasifikasikan
dalam kategori "dimiliki hingga jatuh tempo", dengan alasan sebagaimana yang telah
diidentifikasi pada paragraf 8 PSAK No. 50, harus menyebabkan auditor mengajukan
pertanyaan tentang ketepatan klasifikasi oleh manajemen mengenai investasi lainnya yang
diklasifikasikan dalam kategori tersebut, dan juga klasifikasi investasi masa depan dalam kategori
tersebut. Ketika mempertimbangkan aktivitas investasi, auditor biasanya harus memeriksa
bukti seperti catatan strategi investasi tertulis dan yang telah disetujui, catatan aktivitas investasi,
instruksi kepada manajer portofolio, dan notulen rapat dewan komisaris atau komite investasi.
Harga Pemerolehan
23 Auditor harus mendapatkan bukti mengenai kos investasi jika entitas mencatat
investasinya pada biaya pemerolehan (cost) atau biaya pemerolehan amortisasian (amortized
cost) atau diwajibkan membuat pengungkapan khusus mengenai basis kos investasi yang dicatat
pada nilai wajar serta laba dan rugi yang direalisasikan dan belum direalisasikan. Prosedur
yang harus dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai biaya pemerolehan (cost) dapat
termasuk inspeksi dokumen yang menunjukkan harga pembelian efek, konfirmasi dengan
penerbit atau kustodian, dan penghitungan ulang (recomputation) amortisasi diskonto atau
premi (discount or premium amortization).
Nilai Wajar
24 Jika investasi dicatat pada nilai wajar atau jika nilai wajar diungkapkan untuk
investasi yang dicatat selain pada nilai wajar, auditor harus memperoleh bukti yang menguatkan
nilai wajar tersebut. Pada beberapa kasus, metode penentuan nilai wajar dispesfikasikan oleh
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh, prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia mengatur bahwa nilai wajar sebuah investasi dapat ditentukan
dengan menggunakan harga pasar yang telah ditetapkan (quoted market price) atau penentuan
sebagai kebalikan (quotations as opposed to) teknik estimasi. Pada kasus-kasus tersebut auditor
harus menilai apakah penentuan nilai wajar konsisten dengan metode penilaian. Paragrap-
paragrap berikut memberikan panduan tentang bukti audit yang dapat digunakan untuk
menguatkan asersi mengenai nilai wajar: panduan harus dipertimbangkan dalam konteks
kondisi akuntansi tertentu .
25 Harga pasar yang telah ditetapkan untuk investasi yang terdaftar pada bursa nasional atau
pasar langsung antara penjual dan pembeli tersedia dari sumber seperti publikasi keuangan atau
bursa. Untuk investasi lain tertentu, harga pasar yang telah ditetapkan dapat diperoleh dari
pialang yang menjadi pencipta pasar dalam investasi tersebut. Jika harga pasar yang
ditetapkan tidak tersedia, estimasi nilai wajar secara berkala dapat diperoleh dari sumber pihak
ketiga berdasarkan model yang dimilikinya atau dari entitas berdasarkan model yang
dikembangkan atau diperoleh secara internal.
26 Harga pasar yang ditetapkan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau dari bursa
nasional biasanya benar-benar dipertimbangkan untuk memberi bukti yang memadai
mengenai nilai wajar investasi. Bagaimanapun juga, untuk investasi tertentu, seperti efek
yang tidak diperdagangkan secara reguler, auditor harus mempertimbangkan untuk
memperoleh estimasi nilai wajar dari pialang atau sumber pihak ketiga lainnya. Dalam beberapa
situasi, auditor dapat menentukan bahwa penting untuk memperoleh estimasi nilai wajar
lebih dari satu sumber. Sebagai contoh, adalah tepat jika sumber harga investasi memiliki
hubungan dengan entitas yang dapat menghalangi objektivitasnya.
PROSEDUR AUDIT
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia tidak dapat diharapkan untuk memberikan keyakinan bahwa semua transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa dapat ditemukan. Namun, selama proses audit,
auditor harus waspada akan adanya transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa yang
material yang dapat mempengaruhi laporan keuangan dan kepemilikan bersama (common
ownership) atau hubungan pengendalian manajemen; yang menurut prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia harus diungkapkan. Banyak prosedur yang dikemukakan dalam
paragraf selanjutnya yang biasanya dilaksanakan dalam audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, walaupun jika auditor tidak memiliki alasan untuk
mencurigai adanya transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa atau adanya
hubungan pengendalian. Prosedur-prosedur audit lain yang dikemukakan dalam Seksi ini
terutama diarahkan pada transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
Dalam penentuan lingkup pekerjaan yang harus dilakukan berkenaan dengan
kemungkinan adanya transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, auditor harus
memperoleh pemahaman tentang tanggung jawab manajemen dan hubungan masing-masing
bagian dari entitas secara keseluruhan. Auditor harus mempertimbangkan pengendalian atas
aktivitas manajemen, dan ia harus mempertimbangkan tujuan bisnis yang dilayani oleh berbagai
bagian dari entitas. Umumnya, struktur bisnis dan gaya operasi didasarkan atas kemampuan
manajemen, pertimbangan hukum dan pajak, diversifikasi produk, dan lokasi geografis.
Pengalaman menunjukkan bahwa struktur bisnis dan gaya operasi kadang-kadang dirancang
dengan sengaja untuk mengaburkan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
Dalam kondisi yang di dalamnya tidak terdapat bukti yang sebaliknya, transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa seharusnya tidak dianggap sebagai aktivitas bisnis
biasa dengan pihak luar. Namun, auditor harus waspada terhadap kemungkinan bahwa transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa didorong semata-mata, atau dalam ukuran yang
lebih besar, oleh kondisi yang mirip dengan kondisi berikut ini:
a. Tidak cukupnya modal kerja atau pinjaman untuk melanjutkan bisnis.
b. Keinginan yang mendesak untuk mencatat tingkat laba yang tinggi secara berkelanjutan dalam
upaya untuk mendukung harga saham perusahaan.
c. Prakiraan laba yang terlalu optimis.
d. Ketergantungan pada satu atau beberapa produk, customers, atau transaksi untuk
e. kelangsungan keberhasilan perusahaan.
f. Penurunan industri yang ditandai dengan sejumlah besar kegagalan bisnis.
g. Kelebihan kapasitas.
h. Tuntutan perkara hukum yang signifikan, terutama perkara hukum antara pemegang saham
dengan manajemen.
i. Ancaman keusangan yang signifikan karena perusahaan beroperasi dalam industri berteknologi
tinggi.
PENGUNGKAPAN
Untuk setiap transaksi material antarpihak yang memiliki hubungan istimewa (atau
gabungan transaksi serupa) atau kepemilikan bersama (common ownership) atau hubungan
pengendalian manajemen yang pengungkapannya diharuskan dalam prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, auditor harus mempertimbangkan apakah ia telah memperoleh bukti
audit yang cukup dan kompeten untuk memahami hubungan dan transaksi antarpihak yang
memiliki hubungan istimewa, serta dampaknya terhadap laporan keuangan. la kemudian harus
mengevaluasi semua informasi yang tersedia baginya mengenai transaksi antarpihak yang
memiliki hubungan istimewa atau hubungan pengendalian dan memperoleh keyakinan yang
didasarkan atas pertimbangan profesionalnya tentang memadai atau tidaknya pengungkapan hal
tersebut dalam laporan keuangan.
Kecuali untuk transaksi rutin, biasanya tidak mungkin untuk menentukan apakah suatu
transaksi akan terjadi jika pihak-pihak yang terlibat tidak memiliki hubungan istimewa atau jika
dianggap transaksi tersebut telah terjadi, maka sulit untuk menentukan apakah syarat-syarat dan
cara penyelesaian yang digunakan seperti halnya jika pihak yang terlibat memiliki hubungan
istimewa. Oleh sebab itu, sulit untuk menguatkan suatu pencerminan transaksi yang
dilaksanakan atas dasar syarat-syarat yang berlaku antara pihak yang bebas. Jika. pencerminan
transaksi semacam ini dicantumkan dalam laporan keuangan dan auditor yakin bahwa
pencerminan tersebut tidak didukung oleh manajemen, ia harus menerbitkan pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena merupakan penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tergantung atas materialitasnya.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan
datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah
menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu
satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan
kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar
dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit yang
dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan
tersebut.
Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa
tersebut:
1) Prosedur analitik.
2) Review terhadap peristiwa kemudian.
3) Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang.
4) Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting
yang dibentuk.
5) Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan,
dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut.
6) Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga
mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu
yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan
beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan
kondisi atau peristiwa yang lain seperti:
Trend negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan
modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek.
Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalan
dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran
dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa,
rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau
penjualan sebagian besar aktiva.
Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan
yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang
yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara
keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus
mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau
peristiwa tersebut. Auditor harus memperoleh informasi tentang rencana manajemen tersebut,
dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana tersebut dapat secara efektif
dilaksanakan, mampu mengurangi dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa tersebut
dalam jangka waktu pantas. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana
manajemen meliputi:
1. Rencana untuk menjual aktiva
Pembatasan terhadap penjualan aktiva, seperti adanya pasal yang membatasi transaksi
tersebut dalam perjanjian penarikan utang atau perjanjian yang serupa.
Kenyataan dapat dipasarkannya aktiva yang direncanakan akan dijual oleh manajemen.
Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari penjualan aktiva.
2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang
Tersedianya pembelanjaan melalui utang, termasuk perjanjian kredit yang telah ada atau
yang telah disanggupi, perjanjian penjualan piutang atau jual-kemudian-sewa aktiva
(sale-leaseback of assets).
Perjanjian untuk merestrukturisasi atau menyerahkan utang yang ada maupun yang telah
disanggupi atau untuk meminta jaminan utang dari entitas.
Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen untuk penarikan utang
dengan adanya batasan yang ada sekarang dalam menambah pinjaman atau cukup atau
tidaknya jaminan yang dimiliki oleh entitas.
Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran
Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya administrasi, untuk
menunda biaya penelitian dan pengembangan, untuk menyewa sebagai alternatif
membeli.
Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari pengurangan atau
penundaan pengeluaran.
3. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Kelayakan rencana untuk menaikkan modal pemilik, termasuk perjanjian yang ada atau
yang disanggupi untuk menaikkan tambahan modal.
Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi dividen atau untuk
mempercepat distribusi kas dari perusahaan afiliasi atau investor lain.
Dalam mengevaluasi rencana manajemen, auditor harus mengidentifikasi unsur-unsur
terutama yang signifikan untuk mengatasi dampak negatif kondisi atau peristiwa dan harus
merencanakan dan melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit tentang hal
tersebut. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya dukungan
tentang kemampuan perusahaan untuk mendapatkan tambahan pembelanjaan atau penjualan
aktiva yang telah direncanakan. Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi
rencana manajemen, auditor harus meminta kepada manajemen untuk menyediakan informasi
tersebut dan harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya dukungan terhadap asumsi signifikan
yang melandasi informasi itu. Auditor harus menaruh perhatian khusus atas asumsi yang:
Material bagi informasi keuangan prospektif.
Rentan atau mudah sekali berubah.
Tidak konsisten dengan trend masa lalu.
Pertimbangan auditor harus didasarkan atas pengetahuannya mengenai entitas, bisnis,
dan manajemennya dan harus meliputi (a) membaca informasi keuangan prospektif dan asumsi
yang melandasinya, (b) membandingkan informasi keuangan prospektif periode lalu dengan
hasil sesungguhnya yang dicapai sampai saat ini. Jika auditor mulai menyadari faktor-faktor
yang dampaknya tidak tercermin dalam informasi keuangan prospektif tersebut, ia harus
membahas faktor-faktor tersebut dengan manajemen dan, jika perlu, meminta perbaikan atas
informasi keuangan prospektif tersebut.
LAMPIRAN