Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA PT HUTAMA KARYA (PERSERO)


Sindi Lutfitasari
Jurusan Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
sindilutfitasari29@gmail.com
Dosen Pembimbing :
Suryo Budi Santoso, S.E., M.SA., Ph.D.

ABSTRAK
Perkembangan dan pertumbuhan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan
perusahaan untuk berfikir jauh kedepan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Sehubungan dengan itu peranan
akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama untuk memperoleh informasi tersebut. Peran
serta manajer sangat dibutuhkan dalam mengaktualisasikan peranan akuntansi tersebut
sebagai alat pengawasan biaya yang dewasa ini kita kenal dengan pusat pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan atau
unit organisasi yang dipimpinnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya dan untuk
memperoleh gambaran yang jelas bagaimana penerapan sistem akuntansi
pertanggungjawaban pada PT Hutama karya (Persero). Metode yang digunakan adalah
metode deskriprif. Hasil penelitian menunjukan PT Hutama Karya (Persero), Proses
pelaksanaan penilaian kinerja pada perusahaan baik, degan adanya pembagian persentase
anggaran yang dibandingkan dengan realisasi pada tiap semester.
Kata Kunci : Pusat Tanggungjawab, Akuntansi Pertanggungjawaban.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk
memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaannya, setiap perusahaan mempunyai tujuan yang
akan dicapai, baik berupa laba yang maksimum, kelangsungan hidup, pertumbuhan
perusahaan maupun menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat. Pengaruh lingkungan
dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks mengakibatkan tugas
manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin sulit dan kompleks pula.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan itu peranan akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama untuk
memperoleh informasi tersebut. Peran serta manajer sangat dibutuhkan dalam
mengaktualisasikan peranan akuntansi tersebut sebagai alat pengawasan biaya dewasa ini kita
kenal dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
1 Hutama Karya (Persero)
bertujuan untuk membahas tentang siklus hidup suatu organisasi dengan harapan kita dapat
menemukan upaya-upaya strategis dalam menghadapi permasalahan mengenai pusat pusat
tanggung jawab suatu perusahaan. Objek penelitian ini adalah PT. Hutama Karya
(Persero) kota Manado. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
jasa, yaitu kontraktor .Mengingat bahwa perusahaan ini sudah sedemikian besar, yang
berarti didalamnya ada pusat-pusat pertanggungjawaban, maka diperlukan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat pengukur kinerja manajer tingkat bawah sampai manajer
tingkat atas. Wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian sangat jelas. Sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang dimiliki PT Hutama Karya (Persero) Wilayah kota
Manado berbasis aktivitas, sehingga perusahaan memfokuskan pengendalian pada aktivitas
yang mengkonsumsi sumber daya, bukan pada konsumsi sumber dayanya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis bermaksud mengemukakan beberapa
rumusan masalah yaitu Bagaimana kinerja keuangan pada PT Hutama Karya (Persero),
ditinjau dari akuntansi Pertanggungjawaban kinerja Pusat Biaya.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya PT Hutama Karya (Persero).
METODOLOGI PENELITIAN
Penulisan artikel ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya PT Hutama Karya (Persero),
sehingga studi teori kritis akan digunakan, aplikasi yang akan dilakukan melalui analisis
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang berusaha menggambarkan,
menafsirkan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, atau tren yang sedang berlangsung. Sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, data yang digunakan diambil dari artikel
dari jurnal ilmiah tepercaya, peraturan yang berlaku, dan pernyataan yang relevan. Teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis (Content analysis).

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Akuntansi Pertanggung Jawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan aslah satu konsep dari akuntansi manajemen
dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi mengarah pada proses akuntansi yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage
pekerjaan yang langsung di bawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya
atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat
pertanggungjawaban.
Pengertian Pusat–Pusat Tanggung Jawab
Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi
yang dipimpinnya. Dalam kegiatan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
2 Hutama Karya (Persero)
pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang
hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat
pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta unit-unit kerja
lainnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam
departemen-departemen ataupun divisi divisi.
Jenis-Jenis Pusat Tanggung Jawab
Pusat-pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran
tertentu,jadi sasaran dari masing-masing individu dalam liar-liar pusat pertanggungjawaban
itu harus diusahakan agar selaras, serasi dan seimbang dalam usaha mencapai sasaran umum
dari organisasi secara keseluruhan. Suatu pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk
untuk mencapai sasaran tertentu yang selaras dengan sasaran umum organisasi.

Masukan Keluaran
Proses/Kerja
Sumber Daya yang digunakan Produk / Jasa

Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan
dalam bentuk biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama
yaitu:
a. Pusat Pendapatan
b. Pusat Biaya
c. Pusat Laba
d. Pusat Investasi
Pusat Pertanggungjawaban Biaya
Govindarajan dan Anthony (2002 : 117) menyatakan bahwa pusat biaya adalah pusat
dimana seluruh input diukur dalam bentuk jumlah uang namun tidak diukur dalam jumlah
yang sama. Dalam pusat biaya seorang manajer diserahi tanggung jawab untuk
mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan
yang mempengaruhi biaya tersebut.Kemampuan dalam mengendalikan biaya sesuai rencana
merupakan ukuran kinerja manajer pusat biaya. Pusat pertanggungjawaban biaya dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu: Pusat biaya Teknik dan Pusat Biaya Kebijakan
Syarat Akuntansi Pertanggungjawaban
Mulyadi (2010) menyatakan dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban di
perusahaan, ada beberapa hal yang menjadi syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan
akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya memadai.Berikut ini lima syarat penerapan
akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yang memadai sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dantanggung jawab
tiap tingkatan manajemen
b. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen.
c. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya (controllability)
biaya oleh menajamen tertentu dalam organisasi.
d. Sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi.

Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt


3 Hutama Karya (Persero)
e. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab (responsibility
reporting).
Faktor Pendukung Pusat Pertanggungjawaban
Abad ke dua puluh satu ini terkenal juga dengan abad informasi. Leonidas 2000, 73
mengatakan bahwa desain informasi adalah aktifitas yang menggambarkan pengembangan
data yang komplek dan pengetahuan dengan cara menganalisis informasi dan
memaksimalkan nilai potensial terhadap pengguna pada organisasi. Hal tersebut dapat juga
digunakan sebagai strategi dan taktik pada perusahaan. Sementara itu, percepatan
perkembangan informasi ini didukung oleh akselerasi teknologi yang berkembang sangat
cepat atau adanya lompatan teknologi. Dengan adanya hal tersebut, Pusat
Pertanggungjawaban akan menjadi sangat mudah dan cepat untuk dijalankan. Sementara itu,
Mulyadi (2010) menyatakan salah satu pendukung akuntansi pertanggungjawaban
adalah sikap keteladanan dari para manajer eksekutif sendiri yang mentaati tanggung jawab
atas biaya dan laba yang mereka gariskan. Hal lain yang sama pentingnya adalah motivasi
untuk melakukan tindakan perbaikan oleh mereka yang bertanggung jawab. Di samping
itu jalur komunikasi antara departemen akuntansi, para pegawai yang
bertanggungjawab, dan atasan mereka menjadi bagian yang dalam mendukung
pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban. Dengan demikian, Pusat Pertanggungjawaban
akan terstruktur dengan baik karena informasi yang mudah didapat seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi dan didukung oleh Sumber Daya Manusia perusahaan yang selalu
termotivasi dan mentaati garis-garis pusat pertanggungjawaban.
Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban
Menjadi organisasi yang unggul (competitive advantage) adalah pilihan yang mau tidak
mau harus di ambil jika kita tidak mau kalah dalam persaingan di era globalisasi ini. Cara
meraih competitive advantage diantaranya dengan mengolah sumber daya manusia yang
baik, maju dalam informasi dan teknologi, dan dapat memasuki pasar global. Sugiri (2009)
menyatakan organisasi dengan tujuan apapun selalu menggunakan sumber daya seperti
barang, uang, peralatan dan teknologi, dan keahlian manusia. Jumlah sumber daya,
menurut ilmu ekonomi, sangat terbatas, sedangkan kebutuhan terhadapnya tidak
terbatas. Pihak-pihak di luar organisasi yang berkepentingan, baik secara langsung
maupun tak lagnsung, dengan keuangan organisasi juga membutuhkan informasi mengenai
organisasi tersebut. Kebutuhan informasi dapat di penuhi antara lain oleh sistem informasi
akuntansi. Salah satu subsistem informasi akuntansi adalah akuntansi manajemen yang dapat
menyediakan jasa informasi akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan para
manager.
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian
1. Pentingnya Anggaran Sebagai Dasar Perencanaan
Anggaran merupakan dasar panduan bagi perusahaan dalam mengeluarkan
biaya, namun terkadang anggaran dalam perusahaan sifatnya fleksible atau mengikuti
kondisi eksternal yang ada.Anggaran disusun pada awal periode proyek, disusun
secara bersama-sama oleh seluruh staf dan manager, dalam hal ini perusahaan
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
4 Hutama Karya (Persero)
mengikuti anggaran tahun sebelumnya disesuaikan dengan harga bahan yang ada di
pasar. Anggaran yang telah disusun terkadang fleksible mengikuti kondisi operasional
yang ada, sampai sejauh ini realisasi yang besar dari anggaran terjadi karena hal-hal
yang wajar.
2. Proses Pertanggung Jawaban dan Kinerja Pusat Biaya Anggaran Perusahaan
Pertanggung jawaban anggaran adalah berdasarkan laporan pertanggung
jawaban yang disusun oleh manager, dimana sisa anggaran atau kelebihan anggaran
akan dibukukan untuk periode berikutnya, namun yang utama adalah output dari project
yang di kerjakan. Adapun reward atau punishment yang diberikan perusahaan sebagai
implikasi kinerja manager pusat biaya, rewardnya adalah adanya tambahan kompensasi.
3. Akuntansi Pertanggung Jawaban
Perusahaan yang semakin besar, membutuhkan penguasaan keahlian di bidang
masing-masing, maka dibutuhkan suatu sistem yang memungkinkan pembagian tugas
kepada seluruh unit yang ada dalam perusahaan. Hai tersaebut dapat di pecahkan dengan
sarana pembuatan sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban kepada
perusahaan.Dalam sistem akuntansi pertanggungjawab di kenal adanya pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab kepada setiap karyawan pada perusahaan. Para pekerja
tersebut membawahi lini atau departemen masing masing yang di sebut sebagai pusat-
pusat pertanggungjawaban.
4. Penyusun Anggaran Biaya Pusat Biaya Perusahaan
Anggaran merupakan rencana kegiatan operasional perusahaan yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan moneter dan disusun berdasarkan
program kerja yang telah ditetapkan untuk jangka waktu tertentu. Salah satu
manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai dasar penyusunan
anggaran yang lebih teratur. Anggaran juga dapat digunakan sebagai alat untuk
melakukan perbandingan antara biaya yang direncakaan dengan biaya yang
terealisasi untuk tujuan penilaian kinerja maupun sebagai dasar pengambilan
keputusan.
5. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Biaya
Penilaian kinerja dalam perusahaan dilakukan untuk mengevaluasi rencana kerja
perusahaan yang telah ditetapkan selama satu tahun. Setiap akhir triwulan,
perusahaan melakukan evaluasi terhadap kinerja pusat biaya, sedangkanuntuk
penilaian kinerja pada perusahaan ini dilakukan setiap enam bulan sekali dengan
berdasarkan pada laporan pertanggungjawaban yang disampaikan. Tujuan
diadakannya penilaian kerja dalam perusahaan ini adalah untuk mendorong perilaku
kerja yang baik, memuaskan stockholders, pelanggan, dan para karyawan melalui suatu
proses kerja yang terstruktur sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan ke
depannya.
PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah Kota Manado Laporan Pertanggungjawaban Pusat
Biaya Proyek Pembangunan Jalan Kaiya-Maelang 2012
No Uraian Biaya Anggaran Realisasi Varians Keterangan
A Biaya
A.1 SWAKELOLA 19,633,261,285 19,797,056,184 -163,794,899 Unvaforable

5 Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt


Hutama Karya (Persero)
A.1.1 Bahan 10,529,345,348 10,550,188,888 -20,843,540 Unvaforable
A.1.1.1 Harga Perolehan 10,184,205,667 10,236,451,207 -52,245,540 Unvaforable
A.1.1.2 Biaya Angkut 268,633,495 237,831,495 30,802,000 Vaforable
A.1.1.3 Biaya lainnya 76,506,186 76,506,186 0 Balanced
Jumlah 29,691,952,625 29,623,528,746 68,423,879 Vaforable
B.1 Upah
B.1.1 Borongan 163,480,700 167,980,700 -4,500,000 Unvaforable
B.1.2 Harian 129,030,600 130,160,600 -1,130,000 Unvaforable
B.1.3 Operator,supir&mekanik 361,530,851 396,078,351 -34,547,500 Unvaforable
B.1.4 Pegawai kontrak 336,776,684 388,229,655 -51,452,971 Unvaforable
Jumlah 990,818,835 1,082,449,309 -91,630,474 Unvaforable
B.2 Peralatan
B.2.1 Mob &Demob alat 342,152,400 342,152,400 0 Balanced
B.2.2 Pajak /Perjanjian/STNK 450,000 450,000 0 Balanced
B.2.3 Bahan Bakar &Pelumas 3,360,423,179 3,444,750,069 -84,326,890 Unvaforable
B.2.4 Biaya filter, gemuk , ban 6,015,000 6,015,000 0 Balanced
B.2.5 Sewa alat ekstern 3,426,142,016 3,435,787,516 -9,645,500 Unvaforable
B.2.6 Sewa alat intern 0 0 0
B.2.7 Penyusutan /amortisasi 0 0 0
Alat konsumable
B.2.8 Penyusutan investasi 0 0 0
Proyek
B.2.9 Suku cadang, repair& 323,879,449 330,690,344 -6,810,895 Unvaforable
Overhaul
Jumlah 7,459,055,544 7,560,115,829 -101,060,285 Unvaforable
B.3 Penyusutan fiscal 389,914,821 339,575,424 50,339,397 Vaforable
B.4 Biaya bank 111,126,821 65,000,000 46,126,821 Vaforable
B.5 Biaya lain-lain 153,000,000 199,126,737 -46,126,737 Unvaforable
B.6 Sub kontraktor 8,723,758,849 8,545,083,844 178,675,005 Vaforable
B.7 Biaya umum lapangan 1,334,932,491 1,281,388,718 53,543,773 Vaforable
C Laba / rugi 3,843,485,558 3,911,910,332 -68,424,764 Unvaforable
C.1 Total Pendapatan 33,535,438,183 33,535,439,078 -895 Unvaforable
Sumber : PT Hutama Karya (Persero)
Berdasarkan Tabel 1 dapat di lihat bahwa:
1. Realisasi Swakelola pada proyek tersebut sebesar 19,633,261,285 atau 100,9% dari
anggaran sejumlah 19,633,261,285, biaya swakelola ini bisa di katakan tidak
menguntungkan (unvaforable).
2. Realisasi bahan pada proyek tersebut sebesar 10,529,345,348 atau 100,12% dari
anggaran sejumlah 10,550,188,888, biaya bahan pada proyek ini di bisa di katakan
tidak menguntungkan (unvaforable).
3. Realisasi harga perolehan sebesar 10,184,205,667 atau 100,5% dari anggaran
sejumlah 10,236,451,20, harga perolehan ini tidak menguntungkan (unvaforable).
4. Realisasi biaya angkut sebesar 237,831,495 atau 88,53% dari anggaran 268,633,495,
biaya angkut ini menguntungkan (vaforable).
5. Realisasi biaya lainnya sebesar 76,506,186 atau 100% dari anggaran sejumlah
76,506,186, biaya lainnya ini dikatakan seimbang (balanced).
6. Realisasi upah borongan sebesar 167,980,700 atau 102,75% dari anggaran sejumlah
163,480,700, upah borongan ini tidak menguntungkan (unvaforable).
7. Realisasi upah harian sebesar 130,160,600 atau 100,87% dari anggaran sejumlah
129,030,600, upah harian ini tidak menguntungkan (unvaforable).
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
6 Hutama Karya (Persero)
8. Realisasi biaya supir, operator dan mekanik sejumlah 396,078,351 atau 109,5%
dari anggaran 361,530,851, upah ini tidak meguntungkan (unvaforable).
9. Realisasi biaya upah pegawai kontrak sejumlah 388,229,655 atau 115,3% dari
anggaran 336,776,684, upah pegawai kontrak ini tidak menguntungkan (unvaforable).
10. Realisasi biaya Mob.&Demob. Alat sebesar 342,152,400 atau 100% dari
anggaran sejumlah 342,152,400, biaya Mob.&Demob. Alat seimbang (balanced).
11. Realisasi biaya Pajak/ Perjanjian/ STNK sebesar 450,000 atau 100% dari anggaran
sejumlah 450,000, biaya Pajak/ Perjanjian/ STNK seimbang (balanced).
12. Realisasi biaya Bahan bakar & pelumas sebesar 3,444,750,069 atau 102,5% dari
anggaran sejumlah 3,360,423,179, biaya bahan bakar & pelumas ini tidak
menguntungkan (unvaforable).
13. Realisasi biaya Biaya Filter, Gemuk, Ban sebesar 6,015,500 atau 100% dari
anggaran sejumlah 6,015,500, biaya Filter, Gemuk, Ban seimbang (balanced).
14. Realisasi sewa alat ekstern sebesar 3,435,787,516 atau 100,3% dari anggaran
sejumlah 3,426,142,016, biaya sewa alat ekstern ini tidak menguntungkan
(unvaforable).
15. Realisasi penyusutan/fiskal sebesar 339,575,424 atau 87,1% dari anggaran
sejumlah 389,914,821, makan penyusutan/fiskal ini menguntungkan (vaforable).
16. Realisasi biaya bank sebesar 65,000,000 atau 58,5% dari anggaran sejumlah
111,126,821, makan biaya bank ini menguntungkan (vaforable).
17. Realisasi biaya lain-lain sebesar 199,126,737 atau 130,15% dari anggaran sejumlah
153,000,000, biaya lain-lain ini tidak menguntungkan (unvaforable).
18. Realisasi sub kontraktor 8,545,083,844 atau 97,95% dari anggaran sejumlah
8,723,758,849, sub kontraktor ini menguntungkan (vaforable).
Laporan pertanggung jawaban di proyek tersebut belum efektif, Pada
kenyataannya kecil kemungkinan biaya yang sesungguhnya terjadi sama dengan biaya
yang dianggarkan karena adanya situasi dan kondisi yang berubah-ubah dan terdapat
beberapa kemungkinan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya namun dengan adanya
perbaikan-perbaikan yang di lakukan sudah bisa menekan biaya realisasi dari
anggaran perusahaan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa realisasi biaya –biaya
pada tiap departemen biaya ada yang lebih besar dari anggaran dan ada yang lebih kecil
dari anggaran. Selisih ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mencari apa penyebabnya.
Oleh karena perusahaan ini menggunakan system akuntansi pertanggung juawaban
berbasis aktivitas, maka manajer pusat biaya dituntut sedapat mungkin
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang memerlukan biaya.

Pembahasan
1. Analisis Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan kerangka atau bagan yang menggambarkan
jariongan hubungan kerja dan susunan pola hubungan yang menunjukkan kedudukan,
tugas dan tanggungjawab secara hirarki yang terdapat pada suatu
perusahaan.Demikian halnya pada PT Hutama Karya (Persero) Wilayah Kota
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
7 Hutama Karya (Persero)
Manado, struktur organisasi secara jelas dan tegas memperlihatkan jenjang
wewenang dan tanggung jawab yang dilaksanakan dari atasan hingga bawahan.Hal
ini terlihat dari struktur organisasi dan penjelasannya yang menunjukkan adanya
pembagian tugas dan pungsi yang jelas dari setiap unit organisasi tersebut.Pada struktur
organisasi tersebut, jelas terlihat garis wewenang dan pelaporannya. Struktur organisasi
perusahaan terdiri dari General Manager sebagai pimpinan tertinggi yang dibantu
oleh staff keuangan dan Ahli. Kemudian jenjang di bawahnya terdiri kepala-kepala
bidang yang membawahi beberapa sub bidang. Sub bidang ini dikepalai oleh
seorang manajer. Perusahaan ini mengggunakan struktur organisasi fungsional. Hal ini
terlihat pada pembagian perusahaan ke dalam beberapa bidang dan setiap bidang terdiri
dari beberapa sub bidang yang menpunyai tugas dan fungsi masing-masing. Dengan
demikian menurut penulis, struktur organisasi yang dimiliki perusahaan sudah
sejalan dengan konsep akuntansi dengan pertanggungjawaban secara tegas dan jelas.
2. Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Pusat Biaya Perusahaan
Penyusun anggaran yang efektif melibatkan setiap unit organisasi dalam
perusahaan, agar setiap unit tersebut akan merasa bertanggung jawab untuk
melaksanakan anggran yang telah ditetapkan. Setiap bagian/fungsi yang temasuk
pusat biaya pada PT Hutama Karya telah melakukan penyusunan anggaran untuk
bagiannya sendiri.Penyusun anggaran ditetapkan secara bottom-up, di mana tiap-
tiap bagian/fungsi terlebih dahulu membuat anggaran untuk kemudian diajukan ke
manajemen tingkat atas. Walaupun perusahaan ini memiliki sub bidang anggaran,
namun penyusunan anggaran tidak dilakukan di dalam sub bidang ini. Sub bidang
anggran berfungsi untuk mengkoordinasikan/menyatukan dan mengelola anggaran
yang diterimanya dari tiap departemen dan kemudian mengajukannya pada komite
anggaran serta mendistribusikan anggaran yang telah disetujui tersebut kepada tiap
departemen. Komite anggaran pada perusahaan ini bertugas untuk mengkoreksi
anggaran pada perusahaan ini bertugas untuk mengkoreksi anggaran yang
diterimanya serta memberikan persetujuan terhadap anggaran yang diajukan tersebut.
Penyusunan anggaran menurut penulis secara bottom –up telah ssuai dengan
penerapan akuntansi pertanggung jawaban karena melibatkan bawahan untuk
berpartisipasi dalam penyusunan rencana perusahaan secara keseluruhan.
Kebijaksanaan penyusunan anggaran yang melibatkan seluruh unit organisasi dalam
perusahaan akan menghasilkan anggran yang lebih rasional, karena manajer unit
tersebut lah yang dapat memperkirakan besarnya biaya yang benar-benar dibutuhka
unitnya dengan lebih baik. Dalam penyusunan anggaran, manajer belum
memisahkan biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat
dikendalikan.Biaya yang tidak dapat dikembalikan berupa pembelian bahan baker,
pembelian listrik, pemakaian material, switchgear dan biaya perawatan kesehatan
pegawai. Biaya-biaya lain pada umumnya dapat dikendalikan oleh manjaer. Penulis
juga melihat bahwa dalam proses penyusunan anggaran untuk pusat biaya teknik maupun
pusat biaya teknik adalah fungsi distribusi, sedangkan ketiga fungsi lainnnya
termasuk pusat biaya kebijakan. Dalam hal ini PT Hutama karya mengklasifikasikan
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
8 Hutama Karya (Persero)
pusat biaya kebijakan sebagai pusat biaya pendukung. Proses penyusunan anggaran
untuk pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan seharusnya dibedakan karena
sifat keluaran dari kedua jenis pusat biaya tersebut berbeda.
3. Analisis Penilaian Kinerja Manajeer Pusat Biaya
Perusahaan menjadikan anggaran sebagai standar untuk menilai kinerja manajer
pusat biaya.Penilaian kinerja pusat biaya dilakukan berdasarkan perbandingan antara
realisasi biaya dengan anggran biaya yang terdapat pada laporan
pertanggungjawaban biaya.Sebagai tindak lanjut dari penilaian kinerja ini,
perusahaan menetapkan suatu kebijakan pemberian reward maupun punishment. Reward
yang diberikan berupa bonus uang dan kenaikan jabatan. Punishment yang diberikan
berupa peringatan tertulis, penurunan jabatan dan pemecatan. Jadwal pelaksanaan
penilaian kinerja yang dilakukan setiap akhir semester menurut penulis sudah baik.
Kinerja manajer harus selalu dievaliasi untuk mengetahui seberapa besar usahanya
dala mencapai target perusahaan. Selain itu penilaian kinerja ini juga akan
memberikan motivasi dan menekan prilaku yang tidaki seharusnya dalam perusahaan.
Proses pelaksanaan penilaian kinerja juga cukup baik, degan adanya pembagia
persentase anggran yang dibandingkan dengan realisasi pada tiap semester. Prusahaan
juga menetapkan batas atas selisih lebih besar realisasi dari anggaran sebesar 10 %
Namun, dalam dalam laporan pertanggung jawaban, tidak disajikan keterangan-
keterangan yang mendukung penjelasan laporan tersebut. Manajer juga belum
memisahkan biaya yang dapat dikendalikan nya dan biaya yang tidakdapat
dikendalikannya dalam laporan pertanggung jawaban tersebut. Dengan tidak adanya
pemisahan antara biaya yang terkendali dan biaya tidak terkendali, maka manajer
bertanggung jawab terhadap seluruh biaya yang terjadi.Penilaian kinerja pun menjadi
kurang efektifkarena biaya yang tidak terkendali menjadi tanggung jawab manajer
tersebut. Pemberian reward dan punishment pada manajer setelah dilakukannya
penilaian kinerja sudah cukup baik. Dengan adanya kebijakan ini maka perusahaan
telah memberikan suatu motivasi dan menunjukkan kepeduliannya pada para pegawai
yang bekerja di perusahaan.

KESIMPULAN
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Hutama Karya (Persero) mengenai
penerapan akuntansi pertanggungjawaban melalui anggaran sebagai alat pengendalian
biaya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban di PT. Hutama Karya (Persero) belum memadai.
2. Penilaian kinerja manajer dilakukan dengan membandingkan antara realisasi yang
telah dicapai dengan anggaran yang telah disusun selama periode tertentu. Kinerja
manajer pusat biaya diukur dan dinilai berdasarkan perbandingan antara target
anggaran dengan realisasi anggaran.
3. Berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan, biaya penilaian kinerja pada proyek
ini berlum efektif, namun dengan adanya perbaikan yang dilakukan dapat menekan
biaya realisasi dari anggaran perusahaan.
Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt
9 Hutama Karya (Persero)
DAFTAR PUSTAKA
Sriwidodo, untung. 2010. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian
Kinerja Manajer. Surakarta. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 8,
No. 1, April 2010 : 18 – 24. Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

Tumbuan, Ronald Rifky. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat


Penilaian Kinerja Pusat Biaya. Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013,
Hal. 314-325. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Yustien, Reni. 2012. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada Pusat
Pendapatan Dan Pusat Biaya Terhadap Kinerja Manajerial Rumah Sakit Umum Tipe
B Di Provinsi Jawa Barat. Jambi. Pekbis Jurnal, Vol.4, No.1, Maret 2012: 44-53.
Universitas Jambi.

Sari, Dian. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Akuntansi Pertanggungjawaban


Terhadap Kinerja Manajerial PT. Pos Indonesia. Jambi. e-Jurnal BINAR
AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, Januari 2013. Universitas Jambi.

Tawas, Charen P.J. 2013. Akuntansi Pertanggung Jawaban Terhadap Imbalan Kerja
Menurut PSAK No. 24 PT Pegadaian (Persero) Cabang Manado Utara. Manado.
Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 365-373. Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Hambrata, Hade. 2007. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penlaian Kinerja


Pusar Pendapatan pada PT.Rajawali Nusindo Cabang Medan. Medan. Universitas
Sumatera Utara.

Andharawati, Athena. 2010. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran


sebagai Alat Pengendalian Biaya. Semarang. Universitas Diponegoro.

Pasaribu, Muhammad Tohar. 2013. Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


Terhadap Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pada Pt. A.J Central Asia Raya Cabang
Manado Tahun 2010. Manado. Jurnal EMBA 1627 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal.
1627-1637. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Prang, Olivia Sicilia. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran


Sebagai Alat Pengendalian Untuk Penilaian Kinerja Pada PT. Pelayaran Nasional
Indonesia Cabang Bitung. Manado. Jurnal EMBAVol.1 No.4 Desember 2013, Hal.
1016-1024. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Aliu, Sicylia. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian


Biaya Produksi Dan Penilaian Kinerja. Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013,
Hal. 160-168. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt


10 Hutama Karya (Persero)
Mandak, Andre. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran
Sebagai Pengendalian Biaya Dinas Perhubungan Manado. Manado. Jurnal EMBA 465
Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 465-473. Universitas Sam Ratulangi.

Mengko, Nataline Caroline. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Untuk


Penilaian Kinerja Nonfinansial Kantor Wilayah Vi Pt. Pegadaian (Persero) Manado.
Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1738-1747. Universitas Sam
Ratulangi.

Santoso, Suryo Budi. 2005. Dialektika Kinerja Di Era Serba Elektronika (Dari Information
Technology Question, Electronic Transfer, Real time Accounting, sampai Electronik
Audit). Lintasan Ekonomi Volume XXII, Nomor 1, Januari 2005. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.

Santoso, Suryo Budi dan Astuti, Herni Justiana. Siklus Hidup Organisasi:Upaya-Upaya
Strategis Dalam Menghadapi Gejala Penurunan Organisasi Agar Dapat “Going
Concern” Dan Tetap Unggul. EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi
No.49/DIKTI/Kep/2003. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Analisa Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pt


11 Hutama Karya (Persero)

Anda mungkin juga menyukai