MATERNITAS 2
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 5
Ferawati Umagapi
Febby Rahmawati
Besar harapan kami tugas ini dapat digunakan bagi pembaca. Namun kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................................5
A. Pengertian...........................................................................................................................................5
B. Klasifikasi Infertilitas..........................................................................................................................5
C. Etiologi Infertilitas..............................................................................................................................5
D. Patofisiologi........................................................................................................................................7
E. Manifestasi Klinis...............................................................................................................................7
F. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
A. Pengkajian..........................................................................................................................................9
B. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................................................10
C. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................................10
BAB IV.....................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infertilitas adalah suatu kondisi tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah
berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur dalam waktu satu tahun.
Infertilitas terjadi lebih dari 20% pada populasi di Indonedia, dan dari kasus tersebut terdapat 40
% pada wanita, 40% pada pria dan 20% pada keduanya dan ini yang menyebabkan pasangan
suami istri tidak mendapat keturunan. Diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan
mendapatkan pembuahan dalam 1 tahun.(DepKes, 2006).
Menurut penelitian Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di Jakarta, 36%
infertilitas terjadi pada pria dan 64% terjadi pada wanita. Penelitian lain menunjukan di angka
kejadian infertilitas wanita terjadi sekitar 15% pada usia produktif (30-34 tahun), meningkat
sampai dengan 30% pada usia 35-39 tahun dan pada usia 40-44 tahun.(PERSI, 2001).
Ahli Andrologi menjelaskan bahwa pada penyebab infertilitas pria 25% disebabkan oleh
varikokel, 10% oleh infeksi, 5% oleh faktor imunologis dan 20% lainnya termasuk kedalam
kelainan endokrin, iatrogenic, trauma dan sistemik. Kejadian pada infertilitas berkisar antara 15-
20% dari seluruh pasangan usia subur. Menurut perkiraan WHO akan terjadi penambahan 2 juta
pasangan infertile pertahun dimasa yang akan datang. Mengacu pada angka kejadian tersebut
diatas maka infertilitas perlu mendapat penanganan yang memadai.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas pada bab selanjutnya:
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan infertilitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1
tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak. (Sarwono, 2000).
B. Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun koitus teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah hamil, akan
tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
C. Etiologi Infertilitas
1. Penyebab pada laki-laki (suami)
Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada
permukaan testis
Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
b. Kegagalan fungsional
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi.
Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga
produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik”
sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C,
sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C
saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan
lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir,
terkena infeksi penyakit seperti tuberkulosis (Tb), serta vasektomi yang memang
disengaja.
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak
ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya
disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
h. Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi dan obat-obatan anti kanker.
D. Patofisiologi
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis
yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar
dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif
yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol
mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi
retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria
yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
E. Manifestasi Klinis
1. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi,
rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
2. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
d. Ejakulasi retrograt
e. Hypo/epispadia
f. Mikropenis
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik:
c. Galaktorea
2. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis sperma
Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang baik, maka biasanya
diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu sesudahnya pada keadaan yang lebih sehat/
nyaman guna mengkonfirmasi hal tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis
sperma, sangat berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan penatalaksanaan
infertilitas.
G. Penatalaksanaan
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas
sperma meningkat.
2. Agen antimikroba.
9. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
10. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status sipil,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
2) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
8) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi
prostat, operasi tumor saluran kemih
9) Riwayat vasektomi
2) Ejakulasi retrograt
3) Hypo/epispadia
4) Mikropenis
B. Pemeriksaan Fisik
1. Mengamati kelainan fisik
Dalam kesempatan pemeriksaan fisik dilihat penyebaran rambut dan lemak yang tidak
rata, atau konsistensi testis, bisa menjadi tanda akibat ketidakseimbangan hormonal
kelainan fisik lain dari alat reproduksi pria yang perlu diperiksa adalah kemungkinan
adanya parut atau varises pada scrotumyang dapat mempengaruhi jumlah dan kemampuan
bergerak (mobilitas) sperma. Salah satu testis tidak turun (kroptorkismus) berarti
memperkecil kemampuan produksi sperma.
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung kedalam botol gelas yang
bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstensi 3-5 hari. Sebaiknya penampungan
dilakukan dirumah kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa semen
2. Parameter
3. Warna putih keruh
4. Bau bunga akasia
5. PH 7,2 – 7,8
6. Volumre 2 – 5 ml
7. Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
8. Jumlah sperma 20 juta/ml
9. Sperma motil >50%
10. Bentuk normal >60%
11. Kecepatan gerak sperma 0,18 – 1,2 detik
12. Presentase gerak sperma motil >60%
13. Aglutasi tidak ada
14. Sel-sel sedikit, tidak ada
15. Uji fruktosa 150-650 mg/dl
16. Pemeriksaan endokrin
17. USG
18. Biopsy testis
19. Uji penetrasi sperma
20. Uji hemizona
D. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic.
b. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
3. Klien mampu
mengekspresika
n perasaan
tentang infertile.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1
tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Klasifikasi infertilitas :
1. Infertilitas Primer
2. Infertilitas Skunder
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah medis yang kompleks
dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan konsultasi dan
pemeriksaan yang kompleks pula. Penilaian yang cermat harus dapat mengenali kemungkinan
penyebab 85%-90% kasus infertilitas. Yang membahagiakan meskipun tanpa diberikan terapi,
15-20% pasangan infertil dapat diharapkan hamil sejalan dengan waktu, tetapi selain fertilisasi in
vitro (IVF) dapat menyebabkan kehamilan pada 50%-60% kasus.
B. Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat mengharapkan saran
dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang kami
terima dapat mengkoreksi makalah yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga, Edisi 18.
Jakarta: EGC
Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC
http://askepinfertilitas.blogspot.com/2016/10/askep-infertilitas.html?m=1