Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN SPBU


Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Stasiun Pengisian Bahan
Bakar adalah tempat di mana kendaraan bermotor bisa memperoleh bahan bakar. Di
Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dikenal dengan nama SPBU (Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum). Namun, masyarakat juga memiliki sebutan lagi bagi
SPBU. Misalnya di kebanyakan daerah, SPBU disebut Pom Bensin yang adalah
singkatan dari Pompa Bensin. Stasiun Pengisian Bahan Bakar, pada umunya
menyediakan beberapa jenis bahan bakar. Misalnya:
a. Bensin dan beragam varian produk bensin.
b. Solar.
c. LPG dalam berbagai ukuran tabung.
d. Minyak tanah. (“Stasiun Pengisian Bahan Bakar”,2011)
Banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang juga menyediakan layanan
tambahan. Misalnya musholla, pompa angin, toilet dan lain sebagainya. Stasiun
Pengisian Bahan Bakar modern, bisanya dilengkapi pula dengan minimarket dan
ATM. Tak heran apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau 7
tempat istirahat. Bahkan ada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar terutama di
jalan tol atau jalan antar kota memiliki kedai kopi seperti Starbucks atau restoran
fast food dalam berbagai merek. (KontraktorSPBU,2013). Di beberapa negara
termasuk Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dijaga oleh petugas-petugas
yang mengisikan bahan bakar kepada pelanggan. Pelanggan kemudian
membayarkan biaya pengisian kepada petugas. Di negara-negara lainnya, misalnya
di Amerika Serikat atau Eropa, pompa-pompa bensin tidak dijaga oleh petugas;
pelanggan mengisi bahan bakar sendiri dan kemudian membayarnya kepada petugas
di sebuah loket/counter. Hingga pertengahan Oktober 2005, perusahaan pemerintah,
Pertamina, merupakan satu-satunya perusahaan yang mendirikan SPBU di
Indonesia. Pada Oktober 2005, Shell menjadi perusahaan swasta pertama yang
membuka SPBUnya di Indonesia, yang terletak di Lippo Karawaci, Tangerang.
Shell menjual bahan bakar beroktan tinggi yang diimpor dari Singapura dan
memasang harga yang kompetitif dengan harga milik Pertamina. Mungkin untuk
menghadapi kemungkinan datangnya pesaing, Pertamina akhirakhir ini telah
meremajakan stasiun-stasiunnya, misalnya dengan perubahan pada penampilan dan
penambahan fasilitas. Selain itu, mereka kini lebih banyak membuka stasiun-stasiun
milik mereka sendiri (bukan dengan sistem waralaba). Stasiun-stasiun tersebut
umumnya lebih besar daripada stasiun-stasiun waralaba. 8
Di Indonesia SPBU dioperasikan oleh beberapa perusahaan, di antaranya:
a. Pertamina.
b. Shell.
c. Petronas.
d. Total.

2.2. LOKASI SPBU SAMPANGAN BARU


Lokasi SPBU 44.502.15 Sampangan Baru yang terletak di Jl.Menoreh Timur
IV,Bendan Duwur, Kec.Gajahmungkur,Kota Semarang,Jawa Tengah 50235,
Semarang merupakan tempat yang strategis dan ramai, selain itu SPBU
bersebrangan dengan pasar sampangan, selain itu SPBU sampangan baru berada di
pertigaan jalan yang membuat lokasi tersebut banyak di kunjungi masyarakat umum.

Di dalam SPBU sampangan baru terdapat stand makanan kebab dan terdapat tempat
istirahat seperti mushola yang nyaman dan toilet yang bersih. Toilet dan mushola
berada di sebelah Barat. Terdapat kendaraan yang mengisi bensin di SPBU
sampangan baru seperti truk, mobil, hingga sepeda motor.
2.3. SETTING PRILAKU
Menurut Barker (1968), dalam Laurens (2004:131), behaviour setting disebut
juga dengan “tatar perilaku” yaitu pola perilaku manusia yang berkaitan dengan
tatanan lingkungan fisiknya. Senada dengan Haviland (1967) dalam Laurens
(2004:131) bahwa tatar perilaku sama dengan “ruang aktivitas” untuk
menggambarkan suatu unit hubungan antara perilaku dan lingkungan bagi
perancangan arsitektur. Barker dan Wright (1968) dalam Laurens (2004:133)
mengungkapkan ada kelengkapan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah entitas,
agar dapat dikatakan sebagai sebuah behaviour setting yang merupakan suatu
kombinasi yang stabil antara aktivitas, tempat, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Terdapat suatu aktivitas yang berulang, berupa suatu pola perilaku (standing
pattern of behavior
2. Tata lingkungan tertentu (circumjacent milieu), milieu berkaitan dengan pola
perilaku.
3. Membentuk suatu hubungan yang sama antar keduanya, (synomorphy)
4. Dilakukan pada priode waktu tertentu.

2.4. HUBUNGAN SETTING DENGAN PERILAKU MANUSIA


Aktivitas manusia sebagai wujud dari perilaku yang ditujukan mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh tatanan (setting) fisik yang terdapat dalam ruang yang menjadi
wadahnya, sehingga untuk memenuhi hal tersebut di butuhkan adanya (Widley dan
scheid dalam Weisman, 1987)
1. Kenyamanan, Menyangkut keadaan lingkungan yang memberikan rasa sesuai
dengan panca indra
2. Aksesibilitas, menyangkut kemudahan bergerak melalui dan menggunakan
lingkungan sehingga sirkulasi menjadi lancar dan tidak menyulitkan pemakai.
3. Legibilitas, menyangkut kemudahan bagi pemakai untuk dapat mengenal dan
memahami elemen-elemen kunci dan hubungannya dalam suatu lingkungan yang
menyebabkan orang tersebut menemukan arah atau jalan.
4. Kontrol, menyangkut kondisi suatu lingkungan untuk mewujudkan personalitas,
menciptakan teritori dan membatasi suatu ruang.
5. Teritorialitas, menyangkut suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya dengan
kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas suatu tempat. Pola
tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari
luar (Holahan,1982 dalam Hartanti 1997)
6. Keamanan, menyangkut rasa aman terhadap berbagai gangguan yang ada baik
dari dalam maupun dari luar.

2.5. PERMASALAHAN YANG MUNCUL DI SPBU SAMPANGAN BARU


Di SPBU sampangan baru terdapat beberapa permasalahan yang muncul seperti:
1. Antri pengisian bahan bakar
2. Lalu lintas yang padat karena letaknya dekat dengan pasar Sampangan
3. Peletakan mushola dan toilet yang tidak strategis dan terkesan tertutup untuk
umum
4. Pembatasan area mushola dan toilet.
5. Terbatasnya lahan parkir
6. Penataan sirkulasi in dan out kurang terorganisir dengan baik.
Salah satu permasalahan yang paling menonjol penataan sirkulasi in dan out
kurang terorganisir dengan baik dikarenakan sirkulasi lalu lintas terbagi menadi 3
bagian yaitu bagian barat, utara, dan selatan yang mengakibakan orang berdatangan
dari segala arah menuju SPBU. Orang yang datang dari sisi barat saat masuk ke area
SPBU tidak melalui jalur in yang semestinya namun melalui jalur out yang
menjadikan terganggunya sirkulasi pengendara yang akan melalui jalur out setelah
pengisian bahan bakar .Selain itu penempatan pengisian bahan bakar yang kurang
tertata membuat orang yang ingin mengisi bahan bakar bingung terutama pada
pengendaara motor yang ingin mengisi bahan bakar pertamax yang di campur
dengan pengendara mobil.

Anda mungkin juga menyukai