Anda di halaman 1dari 4

Materi Praktik Kwirausahaan Rabu, 1 April 2020 Jefry Alexander

(1213617003)

Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini!

1. Apa peran kemasan (packaging) produk?


2. Berikan contoh pencitraan produk dalam kewirausahaan!
3. Apa yang terlintas di benak anda jika ingin mendesain suatu produk dan juga desain
pemasarannya?

Study Kasus

Berikan dan jelaskan jawaban kalian berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan analisis Anda
dalam studi kasus ini.

Anda memiliki Industri Rumah Tangga (IRT) berupa hasil karya jahitan tangan seperti tas,
tempat pensil, tempat tissue, nametag, dan lain-lain. Produk ini terbuat dari bahan blacu goni,
kain motif, dan juga parasut. Target pasarnya adalah siswa, mahasiswa, dan juga ibu rumah
tangga.

Pertanyaannya:

1. Desain produk seperti apa yang akan anda buat? (Jawaban boleh berupa pejelasan atau
gambar)
2. Logo produk seperti apa yang akan anda buat? (Berupa tulisan, gambar dsb, dan mengapa
memilih itu?)
3. Berapa harga yang akan anda berikan? (Kisaran saja)

Jawaban

1. Dalam kemasan sebuah produk, ada beberapa peran dari kemasan produk itu sendiri
antara lain:
a. Memperkuat identitas produk
Produk yang dikemas dengan baik serta diberi desain yang menarik akan membuat
produk tersebut memiliki identitas atau ciri khas. Konsumen yang melihat suatu
produk akan langsung tahu mengenai produk tersebut. Dengan demikian desain
kemasan yang baik dan unik dapat menambah identitas produk tersebut.
b. Melindungi produk
Produk yang di jual di pasar umumnya akan melewati beberapa proses sebelum
sampai ke tangan konsumen. Di dalam proses tersebut, apabila produk tidak dikemas
dengan baik maka akan membuat produk tersebut rusak sehingga akan mengurangi
harga jual hingga tidak bisa dipakai sama sekali.
c. Menambah nilai jual produk
Dengan desain kemasan yang baik dan unik, produk yang dijual dapat ditingkatkan
nilai jualnya. Seperti suatu produk yang sebenarnya banyak di pasaran, namun
harganya bisa lebih tinggi dengan desain yang unik, menarik, dan terlihat mewah.

2. Pemcitraan produk atau biasa dikenal dengan sebutan brand image merupakan suatu
pandangan konsumen terhadap suatu produk. Biasanya produk tersebut telah memiliki
identitas sehingga melekat di dalam pemikiran konsumen. Dalam produk otomotif
misalnya, tahun 90-an orang-orang menganggap mobil yang bagus dan awet merupakan
mobil eropa seperti BMW, Mercy, Peogeot, dan lain sebagainya. Produk otomotif eropa
tersebut telah membuktikan kelebihannya itu sehingga memiliki citra baik di masyarakat.
Kemudian mendekati tahun 2000-an mulai banyak produk otomotif yang masuk mulai
dari Jepang yaitu Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi serta Cina dengan Gelly dan
Cherry. Awalnya kedua produk tersebut diremehkan oleh masyarakat dengan anggapan
mobil “kaleng” karena plat bodi yang lebih tipis dibandingkan eropa. Namun pabrikan
Jepang terus berupaya dan akhirnya dapat membuktikannya sehingga saat ini produk
Jepang dianggap sebagai mobil yang irit dan awet. Sebaliknya kedua produk Cina
tersebut malah tidak berhasil bertahan di Indonesia. Karena hal itu saat ini produk mobil
Cina dianggap ringkih, mudah rusak, dan murahan. Hal ini karena citra produk Cina
sudah menjadi buruk di Indonesia yang membuat produk Cina lain saat ini akan susah
menjual produknya di Indonesia seperti Wuling dan DFSK.

3. Apabila saya ingin mendesain suatu produk, hal yang akan saya lakukan yaitu membuat
desain produk semenarik mungkin dengan menggunakan campuran warna namun tidak
sembarangan sehingga warna yang dihasilkan dapat kontras dilihat. Misalnya ada bagian
yang diberi warna hitam, ada yang berwarna merah, ada yang berwarna putih, dan warna
lain yang cocok. Selain warna, pemilihan motif untuk prouk juga akan disesuaikan
dengan target konsumen. Misalnya konsumen anak-anak, maka akan diberi gambar-
gambar kartun, animasi, dan lain-lain serta penggunaan warna yang ceria. Sedangkan
untuk konsumen remaja dan dewasa akan lebih banyak menggunakan motif-motif seperti
batik, atau permainan warna saja. Kemudian untuk desain kemasan, saya akan
menggunakan bahan sesuai dengan produk yang dijual. Jika pada umumnya banyak
kemasan untuk pembungkus produk benar-benar tertutup sehingga konsumen tidak dapat
melihat isi produknya dari luar, maka saya akan memberikan bagian yang transparan
sehingga konsumen tetap dapat melihat isi produknya dengan permainan warna dan
motif.

Study Kasus

1. Pada kasus ini saya akan membuat sebuah produk tas baik tas tenteng maupun tas ransel.
Untuk desain produk akan saya sesuaikan dengan target konsumen. Untuk anak-anak
saya akan menggunakan gambar kartun, animasi, atau tokoh yang disukai anak-anak
seperti spongebob, mcquen, barbie, nemo, dan lain-lain. Selain itu warnanya juga akan
disesuaikan dengan kombinasi warna yang cerah sehingga akan menarik perhatian anak-
anak. Sedangkan untuk konsumen dewasa, saya akan menggunakan motif batik, motif-
motif bernuansa Jepang, Cina, Korea, atau menggunakan motif kulit ular atau kulit
buaya. Selain itu untuk warna akan disesuaikan dengan warna yang terlihat elegan dan
mahal seperti merah, hitam, merah muda, putih, dan lain-lain dengan tambahan aksesoris
dengan bahan yang terlihat seperti emas, mutiara, silver sehingga akan terlihat mewah.
Sedangkan untuk tas ransel akan saya buat dengan desain yang terlihat simple, namun
elegan dan mempunyai banyak kantong sehingga dapat membawa barang yang banyak.
Di bagian pinggir tas akan diberikan list atau jahitan dengan warna yang berbeda dengan
tas tersebut.
2. Saya memilih nama JEFF BAO untuk produk saya. JEFF diambil dari nama saya yaitu
Jefry Alexander, sedangkan BAO dari bahasa Mandarin yang berarti tas. Kemudian saya
memilih background berwarna hijau stabilo agar
terlihat berbeda. Tulisan yang berwarna merah merupakan ciri khas dari budaya Cina.
Kemudian diberikan sedikit aksen garis biru yang terlihat seperti melingkari logo
tersebut.
3. Mengenai harga jual, saya akan memberikan harga yang sangat bersaing, namun tentu
saja dengan desain yang lebih mewah dan kualitas yang baik, harga juga akan lebih
tinggi. Untuk tas anak-anak akan dibanderol dengan harga Rp90.000-Rp180.000, tas
tenteng akan dijual dengan harga Rp130.000-Rp200.000, sedangkan tas ransel akan
dijual dengan harga Rp150.000-Rp250.000. Harga tersebut merupakan harga yang akan
dijual kepada distributor, apabila akan dijual langsung di pasaran maka harga akan lebih
tinggi 15%-20%.

Anda mungkin juga menyukai