Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

TONSILITIS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIK


PELATIHAN ANESTESI

DISUSUN OLEH:
AMIR MAKHMUD

PELATIHAN ANESTESI ANGAKATAN III


DI RUMAHSAKIT MITRA PLUMBON
TAHUN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut amandel) yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus tonsilitis adalah karana infeksi.
Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki
keaktifan munologik (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak
menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut,
hidung dan tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis akut merupakan inveksi
tonsil yang sifatnya akut, sedangkan tonsillitis kronik merupakan tonsillitis yang terjadi
berulang kali (Sjamsuhidayat & Jong, 1997).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Tonsilitis?
2. Apa Etiologi dari Tonsilitis
3. Apa saja klasifikasi Tonsilitis?
4. Bagaimanakah patofisiologis pada Tonsilitis?
5. Apa saja manifestasi dari Tonsilitis?
6. Pemerikasaan diagnostik apa saja yang perlu ?
7. Bagaimankah penatalaksanaannya ?
8. Bagaimana cara pencegahannya ?
9. Apa saja komplikasinya ?
10. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Tonsilitis?

C. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem
Hematologi & Imunologi yang berjudul ” Askep Tonsilitis”.
Tujuan khusus penulisan ASKEP ini adalah menjawab pertanyaan yang telah
dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep serta proses
keperawatan dan pengkajiannya.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka, taitu dengan
mencari reverensi – reverensi melalui buku – buku atau internet sebagai acuan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Penyakit
A. Definisi Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman
streptococcus beta hemolitikus grup A, streptococcus viridans dan pyogenes dan dapat
disebabkan oleh virus. Faktor predisposisi adanya rangsangan kronik (misalnya karena
merokok atau makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat tidak
higienis, mulut yang tidak bersih.
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil
pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya
juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. (Ngastiyah,1997 ).
Tonsilitis Kronik terjadi karena proses radang berulang, maka epitel mukosa dan
jaringan limfoid terkikis sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh
jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus)
yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga meluas menembus kapsul dan
akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris. Jadi, tonsil meradang
dan membengkak, terdapat bercak abu-abu/kekuningan pada permukaan dan berkumpul
membentuk membran.

B. Etiologi Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah yaitu :
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
b. Streptokokus Viridans
c. Streptokokus Piogenes
d. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections).

C. Proses Patologi Tonsilitis


Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas, akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke
tonsil.
Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi
dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya
eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit
tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.
D. Manifestasi Klinis Tonsilitis
Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1. Nyeri tenggorok & Nyeri telan
2. Sulit menelan
3. Demam, Mual
4. Anoreksia
5. Kelenjar limfa leher membengkak
6. Faring hiperemis
7. Edema faring
8. Pembesaran tonsil & Tonsil hiperemia
9. Mulut berbau & Otalgia (sakit di telinga)
10. Malaise

E. Pemeriksaan Penunjang Tonsilitis


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut
adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.

F. Komplikasi Tonsilitis
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :
1. Tonsilitis kronis
2. Otitis medis

G. Penatalaksanaan Tonsilitis
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah
1. Penatalaksanaan medis
a) Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin,
eritromisin dll
b) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c) Analgesik untuk meredakan nyeri
2. Penatalaksanaan keperawatan
a) Kompres dengan air hangat
b) Istirahat yang cukup
c) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d) Kumur dengan air hangat
e) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.
Konsep Askep
A. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Nn .F
Umur : 22 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Anak Kandung
Agama : Islam
Suku / Bangsa : jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawati
Alamat : Desa panongan rt21 /06 palimanan cirebon

b. Identitas Penanggung.jawab
Nama : Tn .S
Jenis kelamin : Laki –laki
Umur : 50thn
Status : Sudah nikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wraswasta
Hub. Dengan Klien : Ayah Pasien
Alamat : SDA

 Data Demografi
Pada pasien ini di derita dimana saja, tidak berpengaruh pada tempat berdomosili
wilayah tertentu.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh nyeri jika menelan

 Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Belum pernah operasi .
,
c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti


hipertensi dan Dm

Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran Umum
Keadaan pasien baik dengan kesadaran compos mentis.

Suhu = 37 oC BB = 45 kg
TB = 155 cm
Nadi = 80 x / menit
TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/menit

2) Pemeriksaan Kepala
Tidak ada jejas pada kepala maupun wajah, tidak ada perdarahan yang
keluar pada mata, mulut maupun hidung. Status malampati 1, pasien tidak
menggunakan gigi palsu, lipstik maupun bulu mata palsu.
3) Pemeriksaan dada (paru dan jantung)
Pemeriksaan paru
a) Inspeksi
Dada simetris, perbandingan anterior-posterior dan transversal
1:2, tidak ada lesi, klavikula simetris, penarikan nafas seimbang
antara dada kiri dan kanan.
b) Palpasi
Tidak ada krepitasi, ekspansi dada kedepan dan kesamping
seimbang.
c) Perkusi
Interkosta 1-3 paru kiri terdengar suara resonan, interkosta 4-6
paru kiri terdengar suara redup, interkosta 1-6 paru kanan terdengar
suararesonan, interkosta 6 paru kanan terdengar suara redup.
d) Auskultasi
Pada trakhea terdengar suara trakheal, bronkus terdengar suara
bronkheal, bronkeolus terdengar suara bronkovesikuler.
4) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi
Tidak terlihat denyut pada intercosta 2 kanan (area katup aorta),
intercosta 2 kiri (area katup pulmonalis) maupun intercosta 5 (ictus
cordis).
b) Palpasi
Tidak teraba denyut pada intercosta 2 kanan (area katup aorta),
intercosta 2 kiri (area katup pulmonalis) tetapi teraba denyut pada
intercosta 5 (ictus cordis).
c) Perkusi
Suara redup dibagian intercosta kiri 2-5.
d) Auskultasi
Bunyi jantung reguler (BJ 1 dan BJ 2 tunggal), tidak ada suara
tambahan. Denyut jantung 96x/ menit.
5) Pemeriksaan Tulang Belakang
Bentuk tulang belakang normal, tidak ada luka maupun benjolan
6) Abdomen
Lama puasa : pasien mulai puasa pukul 03.00 WIB, rencana operasi pada
pukul 10.00 WIB puasa pasien menjadi 8 jam
a) Inspeksi
Bentuk simetris, tidak terdapat bekas luka dan tidak ada benjolan.
b) Auskultasi
Terdengar bunyi peristaltic lemah ± 12 kali/ menit
c) Palpasi
Terdapat nyeri tekan pada abdomen kanan, tidak terdapat massa dan
tidak acites.
d) Perkusi
Terdengar suara timpani pada kuadran kiri atas
7) Ekstremitas
a) Atas
Tangan simetris, tidak terlihat adanya lesi dan odem. kapillary refill <
3 detik, turgor kulit elastis, nadi radialis teraba kuat, teratur, terpasang
infus RL pada tangan sebelah kanan dengan kecepatan 20 tpm.
b) Bawah
Kaki simetris, tidak ada lesi kaki, turgor kulit elastis, kapillary refill <
3 detik.
8) Neurologis
a) Status mental dan emosi :
Ekspresi wajah pasien tampak cemas, tidak tenang.
b) Kekuatan otot

kanan 5 5 kiri
5 5
9) Status ASA
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik ataupun gangguan
organik lainnya dan tidak didapati adanya komplikasi pada keluhan yang
dirasakan sehingga dapat dikategorikan pasien memiliki status fisik ASA
I.
10) Pemeriksaan penunjang
Hb 12,8 g/dl
Leukosit 4,55
Haematokrit38,9 %
Trombosit 234 ribu
Golongan darah B rhesus positif
CT 2,00” menit
BT 4,00”menit
Gds 88,0mg/dl

1. Persiapan pra anestesi


1. Pre Operatif

Klien sampai ke ruangan IBS pukul 10 .00, klien di antar oleh keluarga. Klien mengeluh
sakit pada
tenggorokan, susah menelan dan demam sejak 3 hari yang lalu.. Klien sudah puasa dari
jam 03.00
Klien
tampak cemas di saat di lakukan pengkajian. Klien selalu bertanya tanya apakah
operasinya akan tersa
sakit, dan klien juga bertanya apakah operasinya akan meninggalkan bekas luka pada leher
nya.
Expresi klien terlihat meringis . Klien terlihat memegang2 lehernya. Klien di siapkan
untuk di bawa ke OK 2
.
2. Intra Operatif

Klien masuk ruangan OK 2 pukul 10.30, kemudian di pindahkan ke meja operasi dan di
monitoring TTV.
Klien di anestesi umum dengan intubasi ETT. Kemudian klien di desinfeksi di daerah
mulut dengan betadine, kemudian di lakukan drapping. Setelah itu di lakukan
pemasangan alat pembuka mulut dan
tindakan tonsilektomi di lakukan oleh dokter THT . setelah tonsil di angkat tampak terjadi
perdarahan dari
rongga mulut, kemudian darah di suction dan di lakukan pengikatan pembuluh darah pada
daerah yang
terbuka. Tonsil yang di angkat diameternya lebih kurang 1 cm. Daerah mulut klien
kemudian dibesihkan
dari sisa sisa darah. Kemudian di lakukan extubasi, Klien di atur posisi sims kanan dan di
pindahkan ke
RR.

3. Post operatif

Klien masuk keruangan RR jam 14.10. klien belum sadar , klien terpasang infus RL dan.
Klien tidur masih dalam posisi sims kanan dan di monitoring TTV.
Jam 14.30 WIB klien tampak bangun dan menanyakan apakah operasinya sudah selesai.
Namun klien tampak masih mengantuk kemudian gudel di lepas. Sisa sisa darah yang
keluar dari rongga mulut
dibersihkan. Kemudian sadar penuh dan mengatakan agak
nyeri pada tenggorokan .
Jam 14.45 klien di jemput dan di pindahkan ke ruang rawat inap.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Tonsilitis akut adalah :

1. Cemas berhubungan dengan p


2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya anoreksia
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi
pada tuba eustakii.

Anda mungkin juga menyukai