Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN REMAJA

SEMESTER VI
CANDIDIASIS VAGINALIS DI POSKO PENGUNGSIAN BENCANA ALAM

DOSEN : Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes.

Disusun Oleh :
Nama : Nur Bahira Fibasyari
NIM : P27844417035

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana
Surabaya, 26 Maret 2020

Oleh:

Nur Bahira Fibasyari


NIM. P27824417035

Dosen

Dwi Purwanti, S.Kp.,S.ST.,M.Kes


NIP 1967020619990032003
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian Candidiasis Vaginalis ?


b. Bagaimanakah epidemiologi Candidiasis Vaginalis ?
c. Bagaimanakah gejala Candidiasis Vaginalis ?
d. Bagaimanakah penyebab Candidiasis Vaginalis ?
e. Bagaimanakah faktor resiko Candidiasis Vaginalis ?
f. Bagaimanakah pencegahan Candidiasis Vaginalis ?
g. Bagaimanakah diagnosa Candidiasis Vaginalis ?
h. Bagaimanakah pengobatan Candidiasis Vaginalis ?
i. Bagaimanakah komplikasi Candidiasis Vaginalis ?
j. Bagaimanakah contoh kasus Candidiasis Vaginalis di posko pengungsian bencana
alam ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.2 Tujuan Khusus

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Candidiasis Vaginalis


Candidiasis atau kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida
albicans. Infeksi jamur ini biasanya terjadi di kulit, mulut, dan organ intim. Jika tidak
mendapatkan penanganan, infeksi akibat jamur ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain,
seperti usus, ginjal, jantung, dan otak.
Kandidiasis vaginalis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur, yang terjadi di
sekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imun tubuhnya lemah.
Kandidiasis dapat menyerang wanita di segala usia, terutama pada usia pubertas,
keparahannya berbeda antara satu wanita dengan wanita yang lain dan dari waktu ke
waktu pada wanita yang sama (Daili S, 2009).
Kandidiasis vagina merupakan suatu infeksi jamur Candida yang menyebabkan iritasi,
rasa gatal yang sangat hebat, serta keluarnya cairan abnormal dari vagina dan vulva. Candida
albicans tumbuh subur di tempat-tempat hangat, gelap, dan basah. Candida albicans
sebenarnya adalah mikroflora normal yang ada di dalam tubuh manusia. Namun jika
keseimbangan mengalami gangguan akibat beberapa faktor maka akan menyebabkan Candida
albicans tumbuh melebihi batas dan akhirnya menyebabkan infeksiRisiko penularan
kandidiasis vagina meningkat melalui hubungan seksual karena penyebarannya dapat melalui
kontak mulut dan alat kelamin.

2.2 Epidemiologi Candidiasis Vaginalis

Candida albicans dapat ditemukan pada manusia di seluruh dunia, terutama menimbulkan
penyakit pada golongan usia lanjut, kaum wanita dan bayi. Candida albicans pada tubuh
manusia dapat bersifat dua macam yaitu sebagai saprofit yang terdapat pada tubuh manusia
tanpa menimbulkan gejala apapun, baik objektif maupun subjektif. Atau sebagai parasit yang
dapat menimbulkan infeksi primer atau sekunder terhadap kelainan yang telah ada. Sebagai
saprofit, Candida albicans pada tubuh manusia dapat dijumpai di kulit, selaput lendir mulut,
saluran pencernaan, saluran pernapasan, vagina dan kuku. Candida albicans menimbulkan
penyakit pada kulit dan mukosa, kadang-kadang pada keadaan yang berat yaitu resistensi
tubuh penderita menurun, misalnya pada penyakit-penyakit keganasan (malignant diseases),
tranplantasi organ, pengobatan dengan imunosupresif dan antibiotik spektrum luas yang dapat
menimbulkan kandidiasis sistemik, septikemi, endokarditis dan meningitis.
Infeksi Candida albicans pada genitalia juga dapat mengakibatkan balanitis, kadang-
kadang uretritis pada pria dan vulvovaginitis pada wanita. Diabetes mellitus berperan penting
sebagai latar belakang penyakit-penyakit tersebut. Kandidiasis genitalis pada umumnya
ditularkan melalui hubungan kelamin, karena itu digolongkan juga dalam penyakit-penyakit
yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Telah lama diketahui bahwa para ibu yang
menderita vulvo-vaginitis kandida dapat menularkannya pada bayi yang dilahirkannya.
Dikemukakan bahwa hal ini merupakan penyebab terpenting terjadinya kandidiasis oral pada
bayi.

2.3 Gejala Candidiasis Vaginalis

Berikut adalah beberapa gejala candidiasis vaginalis :


a. Rasa gatal dan perih yang ekstrem di vagina.
b. Rasa nyeri dan terbakar saat buang air kecil.
c. Rasa tidak nyaman selama berhubungan seks.
d. Pembengkakan pada vagina dan vulva.
e. Keputihan yang menggumpal seperti keju.

2.4 Penyebab Candidiasis Vaginalis

Setiap wanita mempunyai risiko yang sama untuk mengalami infeksi jamur pada vagina.
Bahkan bagi wanita yang tampak sehat seringkali terdapat jamur di dalam vaginanya.
Keberadaan jamur dalam vagina ini sebenarnya normal. Jika sistem kekebalan tubuh dan
lingkungan vagina yang kondisinya asam, maka kuman-kuman itu tidak akan mudah masuk.
Sebaliknya jika keseimbangan pH vagina terganggu, jamur akan mudah berkembang biak
secara tidak terkontrol dan mengakibatkan infeksi. Faktor utama penyebab kandidiasis vagina
adalah sebagai berikut :
a. Cuaca yang hangat/lembab dan kurangnya menjaga kebersihan (personal hygiene).
b. Menggunakan air kotor untuk membersihkan vagina.
c. Pakaian dalam yang kotor atau tidak diganti secara teratur dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi.
d. Pakaian dalam ketat atau berbahan nilon dapat menyebabkan vagina menjadi lembap
sehingga menyediakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur.
Wanita yang terkena kandidiasis bisa berpotensi menularkan infeksi pada pasangan
seksualnya. Banyak pria mengembangkan infeksi Candida pada genitalia, yang biasanya
tampak sebagai balanitis atau balanopostitis. Sumber infeksi ini secara normal berasal dari
pasangan seksual wanita, dan masa inkubasinya 2-3 hari.

2.5 Faktor Resiko Candidiasis Vaginalis

Pada keadaan normal, jamur candida memang hidup di kulit dan beberapa bagian tubuh,
seperti mulut, tenggorokan, saluran cerna, dan vagina, tanpa menyebabkan gangguan
kesehatan.
Namun jika jamur candida berkembang biak tanpa terkontrol, hal ini dapat berbahaya
bagi tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan jamur candida yang tidak terkendali paling
sering disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa kondisi yang beresiko
bisa melemahkan daya tahan tubuh adalah:
a. Menderita diabetes, HIV/AIDS, kanker, atau menjalani kemoterapi
b. Menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka yang lama
c. Menggunakan antibiotik dalam jangka waktu yang lama
d. Menderita obesitas atau malnutrisi
Adapun berbagai kondisi yang menurunkan keasaman vagina dan dapat meningkatkan
resiko terkena infeksi jamur vagina sebagai berikut :
a. Stress
b. Kurang tidur
c. Diet yang buruk atau terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula
d. Kehamilan
e. Menstruasi
f. Menggunakan pil KB

2.6 Pencegahan Candidiasis Vaginalis

Cara mencegah terjadinya Candidiasis Vaginalis adalah sebagai berikut :


a. Merawat diri sendiri, waktu istirahat yang cukup, menghindari stres serta
mengkonsumsi makanan yang sehat
b. Hindari mandi atau berendam dengan air yang sangat panas
c. Gunakan pakaian dalam berbahan katun
d. Hindari memakai celana dan celana dalam terlalu ketat
e. Hindari menggunakan cairan pembersih area kewanitaan di dalam vagina karena
dapat mengganggu keseimbangan bakteri dan jamur
f. Hindari memakai produk kewanitaan yang mengandung parfum atau pewangi
g. Segera ganti pakaian yang basah seperti pakaian renang atau olahraga
h. Setelah buang air besar atau buang air kecil, basuh area vagina dari depan ke
belakang
i. Jika sedang menstruasi, gantilah pembalut secara rutin
j. Jika memiliki diabetes, pastikan kadar gula darah Anda normal dan terkontrol
k. Hindari menggunakan antibiotik yang tidak perlu seperti untuk pilek atau infeksi virus
lainnya

2.7 Diagnosis Candidiasis Vaginalis

Penderita akan diberi pertanyaan seputar keluhan dan gejala yang dialami, serta riwayat
kesehatan dan obat-obatan yang sedang dikonsumsinya. Penderita juga akan dilakukan
pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan pada kulit untuk melihat ruam yang
timbul. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan
penunjang, seperti:
a. Tes KOH, dengan mengambil sampel kerokan kulit untuk melihat jenis jamur yang
tumbuh di kulit
b. Tes darah, dengan mengambil sampel darah untuk mendeteksi infeksi di tubuh
c. Kultur jamur, dengan mengambil sampel dari darah dan jaringan tubuh untuk
mendeteksi jenis jamur yang menginfeksi tubuh
d. Tes cairan vagina, dengan mengambil sampel cairan keputihan di vagina untuk
mendeteksi adanya pertumbuhan jamur dan jenis jamur yang menyebabkan infeksi di
vagina
e. Tes urine, dengan mengambil sampel urine untuk mendeteksi adanya pertumbuhan
jamur candida di sampel urine.

2.8 Pengobatan Candidiasis Vaginalis

Pengobatan kandidiasis vaginalis pada umumnya bersifat pengobatan secara topikal,


prinsipnya adalah aplikasi obat dalam jangka waktu lama untuk mengeliminasi jamur sebagai
penyebabnya. Disamping pengobatan topikal perlu dicegah autoinfeksi dari saluran
pencernaan, reinfeksi dari partner seksual, serta pengobatan faktor predisposisi misalnya
diabetes mellitus. Faktor kebersihan penderita seperti menghindarkan pemakaian pakaian
dalam dari bahan sintetik merupakan juga faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengobatan.
a. Nistatin
Sebagai obat pertama yang dipasarkan, nistatin paling banyak dipakai dan dianggap
obat pilihan untuk kandida. Nistatin diberikan dalam bentuk tablet vagina atau
pesarium dengan cara dimasukkan sedalam-dalamnya ke dalam vagina 2 kali sehari
selama 2 minggu.
b. Mikonazol
Dosis yang dianjurkan adalah 1 pesarium 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Klotrinazol
Dosis yang dianjurkan adalah 1 pesarium sehari selama 6 hari atau 2 pesarium sehari
selama 3 hari.
d. Ekonazol
Dosis yang dianjurkan adalah 1 supositoria vaginal, gyno-pevaryl 150 yang
mengandung 150 mg ekonazol selama 3 hari.
e. Ketoconazol
Diberikan per oral 2x200 mg sehari selama 5 hari

2.9 Komplikasi Candidiasis Vaginalis

Candidiasis di kulit biasanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
kepercayaan diri penderitanya. Jika infeksi menyebar ke aliran darah dan organ tubuh lain,
dapat terjadi komplikasi berupa sepsis dan gangguan pada organ yang terinfeksi.
Pada kasus tertentu, penyebaran candida ke selaput pembungkus otak (meningen) akan
menyebabkan meningitis.

2.10 Kasus Candidiasis Vaginalis di Posko Pengungsian Bencana Alam

Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di wilayah yang rentan terhadap bencana
alam. Bencana tidak hanya menimbulkan korban meninggal dan luka serta rusaknya berbagai
fasilitas kesehatan, tetapi juga berdampak pada permasalahan kesehatan masyarakat, seperti
munculnya berbagai penyakit paska gempa, fasilitas air bersih dan sanitasi lingkungan yang
kurang baik, trauma kejiwaan, serta akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan pasangan. Bencana alam yang diikuti dengan pengungsian akan berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan reproduksi seperti candidiasis vaginalis.
Candidiasis Vaginalis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur, yang terjadi di
sekitar vagina, dengan gejala yang dirasakan seperti rasa gatal dan perih di vagina,
pembengkakan pada vagina dan vulva, keputihan yang menggumpal. Umumnya menyerang
orang-orang yang imun tubuhnya lemah, masyarakat yang tinggal di posko pengungsian
lebih rentan mengalami penurunan sistem imun karena kurangnya asupan nutrisi yang
baik, mengalami stres, kurang bergerak, dan kurang tidur. Kondisi cuaca dan posko
pengungsian yang lembab, kurang tersedianya air bersih dan tidak menjaga kebersihan
(personal hygiene), tidak mengganti pakaian dalam yang kotor atau tidak mengganti pakaian
dalam secara teratur, karena kurangnya ketersediaan pakaian dalam yang bersih dapat
meningkatkan kerentanan terhadap terjangkitnya candidiasis vaginalis.
Penggunaan toilet umum di posko pengungsian dapat menjadi salah satu cara penularan
candidiasis. Jamur candida albicans mempunyai habitat di tempat-tempat lembab dan air. Air
yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida albicans penyebab
keputihan. Sedangkan air yang mengalir dari kran toilet umum, mengandung kurang lebih 10-
20% jamur Candida albicans. Selain itu, pertukaran cairan tubuh sewaktu berhubungan
seksual juga berpotensi menjadi sarana penyebaran. Maka upaya yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi korban bencana dan pengungsi sesuai
standar minimal.
b. Terpenuhinya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi korban
bencana dan pengungsi sesuai standar minimal.
c. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi korban bencana dan pengungsi
sesuai standar minimal.
d. Terpenuhinya lingkungan bagi korban bencana dan pengungsi sesuai standar
minimal.
e. Terpenuhinya kebutuhan papan dan sandang bagi korban bencana dan pengungsi
sesuai standar minimal.

BAB 3

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai