Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING TEMPERATUR SECARA


WAKTU NYATA PADA PRODUKSI BIOGAS
Abubakar Tuhuloula1, Iwan Sugriwan2, Slamet Riyadi2, Amar Vijai Nasrulloh2
1
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Jalan Ahmad Yani KM 35,8 Kampus Unlam Banjarbaru 70714
Email : Abubakarkulur@yahoo.com
2
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRAK
Proses pembuatan biogas dilakukan secara anaerob dengan bantuan bakteri anaerob dalam
sebuah digester sehingga menghasilkan gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2)
yang volumenya lebih besar dari gas hidrogen (H 2), gas nitrogen (N2) dan asam sulfida
(H2S). Kondisi lingkungan memberi pengaruh besar pada produksi biogas yaitu laju
pertumbuhan mikroorganisme baik pada proses aerobik maupun anaerobik. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses anaerobik antara lain temperatur, nilai pH, kadar air, rasio C/N,
nutrien, dan pengatur tekanan. Fokus penelitian adalah mengembangkan sistem monitoring
temperatur secara waktu nyata (real time monitoring) pada produksi biogas. Secara sistem
instrumentasi, komponen utama terdiri dari sensor suhu LM35 dan mikrokontroler
ATMega8535. Tegangan keluaran sensor dibaca oleh Analog to Digital Converter (ADC)
internal 10 bit yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535. Proses kalibrasi sensor
dilakukan dengan cara membandingkan tegangan keluaran sensor LM35 dengan alat ukur
temperatur standar. Nilai temperatur terukur ditampilkan pada LCD 16x2 karakter dan layar
monitor komputer pribadi (PC). Akuisisi data temperatur dilakukan secara real time, kontinu
dan melakukan pencatatan otomatis. Hasil pengukuran pada digester biogas menunjukkan
bahwa nilai temperatur yang terukur oleh termometer digital pada hari ke-1 sampai hari ke-
25 berkisar antara 26,0920oC sampai 28,5116oC untuk bahan baku 7 liter kotoran sapi dan 7
liter air.
Kata kunci: sensor suhu LM35, mikrokontroler ATMega8535, biogas, sistem monitoring.

ABSTRACT
The process biogas is carried out with anaerobic bacteria in digester that produces a gas
methane (CH4) and carbon dioxide gas (CO2) that is greater than the volume of hydrogen
gas (H2), nitrogen gas (N2) and sulfide (H2S). Environmental conditions give great influence
on biogas production that the pace of growth of microorganisms on aerobic and anaerobic
processes. The factors affecting anaerobic processes, among others, temperature, pH, water
content, C/N ratio, nutrients, and pressure balance. The focus of the research is to develop a
system for monitoring the temperature in real time (real time monitoring) on the production
of biogas. As a major component of the instrumentation, systems composed of LM35
temperature sensor and microcontroller ATMega8535. Sensor output voltage is read by an
Analog to Digital Converter (ADC) internal 10 bits found on the microcontroller
ATMega8535. The process of kalibrasi censorship conducted by way of comparing an output
voltage is censorship LM35 with a measuring instrument temperature standard. Value
Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 381
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

temperature unmeasured displayed on LCD 16x2 the character and the screen a personal
computer (PC). The acquisition of temperature data, conducted in real time continuous and
conduct of recording automatically. Measurement result at digester biogas show that the
value of temperature measured by a thermometer digital on the 1st until day 25 ranges
between 26.0920 oC until 28.5116 oC for raw materials 7 liter cow dung and 7 liters of
water.
Key words: Censorship LM35 temperature, mikrokontroler ATMega8535, biogas, monitoring
system

PENDAHULUAN

Krisis energi yang dipicu naiknya harga minyak dunia turut menghimpit kehidupan
masyarakat diberbagai lapisan di Indonesia. Hal ini semakin menyadarkan berbagai kalangan
di tanah air bahwa ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) secara perlahan
perlu dikurangi. Buruknya pengaruh pembakaran BBM terhadap lingkungan juga menjadi
faktor pendorong pencarían dan pengembangan energi non BBM [1].
Pencarían, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi non BBM yang ramah
lingkungan menjadi penting terutama bagi kalangan miskin sebagai golongan yang paling
terkena dampak kenaikan BBM. Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil dapat dikurangi. Selain itu pencarían sumber energi alternatif yang
ramah lingkungan, murah, mudah diperoleh dan dapat diperbaharui perlu ditingkatkan. Salah
satu energi yang dapat diperbaharui adalah energi biogas. Biogas merupakan energi yang
layak dipergunakan secara teknis, sosial, maupun ekonomis terutama untuk mengatasi
masalah energi yang ada di pedesaan [2].
Biogas dapat dihasilkan dari bahan organik seperti biomassa, limbah pertanian, dan kotoran
hewan melalui proses fermentasi anaerobik. Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi
tersebut mengandung nilai kalor yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk memasak atau
penerangan bagi rumah tangga di pedesaan. Sisa dari proses fermentasi dapat digunakan
sebagai pupuk yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Di samping itu pengelolaan limbah
pertanian dan kotoran hewan, yang selama ini sering dibuang pada tempat terbuka, dapat
meningkatkan kebersihan lingkungan [3].
Produksi biogas dilakukan pada sebuah reaktor (digester). Laju pembentukan gas
dalam digester dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur berhubungan dengan kemampuan
bakteri yang ada dalam digester untuk melakukan proses fermentasi. Temperatur pada
digester dapat diukur dengan mengunakan termometer. Termometer yang sering digunakan
382 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

adalah termometer air raksa, di mana untuk membaca skala derajat suhu sering tidak akurat
karena kesalahan paralaks. Termometer air raksa bersifat analog sehingga data hasil
pengukuran tidak dapat mengukur secara terus-menerus, tidak dapat mengukur secara real
time dan tidak dapat disimpan dalam media penyimpanan. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan sebuah termometer digital yang dapat mengukur temperatur pada digester
secara otomatis, terus-menerus dan real time.
Termometer digital yang dibuat pada penelitian ini menggunakan sensor LM35.
Selanjutnya, LM35 dihubungkan dengan mikrokontroler ATmega8535, yaitu sebuah
mikrokontroler AVR 8 bit. ATMega8535 berfungsi sebagai pemeroses semua sistem
yang terdapat dalam rangkaian termometer, yaitu mulai dari ambil data suhu dari LM35,
mengkonversi data analog menjadi digital dan menampilkan data hasil konversi pada
LCD dan PC.

TEORI DAN METODE

Biogas
Biogas merupakan bahan bakar gas dan bahan bakar yang dapat diperbaharui
(renewable fuel) yang dihasilkan secara anaerobic digestion atau fermentasi anaerob dari
bahan organik dengan bantuan bakteri metana seperti Methanobacterium sp. Biogas
berasal dari proses penguraian bahan organik secara anaerobik (tanpa oksigen) oleh
bakteri melalui tiga tahapan, yaitu hidrolisis, pengasaman (Asedifikasi), dan tahap
pembentukan metana (methanasi). Proses pembentukan biogas dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Proses pembentukan biogas [4].

Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 383


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

Digester
Untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan digester tanpa pemanasan (unheated
digester) untuk kondisi temperatur tanah 20oC sampai dengan 40oC. Bakteri berkembang
dengan baik pada keadaan yang agak asam (pH antara 6,6 sampai dengan 7,0) dan pH
tidak boleh di bawah 6,2. Karena itu, kunci utama dalam kesuksesan operasional
biodigester adalah dengan menjaga agar temperatur konstan (tetap) dan input material
sesuai [5].

Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang dapat menerima sinyal maupun stimulus dan
meresponnya dengan sinyal listrik. Stimulus dapat berupa kuantitas, sifat, maupun kondisi
yang kemudian dibaca dan diubah menjadi besaran listrik [6]. Sensor suhu yang digunakan
adalah LM35 yang merupakan komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 adalah IC sensor suhu
yang presisi, yang tegangan output linearnya sebanding dengan suhu Celcius (Centigrade).
LM35 memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1. Dikalibrasi langsung dalam oCelcius.
2. Memiliki faktor skala linear + 10.0 mV/°C.
3. Memiliki ketepatan 0,5°C pada suhu + 25°C seperti terlihat pada Gambar 2.
4. Jangkauan maksimal suhu antara -55° sampai dengan +150°C.
5. Cocok untuk aplikasi jarak jauh.
6. Harga yang cukup relatif murah.
7. Bekerja pada tegangan catu 4 Volt sampai 30 Volt.
8. Memiliki arus drain kurang dari 60 µA.
9. Pemanasan sendiri yang lambat (low self – heating) 0,08°C di udara diam.
10. Ketidaklinearan hanya sekitar ± ¼ °C.
11. Memiliki impedansi keluaran yang kecil, 0,1 Ω untuk beban 1 mA.

384 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

Gambar 2. Grafik hubungan akurasi terhadap suhu untuk sensor LM35 [7].

Akuisisi Data
Akuisisi data dalam penelitian bertumpu pada mikrokontroler ATMega8535 sebagai
pemeroses data, sedangkan penampil data hasil akuisisi menggunakan LCD karakter 16x2
dan personal komputer/laptop. ATMega8535 adalah low power mikrokontroler 8 bit dengan
arsitektur RISC (reduce instruction set computer) dan menggunakan arsitektur Harvard
(dengan memori dan bus yang terpisah untuk program dan data). Mikrokontroler ini produksi
dari atmel (http://atmel.com) dari seri AVR [8]. LCD tidak hanya mampu untuk
menampilkan angka-angka, tetapi juga huruf-huruf, kata-kata dan semua sarana simbol, lebih
bagus dan serbaguna daripada penampil-penampil yang menggunakan 7-segmen LED (Light
Emiting Diode) yang sudah umum. Modul LCD mempunyai basis antarmuka (interface) yang
cukup baik dan sesuai dengan sistem minimum mikrokontroler. Untuk berkomunikasi dengan
komputer menggunakan proses komunikasi serial. Piranti-piranti yang menggunakan
komunikasi serial meliputi:
1. DTE = Data Terminal Equipment, yaitu komputer itu sendiri
2. DCE = Data Communication Equipment, misalnya modem, plotter dan lain-lain.
Beberapa parameter yang ditetapkan EIA (Electronics Industry Association) antara lain:
- Sebuah ‘spasi’ (logika 0) antara tegangan +3 volt hingga +25 volt.
- Sebuah ‘tanda’ (logika 1) antara tegangan -3 volt hingga -25 volt.
- Daerah tegangan antara -3 volt hingga +3 volt tidak didefinisikan (undefined)

Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 385


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

- Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh lebih dari 25 volt (dengan acuan ground) Arus
hubung-singkat rangkaian tidak boleh lebih dari 500 mA. Sebuah penggerak (driver) harus
mampu menangani arus ini tanpa mengalami kerusakan [9].
Perangkat lunak akuisisi dikembangkan dengan Basic Compiler (BASCOM) untuk
pemrograman mikrokontroler dan Visual Basic untuk antarmuka mikrokontroler dengan
personal komputer. BASCOM pada dasarnya adalah sebuah software untuk sistem
pengembang mikrokontroler yang menggunakan bahasa Basic. Visual Basic adalah bahasa
pemrograman grafis yang dapat dikatakan berada diantara bahasa tingkat rendah dan bahasa
tingkat tinggi. Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga
pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh orang
yang baru belajar membuat program [10].

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan bertempat di Laboratorium


Instrumentasi Program Studi Fisika FMIPA UNLAM. Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Seperangkat komputer lengkap dengan software Multisim 11, PCB
Designer ver 1.6.0, Bahasa Pemrograman Basic Compiler (BASCOM), Bahasa Pemrograman
Visual Basic 6.0, Solder, timah, penyedot timah, Printed Circuit Board (PCB) single side +
kaki IC, Pelarut PCB, pena permanen, Multimeter digital, lab link, dan kabel-kabel
penghubung, Power Supply, Termometer analog, Tabung galon air, Selang, Lem.
Komponenkomponen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi komponen untuk
rangkaian catu daya, komponen untuk rangkaian sensor suhu, modul mikrokontroler
ATMega8535, LCD (Liquid Crystal Display) 16x2, Kabel DB9 pin RS-232, Kabel
downloader DT-HiQ. Tahapan kerja dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.

386 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan rangkaian catu daya

Pembuatan rangkaian sensor

Kalibrasi sensor suhu LM35

Pembuatan rangkaian mikrokontroler

Interface ke peraga display dan rekam data ke PC


melalui Port Serial

Karakterisasi termometer digital

Pembuatan tabung reaktor


digester
( ) biogas

Pengujian termometer digital pada tabung reaktor


(digester
) biogas

Gambar 3. Diagram tahapan penelitian

Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 387


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

HASIL DAN DISKUSI

Sensor suhu LM35 dikalibrasi dengan cara menghubungkan kaki VCC dari sensor ke kaki
positif +5 volt catu daya, kaki ground sensor ke kaki negatif +5 volt catu daya, kaki output
sensor ke positif multimeter dan dari kaki negatif catu daya ke kaki negatif multimeter.
Sensor dan termometer analog kemudian diletakkan ke dalam steam generator (pemanas)
untuk memanaskan es dan air, dimana posisi ujung sensor dan ujung termometer sama dan
berdekatan agar diperoleh pengukuran yang sejenis. Ketika mencapai skala tertentu pada
termometer maka tegangan yang terbaca pada multimeter dicatat. Susunan peralatan untuk
kalibrasi ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Kalibrasi sensor LM35

Gambar 5. Grafik hasil kalibrasi sensor LM35

Grafik hasil kalibrasi sensor LM35 ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 menyatakan
perbandingan temperatur sensor dengan tegangan keluaran sensor menghasilkan persamaan

388 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

karakteristik V = 0,0101T + 0,0004 volt. Persamaan karakteristik inilah yang digunakan


sebagai acuan untuk menghasilkan nilai temperatur terukur pada program mikrokontroler dan
program pencatatan data pada komputer.

Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 |


Mikrokontroler dihubungkan dengan LCD 16x2 untuk menampilkan hasil
pengukuran. Mikrokontroler ATMega8535 dapat mengakuisisi data dengan adanya program
yang dimasukkan (didownload) ke dalamnya. Program ini dibuat menggunakan bahasa
pemrograman basic pada software Basic Compiler (BASCOM) AVR [11]. Diagram alir
program sistem akuisis ditunjukkan pada Gambar 6 di bawah ini:

Mulai

Inisialisasi

Ambil data sensor

Operasikan ADC

Ubah data ADC menjadi


tegangan dan temperatur

Tampilkan nilai
tegangan dan
temperatur

Selesai

Gambar 6. Diagram alir program akuisi data dari mikrokontroler ke LCD

Program tampilan pada PC pada penelitian ini dibuat menggunakan software Visul Basic 6.0
yang memiliki fasilitas ComPort untuk menjalankan koneksi dengan port serial. Proses yang
terjadi pada program ini meliputi inisialisasi ComPort, pengambilan nilai ADC, konversi
nilai ADC menjadi nilai tegangan, konversi nilai tegangan menjadi nilai temperatur,
menampilkan nilai tegangan dan temperatur pada program, serta melakukan pencatatan
Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 389
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

secara otomatis dengan penyimpanan hasil pengukuran pada file teks [12]. Diagram alir
program tampilan di PC ditunjukkan pada Gambar 7. Setelah perangkat keras dan perangkat
lunak dari termometer digital selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah
mengkarakterisasi termometer digital, data hasil karakterisasi ditunjukkan pada Tabel 1.
Caranya dengan mengukur temperatur air dan es yang dipanaskan mulai dari suhu 20 oC
sampai 95oC.

Mulai

Inisialisasi ComPort

Ambil data
ADC

Ubah nilai ADC menjadi


tegangan

Ubah nilai tegangan menjadi nilai


temperatur

Tampilkan nilai tegangan


dan temperatur

Simpan data pengukuran


temperatur pada file teks

Selesai

Gambar 7. Diagram alir akuisisi data dari mikrokontroler ke PC

Tabel 1. Karakterisasi termometer digital


Nilai temperature Error Akurasi
o
T1 ( C) T2 (oC) ∆T (oC) ∆T /T1 (%)
20 19.71 -0.29 -1.4
25 25.12 0.12 0.48
30 30.06 0.06 0.20
35 35.51 0.51 1.46
40 40.02 0.02 0.05
45 44.54 -0.46 -1.02
50 50.06 0.06 0.12
55 55.09 0.09 0.16
390 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

60 60.99 0.99 1.65


65 65.61 0.61 0.94
70 70.09 0.09 0.13
75 75.03 0.03 0.04
80 80.06 0.06 0.08
85 85.51 0.51 0.60
90 90.61 0.61 0.68
95 95.09 0.09 0.09
Total Error Akurasi (%) 4.20
Rata-rata Error Akurasi (%) 0.26
Berdasarkan data hasil pengukuran alat, terdapat perbedaan nilai pengukuran. Berdasarkan
perhitungan, diperoleh error akurasi rata-rata sebesar 0,26%. Sehingga, akurasi termometer
digital adalah 100% - 0,26% = 99,74%. Data hasil pengukuran termometer digital
ditampilkan pada LCD karakter 16x2, dengan tampilan ditunjukkan pada Gambar 6.
Monitoring data pengukuran temperatur dari termometer digital yang telah dibuat juga
ditampilkan pada layar monitor PC ata Laptop, dengan tampilan seperti ditunjukkan pada
Gambar 7. Tampilan pada Gambar 7 dikembangkan dengan bahasa Visual Basic 6.0 untuk
akuisi data secara real time, pencatatan otomatis dan mengukur secara kontinu. Termometer
digital diaplikasikan untuk mengukur temperatur produksi biogas pada digester biogas. Data
hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 2.

Gambar 6. Hasil pengukuran yang terbaca di display LCD

Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 391


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

Gambar 7. Hasil pengukuran yang terbaca di PC

Tabel 2. Data hasil pengukuran temperatur biogas


Hari ke - Hari Temperatur (oC)
1 Minggu 27.05988
2 Senin 26.09204
3 Selasa 26.09204
4 Rabu 26.09204
5 Kamis 26.57596
6 Jumat 27.05988
7 Sabtu 26.09204
8 Minggu 26.09204
9 Senin 27.05988
10 Selasa 26.09204
11 Rabu 27.05988
12 Kamis 27.05988
13 Jumat 28.51164
14 Sabtu 28.51164
15 Minggu 28.51164
16 Senin 27.54380
17 Selasa 28.02772
18 Rabu 28.51164
19 Kamis 28.51164
20 Jumat 28.51164
21 Sabtu 28.51164

392 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012


Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

22 Minggu 28.51164
23 Senin 27.05988
24 Selasa 27.05988
25 Rabu 26.09204

Selanjutnya adalah mengukur temperatur biogas menggunakan termometer yang telah dibuat
diperoleh bahwa kisaran temperatur mulai hari ke-1 sampai hari ke-25 pada digester adalah
26.0920oC sampai 28.5116oC. Sesuai dasar teori, temperatur yang baik untuk pembentukan
gas metana adalah berkisar antara 30 oC – 35 oC [13]. Perbedaan temperatur ini disebabkan
karena digester yang dibuat masih belum standar agar tidak terjadi proses transfer panas
antara digester dengan lingkungan serta bahan baku biogas yang dibuat hanya 7 liter kotoran
sapi dan 7 liter air, seharusnya jumlah keseluruhan bahan baku biogas adalah 100 liter untuk
skala laboratorium.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian serta pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa


termometer digital berbasis mikrokontroler ATMega8535 dengan memanfaatkan sensor suhu
LM35 dapat mengukur temperatur pada produksi biogas. Hasil karakterisasi termometer
digital menunjukkan bahwa linieritas termometer digital memiliki nilai korelasi 0,998
sedangkan persamaan karakteristik V = 0,0101 T + 0,0004 volt dengan akurasi 99,74 %.
Implementasi termometer digital pada produksi biogas menunjukkan bahwa termometer
digital dapat mengukur temperatur, dapat mencatat dan menyimpan data secara real time.
Hasil pengukuran temperatur menunjukkan temperatur hari ke-1 sampai hari ke-25 berkisar
antara 26,0920oC sampai 28,5116oC untuk 7 liter kotoran sapi dan 7 liter air.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Kementrian Riset


dan Teknologi Republik Indonesia
(Kemenristek RI) yang telah mendanai penelitian ini melalui skema hibah penelitian Insentif
Riset Terapan, Sistem Inovasi Nasional (SINas) Tahun 2012.

DAFTAR PUSTAKA

1. Y.S. Indartono, 2005. Reaktor Biogas Skala Kecil dan Menengah (Bagian Pertama).
Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012 | 393
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV ISSN 1411-4771

http://www.beritaiptek.com/statisc.php
Diakses tanggal 27 September 2011.
2. M. Udiharto, M. 1982. Penelitian Teknologi Gas Bio dan Penerapannya. Pusat
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, LEMIGAS”. Cepu.
3. D. Wibowo, K. Rahayu, dan B. Haryanto, 1985. Gas Bio Sebagai Satu Sumber Energi
Alternatif. FATETA UGM. Yogyakarta.
4. P.J. Meynell, 1976. Methane : Planning a Digester. Prism Press. Great Britain.
5. A. Khasristya, 2004. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Biodigester Plastik
Polyethilene
Skala kecil. Pertanian UNPAD
6. J. Fraden, 2003. Handbook of Modern Sensors. Springer. California.
7. Datasheet LM35. 2000. LM35/LM35A/LM35C/LM35CA/LM35D Precision
Centigrade Temperature Sensors. National Semiconductor
8. Iswanto. 2009. Belajar Sendiri Mikrokontroler AT90S2313 dengan Basic Compiler.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
9. A.E. Putra, 2002. Teknik Antarmuka Koomputer: Konsep dan Aplikasi. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
10. A. Basuki, 2006. Algoritma Pemrograman 2 Mengguunakan Visual Basic 6.0.
Politeknik Elektronik Negeri Surabaya. ITS. Surabaya
11. D. Kurniawan, 2009. ATMega 8 dan Aplikasinya. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
12. E.O. Doebelin, 1990. Measurement Systems. Application And Design. Edisi ke-4.
McGraw-Hill. Singapura.
13. E.C. Price and P.N. Cheremisinoff, 1981. Biogas Production and Utilization. Ann
Arbor Science Publishers Inc. United States of America
14. P. Horowitz dan H. Winfield,1996. The Art of Electronic Second Edition. Cambridge
University Press. United State of America

394 | Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai