Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Ayu Faradila

LOGIKA

Ide atau pengertian yang terdapat dalam alam pikiran kita tidak memiliki bentuk yang
nyata. Maka dari itu agar ide atau pengertian dapat menjadi berguna, butuh suatu implementasi
dan tidak hanya di pendam dalam diri kita saja. Adanya implementasi dari suatu ide yang nyata
akan berguna untuk kita (yang mempunyai ide). Oleh karena itu kita perlu menyatakannya dan
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Itu semua terdiri dari kata-kata, simbol-simbol, term-
term untuk menyatakan ide-ide dan pikirannya.

Selama ini hal yang perlu diperhatikan adalah unit dasar bahasa yang kita gunakan yaitu
kata-kata. Tetapi sebenarnya perhatian yang lebih utama bukanlah kata-kata, melainkan pada
term-term. Dalam berlogika kita membutuhkan suatu ide yang tertera tak hanya sekedar dalam
hanya kata-kata. Koita harus dapat memilih arah yang tepat untuk mengutarakan ide untuk
menjadi suatu definisi yang jelas.

Dalam ilmu logika, untuk mengerti arti dari kata tertentu tidak hanya memperhatikan
fungsi dan tempat kata itu di dalam suatu kalimat saja. Namun pemikiran kita terdiri dari kata-
kata atau pemikiran yang tidak terlepas antara satu sama lain. Kata-kata dihubungkan menjadi
satu kalimat sehingga mengandung arti. Kata-kata yang tidak jelas atau salah akan menjadikan
kesalahpahaman. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengerti kata-kata apa yang kita pakai,
pengertian kata yang terkandung di dalamnya dan kenyataan yang hendak dimaksudkan dengan
kata itu

Pengertian Term

Term merupakan ekspresi verbal dari suatu ide. Term itu adalah suatu bunyi yang
diucapkan dan berfungsi sebagai suatu tanda konvensional dari suatu ide yang terdapat di fikiran
kita atau batin kita. Lebih jelasnya term adalah bagian dari suatu kata yang berfungsi sebagai S
atau P.

Di dalam buku Dr. W. Poespoprodjo, SH, pengertian term adalah pernyataan ide
atau konsep dalam kata atau sejumlah kata. Pembagian term sama dengan pembagian yang
berlaku pada konsep atau ide. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, maka
terdorong untuk mengungkapkan pikirannya. Oleh karena itu, digunakan tanda-tanda sebagai
sarana hubungan.
Macam-macam Term

1. Di lihat dari segi isi yang terkandung dalam Term. Term terbagi menjadi dua, yaitu :

 Term yang bersifat kategorimatis

Term kategorimatis adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Contohnya
seperti kata bunga, binatang, burung, pohon. Kategori term itu disebut term tunggal. Ada juga
yang disebut term majemuk yaitu term yang terdiri dari dua kata atau lebih dan berfungsi sebagai
S atau P. Contohnya seperti gunung yang tinggi, Doni yang memakai topi, Arina yang menyanyi
dan lainnya.

 Term yang bersifat sinkategorimatis.

Digunakan sebagai term yang tidak bisa memiliki arti jika bantuan kata-kata yang lain.
Dapat pula dikatakan sebagai kata penghubung. Contohnya kata yang, di, dan, untuk, kepada,
dan lainnya. Dalam term yang bersifat sinkategorismatis ini dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:

a. Univocal

Dalam kategori ini digunakan untuk hal atau benda yang mempunyai arti sama.
Contohnya: Adam adalah manusia, Regina adalah manusia. Jadi manusia digunakan
dalam arti yang sama berupa Adam dan Regina yang sama-sama manusia.

b. Equivocal

Dalam kategori ini digunakan untuk hal atau benda yang mempunyai arti berbeda.
Contohnya : Kambing itu adalah kambing hitam, Ujang adalah orang yang sering
dijadikan kambing hitam di kampusnya. Dapat kita perhatikan pada proposisi pertama
mempunyai arti kambing yang berwarna hitam. Sedang proposisi yang kedua mempunyai
arti bahwa Ujang sebagai kambing hitam itu adalah orang yang selalu disalahkan
padahal ia tidak salah.

c. Analogis

Dalam kategori ini digunakan untuk hal atau benda yang mempunyai arti berlainan,
namun dari segi tertentu memiliki arti yang sama. Misalnya, kaki seorang wanita dan
kaki meja, atau seseorang yang sehat dan obat yang sehat.
2. Dilihat dari segi asas perlawanan atau ketidaksesuaian dapat dibedakan menjadi empat bagian.
Yaitu:

 Term-term kontradiktoris. Dua term yang saling mengingkari term lainnya. Contoh: mati-
tidak mati, Hidup-tidak hidup, ada-tidak ada.

 Term-term kontraris. Dua term yang berada dalam kelas yang sama. Contoh: dingin-
panas (temperature), bahagia-sengsara (perasaan), hitam-putih (warna).

 Term-term privatif. Term yang menyatakan suatu yang secara ilmiyah dimiliki atau tidak
memiliki. Contoh: kekayaan-kemiskinan, kesehatan-ketidaksehatan.

 Term-term relatif. Term satu menyiratkan term lainnya. Contoh: suami-istri, guru-murid.

3. Dilihat dari kuantitasnya, term dibagi menjadi empat yaitu term singular, term partikular, term
universal, dan term kolektif. Berikut adalah pengertiannya :

 Term singular adalah term yang menyebut hanya satu individu atau obyek tertentu.
Contoh: Sinta, Rodhiyah, buku ini, pensil ini.

 Term partikular adalah term yang menyebut hanya sebagian dari seluruhnya. Contoh:
beberapa mahasiswa, beberapa dosen, sebagian manusia, sebagian binatang.

 Term universal adalah term yang menyebut seluruh lingkungan dan bawahannya masing-
masing tanpa ada yang dikecualikan. Contoh: Manusia, hewan, kucing, tikus.

 Term kolektif adalah term yang mengacu pada satu kumpulan atau obyek/ individu yang
dianggap sebagai satu unit. Contoh: Keluarga, masyarakat, regu, Jemaah, rombongan.

4. Di lihat dari segi hakikat referen dibedakan menjadi tiga yaitu term konkret, term abstrak, term
kosong. Berikut adalah pengertiannya:

 Term konkret yaitu term yang referennya nyata atau dapat dialami secara indrawi.
Contoh: rumah, kucing, manusia, pohon, bunga, dan lainnya.

 Term abstrak yaitu term yang referennya tidak dapat dialami secara empiris. Hanya dapat
dimengerti dalam fikiran saja. Contoh: keberanian, kemanusiaan, kebaikan, keadilan.

 Term kosong yaitu term yang tidak memiliki referen-referen actual tetapi memiliki
referen-referen imaginer. Contoh: peri, jin, malaikat, syaiton
DAFTAR PUSTAKA

Poespoprodjo dkk. 2011. Logika Ilmu Menalar. (Bandung: Pustaka Grafika).

Hendrik Rapar, John. 1996. Pengantar Logika (Asas-asas penalaran sistematis). (Yogyakarta:
Kanisisus).

Raga Maran, Rafael. 2007. Pengantar Logika. (Jakarta:Grasindo).

Lanur, Alex. 1983. Logika Selayang Pandang. (Yogyakarta: Kanisius)

Poespoprodjo dkk. 1999. Logika Scientifika-pengantar dialektika dan ilmu. (Bandung: Pustaka
Grafika)

Anda mungkin juga menyukai