Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2001) bencana
adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari pihak luar.
Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap
kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa
manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada
skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah
yang terkena.
Jenis-jenis banjir menurut penyebabnya di Indonesia. Di Indonesia,
banjir adalah sebuah bencana alam yang mudah terjadi. Hal ini karena letak
Indonesia pada daerah tropis yang memungkinkan curah hujan yang tinggi
setiap tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Banjir bandang, Banjir Hujan Ekstrim, Banjir Luapan Sungai / Banjir
Kiriman, Banjir Pantai (ROB), Banjir Hulu
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan
berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan
debit sungai naik secara cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan
sungai yang alirannya terhambat oleh sampah.
Ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam sesudah hujan lebat
mulai turun. Biasanya banjir ini ditandai dengan banyaknya awan yang
menggumpal di angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan
badai tropis atau cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air
hujan yang sangat deras, khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tak
mampu menahan cukup banyak air.

1
Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama
sekali tidak ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda
dataran – sebab peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-
minggu sebelumnya. Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama.
Datangnya banjir dapat mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan
bersifat musiman atau tahunan dan bisa berlangsung selama berhari- hari atau
berminggu-minggu tanpa berhenti. Banjir ini biasanya terjadi pada daerah-
daerah lembah.
Banjir yang disebabkan angin puyuh laut atau taifun dan gelombang
pasang air laut. Banjir ini terjadi karena air dari laut meresap ke daratan di
dekat pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau karena pasang surut air
laut. Banjir ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan
pantai. Contoh daerah yang biasanya terkena ROB adalah Semarang.
Banjir yang terjadi di wilayah sempit, kecepatan air tinggi, dan
berlangsung cepat dan jumlah air sedikit. Banjir ini biasanya terjadi di
pemukiman dekat hulu sungai. Terjadinya banjir ini biasanya karena
tingginya debit air yang mengalir, sehingga alirannya sangat deras dan bisa
berdampak destruktif.
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan yang biasanya kering
karena peningkatan volume air yang diakibatkan dari tingginya curah hujan,
meluapnya air sungai atau laut, dan pecahnya bendungan. Banjir bandang
adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba karena terisinya air pada daerah
yang tanahnya kering /sukar meresap air ketika hujan turun, air sukar meresap
ke dalam tanah dan akhirnya terjadi banjir bandang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari banjir bandang ?
2. Apa karakteristik dari banjir bandang ?
3. Apa penyebab terjadinya banjir bandang ?
4. Apa tanda-tanda akan terjadinya banjir bandang ?
5. Apa dampak dari banjir bandang ?

2
6. Bagaimana strategi mitigasi bencana banjir bandang ?
7. Apa saja penatalaksanaan banjir bandang ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari banjir bandang.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari banjir bandang.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir bandang.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda akan terjadinya banjir bandang.
5. Untuk mengetahui dampak dari banjir bandang.
6. Untuk mengetahui strategi mitigasi bencana banjir bandang.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan banjir bandang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Banjir bandang merupakan banjir yang terjadi di suatu daerah yang


memiliki permukaan rendah dan terjadi karena hujan yang turun secara terus-
menerus. Banjir bandang ini mempunyai sifat datangnya tiba-tiba dan
biasanya terjadi dengan sangat cepat. Banjir bandang ini terjadi karena air
yang berada di wilayah tersebut sudah berada di titik jenuh, sehingga banjir
ini terjadi sangat cepat hingga tidak dapat lagi diserap oleh lapisan tanah.
Karena air yang mengalir tidak dapat lagi diserap oleh tanah, akibatnya sisa-
sisa air akan tergenang di daerah yang lebih rendah. Banjir bandang ini
tergolong ke dalam banjir yang besar dan banyak menimbulkan kerugian. Hal
ini karena banjir bandang yang datang dengan tiba-tiba dapat menyeret apa
saja apabila arusnya kuat. Selain itu semua benda yang dilewati oleh banjir
tersebut akan dikelilingi air dengan tiba-tiba. Selain menyebabkan kerugian
besar yang berupa materi, banjir bandang juga menimbulkan banyak kerugian
lainnya.

2.2 Karakteristik Banjir Bandang

Jenis- jenis banjir yang berbeda-beda mempunyai karakteristik yang


berbeda-beda pula antara jenis satu dengan jenis yang lainnya. Masing-
masing dari banjir mempunyai ciri khasnya masing- masing, termasuk juga
dengan banjir bandang ini. Banjir bandang setidaknya mempunyai ciri atau
karakteristik sebagai berikut:

1) Datang dengan tiba-tiba


Salah satu ciri yang khas yang dimiliki oleh banjir bandang adalah terjadi
dengan cara yang tiba-tiba. Banjir bandang ini terjadi karena air yang
berada di suatu wilayah sudah mengalami kejenuhan, sehingga datangnya
banjir ini dengan tiba- tiba, dan biasanya datangnya air yang tiba- tiba ini

4
langsung bersifat besar, dan tidak perlahan- lahan seperti banjir yang
terjadi karena luapan air sungai atau semacamnya.
2) Disebabkan oleh hujan lebat yang turun tidak kunjung berhenti
Ciri- ciri selanjutnya yang dimiliki oleh banjir bandang adalah terjadi
karena hujan lebat yang bersifat terus-menerus atau tidak kunjung
berhenti. Maka dari itu banjir bandang ini terjadi setelah hujan lebat turun
dalam durasi waktu yang lama pula. Biasanya banjir bandang ini akan
terjadi maksimal selama enam jam. Dengan kata lain, banjir bandang
biasanya terjadi kurang dari enam jam.
3) Durasi terjadinya banjir relatif singkat
Ciri khas dari banjir bandang yang selanjutnya adalah terjadi dalam durasi
yang cukup singkat. Banjir bandang ini bukanlah tipe banjir yang datang
dan berlama- lama menggenangi daerah yang dilewatinya. Banjir bandang
merupakan tipe banjir yang terjadi dalam durasi yang cukup singkat.
Meskipun singkat, banjir bandang ini dapat juga menggenangi. Namun
genangan air yang diakibatkan oleh banjir bandang ini relatif tidak banyak.
Hanya sedikit genangan yang menempati daerah yang lebih rendah dan ini
terjadi ketika banjir surut.
4) Viskositas aliran yang tinggi
Banjir bandang juga merupakan tipe banjir yang mempunyai viskositas
tinggi.

5) Tinggi genangan air di antara 3 hingga 6 meter


Meskipun telah disebutkan sebelumnya bahwa banjir bandang merupakan
tipe banjir yang tidak menimbulkan genangan yang terlalu banyak, namun
bukan berarti tidak ada genangan sama sekali. Banjir bandang tetap
merupakan suatu genangan, hanya saja air yang akan menggenangi itu
datangnya dengan tiba-tiba dan berlangsung dalam durasi yang tidak
terlalu lama (biasanya maksimal 6 jam). Tinggi genangan air akibat banjir
bandang ini mempunyai ukuran antara 3 hingga 6 meter.

5
6) Membawa beberapa material lainnya
Ciri khas yang menonjol linnya dari banjir bandang adalah banjir bandang
ini memuat banyak sekali material- materian yang bisa dibawa oleh air
banjir tersebut. Beberapa material yang dapat dibawa oleh air dari banjir
bandang antara lain lumpur, kerikil, batu, hingga pepohonan. Ya, arus dari
banjir bandang yang kuar terkadang mampu mengangkut kayu-kayu
pepohonan yang seresrakan di tanah, atau bahkan bisa mencabut
pepohonan yang ukurannya lebih kecil. Oleh karena banyaknya material
yang diangkut ini menyebabkan banjir bandang ini sebagai bencana yang
menyebabkan banyak sekali kerugian material.

2.3 Penyebab Terjadinya Banjir Bandang


Banjir bandang merupakan suatu bencana alam. Bencana alam yang terjadi
ini dapat terjadi karena dipicu oleh berbagai faktor. Bagaimanapun juga
bencana alam terjadinya terjadi karena berbagai hal yang berada di
belakangnya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya banjir bandang ini
antara lain:
1) Hujan deras yang terjadi terus-menerus atau dalam durasi yang cukup lama
Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya banjir bandang
adalah turunnya hujan yang terus menerus dan dalam waktu yang cukup
lama. Hujan yang turun terus menerus akan menyebabkan terjadinya banjir
dan juga genangan air. Hal ini karena debit air yang turun dari hujan
tersebut akan semakin banyak dan banyak. Hal ini tentu saja akan
menyebabkan sungai menjadi kelebihan jumlah air dan akibatnya bisa
meluap. Sungai yang meluap tersebut akan menjadikan air meluap- luap
dan menggenangi area tertentu. Dan inilah yang penyebab banjir bandang
terjadi.
2) Terbentuknya bendungan yang berada di hulu
Salah satu faktor yang manyebabkan terjadinya banjir bandang yang
selanjutnya adalah adanya bendungan yang berada hulu. Hulu ini
merupakan bagin yang lebih tinggi nya nantinya bisa mengalirkan air ke

6
hilir. Ketika bahian hulu ini sudah penuh terisi air, maka air tersebut akan
membludak atau menumpahkan air tersebut ke area yang berada di
sekelilingnya. Hal inilah salah satu yang menyebabkan terjadinya banjir
bandang di suatu wilayah.
3) Geometri di daerah aliran sungai yang menunjang antara bagian hulu dan
juga hilir
Terjadinya banjir bandang juga bisa disebabkan oleh karena geometri di
daerah aliran sungai yang menunjang antara bagian hulu dan juga di
bagian hilir.
4) Membuang sampah sembarangan.
Kita semua tahu bahwasannya membuang sampah sembarangan akan
menyebabkan terjadinya bencana alam berupa banjir. Bencana alam
berupa banjir yang bisa disebabkan karena membuang sampah
sembarangan di sungai salah satunya adalah bencana banjir bandang.
Ketika orang membuang sampah di sungai maka sampah- sampah yang
dibuang di sungai tersebut akan mengendap di dasar sungai. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya pendangkalan di dasar sungai. Ketika terjadi
pendangkalan ini maka jumlah muatan air yang tertampung di dalam
sungai akan menjadi berkurang jumlahnya, akibatnya sungai akan mudah
sekali membludak atau meluap. Karena sungai mudah sekali meluap inilah
yang akan menyebabkan terjadinya banjir bandang.
5) Mendirikan bangunan liar yang berada di sekitar sungai
Lahan kosong dapat berfungsi sebagai penyerap air hujan ketika turun.
Ketika lahan- lahan kosong ini tidak digunakan dengan semestinya maka
hal ini akan akan menyebabkan air yang dapat terserap ke dalam tanah
tidak maksimal. Ketika air yang terserap ini tidak maksimal, maka hal ini
akan menyebabkan banjir. Terlebih apabila lahan yang disalah gunakan
tersebut adalah lahan yang berada di sekitar sungai. Maka hal ini akan
semakin membuat banjir bandang mudah sekali terjadi di daerah yang
demikian tersebut.

7
6) Penggundulan pepohonan
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya pepohonan mempunyai
banyak sekali manfaat. Salah satu manfaat yang dimiliki oleh pepohonan
adalah untuk menyerap air agar dapat tersimpan ke dalam tanah dan
merupakan cara menghindari banjir. Ketika pepohonan yang tumbuh di
lingkungan menjadi sedikit, maka hal ini akan membuat penyerapan air
menjadi sedikit terganggu. Akibatnya akan banyak air yang tidak diserap
atau penyerapan menjadi kurang maksimal. Ketika air yang tidak bisa
diserap jumlahnya terlalu banyak, maka akan meningkatkan resiko
terjadinya banjir bandang.

2.4 Tanda-Tanda Akan Terjadinya Banjir Bandang


Banjir bandang merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia. Meskipun terjadinya banjir bandang ini secara tiba- tiba, namun
bukan berarti datangnya banjir bandang ini tidak dapat diprediksi.
Kedatangan banjir bandang ini bisa kita prediksi dengan cara kita melihat dari
tanda- tandanya. Ada beberapa tanda yang menunjukkan akan terjadinya
banjir bandang yang akan mengganggu lapisan atmosfer bumi. Tanda- tanda
akan terjadinya banjir bandang antara lain sebagai berikut:

1) Air berubah warna menjadi keruh

Salah satu tanda yang menyebabkan akan terjadinya banjir bandang adalah
adanya perubahan pada air sungai dari yang semula jernih menjadi keruh
secara tiba- tiba. Hal ini merupakan slaah satu tanda yang dapat dengan
mudah diketahui adan dilihat secara kasat mata. Apabila melihat hal yang
demikian ini, maka segera menjauh dari area sungai adalah pilihan yang
sangat tepat. Karena apabila hal ini tidak segera dilakukan, maka terjadi
resiko yang tidak baik karena banjir bandang dapat terjadi dengan tiba-
tiba tanpa sepengetahuan orang- orang yang berada di sekitarnya.

8
2) Terdapat banyak ranting pepohonan maupun sampah yang mengalir di
sungai

Salah satu tanda akan terjadinya banjir bandang yang selanjutnya adalah
apabila kita menemui banyak sampah ataupun ranting pepohonan yang
hanyut terbawa arus sungai. Padahal bila kita amati sebelumya, ranting dan
sampah tersebut pada mulanya tidak ada. Hal ini merupakan salah satu
tanda akan terjadinya banjir bandang.

3) Di bagian hulu sungai terlihat langit yang berwarna gelap 


Tanda atau ciri- ciri akan terjadinya banjir bandang yang selanjutnya
adalah adanya ketika kita melihat ada awan hitam yang berada di arah hulu
sungai. Ketika kita melihat adanya awan hitam tersebut maka
mengindikasikan terjadi hujan lebat di daerah hulu sungai tersebut. Hujan
yang lebat di daerah hulu sungai akan membangkitkan peluang terjadinya
banjir bandang. Maka dari itulah ketika kita melihat awan hitam yang
berada di hulu sungai sebaiknya kita segera menjauhi daerah sekitar aliran
sungai, karena berpotensi terjadinya banjir dandang tersebut.

2.5 Dampak Terjadinya Banjir Bandang

Semua jenis bencana alam dapat menimbulkan kerugian ataupun


dampak negatif. Kerugian yang ditimbulkan dapat berupa kerugian material
maupun non material. Tidak terlepas juga dengan banjir bandang. Beberapa
dampak negatif yang ditimbulkan akibat banjir bandang antara lain:

1) Merusak berbagai macam sarana dan prasarana umum

Salah satu dampak yang paling besar dan paling terlihat dari adanya banjir
bandang adalah rusaknya berbagai macam fasilitas umum dan juga sarana
dan pra sarana yang ada di sekitar masyarakat. Beberapa macam sarana
dan pra sarana yangmungkin dapat rusak karena terjadinya banjir bandang
ini antara lain jalan umum, jembatan, gedung, perumahan dan lain

9
sebagainya sehingga akan mengganggu ruang publik untuk kehidmupan
anusia.

2) Merusak aset pribadi


Selain merusak berbagai macam fasilitas umum ataupun sarna dan
prasarana umum, banjir bandang ini juga merusak berbagai aset pribadi
yang dimiliki oleh seseorang. bagaimanapun juga material serta kuatnya
arus yang ditimbulkan oleh banjir bandang dapat menghanyutkan berbagai
macam barang yang dimiliki oleh masyarakat. Tidak hanya barang saja,
namun banjir bandang ini juga dapat merusak bangunan- bangunan rumah.
3) Merusak jaringan listrik
Dampak selanjutnya yang dihasilkan dari banjir bandang adalah
terganggunya aliran listrik. Bahkan bisa saja aliran listrik menjadi putus
ataupun mati total karena adanya banjir bandang ini. aliran dari air yang
ditimbulkan oleh banjir bandang dapat berupa arus yang kuat, sehingga
akan menyebabkan rusaknya tiang- tiang listrik ataupun kabel- kabel
listrik. Hal ini akan berakibat paad putusnya jaringan listrik. Belum lagi
jika ada pohon tumbang ataupun bangunan yang roboh.
4) Mengganggu aktivitas sehari- hari
Yang namanya bencana alam merupakan suatu peristiwa yang akan
merusak atau mengganggu aktivitas sehari- hari oleh manusia. Hal ini juga
brlaku pada banjir banidang. Terjadinya banjir bandang ini sudah otomatis
mengganggu aktivitas sehari- hari masyarakat, atau bahkan
melumpuhkannya.

2.6 Mitigasi Bencana Banjir Bandang


Mitigasi bencana banjir adalah merupakan suatu upaya untuk
mengurangi resiko akibat bencana banjir.Maksud dari mitigasi bencana
banjir adalah suatu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk mengurangi
kerugian akibat dari bencana banjir seperti kerugian jiwa, harta dan benda.
Tujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi Bencana adalah sebagai
berikut : 

10
 Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya
bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi
(economy costs) dan kerusakan sumber daya alam.
 Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam
menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga
masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman (safe).
Dalam bencana apapun, data sejarah suatu kawasan rawan atau sumber
bencana harus selalu ada, dipelajari dan diperbaharui terus menerus tiap
kali ada kejadian baru. Untuk kajian perbandingan dengan peristiwa-
peristiwa banjir terdahulu dan sebagi dasar informasi peringatanyang
akan disampaikan kepada masyarakat yang beresiko terlanda banjir harus
diingat unsur - unsur sebagai berikut :
 Analisis kekerapan banjir.
 Pemetaan tinggi rendah permukaan tanah (topografi).
 Pemetaan bentangan daerah seputar sungai (kontur sekitar sungai)
lengkap dengan perkiraan kemampuan sungai itu untuk menampung
lebihan air.
 Catatan pemantauan lelehan salju / es dan kelongsoran tebing / daerah
hulu.
 Catatan pasang surut gelombang laut (untuk kawasan pantai/pesisir).
 Geografi pesisir / pantai.
 Cara efektif untuk memantau jalur banjir adalah lewat teknik-teknik
penginderaan jauh, misalnya Landsat.

2.7 Strategi Mitigasi Bencana Banjir Bandang


Strategi mitigasi bencana banjir secara umum dapat dibagi menjadi tiga
kegiatan yaitu upaya mitigasi non struktural, struktural serta peningkatan
peran serta masyarakat.

11
1. Upaya Mitigasi Non Struktural
 Pembentukan “Kelompok Kerja” (POKJA) yang beranggotakan dinas
instansi terkait (diketuai Dinas Pengairan/Sumber Daya Air) di tingkat
kabupaten/kota sebagai dari Satuan Pelaksana (SATLAK) untuk
melaksanakan dan menetapkan pembagian peran dan kerja atas upaya‐
upaya nonfisik penanganan mitigasi bencana banjir diantara anggota
POKJA dan SATLAK, diantaranya inspkesi, pengamatan dan
penelusuran atas prasarana dan sarana pengendalian banjir yang ada dan
langkah yang akan diuraikan pada uraian selanjutnya.
 Merekomendasikan upaya perbaikan atas prasarana dan sarana
pengendalian banjir sehingga dapat berfungsi sebagaimana
direncanakan.
 Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir, daerah genangan
dan informasi lain yang diperlukan untuk meramalkan kejadian banjir,
daerah yang diidentifikasi terkena banjir serta daerah yang rawan banjir.
 Menyiapkan peta daerah rawan banjir dilengkapi dengan plotting rute
pengungsian, lokasi pengungsian sementara, lokasi POSKO, dan lokasi
pos pengamat debit banjir/ ketinggian muka air banjir di sungai
penyebab banjir.

 Mengecek dan menguji sarana sistem peringatan dini yang ada dan
mengambil langkah‐langkah untuk memeliharanya dan membentuknya
jika belum tersedia dengan sarana yang paling sederhana sekalipun.

12
 Melaksanakan perencanaan logistik dan penyediaan dana, peralatan dan
material yang diperlukan untuk kegiatan/upaya tanggap darurat,
diantaranya dana persediaan tanggap darurat; persediaan bahan pangan
dan air minum; peralatan penangulangan (misalnya movable pump,
dumb truck, dll); material penanggulangan (misalnya kantong pasir,
terucuk kayu/bambu, dll); dan peralatan penyelamatan (seperti perahu
karet, pelampung, dll).
 Perencanaan dan penyiapan SOP (Standard Operation
Procedure)/Prosedur Operasi Standar untuk kegiatan/tahap tanggap
darurat yang melibatkan semua anggota SATKORLAK, SATLAK dan
POSKO diantaranya identifikasi daerah rawan banjir, identifikasi rute
evakuasi, penyediaan peralatan evekuasi (alat transportasi, perahu,dll),
identifikasi dan penyiapan tempat pengungsian sementara seperti
peralatan sanitasi mobile, penyediaan air minum, bahan pangan,
peralatan daput umum, obat‐obatan dan tenda darurat.
 Pelaksanaan Sistem Informasi Banjir, dengan diseminasi langsung
kepada masyarakat dan penerbitan press release/ penjelasan kepada
press dan penyebar luasan informasi tentang banjir melalui media masa
cetak maupun elektronik yaitu station TV dan station radio.
 Melaksanakan pelatihan evakuasi untuk mengecek kesiapan masyarakat
SATLAK dan peralatan evakuasi, dan kesiapan tempat pengungsian
sementara beserta perlengkapannya.
 Mengadakan rapat‐rapat koordinasi di tingkat BAKORNAS,
SATKORLAK, SATLAK, dan POKJA Antar Dinas/instansi untuk
menentukan beberapa tingkat dari resiko bencana banjir berikut
konsekuensinya dan pembagian peran diantara instansi yang terkait,
serta pengenalan/ diseminasi  kepada seluruh anggota SATKORLAK,
SATLAK, dan POSKO atas SOP dalam kondisi darurat dan untuk
menyepakati format dan prosedur arus informasi/laporan.
 Membentuk jaringan lintas instansi/sektor dan LSM yang bergerak
dibidang kepedulian terhadap bencana serta dengan media masa baik

13
cetak maupun elektronik (stasion TV dan radio) untuk mengadakan
kempanye peduli bencana kepada masyarakat termasuk penyaluran
informasi tentang bencana banjir.
 Melaksanakan pendidikan masyarakat atas pemetaan ancaman banjir
dan resiko yang terkait serta pengunaan material bangunan yang tahan
air/banjir.
2. Upaya Mitigasi Struktural
 Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai, tembok
laut sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami akan sangat
membantu untuk mengurangi bencana banjir pada tingkat debit banjir
yang direncanakan.
 Pengaturan kecepatan aliran dan debit air permukaan dari daerah hulu
sangat membantu mengurangi terjadinya bencana banjir. Beberapa
upaya yang perlu dilakukan untuk mengatur kecepatan air dan debit
aliran air masuk kedalam sistem pengaliran diantaranya adalah dengan
reboisasi dan pembangunan sistem peresapan serta pembangunan
bendungan/waduk.
 Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran
terbuka maupun tertutup atau terowongan dapat membantu mengurangi
terjadinya banjir.
3. Peran serta Masyarakat
Masyarakat baik sebagai individu maupun masyarakat secara
keseluruhan dapat berperan secara signifikan dalam manajemen bencana
banjir yang bertujuan untuk memitigasi dampak dari bencana banjir.
Peranan dan tangungjawab masyarakat dapat dikategorikan dalam dua
aspek yaitu aspek yaitu aspek penyebab dan aspek partisipasipatif.
Aspek penyebab, jika beberapa peraturan yang sangat berpengaruh atas
factor ‐faktor penyebab banjir dilaksanakan atau dipatuhi akan secara
signifikan akan mengurangi besaran dampak bencana banjir, faktor‐faktor
tersebut adalah :

14
 Tidak membuang sampah/limbah padat ke sungai, saluran dan sistem
drainase,
 Tidak membangun jembatan dan atau bangunan yang menghalangi atau
mempersempit palung aliran sungai,
 Tidak tinggal dalam bantaran sungai
 Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk permukiman atau
untuk hal‐hal lain diluar rencana peruntukkannya.‐ Menghentikan
penggundulan hutan di daerah tangkapan air,
 Menghentikan praktek pertanian dan penggunaan lahan yang
bertentangan dengan kaidah‐kaidah konservasi air dan tanah, dan ikut
mengendalikan laju urbanisasi dan pertumbuhan penduduk.
Aspek partisipatif, dalam hal ini partisipasi atau kontribusi dari
masyarakat dapat mengurangi dampak bencana banjir yang akan
diderita oleh masyarakat sendiri, partisipasi yang diharapkan mencakup:
 Ikut serta dan aktif dalam latihan‐latihan (gladi) upaya mitigasi bencana
banjir misalnya kampanye peduli bencana, latihan kesiapan
penanggulangan banjir dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dan
sebagainya.
 Ikut serta dan aktif dalam program desain & pembangunan rumah tahan
banjir antara lain rumah tingkat, penggunaan material yang tahan air
dan gerusan air.
 Ikut serta dalam pendidikan publik yang terkait dengan upaya mitigasi
bencana banjir.
 Ikut serta dalam setiap tahapan konsultasi publik yang terkait dengan
pembangunan prasarana pengendalian banjir dan upaya mitigasi
bencana banjir.
 Melaksanakan pola dan waktu tanam yang mengadaptasi pola dan
kondisi banjir setempat untuk mengurangi kerugian usaha dan lahan
pertanian dari banjir dan mengadakan gotong – royong pembersihan
saluran drainase yang ada dilingkungannya masing‐masing.

15
2.8 Penatalaksanaan Banjir Bandaang
1) Sumber Daya Manusia
Sebagai koordinator Tim adalah Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota (mengacu Surat Kepmenkes Nomor 066 tahun
2006).
Pada saat terjadi bencana perlu adanya mobilisasi SDM kesehatan
yang tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis yang meliputi:
a) Tim Reaksi Cepat
Tim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam waktu 0–24 jam
setelah ada informasi kejadian bencana, terdiri dari:
 Pelayanan Medik
 Dokter Umum/BSB : 1 org
 Dokter Sp. Bedah : 1 org
 Dokter Sp. Anestesi : 1 org
 Perawat Mahir (Perawat bedah, gadar) : 2 org
 Tenaga Disaster Victims Identification (DVI) : 1 org
 Apoteker/Ass. Apoteker : 1 org
 Sopir Ambulans : 1 org
 Surveilans Epidemiolog/Sanitarian : 1 org
 Petugas Komunikasi : 1 org
b) Tim RHA
Tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan Tim Reaksi Cepat
atau menyusul dalam waktu kurang dari 24jam, terdiri dari:
 Dokter Umum : 1 org
 Epidemiolog : 1 org
 Sanitarian : 1 org
c) Tim Bantuan Kesehatan
Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelah Tim Reaksi
Cepat dan Tim RHA kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka
di lapangan, terdiri dari:

16
 Dokter Umum
 Apoteker dan Asisten Apoteker
 Perawat (D3/ S1 Keperawatan)
 Perawat Mahir
 Bidan (D3 Kebidanan)
 Sanitarian (D3 kesling/ S1 Kesmas)
 Ahli Gizi (D3/ D4 Kesehatan/ S1 Kesmas)
 Tenaga Surveilans (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas)
 Entomolog (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas/ S1 Biologi)

2) LOGISTIK
a) Selimut
b) Roti
c) Beras
d) Gula
e) Teh
f) Kopi
g) Susu
h) Softex
i) Pampers
j) Pasokan air bersih
k) Pakaian

3) Standar Minimal Peralatan Penanggulangan Bencana


a) Standar Minimal Jenis Peralatan Penanggulangan Bencana.
No. Nama Alat Instansi
1. Tenda komando BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Tenda Peleton BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Tenda Regu BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
4. Tenda Keluarga BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Tenda posko kesehatan BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
6. Mobil Komando BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
7. Mobil Ambulance BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

17
8. Mobil rescue BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
9. Mobil Operasional BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
10. MobilTruk BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
11. Truk Trailer BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
12. Motor Trail BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
13. Mobile Water Treatment BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
14. Toilet Mobile BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
15. Mobil dapur umum BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
lapangan
16. Mobil BBM BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
17. Mobil tangki air BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
18. Water Pillow BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
19. Instalasi Penjernih Air BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
20. Velbet BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
21. Dapur Umum BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
22. Alat Komunikasi BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
23. Genset + lampu sorot BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
24. Tukang Kayu BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
25. Tukang Batu BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
26. Tukang Elektronik BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
27. Vertical Rescue BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
28. Mega Phone BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

b) Standar minimal peralatan penanggulangan bencana yang tersedia apabila


terjadi bencana Banjir meliputi : Standar MinimalPeralatan
Penanggulangan Bencana ditambah, Standar Peralatanbencana Banjir,
meliputi:

No. Nama Alat Instansi


1. Perahu Karet BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Perahu Karet Bermesin BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Pelampung BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
4. Mesin Pompa Air BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Mesin Penyedot Air BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
6. Mesin Fogging BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
7. Chainsaw BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
8. Vertical Rescue BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
9. Hand Sprayer BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
10. Dump Truck BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
11. Beco BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

18
4) Standar Minimal Peralatan Penanggulangan Bencanatingkat Nasional Dan
Daerah

Alat Angkut / Mobilisasi / Transportasi Udara


No. Nama Alat Jumlah Instansi
1. Pesawat Angkut 1 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Kargo
2. Helikopter 1 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Alat Angkut / Mobilisasi / Transfortasi Laut / Udara
No. Nama Alat Jumlah Instansi
1. Kapal Roro 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Kapao LCT 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Perahu Karet 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Bermesin
4. Perahu Karet 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Air Boat 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
6. Kapal Sea Boat 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
7. Kapal Evakuasi 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Alat Angkut / Mobilisasi / Transfortasi Darat
No. Nama Alat Jumlah Instansi
1. Kendaraan 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Operasional
Doubcab
2. Mobil Komando 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Mobil rescue 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Doubcab
4. Trailer 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Truk Angkutan 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
6. Truk Angkut- 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Box
7. Mobil Tangki 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Air
8. Mobil 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Ambulance 4x4
9. Mobil Jenazah 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
4x4
10. Mobil MCK 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
11. Mobil Trail 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
12. Mobil Dapur 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Umum
Lapangan
13. Mobil Pemadam 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Kebakaran
14. Mobil Water 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

19
Treatment
15. Mobil BBM 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
16. Mobil Kesht 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Keliling
17. Mobil 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Komunikasi
Alat Berat dan Pendukung
No. Alat Bantu Jumlah Instansi
1. Forklift Berat 3 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Hand Forklift 9 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Paket Pem. 50 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Kebakaran
4. Buldozer 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Scope Loader 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
6. Garpu Loader 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
7. Beco 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
8. Clamshell 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
9. Jaws of Life 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
10. Jembatan Bally 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
11. Gorong – 15 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
gorong baja
12. Concrete 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Breaker
13. Chainsaw Kayu 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
14. Paket 250 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
perlengkapan
Evakuasi
15. Tukang kayu 500 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
16. Tukang Batu 500 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
17. Tukang Listrik 500 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
18 Pelampung 10.000 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
19 Alat Selam 15 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
20. Gerobag Dorong 500 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
21. Paket Pembersih 100 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Lokasi
22. Genset 25 kva = 25 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
lampu sorot
23. Pompa Air 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
24. Tangki air 10 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
portable 2rb
25. Tangki air 10 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
portable 1rb
26. Instansi 2 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Penjernih Air
27. Peralatan Dapur 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

20
Umum
Alat Perlindungan / Shelter / tenda
No. Nama Alat Jumlah Instansi
1. Tenda Posko 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Tenda dapur 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
umum
3. Tenda Peleton 25 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
4. Tenda Regu 25 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Tenda Keluarga 1.000 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
6. Velbet 1.000 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
7. Rumah Sakit 3 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Lapangan
8. Tenda Posko 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Kesehatan
Alat Komunikasi dan Elektronik
No. Nama Alat Jumlah Instansi
1. Play Way 1 Set BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Monitor Syst.
2. Life Detector 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Telepon Satelit 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Biru
4. Telepon Seluler 33 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Radio 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Komunikasi
SSB
6. Radio 5 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
Komunikasi
VHF
7. Handy Talky 50 Unit BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu
yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Bencana terbagi menjadi dua jenis yaitu bencana alam seperti banjir,
genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga
dan lainnya dan bencana ulah manusia (man made disaster) seperti tabrakan
pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan,
gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan
berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan
debit sungai naik secara cepat. Peran perawat dalam menghadapi banjir
bandang meliputi pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.

3.2 Saran

22
Ada beberapa tindakan yang bisa mengurangi dampak resiko
penanggulangan banjir, diantaranya yaitu :
 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai
yang sering menimbulkan banjir.
 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah
banjir.
 Tidak membuang sampah ke dalam sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2012). Indeks Rawan


Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB. Data Informasi Bencana
Indonesia. Diakses tanggal 25 April 2016.

Carter, W.N. (1991) Disaster Management: A disastermanager’s


handbook. Manila, Asian DevelopmentBank.

http://bnpb.go.id

http://lintasberita.com

http://rapi-nusantara.net/info-penting/artikel- banjir.html

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikel-tentang-banjir/

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/banjir-bandang

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/mitigasi-bencana-banjir

23
Makhfudli, F. E. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan
praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai