Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman - B

Dosen : Haderiah, SKM, M.Kes

Laporan Praktikum
Pemeriksaan ALT, MPN Coliform, Dan Formalin

Disusun Oleh :

Kelompok 2

 Dini Putri Wulandari (PO.71.4.221.17.1.036)


 Rita Wahyuni (PO.71.4.221.17.1.033)
 Andi Nurhalisha Ramli (PO.71.4.221.17.1.023)
 Rani Safitri Salam (PO.71.4.221.17.1.022)
 Muh. Ihsan (PO.71.4.221.17.1.014)
Tingkat : III. A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2019
A. DASAR TEORI
1. Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Alat Makan
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk
kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya
keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian, tujuan
sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan
dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit,
mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat, dan
mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan pada makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi
orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan,
peralatan pengolahan makan dan proses pengolahannya. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain
adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang
tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih
(Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari
peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di
Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan
tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Peranan peralatan makanan
dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan
makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap
saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih
belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan,
karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar
bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok)
tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat
penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan
menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga
kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah
membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang
dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
2. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air Bersih
Air memegang peran penting bagi kehidupan di dunia ini, maka
sangatlah penting bagi kita untuk mengenalnya secara mendalam. Kita
sebagai manusia hidup tidak lepas dari air. Entah itu untuk air minu,
mandi dan sebagainya tetapi air yang kita perlukan adalah air yang
memenuhi persyaratan kesehatan baik itu persyaratan fisik, kimia,
maupun persyaratan bakteriologis.
Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dapat
menimbulkan bahaya-bahaya seperti meluasnya wabah penyakit terutama
yang disebabkan oleh bakteri-bakteri pathogen yang berasal dari saluran
pencernaan baik saluran pencernaan manusia maupun saluran pencernaan
hewan.
Air sangat mudah menjadi kotor karena air merupakan zat yang
bersifat sangat mudah melarut, lebih-lebih air sungai yang biasanya
alirannya sangat lambat sehingga kesempatan untuk bersentuhan dengan
alam sekitarnya sangat banyak sehingga semakin meluaslah kesempatan
bagi air untuk melarutkan benda-benda yang mudah larut serta membawa
kotoran yang berupa sampah serta hasil buangan kotoran yang berasal
dari manusia dan hewan ternak, keadaan yang demikian lebih
memungkinkan air tersebut mengandung bakteri yang pathogen dalam
kumlah yang besar yang dapat pula menimbulkan penyakit [ada manusia
atau hewan ternak yang memakainya. Misalnya : bakteri saluran
pencernaan seperti Cholera, Thypus, Para Thypus, Disentri, dsb. Oleh
karena peyakit-penyakit menular itu biasanya mudah tersebar melalui air
disamping dengan cara lain, maka penetapan kualitas air dari sudut
kesehatan dilakukan dengan pemeriksaan terhadap bakteri-bakteri
pathogen yang terdapat di dalam air tersebut, tetapi untuk menentukan
ada tidaknya bakteri pathogen tadi di dalam air sangatlah sulit dan
biasanya jumlah bakteri pathogen akan sangat sedikit, oleh karena bakteri
pathogen itu tadi akan segera mati oleh keadaan yang tidak
menguntungkan bagi kehidupannya atau tidak tahan hidup lama terhadap
lingkungan yang tidak sesuai dengan kehidupannya.
Adanya golongan Coli (colon=usus/sel pencernaan) yang berasal
dari saluran pencernaan di dalam air/kotoran selalu sangat melebihi
jumlah bakteri indikasi pencemaran air mewakili bakter-bakteri yang
lain.
Selain itu bakteri golongan Coli mudah diidentifikasi sebagai berikut:
a. Bakteri berbentuk batang, bersifat gram
b. Aerob dan fakultatif anaerob
c. Tidak membentuk spora
d. Tahan hidup lama dalam lingkungan yang tidak menguntungkan
bagi kehidupan orang
e. Dapat meragikan laktosa denfan membentuk gas dalam waktu 2 x 24
jam pada suhu 35⸰C ± 0,5⸰C.
3. Pemeriksaan Formalin pada Makanan
Formalin adalah larutan yang tidak bewarna dan baunya sangat
menusuk. Di dalam larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid
dalam air dan merupakan anggota paling sederhana dan termasuk
kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO. Formalin biasanya
diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain yaitu
formal, morbicid, methanol, formic aldehyde, methyl oxide,
methyleneglycol, paraforin, polyoxymethylene glycols, superlysoform,
tetraoxymethylene, dan trioxane.
Formalin biasanya digunakan pada :
a. Bidang kesehatan : desinfektan dan pengawet mayat
b. Industri perkayuan dan plywood : sebagai perekat
c. Industri plastik : bahan campuran produksi
d. Industri tekstil, resin, karet dan fotografi : mempercepat pewarnaan.
Dari hasil sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,
ditemukan sejumlah produk pangan menggunakan formalin sebagai
pengawet misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah, bakso, ikan asin,
dan tahu yang beredar di pasaran. Adapun ciri-cirinya, yaitu :
a. Mie basah : tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25oC) dan
bertahan + 15 hari pada suhu lemari es (10oC), tidak lengket dan
lebih mengikap, serta tercium bau agak menyengat dan bau formalin.
b. Tahu : tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25oC) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10oC), bertekstur
keras, kenyal namun tidak padat dan bau agak menyengat seperti
formalin.
c. Ikan segar dan seafood lain : tidak rusak hingga 3 hari dalam suhu
kamar (25oC), warna insang cenderung merah tua, tidak cemerlang,
bukan merah segar dan warna daging pada ikan putih bersih serta
bau agak menyengat formalin.
d. Ikan asin : tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar
(25oC), bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin serta tidak
dihinggapi lalat jika ditaruh pada area terbuka.
e. Bakso : tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar (25oC),
teksturnya sangat kenyal dan bau agak menyengat formalin.
f. Ayam : tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25oC),
teksturnya kencang dan bau agak menyengat formalin.
Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau
digunakan sebagai pengawet makanan. Pemakaian formaldehida pada
makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan
gejala : sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-
muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan
peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat
mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan
haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi
formalin dengan dosis 100 gr dapat mengakibatkan kematian dalam
waktu 3 jam.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) pada alat makan
(Piring, Mangkuk, dan Gelas) Restoran Sederhana Masakan Padang.
2. Untuk mengetahui Perkiraan Terdekat Jumlah (PTJ) kuman gol coli pada
air bersih (PDAM) Restoran Sederhana Masakan Padang.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin pada makanan
(ayam) Restoran Sederhana Masakan Padang.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Alat Makan
a. Alat

1) Pipet Steril 10 ml 12) Kompor


2) Petridish steril 13) Autoclave
3) Lidi Kapas steril 14) Lampu spritus
4) Oven 15) Korek api
5) Timbangan 16) Termos
6) Gelas ukur 17) Inkubator
7) Erlenmeyer 18) Colony counter
8) Pengaduk 19) Spidol
9) Balp 20) Alat tulis (label dan
10) Tabung rekasi pulpen)
11) Rak tabung

b. Bahan

1) Aquadest
2) Pepton
4) Alkohol
3) Nutrien Agar
5) Kapas
6) Kertas koran

2. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air Bersih


a. Alat

1) Botol sampel steril 9) Rak tabung


2) Pipet steril 10) Tabung reaksi
3) Oven 11) Tabung durham
4) Balp 12) Autoclave
5) Timbangan 13) Inkubator
6) Gelas ukur 14) Lampu spritus
7) Erlenmeyer 15) Korek api
8) Pengaduk

b. Bahan

1) Sampel air 4) Laktose Broth (LB)


2) Aquadest 5) Alkohol 70%
3) Brilliant Green 6) Kertas coklat, Koran,
Lactase Broth dan tali remi
(BGLB)

3. Pemeriksaan Formalin pada Makanan


a. Alat

1) Timbangan 3) Lumpang
2) Gelas ukur 4) Tabung sampel

b. Bahan

1) Sampel 3) Larutan FO-1


2) Aquadest 4) Reagent FO-2

D. PROSEDUR KERJA
1. Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Alat Makan
a. Sterilisasi Alat
1) Persiapkan alat yang akan di sterilisasi, seperti pipet 10 ml,
petridish, dan lidi kapas.
2) Bungkus alat tersebut dengan kertas kopi dan kertas koran
3) Masukkan alat yang telah dibungkus tadi, ke dalam oven dengan
suhu 105˚C dalam waktu 2 jam.
b. Pembuatan Media
1) Air Pepton
a) Timbang bahan sesuai kebutuhan
b) Ambil aquadest sesuai kebutuhan
c) Campurkan aquadest dan pepton dalam Erlenmeyer, aduk
sampai rata
d) Masukkan larutan dengan menggunakan pipet ukur sesuai
dengan jumlah kebutuhan larutan
e) 1 tabung berisi 5 mL Air Pepton
f) Setelah itu tutup tabung reaksi dengan kapas kemudian siap
untuk disterilkan di autoclave dengan suhu 121˚C selama 1
jam.
Cara perhitungan:
- Aquadest : 4 tabung x 5 mL = 20 mL
- Bahan : 19/1000 x 20 mL = 0,38 gram
(3 sampel + 1 kontrol = 4 tabung)
2) Nutrien Agar
a) Timbang bahan sesuai kebutuhan
b) Ambil aquadest sesuai kebutuhan
c) Campurkan aquadest dan nutrien agar dalam erlenmeyer
d) Setelah itu larutkan/panaskan di atas kompor hingga larutan
agar tercampur rata sambil diaduk.
e) Setelah larut tutup Erlenmeyer dengan kapas kemudian
disterilkan di autoclave dengan suhu 121˚C selama 1 jam.
Cara perhitungan:
- Aquadest : 4 petri x 15 mL = 60 mL
- Bahan : 20/1000 x 60 mL = 1,2 gram
(3 sampel + 1 kontrol = 4 petri)

c. Praktikum Usap Alat Makan


1) Gunakan sarung tangan yang steril atau bisa dengan membasahi
tangan dengan menggunakan alkohol agar tangan menjadi steril.
2) Alat makan yang akan diperiksa masing – masing diambil 4
buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat
penyimpanan.
3) Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka kapas penutup
tabung reaksi yang berisi air pepton.
4) Plumbir bagian ujung dari tabung reaksi tersebut, kemudian
masukkan lidi kapas steril ke dalamnya.
5) Lidi kapas steril dalam tabung reaksi ditekan ke dinding tabung
untuk membuang /memeras airnya, lalu angkat dan diusapkan
pada setiap alat – alat makan yang diusapkan.
6) Permukaan tempat alat makan yang diusap, yaitu:
a) Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan
b) Mangkuk : permukaan dalam tempat makanan diletakkan
c) Gelas : permukaan luar dan dalam bibir sedalam 6 mm
7) Cara melakukan usapan, yaitu:
a) Gelas dengan usapan mengelilingi bidang permukaan.
b) Mangkuk dengan usapan pada permukaan tempat makanan
dengan cara zig-zag pada luas jendela untuk mewakili dari
luas seluruh permukaan mangkuk.
c) Piring dengan usapan pada permukaan tempat makanan
dengan cara zig-zag pada luas jendela untuk mewakili dari
luas seluruh permukaan piring.
8) Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali berturut
– turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok alat
makan yang diperiksa.
9) Setiap hasil mengusap 1 alat makan dari satu kelompok selalu
dimasukkan ke dalam air pepton lalu putar – putar dan ditekan
ke dinding, demikian dilakukan berulang – ulang sampai semua
kelompok alat makan selesai diusap.
10) Setiap kelompok alat makan yang sudah diusap, lidi kapasnya
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu lidinya dipatahkan atau
digunting, dan bibir tabung di flambir dengan lampu spritus,
kemudian ditutup kembali dengan kapas penutupnya.
11) Tempelkan kertas label yang telah dipersiapkan, tulis nama jenis
alat makan yang telah diusap. Untuk nama pengambil, tempat
pengambilan, dan tujuan pengambilan sampel ditulis dibuku
catatan yang telah disiapkan oleh pengambil.
12) Kirimkan segera ke laboratorium dengan suhu dingin untuk
diperiksa. Bila tidak dapat dikirim segera, disimpan dalam
tempat penyimpanan dingin.
d. Pemeriksaan Angka Lempeng Total
1) Ambil 1 ml larutan pepton dengan kode kontrol dan masukkan
ke dalam petridish yang juga berkode kontrol.
2) Pipet 1 ml sampel dari tabung dengan kode kelompok alat
makan (misal, piring) dan masukkan ke petridish yang juga
sudah diberi kode kelompok alat makan (misal, piring). Lakukan
ini untuk semua sampel.
3) Tuangi petridish yang berisi sampel dan pepton (kontrol) dengan
nutrien agar 55˚C - 56˚C sebanyak ±15 ml
4) Digoyang-goyang agar rata dan biarkan beku
5) Balik petridish dan masukkan ke dalam inkubator untuk
dieramkan dengan suhu 37˚C selama 1 x 24 jam
6) Setelah 1 x 24 jam keluarkan petridish lalu hitung jumlah kuman
yang berbentuk bulatan pada sampel.
2. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air PDAM
a. Sterilisasi alat
1) Persiapkan alat yang akan di sterilisasi, seperti pipet 10 ml dan
botol sampel.
2) Bungkus alat tersebut dengan kertas kopi dan lilit dengan tali
rami.
3) Masukkan alat yang telah dibungkus tadi, ke dalam oven dengan
suhu 105˚C dalam waktu 2 jam.
b. Pembuatan Media
1) Single Streng Lactose (SSL)
a) Timbang bahan sesuai kebutuhan
b) Ambil aquadest sesuai kebutuhan
c) Campurkan aquadest dan pepton dalam Erlenmeyer, aduk
sampai rata
d) Masukkan larutan dengan menggunakan pipet ukur sesuai
dengan jumlah kebutuhan larutan
e) 1 tabung berisi 10 mL laktosa
f) Setelah itu masukkan tabung durham ke dalam tabung yang
berisi larutan dengan posisi lubang mulut durham
menghadap ke bawah
g) Tutup tabung reaksi dengan kapas kemudian siap untuk
disterilkan di autoclave dengan suhu 121˚C selama 1 jam.
Cara perhitungan:
- Aquadest : 6 tabung x 10 mL = 60 mL
- Bahan : 13/1000 x 60 mL = 0,78 gram
2) Triple Streng Lactose (TSL)
a) Timbang bahan sesuai kebutuhan
b) Ambil aquadest sesuai kebutuhan
c) Campurkan aquadest dan pepton dalam Erlenmeyer, aduk
sampai rata
d) Masukkan larutan dengan menggunakan pipet ukur sesuai
dengan jumlah kebutuhan larutan
e) 1 tabung berisi 5 mL laktosa
f) Setelah itu masukkan tabung durham ke dalam tabung yang
berisi larutan dengan posisi lubang mulut durham
menghadap ke bawah
g) Tutup tabung reaksi dengan kapas kemudian siap untuk
disterilkan di autoclave dengan suhu 121˚C selama 1 jam.
Cara perhitungan:
- Aquadest : 3 tabung x 5 mL = 15 mL
- Bahan : 39/1000 x 15 mL = 0,585 gram
3) Briliant Green Lactose Broth (BGLB)
a) Timbang bahan sesuai kebutuhan
b) Ambil aquadest sesuai kebutuhan
c) Campurkan aquadest dan pepton dalam Erlenmeyer, aduk
sampai rata
d) Masukkan larutan dengan menggunakan pipet ukur sesuai
dengan jumlah kebutuhan larutan
e) 1 tabung berisi 8 mL larutan BGLB
f) Setelah itu masukkan tabung durham ke dalam tabung yang
berisi larutan dengan posisi lubang mulut durham
menghadap ke bawah
g) Tutup tabung reaksi dengan kapas kemudian siap untuk
disterilkan di autoclave dengan suhu 121˚C selama 1 jam.
Cara perhitungan:
- Aquadest : 9 tabung x 8 mL = 72 mL
- Bahan : 40/1000 x 72 mL = 2,88 gram
c. Pengambilan Sampel Air
1) Gunakan sarung tangan yang steril atau bisa dengan membasahi
tangan dengan menggunakan alkohol agar tangan menjadi steril.
2) Kran dibuka penuh dan air dibiarkan mengalir selama 5-10
menit, kemudian ditutup
3) Kran dipanaskan dengan api sampai cukup panas (diflambir)
atau sterilkan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi
alkohol jika krannya menggunakan selang.
4) Kran dibuka, kemudian botol diisi sampai ±2/3 volume botol
(>100 mL)
5) Setelah itu tutup botol lalu bungkus botol sampel kembali.
d. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air PDAM
1) Tes Perkiraan
a) Siapkan tabung media lactose yang diperlukan dalam tes
perkiraan (porsi 9 atau 3.3.3: 3 tabung TSL + 6 tabung SSL)
b) Tabung-tabung media disusun dalam rak tabung dan diberi
tanda yang sesuai dengan kode contoh dan porsi yang
dipilih.
c) Contoh air atau sampel yang ada dicampur atau dikocok 25
kali.
d) Dengan pipet steril masukkan contoh air sampel secara
aseptis ke dalam tabung-tabung media. Volume contoh air
yang dimasukkan sesuai dengan tanda pada tabung (3 TSL
+ 10 mL sampel; 3 SSL + 1 mL sampel; 3 SSL + 0,1 mL
sampel).
e) Tabung dalam rak digoyang agar contoh air dan media
tercampur rata.
f) Dieramkan pada suhu 35⸰C ± 0,5⸰C selama 2 x 24 jam.
g) Pembentukan gas diamati setiap 24 jam.
2) Tes Penegasan
a) Semua tabung yang positif (keruh dan terdapat gelembung
pada tabung durham) pada tes perkiraan dipindahkan
dengan menggunakan kawat ose secara aseptis ke media
BGLB.
b) Di inkubasikan pada suhu 35⸰C selama 2 x 24 jam
c) Pembentukan gas diamati setiap 24 jam
d) Bandingkan hasil yang didapat dengan table pemeriksaan
MPN Coliform sesuai dengan porsi yang digunakan.
3. Pemeriksaan Formalin pada Makanan
a. Timbang sampel sebanyak 5/10 gr.
b. Gerus sampai halus, dan tambahkan 50 ml aquadest.
c. Masukkan dalam tabung sampel.
d. Tambahkan 5 tetes larutan FO-1, tunggu 3 menit.
e. Tambahkan 1 sdt reagent FO-2, tunggu selama 5 menit.
f. Bandingkan dengan larutan standart.

E. HASIL
Nama Restoran : Restoran Sederhana Masakan Padang
Alamat Restoran : Jl. DR. Ratulangi
Tanggal Pengambilan Sampel : 29 Oktober 2019

1. Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Alat Makan


Berdasarkan praktikum pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT)
yang telah dilakukan pada piring, mangkuk, dan gelas maka didapatkan
hasil yaitu sebagai berikut:
- Kontrol : 0 koloni/cm2
- Piring : 370 koloni/cm2
- Mangkuk : 0 koloni/cm2
- Gelas : 351 koloni/cm2
2. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air Bersih
Berdasarkan praktikum pemeriksaan MPN Coliform yang telah
dilakukan pada air PDAM (porsi 3:3:3) maka didapatkan hasil yaitu
sebagai berikut:
- TSL 10 mL : 1 tabung
- SSL 1 mL : 1 tabung
11 PTJ/100 mL
- SSL 0,1 mL : 1 tabung

3. Pemeriksaan Formalin pada Makanan


Berdasarkan praktikum pemeriksaan formalin yang telah dilakukan
pada ayam maka didapatkan hasil yaitu ayam tersebut tidak mengandung
pengawet formalin/negatif (-) formalin dengan konsentrasi 0 mg/L.

F. ANALISA HASIL
1. Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Alat Makan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan Angka
Lempeng Total (ALT) yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan maka
didapatkan hasil yaitu piring mengandung 370 koloni/cm 2, mangkuk 0
koloni/cm2, dan gelas 351 koloni/cm 2. Hal ini berarti bahwa dari ketiga
alat makan yang diperiksa hanya ada satu yang memenuhi syarat yaitu
mangkuk, dimana berdasarkan Permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan
tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.
Peralatan makan di Restoran Sederhana Masakan Padang ini dicuci
dengan menggunakan air PDAM. Dimana setelah air PDAM-nya
diperiksa ternyata mengandung 11 PJT/100 mL. Faktor lain yang
menyebabkan adanya bakteri pada peralatan makan adalah tindakan
penjamah makanan yang setelah proses pencucian piring dan gelas
langsung dilap tanpa ditunggu sampai kering sendiri untuk digunakan
kembali. Hal tersebut terjadi karena banyaknya kebutuhan pelanggan
yang harus dipenuhi sehingga alat makan tersebut harus di lap. Alat
makan yang jumlah kumannya tinggi dapat menyebabkan penyakit diare,
kolera, disentri, dan berbagai penyakit saluran pencernaan.
2. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air Bersih
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan MPN
Coliform yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes
Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan maka didapatkan
hasil yaitu air PDAM tersebut mengandung 11 PJT/100 mL atau 11
perkiraan terdekat jumlah kuman golongan coliform tiap 100 mL. Hal ini
berarti bahwa air PDAM tersebut aman untuk digunakan dimana
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32
Tahun 2017 mengatakan bahwa kadar maksimum total Coliform pada air
bersih adalah 50 CFU/100 mL.
Kran di Restoran Sederhana Masakan Padang itu menggunakan
selang. Di dalam selang terjadi endapan yang dapat mengakibatkan
bakteri berkembang. Semakin rendah jumlah kuman golongan coliform
pada air bersih maka semakin bagus kualitas air tersebut. Air bersih yang
jumlah kuman golongan coliform-nya tinggi dapat berdampak pada
kesehatan seperti menyebabkan penyakit diare, disentri, kolera, dan
penyakit saluran pencernaan lainnya apabila masuk ke dalam tubuh.
3. Pemeriksaan Formalin pada Makanan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan formalin
yang dilakukan di Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Makassar
Jurusan Kesehatan Lingkungan maka didapatkan hasil yaitu ayam
tersebut tidak mengandung pengawet formalin/negatif (-) formalin
dengan konsentrasi 0 mg/L. Hal ini berarti bahwa ayam tersbut aman
untuk dikonsumsi.
Pada dasarnya ayam mempunyai beberapa manfaat bagi tubuh
seperti tinggi protein, anti depresan alami, mencegah koroposnya tulang,
baik untuk jantung, kaya akan fosfor, dan lain-lain. Tetapi, jika ayam
mengandung formalin bukannya bermanfaat bagi tubuh malah dapat
menyebabkan penyakit seperti kanker. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 472 Tahun 1996 mengatakan bahwa
formalin bersifat karsinogenik dan iritasi. Karsinogenik adalah zat yang
dapat menyebabkan penyakit kanker.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa hasil di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari 3 alat makan Restoran Sederhana Masakan Padang yang diperiksa
ALT-nya hanya ada 1 yang memenuhi syarat, yaitu mangkuk.
2. Perkiraan terdekat jumlah kuman golongan coli pada air PDAM di
Restoran Sederhana Masakan Padang adalah 11 PTJ/100 ml.
3. Ayam di Restoran Sederhana Masakan Padang tidak mengandung bahan
pengawet formalin/negatif (-) formalin.
LAMPIRAN

1. Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Alat Makan

Sampel dimasukkan ke Sampel dieramkan di


petridish dan diberi NA Inkubator

2. Pemeriksaan MPN Coliform pada Air PDAM

Sampel Air PDAM Sampel dimasukkan ke tabung


TSL sebanyak 10 mL
Sampel dimasukkan ke tabung
SSL sebanyak 1 mL Sampel dimasukkan ke tabung
SSL sebanyak 0,1 mL

Sampel dimasukkan ke
Inkubator
3. Pemeriksaan Formalin pada Makanan

Sampel Ayam Bahan Pemeriksaan


Formalin

Memasukkan sampel Menggerus sampel


ke lumpang
Memasukkan sampel Penambahan reagent
ke tabung sampel FO-1

Sampel ayam negatif


formalin

Anda mungkin juga menyukai