ABSTRAK
Perkembangan dan pertumbuhan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan
perusahaan untuk berfikir jauh kedepan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Sehubungan dengan itu peranan
akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama untuk memperoleh informasi tersebut. Peran
serta manajer sangat dibutuhkan dalam mengaktualisasikan peranan akuntansi tersebut
sebagai alat pengawasan biaya yang dewasa ini kita kenal dengan pusat pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan atau
unit organisasi yang dipimpinnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya dan untuk
memperoleh gambaran yang jelas bagaimana penerapan sistem akuntansi
pertanggungjawaban pada PT Hutama karya (Persero). Metode yang digunakan adalah
metode deskriprif. Hasil penelitian menunjukan PT Hutama Karya (Persero), Proses
pelaksanaan penilaian kinerja pada perusahaan baik, degan adanya pembagian persentase
anggaran yang dibandingkan dengan realisasi pada tiap semester.
Kata Kunci : Pusat Tanggungjawab, Akuntansi Pertanggungjawaban.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk
memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaannya, setiap perusahaan mempunyai tujuan yang
akan dicapai, baik berupa laba yang maksimum, kelangsungan hidup, pertumbuhan
perusahaan maupun menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat. Pengaruh lingkungan
dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks mengakibatkan tugas
manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin sulit dan kompleks pula.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan itu peranan akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama untuk
memperoleh informasi tersebut. Peran serta manajer sangat dibutuhkan dalam
mengaktualisasikan peranan akuntansi tersebut sebagai alat pengawasan biaya dewasa ini kita
kenal dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
1 Hutama Karya (Persero)
bertujuan untuk membahas tentang siklus hidup suatu organisasi dengan harapan kita dapat
menemukan upaya-upaya strategis dalam menghadapi permasalahan mengenai pusat pusat
tanggung jawab suatu perusahaan. Objek penelitian ini adalah PT. Hutama Karya
(Persero) kota Manado. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
jasa, yaitu kontraktor .Mengingat bahwa perusahaan ini sudah sedemikian besar, yang
berarti didalamnya ada pusat-pusat pertanggungjawaban, maka diperlukan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat pengukur kinerja manajer tingkat bawah sampai manajer
tingkat atas. Wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian sangat jelas. Sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang dimiliki PT Hutama Karya (Persero) Wilayah kota
Manado berbasis aktivitas, sehingga perusahaan memfokuskan pengendalian pada aktivitas
yang mengkonsumsi sumber daya, bukan pada konsumsi sumber dayanya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis bermaksud mengemukakan beberapa
rumusan masalah yaitu Bagaimana kinerja keuangan pada PT Hutama Karya (Persero),
ditinjau dari akuntansi Pertanggungjawaban kinerja Pusat Biaya.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya PT Hutama Karya (Persero).
METODOLOGI PENELITIAN
Penulisan artikel ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya PT Hutama Karya (Persero),
sehingga studi teori kritis akan digunakan, aplikasi yang akan dilakukan melalui analisis
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang berusaha menggambarkan,
menafsirkan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, atau tren yang sedang berlangsung. Sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, data yang digunakan diambil dari artikel
dari jurnal ilmiah tepercaya, peraturan yang berlaku, dan pernyataan yang relevan. Teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis (Content analysis).
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Akuntansi Pertanggung Jawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan aslah satu konsep dari akuntansi manajemen
dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi mengarah pada proses akuntansi yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage
pekerjaan yang langsung di bawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya
atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat
pertanggungjawaban.
Pengertian Pusat–Pusat Tanggung Jawab
Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi
yang dipimpinnya. Dalam kegiatan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
2 Hutama Karya (Persero)
pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang
hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat
pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta unit-unit kerja
lainnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam
departemen-departemen ataupun divisi divisi.
Jenis-Jenis Pusat Tanggung Jawab
Pusat-pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran
tertentu,jadi sasaran dari masing-masing individu dalam liar-liar pusat pertanggungjawaban
itu harus diusahakan agar selaras, serasi dan seimbang dalam usaha mencapai sasaran umum
dari organisasi secara keseluruhan. Suatu pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk
untuk mencapai sasaran tertentu yang selaras dengan sasaran umum organisasi.
Masukan Keluaran
Proses/Kerja
Sumber Daya yang digunakan Produk / Jasa
Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan
dalam bentuk biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama
yaitu:
a. Pusat Pendapatan
b. Pusat Biaya
c. Pusat Laba
d. Pusat Investasi
Pusat Pertanggungjawaban Biaya
Govindarajan dan Anthony (2002 : 117) menyatakan bahwa pusat biaya adalah pusat
dimana seluruh input diukur dalam bentuk jumlah uang namun tidak diukur dalam jumlah
yang sama. Dalam pusat biaya seorang manajer diserahi tanggung jawab untuk
mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan
yang mempengaruhi biaya tersebut.Kemampuan dalam mengendalikan biaya sesuai rencana
merupakan ukuran kinerja manajer pusat biaya. Pusat pertanggungjawaban biaya dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu: Pusat biaya Teknik dan Pusat Biaya Kebijakan
Syarat Akuntansi Pertanggungjawaban
Mulyadi (2010) menyatakan dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban di
perusahaan, ada beberapa hal yang menjadi syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan
akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya memadai.Berikut ini lima syarat penerapan
akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yang memadai sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dantanggung jawab
tiap tingkatan manajemen
b. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen.
c. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya (controllability)
biaya oleh menajamen tertentu dalam organisasi.
d. Sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi.
Pembahasan
1. Analisis Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan kerangka atau bagan yang menggambarkan
jariongan hubungan kerja dan susunan pola hubungan yang menunjukkan kedudukan,
tugas dan tanggungjawab secara hirarki yang terdapat pada suatu
perusahaan.Demikian halnya pada PT Hutama Karya (Persero) Wilayah Kota
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
7 Hutama Karya (Persero)
Manado, struktur organisasi secara jelas dan tegas memperlihatkan jenjang
wewenang dan tanggung jawab yang dilaksanakan dari atasan hingga bawahan.Hal
ini terlihat dari struktur organisasi dan penjelasannya yang menunjukkan adanya
pembagian tugas dan pungsi yang jelas dari setiap unit organisasi tersebut.Pada struktur
organisasi tersebut, jelas terlihat garis wewenang dan pelaporannya. Struktur organisasi
perusahaan terdiri dari General Manager sebagai pimpinan tertinggi yang dibantu
oleh staff keuangan dan Ahli. Kemudian jenjang di bawahnya terdiri kepala-kepala
bidang yang membawahi beberapa sub bidang. Sub bidang ini dikepalai oleh
seorang manajer. Perusahaan ini mengggunakan struktur organisasi fungsional. Hal ini
terlihat pada pembagian perusahaan ke dalam beberapa bidang dan setiap bidang terdiri
dari beberapa sub bidang yang menpunyai tugas dan fungsi masing-masing. Dengan
demikian menurut penulis, struktur organisasi yang dimiliki perusahaan sudah
sejalan dengan konsep akuntansi dengan pertanggungjawaban secara tegas dan jelas.
2. Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Pusat Biaya Perusahaan
Penyusun anggaran yang efektif melibatkan setiap unit organisasi dalam
perusahaan, agar setiap unit tersebut akan merasa bertanggung jawab untuk
melaksanakan anggran yang telah ditetapkan. Setiap bagian/fungsi yang temasuk
pusat biaya pada PT Hutama Karya telah melakukan penyusunan anggaran untuk
bagiannya sendiri.Penyusun anggaran ditetapkan secara bottom-up, di mana tiap-
tiap bagian/fungsi terlebih dahulu membuat anggaran untuk kemudian diajukan ke
manajemen tingkat atas. Walaupun perusahaan ini memiliki sub bidang anggaran,
namun penyusunan anggaran tidak dilakukan di dalam sub bidang ini. Sub bidang
anggran berfungsi untuk mengkoordinasikan/menyatukan dan mengelola anggaran
yang diterimanya dari tiap departemen dan kemudian mengajukannya pada komite
anggaran serta mendistribusikan anggaran yang telah disetujui tersebut kepada tiap
departemen. Komite anggaran pada perusahaan ini bertugas untuk mengkoreksi
anggaran pada perusahaan ini bertugas untuk mengkoreksi anggaran yang
diterimanya serta memberikan persetujuan terhadap anggaran yang diajukan tersebut.
Penyusunan anggaran menurut penulis secara bottom –up telah ssuai dengan
penerapan akuntansi pertanggung jawaban karena melibatkan bawahan untuk
berpartisipasi dalam penyusunan rencana perusahaan secara keseluruhan.
Kebijaksanaan penyusunan anggaran yang melibatkan seluruh unit organisasi dalam
perusahaan akan menghasilkan anggran yang lebih rasional, karena manajer unit
tersebut lah yang dapat memperkirakan besarnya biaya yang benar-benar dibutuhka
unitnya dengan lebih baik. Dalam penyusunan anggaran, manajer belum
memisahkan biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat
dikendalikan.Biaya yang tidak dapat dikembalikan berupa pembelian bahan baker,
pembelian listrik, pemakaian material, switchgear dan biaya perawatan kesehatan
pegawai. Biaya-biaya lain pada umumnya dapat dikendalikan oleh manjaer. Penulis
juga melihat bahwa dalam proses penyusunan anggaran untuk pusat biaya teknik maupun
pusat biaya teknik adalah fungsi distribusi, sedangkan ketiga fungsi lainnnya
termasuk pusat biaya kebijakan. Dalam hal ini PT Hutama karya mengklasifikasikan
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
8 Hutama Karya (Persero)
pusat biaya kebijakan sebagai pusat biaya pendukung. Proses penyusunan anggaran
untuk pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan seharusnya dibedakan karena
sifat keluaran dari kedua jenis pusat biaya tersebut berbeda.
3. Analisis Penilaian Kinerja Manajeer Pusat Biaya
Perusahaan menjadikan anggaran sebagai standar untuk menilai kinerja manajer
pusat biaya.Penilaian kinerja pusat biaya dilakukan berdasarkan perbandingan antara
realisasi biaya dengan anggran biaya yang terdapat pada laporan
pertanggungjawaban biaya.Sebagai tindak lanjut dari penilaian kinerja ini,
perusahaan menetapkan suatu kebijakan pemberian reward maupun punishment. Reward
yang diberikan berupa bonus uang dan kenaikan jabatan. Punishment yang diberikan
berupa peringatan tertulis, penurunan jabatan dan pemecatan. Jadwal pelaksanaan
penilaian kinerja yang dilakukan setiap akhir semester menurut penulis sudah baik.
Kinerja manajer harus selalu dievaliasi untuk mengetahui seberapa besar usahanya
dala mencapai target perusahaan. Selain itu penilaian kinerja ini juga akan
memberikan motivasi dan menekan prilaku yang tidaki seharusnya dalam perusahaan.
Proses pelaksanaan penilaian kinerja juga cukup baik, degan adanya pembagia
persentase anggran yang dibandingkan dengan realisasi pada tiap semester. Prusahaan
juga menetapkan batas atas selisih lebih besar realisasi dari anggaran sebesar 10 %
Namun, dalam dalam laporan pertanggung jawaban, tidak disajikan keterangan-
keterangan yang mendukung penjelasan laporan tersebut. Manajer juga belum
memisahkan biaya yang dapat dikendalikan nya dan biaya yang tidakdapat
dikendalikannya dalam laporan pertanggung jawaban tersebut. Dengan tidak adanya
pemisahan antara biaya yang terkendali dan biaya tidak terkendali, maka manajer
bertanggung jawab terhadap seluruh biaya yang terjadi.Penilaian kinerja pun menjadi
kurang efektifkarena biaya yang tidak terkendali menjadi tanggung jawab manajer
tersebut. Pemberian reward dan punishment pada manajer setelah dilakukannya
penilaian kinerja sudah cukup baik. Dengan adanya kebijakan ini maka perusahaan
telah memberikan suatu motivasi dan menunjukkan kepeduliannya pada para pegawai
yang bekerja di perusahaan.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Hutama Karya (Persero) mengenai
penerapan akuntansi pertanggungjawaban melalui anggaran sebagai alat pengendalian
biaya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban di PT. Hutama Karya (Persero) belum memadai.
2. Penilaian kinerja manajer dilakukan dengan membandingkan antara realisasi yang
telah dicapai dengan anggaran yang telah disusun selama periode tertentu. Kinerja
manajer pusat biaya diukur dan dinilai berdasarkan perbandingan antara target
anggaran dengan realisasi anggaran.
3. Berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan, biaya penilaian kinerja pada proyek
ini berlum efektif, namun dengan adanya perbaikan yang dilakukan dapat menekan
biaya realisasi dari anggaran perusahaan.
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
9 Hutama Karya (Persero)
DAFTAR PUSTAKA
Sriwidodo, untung. 2010. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian
Kinerja Manajer. Surakarta. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 8,
No. 1, April 2010 : 18 – 24. Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Yustien, Reni. 2012. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada Pusat
Pendapatan Dan Pusat Biaya Terhadap Kinerja Manajerial Rumah Sakit Umum Tipe
B Di Provinsi Jawa Barat. Jambi. Pekbis Jurnal, Vol.4, No.1, Maret 2012: 44-53.
Universitas Jambi.
Tawas, Charen P.J. 2013. Akuntansi Pertanggung Jawaban Terhadap Imbalan Kerja
Menurut PSAK No. 24 PT Pegadaian (Persero) Cabang Manado Utara. Manado.
Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 365-373. Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Santoso, Suryo Budi. 2005. Dialektika Kinerja Di Era Serba Elektronika (Dari Information
Technology Question, Electronic Transfer, Real time Accounting, sampai Electronik
Audit). Lintasan Ekonomi Volume XXII, Nomor 1, Januari 2005. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Santoso, Suryo Budi dan Astuti, Herni Justiana. Siklus Hidup Organisasi:Upaya-Upaya
Strategis Dalam Menghadapi Gejala Penurunan Organisasi Agar Dapat “Going
Concern” Dan Tetap Unggul. EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi
No.49/DIKTI/Kep/2003. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.