Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1

PROTEKSI LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BERSIH

Dalam situasi pandemi sekarang ini, mayat yang berstatus positif covid-19
dikuburkan dengan plastik. Bagaimana menurut saudara pengaruhnya terhadap lingkungan?
Bagaimana solusi ke depannya mengenai hal ini?

HASIL DISKUSI
 Peneliti Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra, memberikan penjelasan soal alasan jenazah pasien
virus corona (COVID-19) harus melewati prosedur yang cukup rumit. Seperti
penggunaan plastik mulai dari jenazah, lapisan dalam peti, hingga bagian luar peti.
 Menurutnya, prosedur tersebut berasal dari rujukan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO),
saat masa wabah Ebola menyeruak. Protokol WHO tidak secara umum
merekomendasikan penggunaan plastik atau kantong mayat, kecuali untuk kasus-kasus
tertentu, seperti memakai kantong mayat hanya jika banyak cairan tubuh yang keluar dari
jenazah.
 Jika memakai kain kafan biasa lalu pembusukan terjadi, bisa jadi ada kebocoran dan
ditakutkan mungkin virusnya masih hidup.

Alasan penggunaan plastik pada jenazah pasien covid 19 antara lain :


1. Bentuk antisipasi agar jenazah bisa dikuburkan dengan aman
Penggunaan plastik adalah bentuk kehati-hatian, karena dalam beberapa jam, virus
corona memang akan ikut mati ketika jenazah sudah dimakamkan. Maka dari itu, proses
pemakaman menjadi sangat penting agar menjauhkan kontak langsung manusia.
Istilahnya mengubur organisme penyebab kematian itu sekaligus.

2. Bisa menjaga petugas agar tidak tertular selama proses pemakamanan


Pembungkusan plastik berlapis juga dimaksudkan untuk menjaga keamanan, baik
kepada tenaga medis maupun selama proses mengantar jenazah dari rumah sakit menuju
pemakaman. Jadi sangat aman baik ketika jenazah lewat, ketika proses penguburan atau
pun setelah dikubur.
3. Proses harus dilakukan melalui penyemprotan dan penggunaan APD
Jenazah korban positif virus corona memang akan terurai dan jika terbungkus
plastik jenazah akan terpisah dari tanah di luar. Maka dari itu, prosedur yang
dilakukan dengan membungkus jenazah hingga peti sudah sangat aman.
WHO menyarankan petugas yang mengurus jenazah memakai APD. Selain
itu, juga tidak ditemukan bukti bahwa virus corona menular melalui tanah

4. Jenazah pasien COVID-19 tidak bisa menularkan virus


Walau pun sebagai bentuk kehati-hatian, untuk diketahui, jenazah virus corona
tidak bisa menularkan virus ketika sudah dimakamkan. Selain itu, virus corona juga
tidak bisa hidup jika tidak memiliki inang.
Maka dari itu, jenazah yang memiliki riwayat terinfeksi virus harus segera
dimakamkan agar virusnya lebih cepat mati. Semakin lama dimakamkan, risiko
penyebaran semakin besar, walau pun virus akan ikut mati sesegera mungkin setelah
inangnya mati.

DAMPAK DARI SEGI LINGKUNGAN


 Jika dilihat dari segi lingkungan hal ini tentu akan berdampak dan menimbulkan
kerusakan lingkungan karena sampah plastik itu susah dan lama terurai, bahan pembuat
plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang
mempunyai struktur mirip DDT. Kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga
membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun.
a. Apalagi bila plastik sampai tertimbun di dalam tanah. Dampaknya, bisa
mengakibatkan pencemaran. Bisa mengurangi unsur kesuburan tanah, air susah
mengalir, hingga mengakibatkan banjir. Sangat jelas dampaknya bisa merugikan,
b. Plastik dapat menyebabkan tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
c. Pembungkus plastik untuk jenazah tersebut sukar dalam penguraian sehingga
terjadinya pencemaran dalam tanah tersebut dan hewan-hewan pengurai didalamnya
d. PCB atau polychlorinated biphenyl dalam plastik tidak dapat terurai meskipun
termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan
rantai makanan.
e. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah,
menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di
dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah

SOLUSI :
1. Dalam proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang terinfeksi virus corona,
sekalipun jenazah umumnya dilapisi plastik dan klorin, serta dilakukan disinfeksi
minimal dua kali sebelum dimakamkan. Namun Protokol WHO tidak secara umum
merekomendasikan penggunaan plastik atau kantong mayat, kecuali untuk kasus-kasus
tertentu. Tentunya dengan memerhatikan alat perlindungan diri (APD) bagi yang
menangani jenazah dan praktik physical distancing atau jaga jarak aman selama prosesi
pemakaman dilakukan.
2. Jadi untuk prosesur pemakaman jenazah tidak harus menggunakan plastik selagi mayat
tersebut tidak mengeluarkan cairan yang berlebihan. Dan sebelumnya pun jenazah sudah
diberi disinfeksi agar virus tersebut tidak menyebar kepada yang lainnya.
3. Apabila plastik merupakan tindakan yg cepat dan dirasa tepat agar virus tidak menular ke
yg lain, maka diusahakan memakai plastik yg berbahan paling mudah mengurai.
4. Namun harus diperhatikan beberapa hal dalam pemakanan jenazah Covid 19:
 Petugas pemakaman harus menggunakan APD yang lengkap dan menjaga jarak
selama prosesi dilakukan.
 Setelah pemakanan segera amankan pakaian yang digunakan tadi dan langsung
membersihkan diri.
 Lakukan disienfeksi pada petugas dan mobil pengantar jenazah.
 Jangan sembarangan menyentuh jenazah covid 19.
 Apabila terkontaminasi dengan jenazah jangan menyentuh bagian tubuh yang rentan
dan langsung mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik.

Anda mungkin juga menyukai