DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I (SATU)
3. AHMAD ZS (F.19.003)
Tujuan
1.) Untuk mengetahui formulasi Emulsi Minyak jintan hitam
2.) Untuk mengetahui cara pembuatan Emulsi minyak jintan hitam
3.) Untuk mengetahui stabilitas fisik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Emulsi
Menurut Farmakope Indonesia edisi III Th. 1979, Emulsi adalah sediaan
yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV Th. 1995, Emulsi adalah sistem
dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam
bentuk tetesan kecil.
Persyaratan Emulsi:
1.) Stabil dan homogeny
2.) Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar
mendekati ukuran partikel koloid
3.) Tidak terjadi creaming atau cracking
4.) Warna, bau dan rasa menarik
Tipe-tipe Emulsi :
1.) Emulsi tipe O/W ( oil in water ) atau M/A ( minyak dalam air ).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam
air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external.
2.) Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam Minyak ).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran yang tersebar kedalam minyak.
Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external.
B. FORMULASI
1. Formula Sediaan Emulsi
R/ Minyak Jintan Hitam 30%
Tragakan 5%
Sukrosa 25%
Natriun Benzoat 1%
Na. CMC 0,2%
Ol Citri q.s
Aquadest ad 100%
2. Spesifikasi Bahan
No Nama Bahan Kegunaan Range Konsentrasi
1 Minyak jintan hitam Antibiotik 30%
2 Tragakan Emulgator 5–9%
3 Sukrosa Pemanis 20 - 60%
4 Natrium benzoat Pengawet 0 - 10%
5 Na. CMC Pengental 0,2%
6 Ol Citri Pengaroma -
7 Aquadest Pelarut 100%
a. Tragakan
Dalam formulasi emulsi minyak jintan hitam digunakan emulgator
tragakan karena tragakan terdiri dari 2 bagian yaitu tragacanthim yang
merupakan polisakarida larut air dan bassorin yang merupakan
polisakarida yang tidak larut air atau mengembang.dan juga viskositas
yang terdapat ditragakan akan mengurangi dispersi sehingga
menurunkan stabilitas.
b. Sukrosa
Sukrosa digunakan sebagai pemanis alami yang paling umum
digunakan dalam formulasi sediaan oral yang dapat menutupi rasa
sediaan yang kurang enak.
c. Natrium Benzoat
Digunakan sebagai pengawet obat karena natrium benzoate kompatibel
dengan tragakan dalam formulasi dengan konsentrasi 1%. Dan juga
natrium benzoate sebagai pengawet dapat berkurang dengan adanya
interaksi dengan kaolin dan surfaktan nonionik.
d. Na. CMC
Bahan yang digunakan sebagai pengawet yaitu Na. CMC. Didalam
sistem emulsi hidro koloid Na. CMC tidak berfungsi sebagai
pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan,
penambahan Na. CMC berfungsi sebagai bahan pengental,dengan
tujuan untuk membentuk sistem dispers koloid
e. Ol.Citri
Ditambahkan Ol.Citri agar obat berbau harum dan dapat menutupi bau
kurang enak akibat penambah bahan-bahan lainnya.
f. Aquadest
Sebagai pelarut
d. Na. CMC
Nama resmi : Natrii carboxymethil cellulosum
Nama lain : Natrium karboksimetil selulosa
Pemerian : serbuk atau nutiran putih atau kuning gading,
tidak berbau dan bersifat higroskopik
kelarutan : mudah terdispersi dalam air, membentuk
suspense koloida, tidaklarut dalam etanol
e. Ol.Citri
Nama lain : Minyak jeruk, lemon oil
Nama tanaman : citrus lemon L.
Keluarga : Rotaceae
Penggunaan : obat batuk, peransang peristalik pada mulas,
bahan pewangi
penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindungi dari cahaya, ditempat sejuk.
f. AQUADEST (FI Edisi III Hal.96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air Suling
Kelarutan : Bercampur dengan banyak pelarut polar
Khasiat : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Secara kimia,air stabil secara dalam bentuk
fisik(es,cair,dan uap).Air untuk tujuan khusus
harus disimpan dalam wadah yang sesuai.Air
untuk injeksi disimpan dalam wadah tertutup
rapat bersegel.Air untuk injeksi disimpan
dalam wadah dosis tinggi
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT
1) Gelas ukur
2) Mortir
3) Stamper
4) Timbangan
5) Sendok
6) Sudip
7) Lap
8) Botol pipet
9) Kertas perkamen
B. BAHAN
1) Minyak Jintan Hitam
2) Tragakan
3) Sukrosa
4) Natrium Benzoat
5) Na. CMC
6) Ol. Citrii
7) Aquadest
C. PERHITUNGAN BAHAN
1) Minyak jintan hitam
500/5 x 60 ml = 1200 mg = 6 g
2) Tragakan
1/100 x 60 ml = 0,6 g
3) Sukrosa
25/100 x 60 ml = 15 g
4) Natrium benzoat
1/100 x 60 ml = 0,6 ml
5) Na. CMC
0,2/ 100 x 60 ml = 0,12 ml
6) Aquadest
60 ml – ( 6 + 0,6 + 15 + 0,6 + 0,12 ) = 37,68 ml
D. PROSEDUR PEMBUATAN
1) Disetarakan timbangan
2) Disiapkan alat dan bahan
3) Ditimbang bahan – bahan yang diperlukan
4) Tragakan didipersikan lebih dulu dalam beacker glass yang berisi
aquadest sebanyak 100 ml.
5) Ditambahkan minyak sedikit demi sedikit sambil tetap dihomogenkan
(terbentuk korpus emulsi).
6) Lalu ditambahkan sukrosa dan Natrium benzoat yang sebelumnya telah
dilarutkan dalam sejumlah air
7) Kemudian tambahkan sisa aquadest sambil tetap dihomogenkan selama
35 menit
8) Masukan kedalam botol sampai batas kalibrasi 60 ml
9) Dan lakukan evaluasi dan uji stabilitas sediaan
E. PROSEDUR EVALUASI
1) Organoleptis
Organol eptik, diamati dengan cara panca indra, apakah sediaan emulsi
tersebut sudah sesuai dengan ketentuan sediaan emulsi yang benar, yaitu
bau dan rasa yang sedap.
2) Uji Tipe Emulsi
Uji tipe emulsi dilakukan dengan menggunkan salah satu metode yaitu
metode pengenceran. Dilakukan dengan penambahan sejumlah air dalam
emulsi,bila emulsi tersebut bercampur sempurna dengan air,maka emulsi
termasuk tipe M/A sedangkan bila emulsi tidak bercampur dengan
sempurna maka tipe emulsi A/M.
3).Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas sediaan ilakukan dengan mnggunakan viscometer.
Sediaan disimpan dalam beacker glass 100 ml.