Anda di halaman 1dari 42

TUGAS METODE PELAKSANAAN

OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN


METODE KONSTRUKSI BENDUNGAN URUGAN

Oleh:
Putu Diva Tryatra Sanjaya 1404105063
Agus Setiawan 1404105064
I Putu Eka Darmawan 1404105067
Komang Yogi Pragatama 1404105068

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3

2.1. Pengertian Bendungan Secara Umum................................................................3

2.2. Jenis – Jenis Bendungan.....................................................................................3

2.3 Bendungan Urugan..............................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................5

3.1 Bangunan – Bangunan yang Terdapat pada Bendungan.....................................5

3.2 Metode Pegerjaan Bendungan......................................................................10

3.2.1 Pekerjaan Persiapan dan Pembuatan Jalan Akses.................................10

3.2.3 Bendungan Pengelak.............................................................................12

3.2.4 Pekerjaan Abutment..............................................................................13

3.2.5 Pekerjaan Beton.....................................................................................15

3.2.6 Pekerjaan Badan Bendung.....................................................................17

3.2.6.2 Tahap Pekerjaan Timbunan.....................................................................18

3.3 Alat-Alat Berat pada Pengerjaan Bendungan...............................................22

3.3.1 Pekerjaan Bendungan Inti Tanah...........................................................22

3.3.2 Tahapan pekerjaan tubuh bendung (Badan Bendungan Utama)................29

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................37

ii
4.1 Kesimpulan........................................................................................................37

4.2 Saran..................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................38

iii
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah
Beliau, tugas Metode Pelaksanaan, Operasi dan Pemeliharaan Tahun 2016 dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pengajar dan tak lupa seluruh pihak yang telah membantu
kelancaran penyelesaian tugas ini

Kami sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam
penulisan tugas ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam tugas ini,
kami selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan
kritik dan juga saran seperlunya.

Akhir kata, semoga tugas ini dapat memberikan manfaat dan bahan
pembelajaran kepada kita semua.

Denpasar, 4 Desember 2016

Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembukaan ruang guna membangun berbagai fasilitas yang berkaitan
dengan ilmu sipil memang dibutuhkan guna mengatasi berbagai rintangan geografi.
Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan bendungan dan
terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. Berbagai jenis alat
pembangun bendungan akan digunakan dalam melaksanakan proses ini.
Pembangunan bendungan dalam hal ini melibatkan berbagai macam proses
didalamnya. Proses-proses ini tentunya tidak dapat dilaksanakan secara bersamaan
dengan hanya sekali kerja atau dengan satu tahapan, melainkan harus dikakukan
dengan berbagai tahapan runtun sesuai dengan persyaratan dan dikerjakan
menggunakan peralatan yang berbeda-beda juga disetiap tahapannya.
Tahapan-tahapan yang dimaksud disini merupakan tahap yang melibatkan
berbagai pekerjaan tanah diantaranya menggali, menimbun, memadatkan, meratakan,
dan pekerjaan tanah lainnya. Selain beberapa pekerjaan tanah, terdapat beberapa
pekerjaan lainnya seperti pembuatan diversion tunnel yang mengharuskan adanya
pekerjaan yang mungkin saja membelah atau menggali dibawah permukaan tanah
bahkan dibawah permukaan dari gunung.
Oleh sebab itu, perencanaan yang matang serta survey yang lengkap mengenai
kondisi dari lokasi proyek sangat diutamakan sebelum memulai pekerjaan konstruksi
bendungan. Sehubungan dengan hal itu perlu juga direncanakan serta diperhitungkan
alat-alat berat yang diperlukan di dalam mengerjakan berbagai tahapan-tahapan
dalam pelaksanaan konstruksi bendungan ini.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah pelaksanaan konstruksi bendungan ini adalah:
1. Mengetahui alat-alat apa saja yang dipergunakan dalam pelaksanaan
konstruksi bendungan

1
2. Mengetahui fungsi dari alat-alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan
konstruksi bendungan
3. Sebagai refrensi pembelajaran dalam metode yang digunakan dalam
pelaksanaan konstruksi bendungan

1.3 Rumusan Masalah

1. Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang terdapat pada bendungan


2. Mengidentifikasi metode dalam pelaksanaan kontruksi bendungan
3. Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi bendungan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bendungan Secara Umum

Bendungan atau dam adalah sebuah struktur konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air atau sungai bawah tanah yang pada umumnya akan menjadi waduk
atau danau artificial. Bendungan pada umumnya memiliki tujuan utama untuk
menahan air tetapi juga memiliki bagian yang disebut pintu air atau tanggul yang
digunakan untuk mengelola, mencegah atau membuang aliran air ke daerah lain,
secara bertahap atau berkelanjutan. Seringkali juga bendungan digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA.

2.2. Jenis – Jenis Bendungan

Pada umumnya, bendungan dapat diklasifikasikan dari bentuk strukturnya,


ukuran mereka (tingginya) ataupun dari tujuan dibangunnya bendungan itu. Jika
dilihat berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan diklasifikasikan
sebagai dam kayu, bendungan lengkungan-gravitasi (arch-gravity dam), bendungan
tanggul/urugan (embankment dam) atau masonry dam, yang memiliki beberapa
subtype. Ukuran Dari standar-standar yang diterima sedunia dan juga yang di akui
oleh International Comissions on Large Dams, bendungan bisa dibagi jadi dua, yaitu
large dams dan major dams. Large dams adalah bendungan yang memiliki tinggi
lebih dari 15 meter, sedangkan major dams adalah bendungan yang memiliki tinggi
lebih dari 150 meter. Banyak struktur bendungan yang memiliki tujuan tersendiri dan
tidak bisa di klasifikasikan dalam bentuk struktur ataupun dari segi ukuran.
Contohnya adalah check dam dan wing dam, dimana check dam digunakan untuk
mengurangi kecepatan aliran air dan mengontrol erosi tanah, sedangkan wing dam
adalah untuk mempercepat aliran air. Contoh bendungan lainnya adalah bendungan

3
bawah tanah, weir, bendungan pengalihan (diversion dam), dry dam ataupun tailings
dam.

2.3 Bendungan Urugan

Bendungan Urugan (embankment dams) Terdapat 2 jenis tipe bendungan


urugan yang umum digunakan, yaitu timbunan tanah (earth-fill dam) dan timbunan
batu (rock-fill dam), tergantung dari material dominan yang menyusun bendungan
tersebut. Bendungan Tanah (earth dams) Bendungan tanah adalah bendungan yang
dibangun dengan material inti tanah yang telah dipadatkan dan telah memenuhi
persyaratan bendungan. Bendungan ini diklasifikasikan sebagai jenis bendungan
urugan (embankment dams) karena mereka dibangun dalam bentuk sebuah tanggul
atau wedge yang berfungsi untuk memblokir jalur air. Salah satu keuntungan untuk
membangun bendungan tanah adalah karena tidak akan memakan biaya yang banyak
dibandingkan biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah bendungan beton.
Karena sebagian besar dari bendungan tanah terbuat dari tanah yang telah dipadatkan
(dan juga campuran batu, krikil, pasir dan lain lain) mereka dapat dibuat dengan
mudah dengan bahan-bahan lokal yang pasti tersedia, sehingga mengurangi biaya
dalam membawa bahan luar ke lokasi pembangunan.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bangunan – Bangunan yang Terdapat pada Bendungan

Sebelum dilaksanakannya konstruksi suatu bendungan urugan, biasanya perlu


diselesaikan terlebih dahulu bangunan-bangunan pelengkap bendungan tersebut, baik
berupa bangunan sementara yang diperlukan hanya untuk membantu pelaksanaan
konstruksi bendungan, maupun bangunan-bangunan tetap yang akan termasuk dalam
komposisi bendungan yang bersangkutan.

Bangunan-bangunan yang terdapat pada bendungan adalah :

1. Bangunan – Bangunan Sistem Pengelak Banjir

Pada pelaksanaan konstruksi bendungan selalu diperlukan suatu saluran


pengelak, untuk menampung aliran sungai yang dialihkan dari alur yang asli, serta
bendungan-bendungan pengelak untuk melindungi pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan pada pondasi serta pekerjaan penimbunan tubuh bendungan tersebut
terhadap gangguan aliran sungai yang bersangkutan. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada usaha pengalihan aliran sungai untuk pembangunan sua tu
bendungan adalah:

 Karakteristika daerah pengaliran sungai dan karakteristika banjir-banjir


yang terjadi pada tempat kedudukan calon bendungan.
 Kondisi-kondisi topografi dan geologi sekitar tempat kedudukan calon
bendungan.
 Type, tinggi dan urgensi calon bendungan.
 Pengaruh-pengaruh pemindahan aliran sungai terhadap pemakai-pemakai
air sungai yang bersangkutan serta terhadap bangunan-bangunan lain yang
terletak pada sungai tersebut.

5
 Besarnya kerugian-kerugian yang mungkin akan diderita, apa bila terjadi
banjir-banjir besar pada periode pelaksanaan konstruksi bendungan.

2. Perbaikan Pondasi

Pondasi alas suatu bendungan berfungsi sebagai pendukung semua beban yang
diteruskan oleh bendungan yang bersangkutan. Sesudah penimbunan tubuh
bendungan selesai dilaksanakitn, maka perubahan-perubahan yang terjadi pada
lapisan pondasi sudah tidak mungkin lagi dapat dilihat secara visuil. Demikian
pula perbaikan-perbaikan yang diperlukan pada pondasi tersebut sudah tidak lagi
dapat dilaksanakan secara sederhana. Mengingat hal-hal tersebut, maka sebelum
penimbunan dimulai, supaya perbaikan yang diperlukan dilaksanakan secara
cermat dan hati-hati, agar perbaikan pondasi (foundation treatment) tersebut dapat
mencapai kwalitas yang diharapkan. Karena lapisan-lapisan bawah pondasi tidak
dapat dilihat secara visuil, sedang penelitianpenelitian yang dilaksanakan hingga
tahapan rencana teknis sangatlah terbatas adanya, sehingga masih banyak
problema-problema teknis yang tidak diketahui secara pasti. Karena itu rencana
teknis perbaikan pondasi yang sudah ada biasanya baru berupa rencana yang
masih kasar.

Dengan demikian pada sa'at dilaksanakannya penggalian-penggalian pondasi


serta perbaikan pada pondasi tersebut, akan terjadi perubahan-perubahan serta
penyempurnaan-penyempurnaan terhadap rencana teknis yang sudah ada,
disesuaikan dengan hasil-hasii pengamatan-pengamatan selama dilaksanakannya
pekerjaan-pekerjaan pada pondasi yang bersangkutan, sehingga dituntut adanya
suatu fleksibilitas pada pelaksanaan perbaikan pondasi tersebut.

Syarat-syarat terpenting yang diperlukan untuk pondasi bendungan urugan


adalah kekedapan lapisan pondasi dan kekuatan gesernya, terutama untuk pondasi
dasar zone kedap air bendungan tersebut. Sedangkan untuk dasar zone-zone

6
lainnya diperlukan kekuatan geser yang memadai serta ketahanan lapisan-
lapisannya terhadap gejala sufosi.

3. Bangunan Pelimpah

Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk
ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian-bagian
penting daribangunan pelimpah :

1)     Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)

Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan


alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

2)     Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier,
flood way).

Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air


tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir
bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka
ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh
karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan
dengan keadaan topografi setempat.

3)     Bangunan peredam energy (energy dissipator)

7
Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air
agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah
hilir bangunan pelimpah.

4. Kanal (canal)

Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

5. Reservoir

Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

6. Stiling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

7. Katup (kelep, valves)

Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang
lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk
membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan
kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.

8. Drainage Gallery

Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

8
9. Pintu Air (gates)

Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik
yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

a. Daun pintu (gate leaf)

Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat
digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)

Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.

c. Angker (anchorage)

Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari
pintu air ke dalam konstruksi beton.

d. Hoist

Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.

9
3.2 Metode Pegerjaan Bendungan

3.2.1 Pekerjaan Persiapan dan Pembuatan Jalan Akses

Lokasi rencana bangunan bendungan biasanya berada pada topografi


yang sulit diakses menggunakan kendaraan normal sehingga diperlukan
pembuatan jalan akses masuk agar memudahkan distribusi bahan-bahan
yang akan digunakan dalam pembuatan konstruksi bendungan. Alat-alat
yang digunakan dalam pembuatan jalan akses diantaranya adalah dozer,
excavator, loader dan compactor.

Sebelum dilaksanakannya konstruksi suatu bendungan urugan,


biasanya perlu diselesaikan terlebih dahulu bangunan-bangunan pelengkap
bendungan tersebut, baik berupa bangunan sementara yang diperlukan
hanya untuk membantu pelaksanaan konstruksi bendungan, maupun
bangunan-bangunan tetap yang akan termasuk dalam komposisi bendungan
yang bersangkutan.

Contoh bangunan-bangunan pelengkap tersebut antara lain base-


camp, pool-pool kendaraan dan alat-alat besar, jaringan distribusi tenaga
dan fasilitas pelaksanaan konstruksi lainnya.

10
3.2.2 Pembuatan Diversian Tunnel (Saluran Pengelak)

Pembuatan Diversion Tunnel dilakukan dengan menggunakan


bantuan Excavator jika tanah tersebut masih dapat digali, namun jika tanah
terdiri atas batuan yang keras diperlukan bantuan Boom Hydraulic Drill
yang akan menanamkam dinamit kedalam dinding batuan dan diledakkan
dengan bantuan detonator.

Penggalian dari Diversion Tunnel dilakukan dari dua arah yaitu


bagian up stream dan down stream sungai.

11
3.2.3 Bendungan Pengelak

Setelah pembuatan Diversion Tunnel, selanjutnya dilanjutkan dengan


membuat tanggul atau bendungan pengelak diantara tempat masuk dan
keluar aliran dari Diversion Tunnel pada aliran sungai untuk membelokkan
aliran sungai ke Diversion Tunnel. Bangunan pengelak dibuat dari tanah
hasil galian Diversion Tunnel yang dibawa dengan Dump Truck dengan
bantuan Loader. Kemudian tanah hasil urugan dipadatkan menggunakan
Compactor.

12
Selanjutnya, air yang ada di dalam bendungan pengelak akan dikuras
habis menggunakan pompa untuk mempermudah pengerjaan pondasi pada
inti bending.

3.2.4 Pekerjaan Abutment

Pekerjaan selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan abutment


untuk menahan lereng disekitar bangunan agar tidak mengalami longsor.
Abutment dibuat dengan menggunakan Excavator, jika lereng yang akan
dikerjakan terdiri atas batuan keras maka diperlukan alat boomer untuk
meledakkan lereng yang keras. Setelah penggalian atau peledakan, hasil
tanah/batuan tersebut akan dikumpulkan dan diangkut ke dump truk
menggunakan loader kemudian dibawa ke disposal area.

Setelah abutment rapi, akan dipasang anker dengan menggunakan


grout hole drilling dan di-grouting dengan cairan beton.

13
14
3.2.5 Pekerjaan Beton

Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan beton, pekerjaan beton


meliputi pembuatan bangunan pelimpah (spillway), dinding penahan tanah,
dan lain-lain. Bangunan pelimpah (spillway) berfungsi mengalirkan muka
air banjir yang terjadi pada bendungan yang selanjutnya dialirkan menuju
hilir.

Dalam pekerjaan beton digunakan beberapa ala tantara lain:

a) Concrete Batching Plant, berfungsi sebagai alat untuk memproduksi


campuran beton. Dalam Concrete Batching Plant, proporsi agregat, semen,
dan air akan diproporsikan sesuai mutu beton yang diinginkan kemudian
dicampur di dalam alat tersebut.

15
b) Truck Mixer, berfungsi untuk mendistribusikan campuran beton dari
Concrete Batching Plant menuju lokasi proyek

c) Concrete Pump, berfungsi untuk mempompa campuran beton dari truck


mixer ke lokasi tempat pengecoran, terutama jika tempat yang akan dicor
elevasinya lebih tinggi dari pada lokasi tempat truk mixer atau tempat
yang susah dijangkau.

16
3.2.6 Pekerjaan Badan Bendung

Tahap selanjutnya merupakan tahapan pengerjaan atau pembuatan


badan bendungan utama. Proses pengerjaan badan bendungan utama ini
meliputi : tahap galian, tahap timbunan, tahap pekerjaan drainase air hujan
pada kaki bendungan, serta tahap perkerasan pada puncak bendungan.

3.2.6.1 Tahap Pekerjaan Galian

Pada pekerjaan galian badan bendungan utama, untuk


memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan galian maka
dibuatkan patok-patok sebagai batas awal, batas akhir, kemiringan
galian dan elevasi rencana dari badan bendungan utama. Pada
proses penggalian ini digunakan beberapa alat berat yaitu berupa
excavator untuk menggali tanah dasar pada lokasi pembangunan
badan bendung guna nantinya akan digunakan untuk pekerjaan
timbunan pada badan bendung utama. Apabila tanah dasar pada
lokasi terdiri dari batuan keras maka diperlukan bantuan alat berat
berupa Boom Hydraulc Drill guna menanamkan dinamit kedalam

17
lapisan batuan dan nantinya akan diledakan dengan bantuan
detonator.

3.2.6.2 Tahap Pekerjaan Timbunan

Pada pekerjaan timbunan, material –material hasil dari


pekerjaan galian tadi akan digunakan di dalam menimbun badan
bendungan utama. Material pembentuk bendungan merupakan
bahan batu atau tanah yang digalidari daerah di sekitar tempat
kedudukan bendungan dengan komposisi menurut kebutuhan dari
masing-masing zone pada bendungan. Pekerjaan timbunan pada
badan bendung utama ini terdiri dari beberapa tipe atau zona, antara
lain :

 Zona 1 (Inti kedap air)

18
 Zona 2 (Random Tanah)

 Zona 3 (Timbunban Filter/Pasir)

19
 Zona 4 (Rip Rap)

 Zona 5 (Timbunan Batu)

Didalam pengerjaan timbunan pada masing-masing zona digunakan


bantuan alat-alat berat berupa excavator, dump truck, dan compactor.

20
3.2.6.3 Tahap Pekerjaan Drainase Air Hujan pada Kaki Bendungan

Pada tahap pekerjaan Drainase air hujan pada kaki bendungan


(down stream) meliputi beberapa tahapan, antara lain pekerjaan galian,
pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian, pekerjaan
pemasangan batu kali, dan pekerjaan plesteran 1:3.

21
3.2.6.4 Tahap Pekerjaan Perkerasan Puncak Bendungan

Pada tahapan ini merupakan tahapan akhir di dalam proses


pengerjaan badan bendungan utama, dimana tahapan ini merupakan
tahapan akhir di dalam pemasangan paving block, atau juga dapat dibuat
dari bahan perkerasan lain yaitu aspal ataupun rigit pavement

3.3 Alat-Alat Berat pada Pengerjaan Bendungan

Alat- alat yang digunakan di dalam proses konstruksi bendungan


terdiri dari berbagai jenis dan fungsinya masing-masing sesuai dengan
tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada proses konstruksi bendungan itu
sendiri. Berikut adalah uraian proses dari konstruksi bendungan urugan
dimana tanah asli serta batuan pada lokasi pengerjaan merupakan material
utama sebagai penyusunnya, yaitu :

3.3.1 Pekerjaan Bendungan Inti Tanah

Pada pekerjaan bendungan inti tanah, terdapat beberapa tahapan


yang mesti dilaksanakan, antara lain :

22
3.3.1.1 Pembuatan Diversion Tunnel

Diversion tunnel merupaka bangunan yang berguna untuk


mengalihkan arah daripada aliran sungai guna mempermudah
pembuatan dari proses pengerjaan konstruksi bendungan. Pembangunan
diversion tunnel ini dibantu dengan menggunakan bantuan Excavator
jika tanah tersebut masih dapat digali, namun jika tanah terdiri atas
batuan yang keras diperlukan bantuan Boom Hydraulic Drill yang akan
menanamkam dinamit kedalam dinding batuan dan diledakkan dengan
bantuan detonator. Penggalian dari Diversion Tunnel dilakukan dari dua
arah yaitu bagian up stream dan down stream pada daerah lereng di
dekat aliran sungai.

Gambar Excavator

23
Gambar Boom Hydraulic Drill

3.3.1.2 Pembuatan tanggul penahan air / overdam

Setelah pembuatan Diversion Tunnel, selanjutnya dilanjutkan


dengan membuat tanggul diantara tempat masuk dan keluar aliran dari
Diversion Tunnel pada aliran sungai untuk membelokkan aliran sungai
ke Diversion Tunnel. Tanggul ini dibuat dari tanah hasil galian
Diversion Tunnel yang dibawa dengan bantuan Dump Truck. Hasil
galian tanah lain yang tidak digunakan dalam pembuatan tanggul
dibawa dengan Dump Truck ke tempat pengumpulan hasil galian yang
nantinya akan dimanfaatkan sebagai inti bendungan.

24
Gambar Dump Truck

3.3.1.3 Proses pengeluaran air yang terdapat pada tanggul penahan air /
overdam

Setelah pembuatan konstruki tanggul penahan air / overdam selesai


dipadatkan, maka tahapan selanjutnya adalah memompa air yang terdapat
pada daerah dalam tanggul tersebut. Air yang ada di dalam tanggul dikuras
sampai habis menggunakan pompa agar mempermudah pengerjaan pondasi
dari bendungan yang dibuat.

Gambar Pompa Penguras Aliran Sungai

25
3.3.1.4 Pekerjaan pembuatan Abutment pada bendungan

Setelah air yang terdapat pada daerah overdam habis dikuras,


pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan abutmen
pada lereng di daerah sekitar sungai yang dimaksudkan untuk menahan
lereng agar tidak mengalami pergeseran tanah akibat faktor-faktor luar
serta menghindari dari adanya longsor. Abutmen ini dibuat dengan
menggunakan bantuan Excavator dan/atau Boomer untuk lereng yang
memiliki batuan keras. Setelah peledakan, hasil ledakan dikumpulkan
dengan excavator dan diangkut ke dump truck disposal area

3.3.1.5 Pekerjaan pemasangan Angker / Anchorage

Setelah abutment selesai dibuat, maka tahapan selanjutnya adalah


tahap penanaman angker pada masing-masing sisi dari abutment. Material
yang digunakan pada proses penanaman abutment ini berasal dari
disposal area. Pada abutmen tersebut, dipasang anker dengan
mjenggunakan boom hydraulic drill. Galian batuan dengan blasting
(peledakan) biasanya sulit untuk membentuk dasar galian yang rapi sesuai
rock line excavation yang ada dalam shop drawing.

3.3.1.6 Penghancuran Hasil Pengerukan

Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada


excavator untuk membentuk dan merapikan galian batuan. Pada daerah
penimbunan tadi

26
Gambar giant breaker

3.3.1.7 Pekerjaan Grouting

Sebelum pekerjaan fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang


harus dilakukan adalah finising permukaan batuan dengan
membersihkan semua loose material dan menutup permukaan dengan
splash grouting. Pada proses ini menggunakan alat yang disebut Grout
Hole Drilling.Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air
yang disiramkan ke permukaan batuan

Gambar Grout Hole Drilling

27
3.3.1.8 Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan beton

Pekerjaan beton meliputi pembuatan bangunan pelimpah (spillway),


dinding penahan tanah, dan lain-lain.

Ada 2 tipe teknis dalam pembuatan campuran beton yang akan


digunakan, yaitu :
 Dibuat di lokasi proyek, dibuat dengan mesin concrete
batching plant

Gambar Conrete Batching Plant

 Dibuat di luar lokasi proyek, kemudian campuran beton


didistribusikan menggukan truk mixer.

28
Gambar Truk Mixer

Selanjutnya adalah tahap pengecoran yang dilakukan menggunakan concrete


pump

Gambar concrete pump

3.3.2 Tahapan pekerjaan tubuh bendung (Badan Bendungan Utama)

Tahapan di dalam pekerjaan badan bendungan utama meliputi


beberapa tahap yang harus dilaksanakan, antara lain :

3.3.2.1 Tahap Pekerjaan Galian

29
Pada pekerjaan galian badan bendungan utama, untuk
memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan galian maka
dibuatkan patok-patok sebagai batas awal, batas akhir, kemiringan
galian dan elevasi rencana dari badan bendungan utama. Pada proses
penggalian ini digunakan beberapa alat berat yaitu berupa excavator
untuk menggali tanah dasar pada lokasi pembangunan badan bendung
guna nantinya akan digunakan untuk pekerjaan timbunan pada badan
bendung utama. Apabila tanah dasar pada lokasi terdiri dari batuan
keras maka diperlukan bantuan alat berat berupa Boom Hydraulc Drill
guna menanamkan dinamit kedalam lapisan batuan dan nantinya akan
diledakan dengan bantuan detonator.

3.3.2.2 Tahap Pekerjaan Timbunan

Pada pekerjaan timbunan, material –material hasil dari pekerjaan


galian tadi akan digunakan di dalam menimbun badan bendungan
utama. Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau
tanah yang digalidari daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan
dengan komposisi menurut kebutuhan dari masing-masing zone pada

30
bendungan. Pekerjaan timbunan pada badan bendung utama ini terdiri
dari beberapa tipe atau zona, antara lain :

 Zona 1 (Inti kedap air)

Gambar Excavator Gambar Wheel Loader

31
 Zona 2 (Random Tanah)

Gambar Bulldozer Gambar Vibro Roller

32
 Zona 3 (Timbunban Filter/Pasir)

Gambar Sand Washer Gambar Water Tank

33
 Zona 4 (Rip Rap)

Gambar Air Compressor

 Zona 5 (Timbunan Batu)

34
Gambar Dump Truck Gambar
Compactor

3.3.2.3 Tahap Pekerjaan Drainase Air Hujan pada kaki Bendungan (Down
Stream)

Pada tahap pekerjaan Drainase air hujan pada kaki bendungan


(down stream) meliputi beberapa tahapan, antara lain pekerjaan galian,
pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian, pekerjaan
pemasangan batu kali, dan pekerjaan plesteran 1:3.

35
Gambar Concrete Pump

3.3.2.4 Tahap Pekerjaan Perkerasan Puncak Bendungan

Pada tahapan ini merupakan tahapan akhir di dalam proses


pengerjaan badan bendungan utama, dimana tahapan ini merupakan
tahapan akhir di dalam pemasangan paving block, atau juga dapat
dibuat dari bahan perkerasan lain yaitu aspal, dan dari bahan pc
(portland cemen)

Gambar Compactor

36
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada metode pelaksanaan bendungan urugan (inti tanah) ini, alat-alat yang
digunakan meliputi excavator, bulldozer, dump truck, loader, compactor, boom
hydraulic drill, poma air, grout hole drill, concrete batching plat, truck mixer,
concrete pump, giant breaker, dan air compressor Dalam pelaksanaan metode ini
secara langsung, kita minimal sudah mengetahui proses persiapan bahan, jenis dan
fungsi alat-alat yang digunakan, serta metode dalam pelaksanaan pengerjaan
bendungan urugan. Keberadaan alat-alat berat ini saling mendukung satu ama lain
sehingga segala proses yang ad adapt berjalan degan baik dan selesai tepat waktu.
Untuk itu diperlukan wawasan serta skill yang baik dalam pengoperasian alat-alat ini
sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan mengenai permasalahan di dalam metode


pelaksanaan pengaspalan hot mix yaitu :

1. Sebaiknya kita sebagai ahli ketekniksipilan harus menguasi metode dan alat-
alat yang digunakan dalam penerjaan bendungan urugan, karena hal tersebut
menunjang dalam pelaksnaan pembangunan di lapangan dan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
2. Sebaiknya dalam pelaksanaan pengerjaan bendungan hendaknya kita wajib
memenuhi aspek keamanan, aspek kekuatan dan aspek ekonomis sehingga
dapat menghasilkan hasil yang maksimal.

37
DAFTAR PUSTAKA

Sosrodarsono, S. 2002. Bendungan Tipe Urugan .Jakarta: Pustaka Teknologi dan


Informasi

Soedibyo. 1993. Teknik Bendungan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Rostiyanti, Susy Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

38

Anda mungkin juga menyukai