Anda di halaman 1dari 28

Penyakit Parasiter pada Carnivora

(Anjing dan Kucing).

Penyebab :
 Cacing Nematoda
 Cacing Cestoda
 Cacing Trematoda
 Protozoa : golongan koksidia : Toxoplasma dan Isospora
 Ektoparasit

Nematoda

A. Cacing kait pada anjing dan kucing


Famili Ancylostomatidae
 Anggota cacing ini disebut cacing kait bentuknya seperti kait (pada
ujung anterior melengkung).

 Menyebabkan angka kesakitan (morbiditas) dan mortalitas / kematian


yang tinggi terutama karena cacing menghisap darah di daerah
saluran pencernaan.

1
 Contoh : Ancylostoma
 Hospes : anjing, kucing, srigala
 Lokasi : usus halus
 A. caninum = hospes anjing
 A. tubae forme = hospes kucing
 A. brazilienze = hospes anjing dan kucing
 Distribusi : daerah tropis yang lembab

Patogenesis
 Menyebabkan akut / kronis anemia hemoragi
 Umum pada anak anjing dan anjing < 1 tahun (infeksi trans mamae)
→ kadar Fe rendah.
 Kehilangan darah mulai hari ke -8 setelah infeksi (L3 infeksi peroral)
→ cacing sudah dewasa muda, sudah punya gigi pada capsula
bucalis → memotong mukosa usus yang mengandung arteriola →
perdarahan. Tiap cacing menghisap darah 0,1 ml / hari.
 Infeksi berat (beberapa ratus cacing ) → anemia akut pada anak
anjing.
 Infeksi ringan pada anjing dewasa → anemia tidak terlalu berat
sumsum darah sudah bisa mengkompensasi untuk menambah
produksi darah. Tapi tetap terjadi defisiensi Fe → terjadi anemia
mikrositik hypochromic.
 Bila infeksi percutan → reaksi pada kulit berupa eksim basah terutama
interdigital.

Gejala Klinik
Pada infeksi akut :
 Anemia, gangguan pernafasan.
2
 Pada anak anjing yang menyusui → anemia berat, diare berdarah,
berlendir, sesak nafas. Bias karena anoxia karena anemia, bias
karena kerusakan pada pulmo.

Pada infeksi kronis :


 Kurus / berat badan turun, bulu kusam, nafsu makan turun, pica
(makan benda asing).
 Gangguan pernafasan, lesi kulit.

Diagnosis
 Berdasar gejala klinis, sejarah, didukung pemeriksaan darah dan tinja,
telur pergram tinja / epg bias untuk konfirmasi berat ringan penyakit.
 Anak anjing yang masih menyusu → gejala klinisnya lebih hebat,
walau belum ditemukan telur cacing di tinja.
 Ditemukan telur cacing di tinja → sudah merupakan konfirmasi
tentang adanya infeksi.

Pengobatan :
 Anthelminthika a.l : Tenium, Mebendazole, Fenbendazole, Dichlorfos,
Nitroscanate.
 Untuk infeksi berat : injeksi Fe, diet tinggi protein, tranfusi untuk anjing
muda.

Kontrol :
 Pemberian obat cacing regular, kebersihan lingkungan
 Anjing bias saja disapih dan dewasa diobati 3 bulan sekali.
 Anjing bunting diobati minimal 1 kali selama bunting.
 Anjing menyusui diobati umur 1 – 2 minggu (2 x), diulang 2 minggu
kemudian (obat khusus untuk anak anjing).
 Dosis tinggi fenbendazole mencegah infeksi prenatal diberikan 3
minggu sebelum dan sesudah beranak. (Bisa untuk Toxocara dan
Ancylos)

3
 Lantai kandang harus kering, bersihkan tiap hari
 Bila ada wabah, tanah di treatment dengan Sodium borat →
membunuh larva cacing (tapi jangan membunuh rumput).

A. tubaeformae
 Hospes : kucing
 Siklus Hidup = pada anjing (A. caninum), dikucing tidak
ada infeksi transmamae.
A. braziliense
 Hospes : anjing dan kucing.
 Siklus hidup = A. caninum, tapi insiden infeksi
transmamae sedikit
Patogenesis
 Terjadi hypoalbuminemia.
 Bukan penghisap darah yang ganas, pada anjing tidak terlalu
pathogen → terjadi gangguan pencernaan dan kadang – kadang
diare.
 Pengobatan = A. caninum

 Kepentingan utama A. Braziliense adalah : penyebab cutaneus larva


migran pada orang. Lesi menciri dengan Tortous erythremathosus
inflamatory tract di dalam dermis dan gatal yang berat yang
disebabkan oleh larva infektiv A. Braziliense (L3) → bisa juga karena
larva cacing Uncinaria → menembus kulit → mengembara di dermis,
larva tidak berkembang, tapi lesi pada kulit bertahan selama beberapa
minggu.
Uncinaria
 Hospes : anjing, kucing, serigala
 Lokasi : usus halus
 Species = U. Stenochepala
 Cacing kecil ± panjang 1 cm.
 Siklus Hidup = seperti A. Caninum tetapi tanpa migrasi dipulmo (pada
infeksi oral). Bisa infeksi percutan, infeksi trans mamae tidak ada.
 Periode Prepaten (PP) = hari
4
Patogenesis dan Gejala Klinik
 Umum ditemukan pada anjing pekerja
 Bukan penghisap darah yang ganas
 Anak anjing yang terinfeksi berat terjadi :
Hypoalbuminemia
Anemia ringan
Diare
Anorexia
Lemah
 Pada anjing yang sensitif → pedal dermatitis pada kulit interdigital.
Diagnosis
 Dari gejala klinik
 Pemeriksaan tinja → menemukan telur cacing

Diferential diagnosis
 Menemukan tinja yang mengandung telur cacing → menjadi larva.

Obat dan kontrol


 Anthelmintik reguler
 Kebersihan lingkungan
 Dermatitis pada kaki sukar diobati, tetapi pelan – pelan akan
berkurang bila tidak ada reinfeksi.
TOXOCARA
Toxocara canis
 Hospes : anjing
 Lokasi : usus halus
 Distribusi : seluruh dunia

5
Identifikasi
 Cacing : putih, besar, panjang ± 10 cm
 Telur : coklat tua, subglobular, cangkang tebal berlekuk

Pathogenesis
Infeksi ringan – sedang :
 Fase migrasi larva sempurna, tanpa tejadi kerusakan jaringan yang
nyata
 Cacing dewasa hanya menimbulkan reaksi ringan di usus.

Infeksi berat
 Fase pulmoner dari larva ditandai pneumonia,
kadang edema pulmo
 Cacing dewasa menyebabkan enteritis →
sumbatan dapat parsial/komplit
 Perforasi, peritonitis, sumbatan saluran empedu.

Tanda – tanda klinis


Infeksi ringan – sedang
 Tidak ada tanda – tanda klinis selama fase pulmoner dari migrasi
larva

6
 Cacing dewasa di usus → menyebabkan pot – belly, gagal tumbuh,
diare.
 Kadang – kadang cacing keluar bersama feses atau muntahan
Infeksi berat → berhubungan dengan kerusakan pulmo
 Batuk
 Frekuensi nafas meningkat
 Keluar discharge berbusa dari hidung
 Hewan yang terinfeksi secara transplacental dapat mati dalam
beberapa hari setelah lahir.
 Kadang – kadang terjadi kejang.
Diagnosis
 Diagnosis yang ditegakkan pada fase pulmoner dari infeksi berat
hanya diagnosis sementara.
 Diagnosis didasarkan pada tanda-tanda pneumonic pada kotoran,
bahkan dapat diketahui 2 minggu setelah lahir.
 Pemeriksaan feses – ditemukan telur berbentuk sub globuler, warna
coklat, dengan dinding tebal berlekuk.
Pengobatan dan Pengawasan
 Cacing dewasa dapat dibunuh dengan obat antihelmintik.
 Drug of choice : Piperazine.
 2nd line drug : Benzimidazole, Fenbendazole, Mebendazole,
Nitroscanate.
Dosis
 Anjing diberi pengobatan pada saat usia 2 minggu – ulangi lagi 2
minggu kemudian – untuk mencegah infeksi prenatal.
 Induknya juga harus diobati pada waktu yang sama.
 Dosis tambahan diberikan lagi saat anjing berusia bulan.
 Jika diberi anjing baru – diberi obat 2 x dengan interval 14 hari.
VISCERAL LARVA MIGRANS
 Infeksi pada manusia yang disbabkan larva Toxocara canis, terutama
pada kulit.
 Terjadi pada anak yang sering kontak dengan hewan atau sering
kontak dengan daerah yang terkontaminasi kotoran hewan.

7
 Inovasi larva sebagian besar terbatas pada hati tapi kadang-kadang
larva dapat menembus ke sirkulasi dengan mengifasi ke organ lain,
yang paling sering adalah ke mata.

Pengawasan dan Pencegahan


 Antihelmintik

 Juga kebersian hewan piaraan

Toxocara cati
 Hospes : kucing
 Lokasi : usus halus
 Distribusi : seluruh dunia

Identifikasi
 Cacing : - Putih, besar
- Cervikal alae memiliki bentuk
seperti anak.
- Cacing jantan memiliki tonjolan pada ujung ekor
 Telur : sub globular, dinding tebal berlekuk, hampir tidak berwarna
Patogenesis dan tanda klinis
 Tidak ada fase migrasi
 Tanda-tanda : pot belly, diare, bulu yang jelek, gagal tumbuh.

Diagnosis
 Telur pada tinja

8
Pengobatan
 Sama dengan pengobata toxocara canis

Pengawasan
 Memberi antihelmintik sejak dini dan berulang
 Memindahkan kucing dari tempat yang lembab
Toxascaris
Hospes : anjing dan kucing
Lokasi : usus halus
Species : toxocara leonina
Distribusi : seluruh dunia

Identifikasi
 Cacing : mirip T. Canis, perbedaanya
adalah tidak adanya tonjolan pada ujung ekor cacing jantan.
 Perbedaan dengan T.canis adalah pada bentuk cervical alae , yaitu
berbentuk lanceolate.
Telur : - Ovoid - Dinding tebal, halus
Siklus hidup
 Hewan terinfeksi jika menelan telur yang
berisis larva 2 atau menelan larva yang
terdapat pada daging tikus.
 Perkembangan selanjutnya berlangsung di dinding dan lumen usus
 Tidak ada migrasi
 Periode prepatent : kurang lebih 11 minggu

Pengobatan
 Pengobatan dengan dengan antelmintika
 Tingkat kebersihan hewan

Spirocerca
 Hospes : anjing, kadang – kadang kucing

9
 HI : kumbang tahi
 Spesies : Spirocerca lupi
 Distribusi : daerah tropis dan sub tropis
 Cacing dewasa ditemukan di dalam nodul granulomatosa yang besar,
di dalam dinding esofagus. Menyebabkan gejala klinis yang macam –
macam termasuk osteophageal osteosarcoma

 Migrasi larva menyebabkan lesi yang khas pada dinding aorta, dimana
cacing dewasa ditemukan dalam lesi granulomatosa pada dinding
esofagus dan lambung.

Identifikasi
 Lesi granulomatosa sebesar bola golf → ciri khas
 Sejumlah cacing berwarna pink terlihat pada seksi lesi granulomatosa
tersebut, tetapi sukar diambil karena berbentuk coil dan panjang ± 8
cm

Siklus hidup

 Telur berlarva → melalui tinja / muntahan → HI → L3 mengkista →


tertelan HO (anjing)

Patogenesis dan Gejala klinis


 Larva yang bermigrasi menyebabkan luka parut pada dinding dalam
aorta. Bila berat bisa menyebabkan kekakuan, ruptur aorta.

10
 Granuloma pada esofagus mencapai ukuran 40 cm → menyebabkan
disfagia / sulit menelan, muntah karena ada sumbatan dan radang.

Komplikasi
 Esophageal osteosarcoma (jarang) → tingkat invasi cepat →
metastase
 Jarang terjadi juga : spondylosis pada vertebra thoracica atau
hyperthropic pulmonary, osteoarthrophathy pada tulang – tulang
panjang (etiologi belum diketahui).

Diagnosis
 Ditemukan telur pada feses/ muntahan bila ada fistula pada
granuloma.
 Endoscopy dan radiography

Treatment
 Diethyl Carbamazine : 20 mg/ kg BB per oral untuk 10 hari
 Disophenol : 7 mg/kg BB sub cutan, diulang setelah 7 hari.
Tidak ada obat yang efektif untuk larva/cacing muda

Kontrol
 Sukar, karena ada HI dan H paratenik (ayam, burung liar, tidus, kadal)
 Anjing jangan diberi makan organ – organ visceral mentah (jerohan)
dari H paratenik.

Trichuris
 Lokasi : usus besar, terutama sekum
 Distribusi : seluruh dunia
Identifikasi
 Cacing dewasa panjang 4 – 6 cm

11
 Bentuk seperti cambuk, bagian posterior tebal dan anterior kecil
(seperti filament) → disebut cacing cambuk
 Terbenam dalam mukosa (bagiananterior cacing)

Hospes
 T. vulvis : anjing
 T. serrata : kucing

Siklus hidup
 Stadium infektif : L1 dalam telur → keluar bersama tinja
 Di alam bisa hidup beberapa tahun
 Cara infeksi : langsung (tanpa HI)

Patogenesis
 Pada umumnya infeksi ringan dan asimtomatik
 Infeksi berat menyebabkan diptheritic inflamation pada mukosa sekum
→ hal ini disebabkan gerakan kontinyu dari ujung anterior cacing yang
berada dalam mukosa sekum untuk menghisap darah dan cairan.
Gejala klinis
 Cacing dewasa pada sekum, untuk menimbulkan gejala, jumlah
cacing harus cukup banyak.
 Diare, kadang – kadang bisa berdarah
 Infeksi berat bisa terjadi pada anjing

Echinococcus
E. granulosus
Host : E. granulosus : Anjing, anjing liar, kecuali rubah
E. equinus : Anjing, rubah
12
H I : E. granulosus : hewan pengerat, manusia, babi
E. equines : Kuda dan Keledai
Lokasi : cacing dewasa di usus halus
Cyste hydatid di hati dan paru H I
Distribusi : E. granulosus : seluruh dunia
E. equines : terutama eropa

 Identifikasi
Makroskopis : pj 6 mm, bagian cacing t.d 1 buah scolek, 3 atau 4 buah
segmen, segmen gravid pjnya hampir ½ bagian dari panjang cacing
Mikroskopis : Scolek, segmen mempunyai genital tunggal, embriophore mirip
dg Taenia spp, tersusun radier dan mengandung 6 buah onchosphere yang
memiliki kait
 Siklus Hidup
Periode prepaten 40 – 50 hari,
hanya satu segmen gravid yang
dibuahi per hari
Onchosphere bisa hidup di dunia
luar 2 tahun
Kadang onchosphere masuk ke
sirkulasi sistemik dan berkembang di
jaringan/organ lain
Pertumbuhan hidatid lamban,
maturitas dicapai dalam 6 – 12 bulan
Pada hati dan paru ukuran cysta
mencapai 20 cm, dirongga perut
ukuran cysta bisa sangat besar dan
berisi cairan
Kapsul cysta terdiri dari : membrane
luar dan epitel germinal di sebelah
dalam. Saat cysta hampir matang
kapsul induk yang berisi beberapa
scolek bertunas
Sebagian kapsul induk terlepas dan
berada bebas dalam cairan hidatid
kapsul induk + scolek disebut
hydatid sand

 Patogenesis dan gejala klinis


Cacing dewasa tidak pathogen, tidak
menimbulkan gejala klinis

13
Pada hewan domestik, hydatid di hati atau paru biasanya tidak menimbulkan
gejala
Onchosphere yang ada di ginjal, pancreas, CNS, sumsum tulang
menyebabkan gejala yang bervariasi akibat pertumbuhan cysta yang
menekan jaringan sekitarnya

Pada manusia gejala yang diakibatkan hydatid lebih parah.

Diagnosis
Pada manusia : tes serologis fiksasi komplemen atau immunoelectrophorosis
Pada anjing : segmen cacing berukuran 2 – 3 mm, oval memiliki kutub
genital tunggal
Pemberian antihelmintik purgative (missal arecoline hydrochloride) sehingga
cacing dapat keluar bersama feses
Nekropsi : cacing pita terlihat seperti papilla kecil halus

Pengobatan
Praziquantel
Selama pengobatan anjing sebaiknya dikurung selama 48 jam mencegah
penularan
Pada manusia cysta hydatid harus dioperasi
Albendazole

Kontrol
Makanan anjing : hindarkan dari kontaminasi hydatid
Jauhkan anjing dari tempat penjagalan jangan sampai anjing makan daging
sisa hewan yang disembelih

E. multicularis
Host : anjing liar, anjing dan kucing
H I : hewan pengerat, mamalia, manusia
Lokasi : cacing dewasa usus, hydatid di hati H I
Distribusi : belahan utara, timur tengah, India, Jepang

Identifikasi
Secara umum = E. granulosus, tapi biasanya bersegmen 4 – 5

Siklus hidup dan pathogenesis


H I menelan onchosphere stadium larva berkembang di hati, disebut cysta
multilokuler atau alveolar yaitu suatu pertumbuhan difus dengan beberapa
rongga berisi matrik gelatinosa dimana scolek tertanam

14
Pertumbuhan stadium intermediate invasive, meluas local dan dapat
metastase
Famili Dilepididae
Cacing pita pada anjing, kucing, unggas
Scolek memiliki rostellum dengan beberapa baris kait
Stadium intermedite cystisercoid

Dipylidium
Host : anjing kucing, jarang pada manusia
H I ; kutu (C. canis, C felis, Pulex iritans)
Pijal (Trichodectes canis)
Lokasi : usus halus
Cystiserkoid pada kutu dan pinjal
Spesies : Dipilidium caninum
Distribusi : seluruh dunia

Identifikasi
Panjang maks 50 cm
Scolek memiliki rostellum yang menonjol dengan 4 – 5 kait
Proglotid mudah dikenali, panjang, seperti biji mentimun, dengan 2 set organ
genital pada tiap sisi

Siklus hidup
H I menelan segmen yang mengandung onchosphere masuk rongga
abdomen berkembang menjadi cystiserkoid
Cystiserkoid berkembang dalam tubuh kutu/pinjal 30 hari
Host menelan kutu/pinjal yang mengandung systicerkoid berkembang
sampai menghasilkan segmen gravid

Pathogenesis dan gejala klinis


Cacing dewasa bersifat non pathogen
Segmen yang berada pada anus menyebabkan anjing sering menggaruk
daerah perineum atau menggosok-gosokan anus ke lantai

Diagnosis
Ditemukan segmen disekitar perineum
Jika segmen masih baru bisa diamati bentuknya seperti biji mentimun dan
dua alat genital ditepinya
Jika segmen sudah kering/mengkerut, pecahkan segmen lihat dibawah
mikroskop

Pengobatan dan control


Antihelmintik : nitroscanate, niclosamide, bunamidine, parsiquantel,
Insektisida untuk membasmi kutu/pinjal

Diphyllobothrium
Merupakan parasit penting banyak berefek pada mamalia pemakan ikan

15
Host : manusia, anjing, kucing, babi, beruang
H I 1. copepoda (crustacean air) contoh cyclops
2. ikan air tawar

Identifikasi
panjang cacing mencapai 20 cm
scolek mempunyai bhotria
segmen dewasa dan masak berbentuk segi 4 dan porus genetalis di central

Siklus hidup
telur punya operculum corasidium yang bersilia dan motil tertelan copepoda
berkembang jadi larva parasitic I yaitu procercoid (dalam darah copepoda)
Copepoda termakan ikan procercoid bermigrasi ke otot ikan/organ viscera
menjadi larva II/plerocercoid (ukuran 5 mm, sudah punya scoleks yang
menciri)
Bila ikan yang mentah/kurang masak termakan HD plerocercoid menjadi
cacing dewasa di usus HD
Periode prepaten 4 minggu dari makan plerocercoid
Pathogenesis dan gejala klinis
Pada manusia menyebabkan anemia makrositik, menyerupai anemia
pernisiosa karena kurang vit B12

Diagnosis
Menemukan telur cacing di tinja

Pengobatan
Praziquantel, niclosamide efektif untuk cacing dewasa

Control
Anjing, kucing jangan diberi makan ikan mentah

Spirometra
Host : anjing, kucing, carnivor liar

Siklus hidup
Sama dengan
D. Latum,

16
Procercoid pada crustacea, Plerocercoid pada amphibian, burung dan
mamalia, Orang dapat terinfeksi plerocercoid bila :
Minum air yang mengandung crustacean infected, Makan hospes yang
mengandung plerocercoid (misal : makan daging babi yang kurang masak)
Zoonosis tersebut dikenal sebagai sparganosis
Sparganum : nama kuno dari plerocercoid
Sparganosis ditandai dengan adanya larva sepanjang 35 mm di otot dan
jaringan subcutan terutama di jaringan periorbita menyebabkan edema dan
radang

Cacing paru
Metastrongylus pada anjing dan kucing
Cacing golongan ini (superfamily) berlokasi di paru2
Genus yang penting
1. Oslerus(filaroides), merupakan cacing terbesar, ovovivipar telur
menetas di trachea, periode prepaten 10 - 18 minggu. Filaroides
osleri berlokasi di saluran nafas bagian atas yaitu di paryenchym paru.
Host ; anjing, kucing, Lokasi : cacing di dalam nodul fibrosa di trachea
di bagian bifurcasio dan bronchi, Spesies : Filaroides osleri, Ciri2 :
kecil, pucat, langsing, panjang sampai 1,5 cm, Diagnosis : berdasar
lesi dan lokasi cacing

Phatogenesis
Nodul pada trachea mulai nampak 2 bulan setelah infeksi
Warna nodul abu2 agak merah muda, cacing yang kecil terlihat menjulur
dipermukaan nodul, Nodul fibrosis dan masuk di mukosa diameter 2 cm,
kebanyakan ada di bifurcation trachea atau beberapa cm dari area tersebut

Gejala klinis
Pada umumnya tidak tampak, nodul2 tersebut hanya kadang2 terdeteksi
pada nekropsi, Gejala yang tampak gangguan respirasi batuk yang keras
terutama setelah berlari2, Kasus banyak terjadi pada anjing berumur 6 – 12
bulan, Infeksi ini penting untuk anjing pekerja kalau untuk anjing yang hanya
dirumah, jarang aktivitas, nodul di trachea bisa ditolerir sehingga anjing bisa
hidup lama dan hanya mengalami sedikit gangguan

Diagnosis
Swab pada mucus pharink, tapi perlu pengulangan, Bila batuk mengeluarkan
dahak bisa ditemukan larva cacing, Pemeriksaan tinja dengan metode
pengapungan/boerman, Bronchoscopy unuk melihat nodul dan koleksi larva

17
dengan anestesi, Radiography (sinar X) untuk mendeteksi nodul yang besar
pada lateral thorax

Pengobatan
Preparat : benzimidazole, fenbendazole, oxfandazole mengurangi jumlah
larva yang keluar

Control
Sukar kecuali induk yang terinfeksi bisa dideteksi kemudian diobati sebelum
melahirkan dan selama laktasi.

Aelurostrongylus
Spesies : A. obstrusus, Host : kucing, H I : moluska, Lokasi : parenchyma
paru2 dan bronchi, Distribusi : seluruh dunia
Identifikasi: Cacing, telur dan larva tampak pada jaringan paru, Cacing 1 cm,
langsing, rapuh sukar diambil secara utuh

Siklus hidup
Cacing ovovivipar L1 keluar bersama tinja termakan H I (siput) menjadi L3
yang infektif, Bila HD kucing makan H I L3 masuk melalui peredaran darah
/limfe ke paru, Periode prepaten : 4 – 6 minggu, Cacing bisa hidup diparu
sampai beberapa tahun

Pathogenesis
Cacing ini pathogenesisnya rendah, infeksi hanya ditemukan secara
kebetulan saat nekropsi
Pada kebanyakan kasus pada paru terlihat foci multiple kecil dengan pusat
ke abu2an berisi cacing dan debris jaringan tapi pada kasus yang berat
nodul yang besar bisa tampak pada permukaan paru dengan perkejuan
dibagian sentral
Secara mikroskoipik alveoli terblokir oleh telur cacing, larva dan reruntuhan
sel dapat berlanjut menjadi granuloma
Perubahan khas hipertropi dan hyperplasi muscular pada tunica media arteri
pulmonalis, perubahan ini ireversibel
Perubahan yang lain bisa cepat kembali normal dan pulmo akan kembali
normal dalam 6 bulan, walau masih ada sedikit cacing yang tersisa

Gejala klinis
Ringan, Kucing istirahat : batuk ringan, kronis, Kucing exercise : batuk,
bersin, sesak nafas ringan, keluar sputum mucoid
Diagnosis
Pemeriksaan tinja dengan metode natif, sentrifuse, Bearman untuk
menemukan L1, Pharyngeal swab, Radiologi

Pengobatan
Farbendazole
Control HD (kucing) jauhkan dengan H I (siput)

18
Angiostrongylus
Host : anjing
H I : siput, Lokasi : ventrikel kanan jantung, arteri pulmonalis
Distribusi seluruh dunia, Spesies : A. vasorgum

Identifikasi: Cacing langsing, panjang 2,5 cm


Siklus hidup
Periode prepaten 7 minggu
Cacing bertelur di arteri pulmonalis yang besar masuk ke kapiler menetas L1
masuk ke alveoli masuk ke trachea ke saluran cerna L1 keluar bersama tinja
L1 masuk ke H I infektif dalam 17 hari.
H I termakan HD L3 melalui aliran darah dan limfe ke pulmo bisa juga ke hati
Cacing bisa hidup di anjing lebih 2 tahun

Pathogenesis
Angyostrongylosis pada anjing biasanya kronis, berbulan2 bertahun2
Efek patogenik biasanya karena ada cacing larva dan telur di vena yang
besar dan di arteriola, capiler pulmo. Sumbatan ini bisa menyebabkan gagal
jantung
Terjadi endarteritis. Periartritis fibrosis, pada nekropsi vena terpalpasi seperti
pipa
Penyakit bisa berkembang ke ventrikel kanan terjadi endokarditis pada
valvula tricuspidalis
Terjadi gangguan pada system penjedalan darah sehingga terjadi subcutan
hematoma

Gejala klinis
Biasanya tak tanmpak
Bila infeksi berat, pada anjing yang aktif tachypnea, batuk berdahak, sputum
campur darah
Pada infeksi berat yang lama gejala tampak walau anjing sedang istirahat.
Syncope yang berulang2
Infeksi akut batuk keras, dyspnoe, sputum putih kekuningan mengandung
darah

Diagnosis
Pemeriksaan feses L1
Pemeriksaan sputum L1
Dihubungkan dengan gangguan pernafasan dan sirkulasi, Pengobatan:
Mebendazole, selama 5 hari 1x/hari. Control:Terhadap H I (siput)

Trematoda gastrointestinal
Echinochasmus perfoliatus
H D : anjing, kucing. H I ; siput

Menyebabkan interitis yang berat

19
Pengobatan : benzimidazole, oxyclozamide,nafozamide, brotionide. Control
terhadap siput

Trematoda di hepar

Platynosomum fastossum
Host : kucing
Lokasi : hati, duktus biliverus
H I ; siput, kadal, bisa juga katak

Siklus hidup
telur termakan HI berkembang jadi serkaria, mengkista (metaserkaria) di
tubuh H I kucing terinfeksi jika makan H I

Patogenesis
Cacing menyebabkan disfungsi hati

Gejala klinis
Diare, muntah, ikterus, Pada stadium akhir Muntah dan diare makin sering
bisa mati

Pengobatan: Praziquantel 20 mg/kg BB, Nitroscanate 100 mg/kg BB,


Thiabendazole, Dianophenethide

Dirofilaria immitis
Host : anjing, kadang2 kucing, H I/vector : Nyamuk, Lokasi : system
cardiovaskuler, Cacing dewasa di vntrkl kanan, a. pulmonalis dan vena cava

Identifikasi
Makroskopis
Cacing panjang, langsing 20 – 30 cm, ekor cacing jantan berbentuk spiral
yang khas untuk filaroids, ukuran dan lokasi khas untuk

D. immitis
Mikroskopis
Microfilaria dalam darah tidak punya selubung, panjang 307 – 332 µm, lebar
6,8 µm. Ujung anterior lonjong, ujung posterior tumpul
Pathogenesis
Jika jumlah cacing sedikit gejala belum tampak

20
Pada infeksi berat, cacing menyumbat sirkulasi, menyebabkan gagal jantung
kanan kongestif yang kronis
Cacing yang masih aktif menyebabkan endokarditis pada katup jantung dan
endarteritis pulmoner proliferatif akibat adanya respon terhadap produk2
yang dieksresi oleh cacing tersebut
Gumpalan cacing hidup/mati menyebabkan emboli paru
Setelah 9 bulan terjadi hipertensi pulmoner dikompensasi dengan terjadinya
hipertrofi ventrikel kanan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif yang
ditandai dengan edema dan ascites
Gumpalan cacing menyumbat vena cava posterior sindroma vena cava
ditandai dengan hemolisis, hemoglobinuria, bilirubinemia, ikterus, anoreksia,
collaps dalam 2 – 3 hari bisa mati
Sumbatan microfilaria pada pembuluh darah ginjal jarang terjadi

Gejala klinis
Pada infeksi berat anjing lemah, tidak aktif, Batuk ringan tapi kronis, pada
stadium lanjut bisa batuk darah, sesak napas, edema ascites, Sindroama
vena cava akut : hemoglobinuria, ikterus, kolaps

Diagnosis
Berdasar gejala berupa gangguan jantung/cardiovascular, Adanya
microfilaria dalam darah, Foto thorak penebalan arteri pulmonalis, hipertrofi
pada ventrikel kanan, Angyografi

Pengobatan
Obat-obat untuk gangguan jantung, Thiacetarsamide iv 2x/hari selama 3 hari
membunuh cacing dewasa. Anjing harus istirahat 2 – 6 minggu,
Diathiaziamine, levamisol per oral selama 10 – 14 hari, Evermectin single
dosis
Operasi untuk mengambil cacing dewasa

Control : nyamuk

Babesiosis pada anjing


Spesies : Babesia canis
Distribusi : Eropa, asia, afrika, amerika
Vector : Rhipicephalus sanguineus (caplak)

Gejala klinis
Yang sering terjadi: demam, anemia, jaundice, hemoglobinuria
Kasus akut dapat terjadi pada anjing yang dibawa ke daerah endemic
kolaps, anemia bisa mati dalam 1 – 2 hari
21
Gejala lain : ascites, bronchitis, purpura haemorrhagica, nyeri otot

Diagnosis
Menemukan parasit dalam sel darah merah, Adanya inklusi dalam monosit

Pengobatan
Chemotherapy dengan pentamidine, phenamidine, diminazine acerturate
Profilaksis : acaricide untuk membasmi caplak, Babesia pada kucing
Spesies : B. felis

Gejala : anemia, ikterus.

Ektoparasit pada anjing dan kucing


Pada anjing : kutu penggigit : Trichodectes canis

Kutu penghisap : Linognathus setosus

Pada kucing : kutu penggigit : Felicola subrostratus

Pathogenesis
Infestasi yang berat sering terjadi pada hewan terlantar dan kurang gizi
Pada anjing linognathus menyebabkan anemia
Pada kucing bulu panjang yang tidak terawat sering terjadi infestasi Felicola
Trichodectes adalah kutu yang aktif, gerakanya cepat, menyebabkan gatal
berkepanjangan, sehingga anjing menggaruk2 terus dan akhirnya kulitnya
jadi luka dan bulunya rontok
22
Pada infestasi kombinasi dari ke 2 kutu, anjing bisa mati karena anemia dan
kelemahan

Gejala klinis
Hewan menggaruk2 terus
Pada infeksi berat kelemahan
telur kutu mudah ditemukan disekitar bulu
Trichodectes : kecil kuning, lignonatus lebih besar dan kebiruan

Pengobatan dan control


Bedak, sabun, shampoo yang mengandung insektisida organochlorine,
organophosphate atau carbamate.
Pyrethrum, rotenne, benzyl benzoate
Obat2 tersebut ada pula yang berbentuk spray
Pengobatan diulang setelah 14 hari untuk membunuh kutu yang baru
menetas
Untuk profilaksis ; collar neck yang diberi dichlorvos/diazenon .

Kudis yang disebabkan Sarcoptes


Kudis pada anjing
Predileksi : telinga, moncong, muka, siku
Tanda dan gejala : eritema pada kulit, papula, pembentukan sisik dan krusta
dan alopecia. Hewan menggaruk2 terus, luka
Setelah infeksi primer anjing mulai menggaruk2 dalam 1 minggu
Kalau tidak ditangani beberapa bulan seluruh kulit akan terinfeksi , anjing
menjadi lemah, kurus dan baunya tidak enak

23
Diagnosa
Belakang telinga adalah daerah yang pertama kena, Gatal terus menerus
Mudah menular, Untuk diagnosa pasti , pemeriksaan kerokan kulit
menemukan tungau

Pengobatan dan control


Anjing dimandikan 1 minggu sekali dengan preparat acaricidal selama 4
minggu atau lebih, sampai lesi hilang
Acaricida yang efektif : organochlorm, gamma HCN, bromocyclin, runnel
Beberapa preparat dikombinasi dengan surfaktan yang membantu
mengelupaskan sisik dan melunakan krusta, anjing yang sakit harus diisolasi
agar tidak menular ke yang lain
Untuk mengurangi gatal kortikosteroid

Kudis pada kucing


Host : kucing
Spesies : Notoedres cati
Distribusi : seluruh dunia

Morfologi
Mirip Sarcoptes, badan bulat, kaki pendek
Badan berlipat2 secara konsentris, tidak ada spina
Siklus hidup sama dengan Sarcoptes
Pathogenesis
Sangat menular, tapi tidak sering terjadi pada kucing
Lesi kering, tidak berkrusta, kulit menebal dan kasar
Lokasi : belakang telinga, muka, bisa menyebar ke kaki
dan ekor
Gatal terus menerus
Diagnosis
Gatal terus menerus, lokasi lesi, penyebaran cepat
Menemukan tungau dari kerokan kulit

Pengobatan
Krusta dilunakan dengan cairan paraffin atau sabun sebelum
diberi acaricide
Larutan selenium sulfide 1 %
Pengobatan 1 minggu sekali selama 4 – 6 minggu
Organochlorine jangan dipakai bisa meracuni pussy

Kudis demodectic pada anjing

24
Pathogenesis
Bulu rontok (pada wajah dan kaki depan) diikuti penebalan kulit, lesi tidak
meluas, Infeksi local dan ringan bisa sembuh sendiri
Jika lesi meluas dapat berbentuk :
1. squamous
kering, eritema ringan, kebotakan luas, desquamasi dan penebalan kulit
pada beberapa kasus hanya wajah dan cakar yang terkena
2. pustular/Follicular
parah, kadang disertai infeksi bakteri (biasanya Staphilococcus)
kulit mengkerut dan menebal, banyak pustule berisi serum pus darah
sehingga disebut kudis merah
baunya tidak enak
semua tipe kudis demodekotik adalah tanpa rasa gatal
demodek lebih pathogen dibanding tungau yang lain sebab respon imun
berperan sangat besar dalam infeksi tersebut
demodek diduga menyebabkan imunodefisiensi yang menekan respon
limfosit T

Diagnosis
kerokan kulit yang dalam untuk mendapatkan tungau di folikel dan glandula
sebacea
kulit dilunakkan dulu dengan paraffin cair dan dikerok sampai berdarah
biopsy jarang

Pengobatan
Pengobatan diulang karena letaknya dalam, pada tipe squamous dapat
sembuh dalam 1 – 2 bulan. pada tipe pustular penyembuhan lebih 3 bulan
anjing dimandikan dengan sampho anti ketombe keringkan, acaricide ;
rotenone, organophosphate, runnel, cythioate; pengobatan dilakukan tiap
minggu selama 4 – 5 minggu

Kudis demodek pada kucing. Jarang, bisa sembuh sendiri


Lokasi : kelopak mata dan daerah periocular, Bisa menyebabkan kebotakan
Pengobatan : rotenone

Pinjal pada anjing dan kucing


Genus yang penting : Ctenocephalides, anjing : C. Canis, kucing : C. Felis

25
C. felis penyebaranya luas, pada banyak daerah merupakan spesies yang
dominan pada anjing dan manusia seperti halnya pada kucing
Pinjal tersebut merupakan H I dari cacing pita pada anjing dan kucing (D.
caninum)
Gigitan Ctenocephalides juga dapat menyebabkan alergi pada anjing dan
kucing (alerqi flea bite dermatitis)

Pulex irritant
Merupakan parasit primer pada manusia, tapi di beberapa daerah umum
ditemukan pada anjing dan kucing
Dapat sebagai H I D. caninum
Dapat menyebabkan flea bite dermatitis

Pathogenesis
Inflamasi, kulit bengkak, gatal ringan, hewan stress
Bila gigitan berulang dapat terjadi alerqi (flea bite alerqi)
(flea bite alerqic) merupakan reaksi hipersensitif terhadap saliva pinjal yang
dilepaskan kekulit hospes saat menggigit, Dalam saliva mengandung hapten
(incomplete antigen) yang akan berkombinasi dengan kolagen pada kulit
hospes disebut complete allergen
pada kucing alerqi ini menyebabkan military dermatitis/eczema. Cara deteksi
dengan palpasi kulit diselubungi oleh papula kecil, banyak, coklat, berkerak

Diagnosis
Bila ada indikasi infestasi pinjal tapi tidak ditemukan pinjal, hewan dispray
dengan insecticida,ditaruh di plastic/kertas, Debris yang jatuh diperiksa
merupakan pinjal/kotoran pinjal yang berwarna coklat tua, Dengan vacuum
cleaner

Pengobatan dan control


Pada fle bite allerqic corticosteroid, Obat topical/sistemik insektisida, spray,
shampo, setiap minggu sekali, Preparat organophosphate,
organochlorine,pyrethrum, Flea collar yang berisi dichlorvos atau diazenon
dengan konsentrasi kecil pada kucing, Pada anjing dan kucing pada leher
bisa terjadi dermatitis karena pemakaian collar neck, Kebersihan
lingkungan , rajin memvacum karpet.

Otodectes
Penyakit kudis otodectic, Otodectes cynotis
Host : anjing, kucing, Lokasi : telinga luar
Morfologi : seperti psoroptes dan chorioptes, tubuh ovoid, kaki panjang,
diproyeksikan kelateral tubuh

26
Siklus hidup seperti chorioptes hanya berada di permukaan
tubuh kulit hospes (tidak membuat terowongan)
Total 3 minggu

Pathogenesis
Awal infeksi ada eksudat seperti lilin berwarna coklat, menjadi berkerak,
Tungau hidup didalam kerak diatas kulit, Jika ada infeksi bakteri sekunder
otitis yang purulen

Gejala klinis pada pussy


Hewan sering menggeleng2kan kepala, menggaruk telinga karena gatal,
Adanya masa seperti lilin pada liang telinga, terjadi luka pada liang telinga,
Jika ada ifeksi bakteri sekunder ada nanah, Garukan bisa terjadi iritasi pada
telinga, Kepala yang sering digeleng2kan menyebabkan hematom telinga.

Gejala klinis pada anjing


Sering menyebabkan otitis externa, Exudat seperti lilin berwarna kecoklatan
hitam, Gatal2 yang terus menerus, Terlalu sering mengeleng2kan kepala
hematom pada telinga

Diagnosis
Berdasar gejala/tingkah laku/kucing, Adanya exudat seperti lilin berwarna
gelap, Menemukan tungau dengan auroscope, Memeriksa kotoran/exudat
telingan dengan mikroskop.

Treatment
Tetes telinga yang mengandung acarisid, antibiotic, anti jamur, analgetik,
corticosteroid, Acaricide gamma HCN, piperonyl butoxide, rotenone Sebelum
diobati, liang telinga dibersihkan dulu. Pengobatan diulang dalam 10 – 14
hari untuk membunuh tungau yang baru menetas. Pada peternakan
anjing/kennels atau anjing2 yang ada dalam 1 kandang/1 rumah, bila ada
yang kena infeksi tungau semua harus diobati

Caplak
Caplak lunak/argasidae pada anjing/kucing
Otobius megnini/spinose ear tick
Lokasi : telinga anjing, bisa juga ke manusia hewan lain

Pathogenesis
Telur diletakan di semak2 dinding, yang berparasit adalah stadium
larva dan nympha (dewasa tidak) menyebabkan inflamasi berat,
exudat seperti lilin dalam liang telinga. Pada infeksi berat terjadia
nemia dan kelemahan

Caplak keras/ixodidae
1. Rhipecephalus sanguineus/ the brown dog tick
Terutama berparasit pada anjing
Merupakan vector : babesia canis, erlichia canis

27
Penyebab tick paralysis pada anjing

2. Ixodes canisnga/british dog tick


Merupakan problem pada kennels, karena caplak dapat hidup di semak2
lantai, dinding rumah
Pada infeksi berat : gatal2 , bulu rontok, anemia

Pengobatan dan control


Chemical acaricide, Dipping, Spraying, Showering
Membersihlkan lingkungan dengan acariside
Macam2 acaricide organophosphate, carbamate, butocarb, farmmamidine,
amitras, ptrethroids
Sediaan injeksi : ivermectin, closantel

28

Anda mungkin juga menyukai