Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI MAKRO

LIKUIDITAS KETAT PERBANKAN

Disusun Oleh :

Matthew Alexander 130318001


Stephania Eryn 130318013
Cindy Aurellia 130318014
Yonathan Sutanto 130318032
Leonardo 130318003
Nixen Randy 130318033

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Likuiditas Ketat Perbankan”. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs.ec. Ahmad Zafrullah TN. M.S.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 20 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.5. Manfaat Penelitian...............................................................................2
Bab II : Landasan Teori......................................................................................3
2.1. Pengertian Perbankan..........................................................................3
2.2. Tujuan Perbankan................................................................................3
2.3. Pengertian Likuiditas pada Bank.........................................................4
2.4. Sumber Likuiditas Bank......................................................................4
2.5. Loan to Deposit Ratio..........................................................................4
Bab III : Pembahasan :........................................................................................6
3.1. Permasalahan Likuiditas Ketat Perbankan..........................................6
3.2. Solusi Perbankan Mengatasi Likuiditas Ketat.....................................7
Bab IV : Penutup..................................................................................................8
4.1. Kesimpulan..........................................................................................9
4.2. Saran....................................................................................................9
Daftar Pustaka.......................................................................................................iii
Lampiran................................................................................................................v

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam kegiatan operasional bank sehari-hari manajemen
likuiditas merupakan masalah yang sangat penting. Sebelum
kita membahas lebih dalam mengenai masalah ini, terlebih
dahulu kita harus mengerti apa itu likuiditas dan manajemen
likuiditas. Likuiditas sendiri mengandung makna yaitu
kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama
kewajiban dana jangka pendek sedangkan manajemen likuiditas
adalah manager yang mampu memperkirakan permintaan dana
oleh masyarakat dan penyediaan cadangan dana untuk
memenuhi semua kebutuhan.
Seperti kita ketahui bahwa sebagian dana yang dikelola
bank bersumber dari dana pihak ketiga atau masyarakat yang
dititipkan pada bank bersangkutan baik dalam bentuk rekening
giro, tabungan, deposito dan dalam bentuk simpanan lainnya.
Simpanan tersebut harus dibayar jatuh tempo dan sebagian
harus segera dibayar pada saat ditagih. Masalahnya adalah
bagaimana bank dapat memenuhi kebutuhan penarikan dana
oleh nasabah pada saat simpanannya jatuh tempo atau pada saat
diminta. Sementara pada waktu yang sama bank harus pula
menggunakan dana tersebut dengan mengalokasikannya ke
dalam berbagai bentuk investasi untuk memperoleh laba guna

1
membayar biaya-biaya dana tersebut dan biaya operasional
lainnya.
Masalah ini akan tetap menjadi suatu masalah klasik
dalam pengelolaan aktiva-pasiva suatu bank yaitu konflik antar
likuiditas disuatu pihak dan profitabilitas di pihak lain.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan likuiditas yang pernah dialami
oleh perbankan ?
2. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan perbankan untuk
mengatasi permasalahan likuiditasnya?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami permasalahan yang dapat terjadi pada
perbankan.
2. Untuk memahami solusi perbankan mengatasi
permasalahannya
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis dan pembaca dapat memperoleh ilmu mengenai
likuiditas ketat perbankan serta istilah istilah dan hal lain yang
terkait likuiditas perbankan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Perbankan
Pengertian Perbankan diambil dari kata “bank” yang
menurut Kasmir (2008:2) bank adalah suatu lembaga keuangan
yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke
masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Tetapi ada lagi definisi Bank menurut Undang-Undang
RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Jadi, dari dua pengertian diatas dapat dipahami bahwa
bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana
masyarakat , kemudian menyalurkannya lagi dalam bentuk
kredit, serta memberi jasa-jasa bank demi kesejahteraan rakyat
2.2. Tujuan Perbankan
Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis
besar tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbungan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dari tujuan tersebut maka perbankan (bank) di Indonesia harus
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan didasarkan

3
atas asas demokrasi ekonomi. Jadi jika Anda berpikir bahwa
bank memiliki tujuan untuk mencari keuntungan setinggi-
tingginya berupa profit semata maka Anda sangat salah besar.
2.3. Pengertian Likuiditas pada Bank
Likuiditas secara umum dapat diartikan sebagai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
Likuiditas pada Bank adalah kemampuan bank untuk
memenuhi kemungkinan penarikan simpanan dan kewajiban
lainnya atau memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit
dan penempatan dana lainnya.
2.4. Sumber Likuiditas Bank
1. Primary Reserve : Penempatan dana guna menjaga
likuiditas yang berkaitan dengan kewajiban bank untuk
menyediakan Giro Wajib Minimum (GWM) pada bank
sentral baik dalam rupiah maupun valuta asing. Terdiri
dari kas dan Giro pada Bank Sentral.
2. Secondary Reserve : Cadangan yang dibentuk bank untuk
kebutuhan likuiditas. Apabila kebutuhan likuiditas bank
tidak bisa dipenuhi melalui primary reserve maka dapat
dipenuhi melalui secondary reserve. Terdiri dari surat-
surat berharga jangka pendek, Surat Berharga Pasar Uang
dan lain lain.
2.5. Loan to Deposit Ratio
Sebuah rasio dalam persentase yang menunjukkan
likuiditas sebuah bank, semakin tinggi angka persentase LDR

4
menyatakan bahwa bank tidak cukup likuid untuk mengatasi
biaya mendadak, sehingga bank lebih bergantung dalam Dana
Pihak Ketiga (DPK), tetapi jika angka semakin kecil dapat
berarti bahwa bank tidak menghasilkan uang yang cukup.
Secara singkat Loan to Deposit Ratio adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh
volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah
penerimaan dana dari berbagai sumber.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan Likuiditas Perbankan


Industri perbankan di Indonesia saat ini sedang
mengalami masalah likuiditas ketat. Hal ini disebabkan karena
Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan tembus hingga
94.09%, padahal limitnya yang ditentukan Bank Indonesia
adalah sebesar 92%.
Bank yang memiliki LDR diatas 92% dianggap
mengalami masalah likuiditas, sedangkan rata rata LDR
perbankan di Indonesia sudah mencapai 92%. Meningkatnya
LDR ini disebabkan karena penyaluran kredit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masuk
ke bank.
Makin tinggi rasio LDR, maka kemampuan bank dalam
menyalurkan kredit kian terbatas. Maka dengan rasio perbankan
di Indonesia yang sekarang mencapai 94.09%, perbankan di
Indonesia harus berhati-hati.
Menurut Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), perbankan
saat ini masih mengandalkan pendanaan dari Dana Pihak Ketiga
(DPK) sebagai sumber likuiditas. Padahal pertumbuhan DPK
cenderung melambat sementara kredit menunjukkan
peningkatan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia
(SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DPK pada
Agustus 2018 hanya tumbuh 6.87% secara tahunan dari

6
sebelumnya Rp 5.052,55 triliun menjadi Rp 5.399,99 triliun.
Padahal pada periode yang sama, kredit tumbuh 12.12% secara
tahunan dari Rp 4.527,17 triliun menjadi Rp 5.084,50 triliun.
Pertumbuhan DPK sendiri melambat karena adanya
penurunan suku bunga simpanan rupiah, tingginya pembiayaan
impor dan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur dan karena
pemerintah menerbitkan surat surat berharga SBN. Selain itu
banyak korporasi yang mulai mengurangi pinjaman dan lebih
memilih untuk melakukan pembiayaan dari modal sendiri.
Masalah likuiditas akan berisiko menurunkan dana
cadangan (secondary reverse) bank. Pertumbuhan kredit yang
tinggi membuat dana yang dimiliki perbankan untuk
menyalurkan kredit semakin tipis. Bahkan, bisa jadi modal
perbankan akan tergerus demi melayani kredit.

3.2. Solusi Perbankan untuk Mengatasi Likuiditas ketat


1. Perbankan bisa menaikkan suku bunga simpanan.
Harga Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki pemerintah
saat ini menawarkan bunga hingga 7%-8% per tahun.
Sedangkan Bunga deposito bank rata-rata hanya sebesar 5.8%.
Oleh karena itu perbankan dapat menaikkan suku bunga
simpanannya agar masyarakat tertarik untuk menyimpan dana
di bank.
2. Antisipasi risiko likuiditas dengan opsi pendanaan non-
DPK atau wholesale funding seperti obligasi, Negotiable

7
Certificate of Deposit (NCD), dan Medium Term Note (MTN)
atau surat utang jangka menengah.
NCD sendiri adalah produk bank berupa deposito yang
sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan. NCD bisa menjadi sumber pendanaan
alternatif bagi bank diluar DPK, karena bagi investor instrumen
ini menarik sebab bisa diperjualbelikan di pasar sekunder
apabila sewaktu waktu membutuhkan dana. NCD memiliki
jangka waktu 3, 6, atau 9 bulan. MTN hampir sama dengan
NCD hanya saja jangka waktunya yang berbeda, MTN
memiliki jangka waktu 1 – 5 tahun.
3. Bank dapat menerapkan digital banking.
Dengan adanya digital banking, akan semakin mempermudah
transaksi masyarakat sehingga akan banyak nasabah yang
mempertimbangkan untuk membuka rekening digital dan
bersedia menabung dalam rekening digital bank. Dengan
adanya digital banking, masyarakat akan semakin tertarik untuk
menabung sehingga dapat meningkatkan DPK.

8
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang kami lakukan, maka dapat kami buat
kesimpulan bahwa:
1. Masalah Likuiditas perbankan yang terjadi dikarenakan
bank yang memberikan pinjaman tanpa memperhatikan
rasionya terhadap DPK yang ada.
2. Suku bunga simpanan yang semakin menurun dan
banyaknya pembangunan yang diadakan oleh pemerintah
mengakibatkan DPK semakin menurun, sedangkan kredit
semakin meningkat. Hal ini menimbulkan banyaknya
penolakan kredit yang dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
5.2. Saran
Melalui berbagai diskusi, kami memberikan saran yang
diharapkan dapat membantu:
1. Sebagai bank
Sebagai bank, dapat menaikkan bunga sehingga rakyat tertarik
untuk melakukan simpanan, namun bank tidak bisa hanya
bergantung dari simpanan rakyat. Seharusnya bank juga
mencari sumber pendanaan lain seperti obligasi, NCD, atau
MTN.
2. Sebagai pemerintah
Pemerintah dapat mengurangi peredaran SBN di masyarakat,
sehingga rakyat lebih memilih untuk menabung daripada
membeli SBN.

9
DAFTAR PUSTAKA

CNBC Indonesia. 2018. Masalah Terbaru Perbankan Saat Ini :


Likuiditas!.https://www.cnbcindonesia.com/market/201807091
42737-17-22642/masalah-terbaru-perbankan-saat-ini-
pengelolaan-likuiditas/3. Diakses tanggal 5 Maret 2019.
CNBC Indonesia. 2019. Terungkap, Ini Bank yang Alami Masalah
Likuiditas.https://www.cnbcindonesia.com/market/2019011117
1540-17-50270/terungkap-ini-bank-yang-alami-masalah-
likuiditas. Diakses tanggal 5 Maret 2019.
Kontan.co.id. 2018. Ini Strategi Perbankan Menghadapi Likuiditas
yang Semakin Ketat. https://keuangan.kontan.co.id/news/ini-
strategi-perbankan-mengha dapi-likuiditas-yang-semakin-ketat.
Diakses tanggal 5 Maret 2019.
CNN Indonesia. 2018. LPS : Likuiditas Perbankan Perlu Diwaspadai.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181024054319-78-
340909/lps-likuiditas-perbankan-perlu-diwaspadai. Diakses
tanggal 5 Maret 2019.
iNews.id. 2018. Likuiditas Mengetat, Perbankan Disarankan Naikkan
Suku Bunga Simpanan.
https://www.inews.id/finance/makro/likuiditas-mengetat-
perbankan-disarankan-naikkan-suku-bunga-simpanan/305858.
Diakses tanggal 5 Maret 2019.
Bisnis.com. 2018. OPINI : Tiga Jurus Menjaga Akselerasi
Pertumbuhan Kredit.
https://finansial.bisnis.com/read/20181109/90/858254/opini-

iii
tiga-jurus-menjaga-akselerasi-pertumbuhan-kredit. Diakses tanggal 5
Maret 2019.
Kajian Pustaka.com. 2013. Pengertian dan Fungsi Perbankan.
https://www.kajianpustaka.com/2013/01/pengertian-dan-fungsi-
perbankan.html. Diakses tanggal 5 Maret 2019.
AturDuit. 2017. Perkenalan Tentang Bank di Indonesia.
https://www.aturduit.com/articles/panduan-
perbankan/perkenalan-tentang-bank/. Diakses tanggal 5 Maret
2019.

iv
LAMPIRAN

Sumber : bisnis.com

Anda mungkin juga menyukai