Anda di halaman 1dari 14

Risalatun Nahdia Tamrin

175020300111022
Akuntansi Forensik & Eksaminasi Fraud CA

CHAPTER 4 (Tuanakota)
ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR
AUDIT INVESTIGATIF

Atribut Seorang Akuntan Forensik


Howard R. Davia dalam Tuanakotta (2010 : 99) memberi lima nasihat kepada
seorang auditor pemula dalam melakukan investigasi terhadap fraud, yaitu :
1. Menghindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara prematur.
Identifikasi lebih dahulu siapa pelaku atau yang mempunyai potensi menjadi
pelaku. Banyak auditor berkutat pada pengumpulan fakta dan temuan, tetapi
tidak menjawab pertanyaan yang paling penting : Who did it ? Ada kalanya
kebiasaan penyembunyian nama pelaku didorong oleh keinginan untuk
“memperhalus” pengungkapan sesuatu yang kelihatannya kurang elok.
Dalam bahasa Inggris, penghalusan ini disebut euphemism.
2. Fraud auditor harus mampu membuktikan “niat pelaku melakukan
kecurangan”. Banyak kasus kecurangan kandas di sidang pengadilan karena
penyidik dan saksi ahli (akuntan forensik) gagal membuktikan niat
melakukan kejahatan atau pelanggaran. Menurut Davia, tujuan proses
pengadilan adalah menilai orang, bukan mendengar celotehan yang
berkepanjangan tentang kejahatannya.
3. ketiga, “be creative, think like a perpreator, do not be predictable”. Seorang
auditor forensik harus kreatif, berpikir seperti pelaku fraud, jangan dapat
ditebak. Dalam proses audit investagatif, keadaan dapat berubah dengan
cepat, misalnya, bukti dan barang bukti disembunyikan atau dihancurkan
atau pelaku bersembunyi atau melarikan diri. Dalam kondisi seperti tersebut
auditor forensik harus berpikir kreatif dalam menggunakan prosedur,
kombinasi prosedur atau alternatif prosedur untuk mengumpulkan bukti.
Seorang auditor forensik harus dapat berpikir layaknya seorang pelaku fraud
agar dapat mengantisipasi langkah-langkah yang akan diambil pelaku fraud
jika mereka mengetahui bahwa tindakan mereka telah tercium atau
terungkap. Seorang auditor forensik juga tidak gampang ditebak dalam
melakukan proses audit investigatif, agar tidak dengan mudah dapat
diantisipasi oleh pelaku fraud.
4. keempat, Auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan
persekongkolan. Ada dua macam persengkongkolan yaitu :
a. Persengkongkolan yang sifatnya sukarela, dan pesertanya memang
mempunyai niat jahat. Davia menamakannya, ordinary conspiracy
b. Persengkongkolan dimana pesertanya tidak menyadari bahwa
keluguannya dimanfaatkan oleh rekan kerjanya, contohnya
memberikan password komputernya. Davia menamakannya pseudo-
conspiracy.
5. kelima, dalam memilih proactive fraud detection strategy (strategi untuk
emnemukan kecurangan dalam investigasi proaktif), auditor harus
mempertimbangkan apakah kecurangan dilakukan didalam pembukuan atau
diluar pembukuan. Kecurangan didalam pembukuan contohnya pembayaran
beberapa kali transaksi yang sama, lalu di luar pembukuan seperti kickback
atau suap yang diambil dari harga beli yang sudah di mark up, penagihan
piutang yang sudah di hapus, dan penjualan barang yang dibesituakan.
Pendeteksian dan pengumpulan bukti terhadap fraud yang dilakukan dalam
pembukuan akan memerlukan tehnik dan prosedur audit yang berbeda
dengan pola fraud yang ada di luar pembukuan. Untuk membuktikan fraud
yang dilakukan dengan pembayaran ganda misalnya, auditor forensik akan
lebih efektif dan efisien jika menggunakan prosedur vouching, yaitu
menelusuri dari transaksi ke bukti pendukung. Jika auditor forensik
melakukan sebaliknya, yaitu dengan menggunakan trashing (menelusuri dari
bukti pendukung ke transaksi), maka pencatatan ganda atas pembayaran
tersebut tidak akan terdeteksi.

Dari nasihat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.


1. Dari awal upayakan menduga siapa pelaku.
2. Fokus pada pengambilan bukti dan barang bukti untuk pengadilan.
3. Kreatif, jangan dapat ditebak.
4. Investigator harus memiliki intuisi yang tajam untuk merumuskan teori
mengenai persengkongkolan.
5. Kenali pola fraud.

Karakteristik Seorang Pemeriksa Fraud


Association of Certified Fraud Exeminers (ACFE) menjelaskan karakteristik
pemeriksa fraud yang harus memiliki kemampuan yang unik. Disamping keahlian
teknis, pemeriksa fraud yang sukses mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-
fakta dari berbagai saksi secara adil (fair), tidak memihak, sahih (mengikuti
perundang-undangan) dan akurat, serta mampu melaporkan fakta-fakta yang
dikumpukan dan kemudian melaporkannya dengan akurat dan lengkap. Sehingga
dapat dikatakan pemeriksa fraud adalah orang yang memiliki gabungan keahlian dari
pengacara, akuntan, kriminolog dan detektif atau investigator.
Menurut Allan Pinkerton menyebutkan kualitas yang harus dimiliki oleh seorang
detektif, yaitu seorang detektif harus memiliki beberapa kualifikasi tertentu, yaitu
hati-hati (tidak gegabah), menjaga kerahasiaan pekerjaannya, kreatif dalam
menemukan hal-hal baru, pantang menyerah, berani, dan di atas segala-galanya
adalah jujur. Disamping itu, detektif harus juga memiliki kemampuan dalam
pendekatan dengan manusia dan ketangguhan mencari informasi seluas-luasnya yang
memungkinkannya menerapkan kemahirannya sebagai detektif dengan segera dan
secara efektif.
Kemampuan berinteraksi dengan manusia amat menentukan. Sikap pemeriksa
terhadap orang lain memengaruhi sikap orang lain tersebut keapadanya. Sikap yang
bermusuhan akan menimbulkan rasa was-was dalam diri responden, yang kemudian
menyebabkan mereka bersikap menarik diri dan menjaga jarak. Selanjutnya Art
Buckwalter mengatakan, rahasia menjadi private investigator adalah menjadi sosok
yang disukai orang lain. Pemeriksa yang menyesatkan orang lain seringkali
menyesatkan diri sendiri.
Pemeriksa fraud harus mempunyai kemampuan teknis untuk mengerti konsep –
konsep keuangan dan kemampuan untuk menarik kesimpulan terhadapnya. Ciri yang
unik dari kasus – kasus fraud, yakni berbeda dengan kejahatan tradisional atas harta
benda, adalah identitas pelakunya biasanya diketahui. Dalam kasus – kasus fraud,
issue-nya bukanlah penentuan identitas pelakunya, namun apakah perbuatannya
dapat dianggap merupakan fraud.

Kualitas Akuntan Forensik


Menurut Robert J. Lindquist menyatakan bahwa kualitas yang harus dimiliki
oleh akuntan forensik sebagai berikut :
1. Kreatif
Dalam hal ini kreatif diartikan sebagai kemampuan untuk melihat
sesuatu secara berbeda dari orang lain. Suatu hal yang normal bagi orang
lain belum tentu dianggap normal oleh akuntan forensik.
2. Rasa ingin tahu
Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam
rangkaian peristiwa dan situasi.
3. Tidak menyerah
Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta (seolah-
olah) tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi sulit diperoleh.
4. Akal sehat
Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata. Ada yang
menyebutnya perspektif anak jalanan yang mengerti betul kerasnya
kehidupan.
5. Business sense
Kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan
dan bukan hanya sekedar memahami bagaimana transaksi dicatat.
6. Percaya diri
Kemampuan untuk mempercayai diri dan temuannya sehingga dapat
bertahan di bawah cross examination (pertanyaan silang dari jaksa penuntut
umum dan pembela).

Independen, Objektif dan skeptis – tiga sikap dan tindak piker yang harus selalu
melekat pada diri seorang auditor. Hal ini tidak dapat dipisahkand ari pekerjaan
akuntan forensic

Kode etik akuntan forensik


Kode etik merupaan bagian dari kehidupan profesi. Kode etik mengatur
hubungana ntara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai jasa dan
stakeholder lainnya dan dengan masyararakat luas. Kode etik berisi nilai-nilai luhur
(virtues) yang sangat penting bagi eksistensi profesi. Profesi bisa eksis karena ada
integritas, rasa kehormatan dan hormat, dan nilai luhur lainnya yang menciptakan
rasa percaya dari pengguna dan stakeholder lainnya.
Seorang ahli hukum, Lord John Fletcher Moulton membedakan 3 wilayah
tingkah manusia yaitu:
1. Wilayah hukum positif dimana orang patuh karena ada hokum dan adanya
hukuman yang tidak patuh
2. Wilayah kebebasan memilih (free choice)
3. Wilayah diantara free-choice dengan hokum positif atau disebut
kesopansantunan (manners)
Salah satu contoh kode etik organisasi profesional yaitu kode etik Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), mengingat lembaga tersebut merupakan lembaga
audit forensik yang paling efektif di Indonesia. KPK mendefinsikan kode etik sebagai
norma yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh Pegawai Komisi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi maupun menjalani kehidupan pribadi. Dua hal
yang menarik dari kode etiknya yaitu pertama pimpinan kpk menetapkan dan
menerapkan kode etiknya terhaap diri mereka sendiri. Mereka mulai dari diri sendiri
dan bukan dari karyawan mereka. Hal kedua yaitu pasal 6 ayat 2 huruf b,c dan d yang
sejalan dengan temuan IRS terhadap orang amerika yang berlatar belakang etnis asia.

Pelaksanaan kode etik


Mempunyai dokumen mengenai standard an kode etik adalah langkah awal yang
baik. Namun tanap penegakan yang tegas dan konsisten, kredibilitas profesi
dipertanyakan. Kredibilitas Lembaga di sector public menjadi sorotan LSM seperti
ICW dan masyarakat umum

Standar Audit Investigatif


K.H Spencer Picket dan Jennifer Picket merumuskan beberapa standar untuk
melakukan investigasi terhadap fraud. Konteks yang mereka rajuk adalah investigasi
atas fraud yang dilakukan oleh pegawai di perusahaan. Standar tersebut adalah :
1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik yang diakui (accepted best
practices)
2. Kumpulkan bukti – bukti dengan prinsip kehati – hatian (due care) sehingga
bukti – bukti tadi dapat diterima di pengadilan.
3. Pastikan seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks
dan jejak audit tersedia
4. Pastikan bahwa para investigatormengerti hak – hak asasi pegawai dan
senantiasa menghormatinya
5. Beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan
kecurangan, dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut,
baik dalam kasus hukum dan administratif maupun hukum pidana.
6. Cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh target yang sangat
kritis ditinjau dari segi waktu.
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan
pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara, kontakdengan pihak
ketiga , pengamanan mengenai hal – hal yang bersifat rahasia, ikut tata cara
atau protokol, dokumentasi dan penyelenggara catatan, melibatkan / dan atau
melapor ke polisi, kewajiban hukum, dan persyaratan mengenai pelaporan.

Standar pemeriksaan keuangan negara-- Badan Pemeriksaan Keuangan(BPK)


mencantumkan beberapa standar yang berkenaan dengan penemuan fraud dalam
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
CHAPTER 14 (Tommie W. Singleton)
KRITERIA DAN STANDAR UMUM UNTUK MENETAPKAN
KUALIFIKASI SAKSI AHLI

a. Kredensi
Kredensial dan standar bervariasi untuk menilai pengetahuan para ahli di luar
pengadilan, tergantung pada bidang keahliannya. Ada beberapa bidang luas di mana
para ahli diharapkan memiliki kredensial dan kualifikasi yang membedakan mereka
dari orang awam. Ini termasuk:
a. Lisensi profesional, sertifikasi, atau pendaftaran oleh badan profesional yang
diakui di bidang keahlian yang bersangkutan.
b. Gelar akademik sarjana, pascasarjana, dan pascasarjana yang baik dalam bidang
keahlian atau berfungsi sebagai latar belakang yang sesuai untuk itu.
c. Pelatihan khusus dan / atau melanjutkan pendidikan profesional di luar gelar
akademik yang menunjukkan keakraban terkini dengan perkembangan teknis
terbaru di bidang studi.
d. Tulisan dan publikasi yang menampilkan pendapat teknis dan tersedia sebagai
bagian dari badan pengetahuan umum di bidang subjek.
e. Pengajaran, perkuliahan, dan / atau konsultasi lain yang relevan yang
mengindikasikan bahwa seseorang dijunjung tinggi profesional di bidang studi.
f. Afiliasi dengan asosiasi professional.
g. Pengalaman langsung yang relevan sebelumnya diperoleh melalui penugasan
serupa, baik sebagai penasihat teknis atau saksi ahli, di bidang subjek.
h. Status khusus, atau akses ke informasi istimewa, khusus untuk kasus yang
dihadapi, yang menjadikan individu tersebut ahli.

Lisensi, Sertifikasi, Atau Pendaftaran Profesional


Lisensi profesional, sertifikasi, atau registrasi merupakan faktor penting dalam
menilai tingkat kompetensi dasar untuk penasihat teknis di sebagian besar bidang
keahlian yang berguna dalam investigasi kejahatan keuangan dan terkait komputer.
Membentuk seorang individu memiliki lisensi atau sertifikasi dalam profesi, atau
terdaftar di yurisdiksi sebagai praktisi dari profesi itu, adalah langkah standar dalam
meletakkan yayasan di pengadilan agar pengadilan menerima kesaksian orang
tersebut sebagai seorang ahli. Standar yang digunakan untuk memenuhi syarat
seorang praktisi dalam profesi tertentu dapat dengan mudah ditentukan dengan
menanyakan perizinan profesional atau lembaga sertifikasi yang bersangkutan.

Derajat Akademik
Secara tradisional, gelar akademik yang dipegang para profesional telah menjadi
kunci untuk menentukan apakah mereka akan memenuhi syarat sebagai saksi ahli.
Bahkan ketika para ahli hanya digunakan di belakang layar dalam penyelidikan
kejahatan terkait komputer, latar belakang mereka dapat diselidiki oleh pertahanan
dan kredensial mereka akan dipertimbangkan. Pertimbangan ini terutama benar
karena sebagai penasihat teknis mereka menjadi saksi ahli yang potensial.

Pelatihan Dan Pendidikan Berkelanjutan


Perkembangan dalam pemrograman komputer, elektronik, teknik
telekomunikasi, audit teknologi informasi, keamanan komputer, dan spesialisasi
lainnya meningkat dengan cepat. Pelatihan dan pendidikan berkelanjutan di bidang-
bidang ini, dan bidang-bidang seperti memerangi kejahatan kerah putih, kejahatan
ekonomi, dan kejahatan komputer, ditawarkan secara luas. Asosiasi profesional dan
badan pengawas sering menawarkan sertifikat penyelesaian dan indikator objektif
lainnya dari keterampilan yang tidak diperantarai untuk menghadiri kursus tersebut.

Tulisan Dan Publikasi


Publikasi sebelumnya mungkin kurang relevan ketika para ahli digunakan
sebagai penasihat teknis untuk tim investigasi atau jaksa selama tahap persiapan
kasus. Publikasi sebelumnya dari para sarjana / peneliti kejahatan terkait komputer
dipertahankan untuk membantu dalam membuat profil para penjahat komputer dan
menentukan modus operandi dalam kasus-kasus penipuan komputer yang kompleks
akan relevan secara langsung. Ketersediaan mereka dapat sangat membantu tim
dengan memberi mereka orientasi, dan pandangan yang dipublikasikan seperti itu
dapat ditentang jika identitas penasihat teknis dapat ditemukan selama pra-
persidangan.

Pengajaran Dan Konsultasi Lainnya


Kegiatan yang menunjukkan penerimaan konsultan sebelumnya sebagai
penasihat ahli atau instruktur membahas masalah keandalan dan kredibilitasnya
sebagai bagian dari tim pemerintah. Pengajaran atau konsultasi dalam bidang tertentu
secara tradisional dianggap ketika kredensial seorang ahli diajukan ke pengadilan
sebelum orang tersebut mengambil pendirian sebagai saksi ahli.

Asosiasi Profesional
Seperti dalam kasus lisensi profesional, sertifikasi calon ahli atau keanggotaan
dalam asosiasi profesional menambah anggapan kompetensi dan secara rutin
dimasukkan dalam penawaran kredensial ahli ke pengadilan sebelum memberikan
kesaksian ahli. Seperti halnya masalah lisensi, gelar akademik, pendidikan
berkelanjutan, dan konsultasi sebelumnya, keanggotaan dalam asosiasi profesional
tunduk pada pemeriksaan verifikasi dan pengumpulan referensi dari rekan-rekan
profesional para ahli. Verifikasi ini adalah pemeriksaan kontrol kualitas yang penting
dan berguna

Pengalaman Serupa Sebelumnya


Karena berbagai bidang teknologi komputer baru dan perkembangan baru dalam
teknologi komputer terjadi begitu cepat, kredensial formal kurang penting dalam
kasus-kasus kejahatan terkait komputer daripada pengalaman langsung sebelumnya
dengan operasi komputer perusahaan korban, merek perangkat keras atau perangkat
lunak yang digunakan oleh korban, dan aplikasi perangkat lunak yang terlibat. Selain
itu, pengalaman sebelumnya diselidiki kejahatan terkait komputer, menyediakan
keamanan komputer, atau penelitian kejahatan terkait komputer dapat menjadi
elemen penting yang membuat pihak tertentu menjadi penasihat ahli.
Mengidentifikasi penasihat yang dapat dipercaya dan obyektif yang memiliki
pengalaman langsung sebelumnya dapat menjadi faktor terpenting dalam memilih
seorang ahli.

Akses Tunggal Ke Informasi Atau Fakta Istimewa


Jebakan terbesar dalam menggunakan individu tersebut sebagai penasihat teknis
praperadilan atau sebagai saksi ahli di persidangan adalah: (1) membedakan bidang
kompetensi yang sebenarnya dan (2) bias. Karyawan atau staf layanan mungkin
memenuhi syarat untuk berbicara secara otoritatif hanya pada poin yang sangat
sempit dan sepenuhnya tidak memenuhi syarat pada poin terkait lainnya.

b. Kualitas Pribadi Dari Ahli


Standar lain dalam memutuskan apakah akan menggunakan orang tertentu
sebagai penasihat teknis atau saksi ahli adalah kualitas pribadi calon ahli. Karena
bidang ini terutama subyektif, yang dibedakan dari obyektifitas relatif dari
kredensial, sulit untuk mengatakan apa faktor utama dan bagaimana mereka harus
dinilai.

Kemampuan Untuk Bekerja Sebagai Bagian Dari Tim


Terlepas dari bidang kompetensi profesional mereka, banyak individu yang tidak
temperamen atau cenderung untuk bekerja sebagai bagian dari tim. Tidak diragukan
lagi masalah ini lebih lazim dengan profesi tertentu daripada dengan yang lain karena
sifat pekerjaan dan faktor lainnya. Menilai apakah calon ahli akan menjadi pemain
tim adalah keputusan penting yang harus dibuat sangat awal dalam hubungan,
sebelum pakar dipertahankan. Pemeriksaan referensi dan wawancara pribadi
membantu dalam menentukan hal ini. Manajemen ahli yang efektif dalam kasus ini,
keamanan data investigasi sensitif, dan efektivitas ahli sebagai saksi di mimbar hanya
beberapa pertimbangan utama yang menentukan hanya menggunakan pemain tim
dalam peran ahli.

Kepercayaan Dan Integritas


Meskipun ada kemungkinan membatasi akses penasihat teknis untuk kasus kerja
berdasarkan kebutuhan-untuk-tahu, pakar akan selalu terpapar dengan informasi
sensitif selama kasus ini berlangsung. Paling tidak, paparan ini akan memperluas
pengetahuan tentang perannya sendiri dalam kasus ini, aspek-aspek investigasi di
mana dia telah memberikan input, dan identitas orang lain di tim investigasi.
Kepercayaan dan kebijaksanaan pakar harus diyakinkan dan dipelihara. Mirip dengan
masalah memastikan bahwa pakar adalah pemain tim, pemeriksaan referensi
terperinci dan wawancara pribadi harus digunakan untuk memeriksa kepercayaan dan
integritas pakar.
Reputasi Dan Pengakuan Profesional
Reputasi para ahli dapat memotong kedua cara berkenaan dengan kredibilitas
mereka sebagai saksi ahli di mimbar: Jika pandangan mereka kontroversial atau
bahkan diperebutkan, semakin besar ketenaran para ahli, semakin besar kemungkinan
pertahanan akan dapat mengidentifikasi para pakar kontra yang akrab dengan
pandangan tersebut. dan berselisih dengan mereka. Namun, peningkatan ketenaran
bisa menjadi masalah perawakan dan keabsahan, yang dengannya pendapat pakar
yang berlawanan dapat dibayangi. Pemeriksaan referensi dan tinjauan literatur di
lapangan untuk secara akurat mengukur status profesional dan reputasi para ahli
adalah langkah-langkah penting yang harus diambil sebelum mempertahankannya.

Kualitas Dan Ketepatan Waktu Dari Pekerjaan Sebelumnya


Sangat penting untuk menilai kualitas pekerjaan para ahli sebelum
mempertahankannya. Paling langsung, kualitas konsultasi dan layanan mereka
sebelumnya sebagai saksi ahli harus diperiksa dengan sangat rinci. Persepsi
komunitas profesional tentang kualitas pekerjaan, publikasi, pengajaran, atau kuliah
para ahli harus ditentukan. Jika ahli pemerintah adalah saksi ahli yang potensial,
anggaplah bahwa pembela akan melakukan penilaian menyeluruh di bidang ini dan
akan berusaha untuk memakzulkan saksi. Investigasi dan tim tidak dapat melakukan
kejutan dalam pemeriksaan silang dalam hal ini. Pengusaha, klien sebelumnya,
referensi profesional, dan profesional dan agen-agen, antara lain, harus dihubungi
untuk penilaian kualitas dan ketepatan waktu dari pekerjaan para calon ahli.

Perilaku Dan sikap Profesional


Mungkin halus, tetapi selalu signifikan, adalah sikap profesional dan sikap
penasihat teknis. Kemampuan untuk berbicara secara otoritatif, untuk
mempertahankan ketenangan di bawah pemeriksaan silang yang kuat, untuk berdebat
dengan penasihat yang berlawanan, dan untuk menyederhanakan hakim dan juri
tanpa merendahkan adalah karakteristik penting. Ketidakhadiran salah satu dari ini
harus mengecualikan ahli yang diterima dari pertimbangan sebagai saksi ahli.

‘‘Kehadiran” Di Depan Grup


Kemampuan untuk mempresentasikan ide secara efektif kepada suatu
kelompok adalah keterampilan yang dipelajari. Namun, banyak orang di
semua bidang usaha tidak memiliki keterampilan ini. Seorang ahli yang
pengetahuannya tentang bidang teknis baik dan yang dapat secara efektif
memberi tahu simpatisan di belakang layar mungkin atau mungkin tidak
memiliki kehadiran yang efektif di depan suatu kelompok. Keterampilan ini
sangat penting dalam saksi ahli; bagi saksi ahli yang potensial, penyaringan
terlebih dahulu untuk kehadiran keterampilan dan sesi latihan ini untuk
meningkatkannya untuk diadili adalah suatu keharusan.

Kemampuan Untuk Menjelaskan Masalah Teknis Dalam Ketentuan


Landasan menyeluruh dalam bidang keahlian mereka dan kemampuan untuk
membuat presentasi kelompok yang efektif dilemahkan jika penasihat teknis tidak
dapat menyederhanakan masalah teknis yang rumit sehingga orang awam yang
cerdas dapat memahaminya. Memang, kemampuan ini adalah keterampilan teknis
yang paling mendasar yang harus dimiliki penasihat atau saksi ahli. Kemampuan
untuk membuat poin-poin teknis dapat dipahami oleh anggota tim investigasi atau
jaksa penuntut sangat penting untuk kemampuan mereka membangun teori yang kuat
dari kasus tersebut dan untuk menerapkan strategi yang efektif untuk memecahkan
kasus dan / atau mendapatkan putusan bersalah.

Mannerisme Dan Idiosynkrasi


Perbedaan mengalihkan perhatian. Perilaku aneh, cara berpakaian yang tidak
biasa, dan aspek lain dari kepribadian para ahli cenderung mengalihkan perhatian dari
pesan mereka. Penggunaan vulgar atau humor berlebihan pada waktu yang tidak tepat
dan komentar menghina tentang saingan profesional mengasingkan pendengar dan
mengubahnya melawan pembicara dan dengan demikian melawan pesan. Gangguan
semacam itu harus dihilangkan dengan cara apa pun jika ada saksi ahli yang
potensial, dengan mengubah perilaku mereka atau menggantinya. Sekali lagi, karena
penasihat teknis di belakang layar dalam keadaan tertentu dapat dipanggil untuk
bersaksi, peringatan ini tidak terbatas hanya untuk saksi ahli yang ditunjuk.
c. Sumber-Sumber Untuk Mencari Saksi Ahli
Penasihat teknis untuk digunakan dalam kasus kejahatan dapat dipilih atau
ditarik dari sejumlah sumber. Ini termasuk:
 Sumber di rumah
 Lembaga penegak hukum lainnya
 Instansi pemerintah negara bagian atau lokal lainnya
 Badan perizinan, sertifikasi, dan registrasi negara bagian dan lokal
 asosiasi profesi penegak hukum
 Asosiasi profesional di bidang subjek pengetahuan ahli yang dicari
 Organisasi yang menjadi korban
 Pabrikan / vendor dan organisasi yang melayani yang menyediakan peralatan
atau layanan antarmuka untuk korban
 Organisasi lain di bidang kegiatan atau industri korban
 Area universitas dan pusat penelitian
 Perusahaan konsultan swasta yang mengkhususkan diri dalam bidang subjek
 Pengalaman sebelumnya dalam mendapatkan tenaga ahli
 hubungan yang sudah ada sebelumnya dengan agensi lain dan sumber rujukan
 Fakta dan keadaan masing-masing kasus

d. Membedakan Area Kompetensi yang Sebenarnya


Membedakan bidang keahlian khusus yang diperlukan harus digabungkan
dengan membedakan bidang sebenarnya dari kompetensi ahli konsultan yang
diberikan dari bidang lain di mana ia tidak benar-benar ahli. Proses ini menjadi lebih
sulit karena para ahli di satu bidang seringkali tidak menyadari, atau tidak mau
mengakui, keterbatasan keahlian mereka. Dalam situasi seperti itu, perwakilan dari
organisasi yang menjadi korban atau pabrikan atau vendor perangkat keras komputer
atau peralatan perangkat lunak yang terlibat dalam kejahatan dapat menjadi sumber
bimbingan terbaik untuk mengetahui dengan tepat keahlian dari luar yang dibutuhkan
dan orang-orang seperti apa yang mungkin memiliki kemampuan yang diperlukan.
Konsultasi dengan penyelidik atau jaksa kejahatan komputer yang berpengalaman,
baik lokal atau dari yurisdiksi lain, dapat memberikan informasi bermanfaat tentang
konsekuensi hukum dari mendapatkan nasihat teknis dari luar.

Anda mungkin juga menyukai