BAB I
UMUM
PASAL 1
PENGERTIAN ISTILAH
1. PERUSAHAAN
Adalah badan usaha PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., berkedudukan di
Tangerang, yang didirikan menjadi badan hukum berdasarkan Akta No.21
Tanggal 22 Februari 1989, dibuat dihadapan Gde Kertayasa, S.H., Notaris
di Jakarta dan disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehakiman No.C2-7158.HT.01.01.TH 89 Tanggal 7 Agustus 1989,
dengan Akta Pernyataan Sebagian Keputusan Rapat No. 61 tanggal 22
Juni 2015, yang dibuat di hadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H. MKn,
Notaris di Kabupaten Tangerang, akta mana telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana
ternyata dalam Surat Penerimaan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-
AH.01.03-0950538 tanggal 10 Juli 2015 dan terdaftar di Daftar Perseroan
No. AHU-3532200.AH.01.11. Tahun 2015 tanggal 10 Juli 2015.
1
2. DIREKSI
Adalah direksi Perseroan yang terdiri dari Direktur-Direktur yang diangkat
dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan
bertanggung jawab kepada RUPS.
3. MANAJEMEN
Adalah para pimpinan eksekutif Perusahaan yang karena tugasnya
diberikan kewenangan untuk memimpin, mengelola unit kerja dan
menjalankan Perusahaan.
4. ATASAN LANGSUNG
Adalah Karyawan yang karena jabatannya mempunyai tanggung jawab
penugasan, pembinaan, dan pengawasan secara langsung terhadap
Karyawan di bagiannya.
5. KARYAWAN
Adalah orang yang mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan dan
menerima Upah serta telah terdaftar sebagai Karyawan dan memiliki
Nomor Induk Karyawan.
6. KELUARGA KARYAWAN
Adalah seorang istri atau suami yang sah secara hukum, 3 (tiga) orang
anak yang sah secara hukum dan/atau anak angkat yang telah disahkan
dengan putusan pengadilan negeri, dengan syarat :
a. anak masih sekolah, belum menikah dan/atau berumur maksimal 21
(dua puluh satu) tahun; dan
b. seorang istri atau suami yang sah secara hukum dan anak terdaftar di
personalia Perusahaan.
2
7. AHLI WARIS
Adalah anggota keluarga yang secara hukum otomatis menjadi ahli waris
dan/atau orang yang diangkat secara sah menurut hukum oleh Karyawan
dan sudah didaftarkan di personalia Perusahaan sebagai ahli waris dalam
hal terjadinya kematian Karyawan.
8. LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah berada dibawah
penguasaan dan pengawasan Perusahaan yang digunakan untuk
menunjang kegiatan usaha Perusahaan.
9. PERATURAN PERUSAHAAN
Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib Perusahaan.
11. PEKERJAAN
Adalah kegiatan yang dijalankan oleh Karyawan untuk kepentingan
Perusahaan dalam suatu hubungan kerja dengan mendapat Upah.
3
13. JADWAL KERJA (SHIFT)
Adalah waktu kerja Karyawan secara bergilir menurut jadwal yang di
tetapkan secara teratur dengan lamanya waktu kerja yang sama setiap
hari dan hari istirahat tidak harus jatuh pada hari yang sama dengan hari
istirahat Karyawan lain.
16. MANGKIR
Adalah tidak hadir atau tidak masuk kerja tanpa alasan dan keterangan
secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
22. GRADING
Adalah klasifikasi dan pengelompokkan jabatan terhadap suatu struktur
sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
5
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari Peraturan Perusahaan ini adalah untuk menciptakan
hubungan kerja yang baik, mengatur kewajiban dan hak Karyawan terhadap
Perusahaan ataupun sebaliknya sehingga terwujud ketenangan kerja dan
produktivitas kerja maksimal yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
PASAL 3
RUANG LINGKUP
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku di PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. Baik
di Kantor Pusat maupun di cabang – cabang Perusahaan seluruh
Indonesia.
BAB II
HUBUNGAN KERJA
PASAL 4
PENERIMAAN KARYAWAN
6
2. Sebelum diterima sebagai Karyawan, maka semua calon Karyawan harus
melalui prosedur penerimaan Karyawan yang berlaku.
PASAL 5
STATUS KARYAWAN
8
PASAL 6
MUTASI
10
PASAL 7
PROMOSI
11
PASAL 8
DEMOSI
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
1. HAK PERUSAHAAN:
Perusahaan berhak untuk mengelola, menjalankan dan mengembangkan
usaha - usahanya termasuk Karyawan sesuai dengan kebijakan
12
Perusahaan dengan tetap mengindahkan ketentuan – ketentuan dalam
peraturan Perusahaan dan sesuai dengan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.
2. KEWAJIBAN PERUSAHAAN:
Perusahaan melalui pejabat-pejabatnya akan menempatkan dan
mengembangkan Karyawan sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan
yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan serta memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN
1. HAK KARYAWAN:
a. Mendapat imbalan berupa Upah sesuai dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya.
b. Mendapat waktu dan hari istirahat kerja serta cuti.
c. Diikutsertakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang programnya meliputi jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
d. Diikutsertakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan.
2. KEWAJIBAN KARYAWAN:
a. Melaksanakan dengan segala kemampuan semua Pekerjaan, tugas-
tugas dan petunjuk dan instruksi kerja yang diberikan oleh
Perusahaan melalui Atasan Langsung dan/atau Standard Operating
Procedure (SOP) dengan tetap memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K 3).
13
b. Menaati Peraturan Perusahaan.
c. Bekerja dengan giat, jujur, tertib, tepat waktu, teliti dan senantiasa
berhati-hati.
d. Menjaga dan melindungi dengan baik semua peralatan kerja dan Aset
Perusahaan yang dipergunakan dalam bekerja dan/atau yang
dipercayakan kepadanya. Kerusakan dan kehilangan barang
dikarenakan kelalaiannya, diberikan sanksi dapat berupa Surat
Peringatan serta wajib untuk menggantinya jika yang bersangkutan
terbukti bersalah.
e. Menjaga kesehatan, kebersihan dan kerapihan baik dirinya maupun
Tempat Kerja masing-masing serta Lingkungan Perusahaan.
f. Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai Pekerjaan
kepada Perusahaan dalam hubungan dengan pekerjaannya.
g. Menjaga dan menyimpan semua keterangan dan dokumen yang
memang harus dirahasiakan karena jabatannya.
h. Mengikuti prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang berlaku di
Perusahaan.
i. Bersikap sopan di Lingkungan Perusahaan, baik tutur kata maupun
perbuatannya.
j. Berkelakukan baik, baik di dalam maupun di luar Perusahaan.
k. Menjaga nama baik Perusahaan.
l. Menjaga nama baik dan kehormatan diri sendiri, konsumen/ calon
konsumen, relasi, tamu Perusahaan berikut semua pihak yang terkait
dengan Perusahaan dalam melaksanakan Pekerjaan.
m. Bersedia sewaktu-waktu diperiksa di dalam dan di luar Perusahaan
apabila diperlukan.
n. Menjaga suasana kerja yang harmonis di lingkungan kerjanya
masing-masing.
14
o. Melaporkan dengan segera mengenai perubahan status keadaan
keluarganya (menikah, melahirkan, memiliki anak, meninggal,
bercerai, maupun perubahan tempat tinggal) kepada personalia,
paling lambat 1 (satu) bulan sejak perubahan.
p. Bertanggung jawab terhadap tugas Pekerjaan yang dilakukan,
maupun yang pernah dilakukan dan tanggung jawab tersebut tetap
mengikat meskipun Karyawan tersebut sudah dimutasi ataupun
promosi.
q. Melaksanakan Pekerjaannya secara mandiri di dalam konteks
koordinasi kerja.
r. Terkait dengan pengelolaan asset dan barang yang menjadi tanggung
jawab Karyawan baik dalam rangka pengelolaan proses kerja ataupun
dalam pengawasannya dan apabila terjadi kehilangan dan/atau
kerusakan dalam kegiatan tersebut maka akan menjadi beban
Karyawan (nota selisih barang) dalam lingkup proses kerja masing-
masing. Ketentuan ini akan dituangkan lebih lanjut dalam Standard
Operating Procedure (SOP).
s. Membayar ganti rugi yang timbul akibat kesalahan/ kelalaian/
ketidaktelitian Karyawan baik sengaja maupun tidak sengaja,
dilakukan sendiri/ bersama-sama yang menyebabkan hilangnya
barang dan/atau rusaknya seluruh dan/atau sebagian aset
Perusahaan maupun kerugian lainnya yang timbul.
t. Membayar Excess Claim yang timbul akibat rawat inap yang melebihi
limit tanggungan rawat inap Karyawan dan tanggungannya.
u. Memberikan kewenangan, otoritas, hak, dan kuasa khusus kepada
Perusahaan untuk memperhitungkan dan/atau memotong Upah
bulanan dan/atau hak-hak finansial lainnya yang diterima Karyawan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di Perusahaan apabila
Karyawan mempunyai hutang dan/atau kewajiban finansial yang
15
timbul karena ketentuan huruf r dan/atau huruf s dan/atau huruf t
Pasal ini, dengan ketentuan bahwa jumlah seluruh dan segala bentuk
potongan perbulan terhadap Upah bulanan Karyawan tidak boleh
melebihi 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh Upah
perbulan.
v. Setiap Karyawan yang melakukan aktifitas di social media akun
Alfamart, wajib menaati ketentuan yang telah ditetapkan oleh Surat
Keputusan Direksi.
BAB IV
HARI DAN JAM KERJA SERTA KERJA LEMBUR
PASAL 11
HARI DAN JAM KERJA
16
4. Bagi Karyawan shift, hari kerja dan jam kerjanya diatur secara tersendiri.
Pembagian hari kerja dan shift kerja disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAL 12
KERJA LEMBUR
1. Kerja lembur adalah setiap pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja
yang telah ditetapkan.
5. Perjalanan dinas yang dilakukan pada hari libur/ di luar jam kerja tidak
dapat diperhitungkan sebagai Kerja Lembur, karena perjalanan dinas
tersebut memiliki ketentuan tersendiri.
BAB V
HARI LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
PASAL 13
HARI LIBUR PERUSAHAAN
1. Hari libur yang diakui oleh Perusahaan adalah hari libur resmi yang
ditetapkan oleh pemerintah setiap tahunnya.
18
2. Hari libur mingguan bagi Karyawan unit kerja operasional tidak wajib jatuh
pada setiap hari Sabtu/Minggu, akan tetapi dapat dialihkan pada hari
lainnya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
PASAL 14
CUTI TAHUNAN
1. Karyawan berhak atas cuti tahunan setiap kali setelah mempunyai masa
kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut sebanyak 12 (dua belas) hari
kerja dengan mendapatkan upah penuh.
3. Bagi Karyawan yang hak cutinya belum diambil, baik karena alasan
sendiri atau karena alasan penundaan dan permintaan oleh Perusahaan
sampai dengan bulan Desember tahun berjalan, diberi kesempatan untuk
mengambil cuti tersebut sampai selambat-lambatnya bulan ke 3 (tiga)
tahun berikutnya dengan mengajukan permohonan secara tertulis/aplikasi
online.
9. Karyawan yang tidak hadir pada hari kerjanya tanpa ijin atau tanpa
memberitahukan atasannya, dianggap tidak hadir tanpa ijin/ mangkir dan
dapat diberi surat peringatan. Jumlah hari ketidakhadiran karena mangkir
akan mengurangi sisa cuti tahunan.
20
PASAL 15
ISTIRAHAT HAID, MELAHIRKAN, DAN KEGUGURAN
1. Karyawan wanita pada hari pertama dan kedua waktu haid merasakan
sakit, diperbolehkan untuk tidak masuk bekerja dengan sepengetahuan
dan seijin atasan yang berwenang dan menyertakan surat dokter.
21
PASAL 16
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPATKAN UPAH
22
3. Pengambilan hak atas Ijin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapat
Upah sebagaimana disebut ayat (2) Pasal ini, hanya dapat diambil pada
saat peristiwa itu terjadi, kecuali ayat (2) huruf a, pengambilan hak dapat
dilakukan pada saat akad nikah atau resepsi pernikahan.
23
PASAL 17
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA UPAH
4. Ijin sebagaimana disebut pada ayat (1) Pasal ini merupakan ijin
meninggalkan pekerjaan tanpa mendapatkan Upah.
BAB VI
PENGUPAHAN DAN PENILAIAN HASIL KERJA
PASAL 18
PENGUPAHAN
24
2. Besaran Upah ditentukan Grading dan/atau jabatan Karyawan dan Upah
terendah tidak lebih kecil dari Upah Minimum yang ditentukan Pemerintah
Republik Indonesia.
5. Upah yang diterima Karyawan akan dipotong untuk Tunjangan Hari Tua
(THT), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
Pensiun serta Pajak Penghasilan (Pph 21) sesuai ketentuan berlaku.
PASAL 19
PENINJAUAN UPAH SECARA BERKALA
PASAL 20
FORCE MAJEURE
Apabila terjadi gejolak inflasi diluar dari kondisi normal dengan parameter
indeks Biro Pusat Statistik telah mencapai 35% (tiga puluh lima persen),
Perusahaan akan mengadakan rapat dalam rangka menentukan langkah-
langkah yang akan diambil oleh Perusahaan.
PASAL 21
TUNJANGAN HARI RAYA (THR)
2. Karyawan yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan tetapi kurang dari
12 (dua belas) bulan secara terus menerus diberikan THR secara
proporsional dengan masa kerja yakni dengan perhitungan jumlah masa
kerja dikali 1 (satu) bulan upah dibagi 12 (dua belas).
26
3. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan atau
lebih akan diberikan THR sebesar 1 (satu) bulan Upah.
PASAL 22
UPAH SELAMA SAKIT
2. Karyawan yang tidak dapat bekerja lebih dari 1 (satu) tahun penuh secara
terus-menerus atas dasar pertimbangan kesehatan yang dinyatakan oleh
dokter, dapat dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja yang
pelaksanaannya berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
27
3. Karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat
Kecelakaan Kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
melampui lebih dari 12 (dua belas) bulan serta atas dasar pertimbangan
kesehatan yang dinyatakan dokter, dapat mengajukan Pemutusan
Hubungan Kerja yang pelaksanaannya berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 23
PENILAIAN HASIL KERJA
2. Bentuk dan tata cara pemberian Penghargaan akan diatur lebih lanjut
dengan Surat Keputusan Direksi.
BAB VII
KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN KERJA
PASAL 25
SERAGAM KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA
PASAL 27
KECELAKAAN KERJA
PASAL 28
UANG DUKA
Apabila Karyawan meninggal dunia maka Ahli Waris sah yang terdata di
Perusahaan akan mendapatkan :
31
1. Hak-hak Karyawan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2. Santunan Kematian, Biaya Pemakaman, dan Tunjangan berkala dari
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan/atau BPJS
Kesehatan.
PASAL 29
BANTUAN BENCANA ALAM
PASAL 30
BANTUAN PERNIKAHAN
32
2. Pernikahan antar Karyawan hanya diberikan Bantuan Pernikahan senilai
Rp.700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah).
PASAL 31
HADIAH UNTUK ANAK KARYAWAN YANG BERPRESTASI
4. Pelaksanaan dan tata cara pemberian Hadiah untuk Anak karyawan yang
Berprestasi akan dilakukan oleh tim tersendiri yang dibentuk oleh
Perusahaan.
33
PASAL 32
FASILITAS KARYAWAN
PASAL 33
BIAYA PERJALANAN DINAS
2. Besaran dan tata cara pemberian Biaya Perjalanan Dinas diatur tersendiri
dalam Standard Operating Procedure.
PASAL 34
BANTUAN KARENA DITAHAN PIHAK YANG BERWAJIB
34
2. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk paling
lama 6 (enam) bulan terhitung sejak hari pertama Karyawan ditahan oleh
pihak yang berwajib.
3. Apabila lebih dari 6 (enam) bulan sejak hari pertama Karyawan ditahan
oleh pihak yang berwajib belum ada keputusan dan/atau Karyawan tidak
dapat melaksanakan Pekerjaan sebagaimana mestinya, maka
Perusahaan dapat melakukan proses Pemutusan Hubungan Kerja.
PASAL 35
PENSIUN
1. Usia Pensiun adalah 55 (lima puluh lima) tahun, namun apabila karyawan
telah mencapai usia 50 (lima puluh) tahun, Karyawan dapat mengajukan
pensiun dini apabila permohonannya disetujui Perusahaan.
35
PASAL 36
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
BAB VIII
KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN DISIPLIN KERJA
PASAL 37
KODE ETIK
3. Selalu menjaga diri untuk tidak melakukan korupsi dan mark-up, tidak
menerima komisi atau imbalan atau ucapan terima kasih dalam bentuk
apapun dari pihak ketiga dikarenakan Pekerjaan atau jabatan.
36
4. Selalu menjaga untuk tidak melakukan segala bentuk kegiatan yang dapat
menimbulkan pertentangan (conflict of interest) antara lingkup Pekerjaan
dan tugas kepentingan lainnya. Conflict of interest yang dimaksudkan
adalah adanya hubungan keluarga, hubungan kepemilikan, hubungan
bagi hasil, dan/atau hubungan bernilai ekonomis. Apabila dikemudian hari
timbul adanya kemungkinan conflict of interest maka Karyawan
berkewajiban memberitahu Perusahaan dan perlu mendapat persetujuan
tertulis dari Perusahaan.
PASAL 38
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
37
model tertutup dengan benar, rapi, bersih dan tidak menggunakan sepatu
sandal, memakai kaos kaki dan untuk Karyawan wanita tidak boleh
memakai sepatu hak tinggi.
3. Karyawan wajib memulai dan mengakhiri pekerjaan sesuai jam kerja yang
telah ditetapkan Perusahaan. Karyawan harus sudah hadir dan siap
melaksanakan pekerjaan minimal 5 (lima) menit sebelumnya.
4. Setiap Karyawan wajib mengisi tanda hadir dengan sarana atau alat yang
disediakan Perusahaan.
5. Karyawan dilarang mengisikan tanda hadir orang lain atau meminta orang
lain mengisikan tanda hadirnya.
38
9. Penukaran shift kerja dapat dilakukan hanya setelah mendapat
persetujuan atasan langsung yang kemudian dicatatkan di bagian
personalia Perusahaan.
11. Karyawan yang bermaksud ijin tidak masuk kerja untuk lebih dari 1 (satu)
hari karena suatu keperluan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelumnya wajib mengajukan permohonan tertulis dan/atau melalui
online dengan mendapat persetujuan atasan langsung, dan diketahui oleh
bagian personalia Perusahaan.
13. Apabila Karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan tertulis dan bukti-bukti
yang sah atau yang dapat diterima Perusahaan, maka Karyawan tersebut
dianggap mangkir.
39
14. Karyawan dapat menerima tamu pribadi di tempat yang disediakan atau
tempat yang tidak mengganggu tempat kerja dengan pembicaraan
seperlunya.
22. Karyawan dilarang melakukan pekerjaan lain selain pekerjaan yang telah
ditetapkan oleh Perusahaan dalam jam kerja.
24. Karyawan bersedia dipindahkan ke kantor pusat, kantor cabang, atau unit
40
kerja lain apabila menikah dengan sesama Karyawan dalam satu lokasi,
cabang, divisi, dan/atau unit kerja.
26. Pekerja yang seringkali tidak masuk dengan alasan sakit tanpa dapat
membuktikan surat keterangan dokter akan diberikan surat peringatan
dan jika diperlukan dapat dikirim ke dokter yang ditunjuk oleh perusahaan
untuk pemeriksaan berikutnya sebagai bentuk pembuktian.
27. Mencatatkan kehadirannya sebanyak 2 (dua) kali pada saat hadir bekerja
dan pulang bekerja untuk dirinya sendiri dan tidak mewakilkannya kepada
orang lain, atau bahkan mengisi/ mencatatkan kehadiran orang lain.
PASAL 39
PERNIKAHAN ANTAR KARYAWAN
41
BAB IX
SANKSI DAN PERINGATAN
PASAL 40
JENIS SANKSI
PASAL 41
TEGURAN
42
b. Tidak mencatatkan kehadiran sebanyak 2 (dua) kali pada saat hadir
bekerja dan pulang bekerja untuk dirinya sendiri;
c. Tidak bersikap sopan terhadap pelanggan, atasan dan/atau rekan
kerja;
d. Kurang bersungguh-sungguh dalam pekerjaan, malas dan tidak
bekerja semestinya;
e. Tidak memenuhi standar penampilan, kerapihan diri dan kebersihan
lingkungan kerjanya;
f. Berada di area kerja yang bukan merupakan tanggungjawabnya tidak
ada hubungan nya dengan pekerjaan;
g. Tidak dapat menunjukkan kartu ID pekerja pada saat diminta dan/atau
selama melaksanakan pekerjaan tanpa alasan yang dapat diterima;
h. Menggunakan telepon untuk kepentingan/ keperluan pribadi atau
fasilitas lainnya tanpa izin;
i. Tidak segera melaporkan perubahan alamat tempat tinggal, status
keluarga kepada perusahaan;
j. Meninggalkan tempat, peralatan kerja dan/ atau lingkungan kerja
dalam keadaan kotor dan berantakan setelah melakukan pekerjaan;
k. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan perusahaan namun
menurut pertimbangan pihak-pihak terkait termasuk dalam kategori
pemberian teguran lisan tercatat.
PASAL 42
SURAT PERINGATAN
45
i. melakukan tindakan di luar prosedur kerja yang telah ditentukan tanpa
ijin atasan yang berwenang yang dapat membahayakan atau
berpengaruh negatif terhadap Perusahaan;
j. menyalahgunakan Aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa
ijin Perusahaan;
k. tidur pada saat jam kerja.
l. Karyawan yang melakukan lebih dari 1 (satu) pelanggaran dengan
bobot kesalahan sesuai dengan pelanggaran pada tingkat surat
peringatan pertama.
46
f. melakukan tindakan provokatif dan sebagainya sehingga
mengganggu operasional Perusahaan;
g. menolak atau sengaja menghindar pemeriksaan oleh petugas
keamanan atau petugas lain yang diberi wewenang oleh Perusahaan;
h. mengisi tanda hadir Karyawan lainnya, atau menyuruh Karyawan lain
mengisikan tanda hadirnya;
i. membawa senjata api atau senjata tajam di Lingkungan Perusahaan,
kecuali karena jabatannya;
j. menyembunyikan penyakit yang diderita yang dapat membahayakan
dirinya maupun orang lain;
k. merokok di area gudang, kecuali ditempat yang telah disediakan.
l. Karyawan yang melakukan lebih dari 1 (satu) pelanggaran dengan
bobot kesalahan sesuai dengan pelanggaran pada tingkat surat
peringatan kedua.
YANG
MASA
SANKSI MENGELUARKAN TEMBUSAN
BERLAKU
DAN MEMBERIKAN
Manager/
Peringatan Lisan 3 bulan Atasan Langsung Personalia/
Tercatat HRD
Atasan Langsung/ Personalia/
Surat Peringatan I 6 bulan
Setingkat Manager HRD
Atasan Langsung/ Personalia/
Surat Peringatan II 6 bulan
Setingkat Manager HRD
Manager
Personalia/
Surat Peringatan III 6 bulan berkoordinasi dengan
HRD
Personalia/ HRD
Pemutusan Hubungan Kerja Personalia/HRD
5. Pemberian Surat Peringatan tidak harus berurutan tetapi berdasarkan
pada berat ringannya tingkat pelanggaran yang dilakukan.
47
6. Pemberian Surat Peringatan akan mempengaruhi penilaian karyawan
yang berdampak pada demosi, penundaan kenaikan
upah/pangkat/jabatan dan pencabutan fasilitas/tunjangan jabatan,
penundaan dalam kenaikan gaji tidak berlaku surut/ rapel.
48
BAB X
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 43
UMUM
PASAL 44
MENGUNDURKAN DIRI DAN DIKUALIFIKASIKAN MENGUNDURKAN DIRI
1. MENGUNDURKAN DIRI
a. Karyawan yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas
dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara
langsung, memperoleh uang penggantian hak dan Uang Pisah yang
besarannya akan diatur dalam Pasal 46 Peraturan Perusahaan ini.
49
b. Karyawan yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam
huruf (a), harus memenuhi syarat:
i. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri.
ii. Tidak terikat dalam ikatan dinas.
iii. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai dengan tanggal
pengunduran diri.
PASAL 45
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PELANGGARAN
51
6. Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Perusahaan dapat terjadi
apabila Karyawan:
a. melakukan pelanggaran pada saat masih berlakunya Surat
Peringatan Ketiga;
b. melakukan satu atau beberapa tindakan pelanggaran berat sebagai
berikut :
i. melakukan usaha-usaha dan/atau tindakan-tindakan yang
bertujuan untuk memperoleh atau mendapatkan keuntungan
dan/atau kepentingan diri pribadi dan/atau orang lain di dalam
menjalankan tugas dan Pekerjaan;
ii. menerima dari siapapun hadiah, pemberian, atau balas jasa
dalam bentuk apapun untuk melakukan hal-hal yang dapat
merugikan, mengurangi keuntungan, dan/atau menambah biaya,
ongkos, atau pengeluaran Perusahaan;
iii. menyalahgunakan wewenang dan/atau jabatan untuk
kepentingan dan/atau keuntungan diri pribadi dan/atau orang lain;
iv. melakukan satu atau beberapa tindak pidana kejahatan baik di
dalam maupun di luar Perusahaan;
v. memberikan dan/atau menggunakan keterangan palsu atau yang
dipalsukan termasuk dokumen sehingga dapat merugikan
Perusahaan atau negara;
vi. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai,
mengedarkan, dan/atau memperdagangkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di Lingkungan Perusahaan;
vii. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di Lingkungan
Perusahaan;
viii. berkelahi, menyerang, menganiaya, mengancam, atau
mengintimidasi baik fisik maupun mental Karyawan lainnya di
Lingkungan Perusahaan;
52
ix. membujuk Karyawan lain untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan hukum/kesusilaan serta peraturan
perundangan yang berlaku;
x. melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri maupun
orang lain di Lingkungan Perusahaan;
xi. menyalahgunakan Kartu Pengenal, cap, stempel, kertas dan
amplop surat berlogo atau atribut lainnya yang mewakili
Perusahaan untuk kepentingan tertentu yang dapat mencemarkan
nama baik Perusahaan dan/atau merugikan Perusahaan;
xii. ceroboh atau membiarkan teman sekerja dalam keadaan bahaya
di tempat kerja;
xiii. membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang
seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara;
xiv. melakukan kolusi, korupsi, menerima uang atau barang atau
komisi untuk kepentingan pribadi dilakukan atas nama
Perusahaan;
xv. dengan sengaja melakukan penyimpangan Standard Operating
Procedure yang mengakibatkan kerugian Perusahaan;
xvi. mempunyai keterikatan hubungan kerja dengan pihak luar atau
pihak ketiga tanpa ijin atasan langsung atau Perusahaan;dan
xvii. apabila karyawan mempunyai itikad tidak baik melakukan
kesalahan yang diatur dalam peraturan perusahaan dengan
sengaja dan untuk tujuan tertentu dengan maksud agar
mendapatkan keuntungan pribadi.
53
PASAL 46
UANG PISAH
1. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun
akan diberikan 50% dari Upah;
2. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan)
tahun akan diberikan 100% dari Upah;
3. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas)
tahun akan diberikan 150% dari Upah;
4. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima
belas) tahun akan diberikan 200% dari Upah;
5. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih akan diberikan 250% dari
Upah.
BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH
PASAL 47
PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN KARYAWAN
Sudah menjadi keinginan kedua belah pihak bahwa setiap keluhan dan
pengaduan seseorang Karyawan akan diselesaikan seadil-adilnya dan
secepat mungkin, karenanya apabila seorang Karyawan menganggap bahwa
terhadapnya diperlakukan tidak adil ataupun tidak wajar serta bertentangan
54
dengan isi dan jiwa Peraturan Perusahaan, maka Karyawan dapat
menyampaikan pengaduan ataupun keluhannya melalui tata cara di pasal-
pasal berikut. Suatu prosedur yang jelas harus ditempuh Karyawan dalam
penyelesaian keluhan/pengadaannya dengan tetap mempertahankan
ketenangan dan disiplin kerja sebagaimana mestinya, yang didasarkan
kepada musyawarah untuk mufakat.
PASAL 48
TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN KARYAWAN
1. Langkah Pertama :
Karyawan menyampaikan keluhan itu langsung, dan/atau melalui
perwakilan pada masing-masing bagian, kepada Atasan Langsung
Karyawan atau melalui Media Internal Karyawan (MIKA). Dalam waktu 3 x
24 jam, Atasan Langsung melakukan penyelesaian dan/atau
mengeluarkan keputusan atau ketentuan yang didasari atas dasar
pertimbangan dan hasil musyawarah mufakat.
2. Langkah Kedua :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Pertama tidak bisa dicapai, maka
Karyawan yang bersangkutan dapat menyampaikan keluhan itu kepada
People Development Manager ( PDM ) dan/atau Regional Employee
Relation Specialist di Kantor Cabang dan/atau Industrial & Employee
Relation Manager di Kantor Pusat, dengan pemberitahuan kepada
atasan.
55
3. Langkah Ketiga :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Kedua belum juga dapat
menyelesaikan keluhan, maka Karyawan dan Perusahaan segera
menyelesaikan permasalahan keluhan itu melalui forum dan pendekatan
Bipartit.
4. Langkah Keempat :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Ketiga belum juga dapat
menyelesaikan keluhan, maka apabila memenuhi kualifikasi, Karyawan
dan/atau Manajemen dapat menyelesaikan keluhan itu melalui prosedur
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 49
HUTANG
2. Apabila setelah dihitung sesuai dengan ketentuan ayat (1) Pasal ini,
ternyata Karyawan masih memiliki Hutang kepada Perusahaan, maka
56
Karyawan yang bersangkutan berkewajiban untuk melunasi sisa hutang-
hutangnya kepada Perusahaan.
PASAL 50
MASA BERLAKU
Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk masa 2 (dua) tahun sejak mendapat
pengesahan dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
PASAL 51
PENUTUP
5. Segala hal yang tidak maupun belum cukup diatur di dalam Peraturan
Perusahaan ini, akan diatur kemudian dengan Surat Keputusan Direksi
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perusahaan ini dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 15 April 2019
PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.
58