Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH OIL SPILL DISPERSANT TERHADAP KOROSI PADA

STRUKTUR BAJA KONSTRUKSI DI LINGKUNGAN AIR LAUT


Rahardjo Binudi* dan Sundjono
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI
Gedung 470, Kawasan Puspiptek Serpong, TangerangSelatan
E-mail : *rbinudi@yahoo.com

Masuk tanggal : 10-06-2014, revisi tanggal : 04-07-2014, diterima untuk diterbitkan tanggal : 18-07-2014

Intisari

PENGARUH OIL SPILL DISPERSANT TERHADAP KOROSI PADA STRUKTUR BAJA


KONSTRUKSI DI LINGKUNGAN AIR LAUT. Oil spill dispersant (OSD) adalah bahan kimia dispersan
yang sekarang banyak digunakan untuk pengendalian tumpahan petroleum pada eksplorasi sumur minyak dan
gas di anjungan lepas pantai. Bahan kimia ini cenderung mempunyai potensi korosi terhadap struktur baja. Telah
dilakukan pengujian efek korosifitas dari beberapa jenis OSD yaitu sampel A, B, C dan D terhadap bahan
konstruksi baja dengan metoda pencelupan berdasarkan kehilangan berat. Dari hasil pengujian menunjukkan
bahwa baik sampel A maupun sampel D tidak bersifat korosif terhadap baja, dengan laju korosi masing-masing
0 mpy, dibandingkan sampel C dengan laju korosi rata-rata sebesar 1,35 mpy. Sedangkan sampel B bersifat
sangat korosif terhadap baja dengan laju korosi rata-rata sebesar 11,42 mpy.

Kata kunci :Oil spill dispersant, Air laut, Bahan kimia, Baja, Korosi

Abstract

EFFECT OF OIL SPILL DISPERSANT AGAINST CORROSION IN STEEL STRUCTURE


CONSTRUCTION IN SEA WATER ENVIRONMENT. Oil spill dispersant (OSD) is dispersant chemical wich
the present most used to control oil spill at oil and gas well of exploration offshore. This chemical has corrosion
potentially trend toward carbon steel structure. The corrosion effect of oil spill dispersants i.e. samples A, B, C
and D to carbon steel have been carried out with immersion testing method based on loss weight. From the
results of corrosion testing showed that neither sample A nor sample D are not corrosive to carbon steel, which
corrosion rate are 0 mpy, respectively, compared the sample C with an average corrosion rate mpy at1.35.
While the sample B corrosive to metal corrosion rate of steel with an average of corrosion rate 11.42 mpy.

Keywords : Oil spill dispersant, Sea water, Chemicals, Steel, Corrosion

PENDAHULUAN minyak-gas yang ada di lepas pantai akan


memperbesar kemungkinan terjadinya
Semakin bertambah jumlah penduduk tumpahan petroleum, seperti selama fasa
dunia dan semakin menipis sumber eksplorasi dan ekstraksi, atau pada saat
petroleum (crude oil), maka sekarang aktivitas di unit penyaluran, penimbunan
perhatian dunia untuk mendapatkan dan pengkapalan. Sumber-sumber potensial
petroleum baru dipusatkan pada sumber dari tumpahan minyak meliputi peledakan
cadangan yang lokasinya sulit terjangkau sumur (well blowouts) selama eksplorasi
(less-accessible supplies), seperti eksplorasi petroleum pada dasar laut, kebocoran
dan produksi sumur minyak-gas lepas tangki timbun atau kebocoran pipa saluran
pantai (offshore) di laut dalam. Petroleum petroleum pada dasar laut[1].
adalah campuran dari senyawa-senyawa Dampak dari tumpahan petroleum dapat
hidrokarbon yang sangat bervariasi baik menyebabkan pencemaran terhadap
jenis maupun sifat fisik dan kimia ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan
tergantung dari formasi geologi. gangguan terhadap lingkungan aquatik
Peningkatan eksplorasi dan produksi seperti biota-biota laut (plankton, terumbuh
petroleum dari sumber sumur-sumur karang, tumbuhan-tumbuhan dasar laut dan
sejenisnya) bahkan bisa menyebabkan surfaktan tersusun dari gugus hidropilik
kematian binatang-binatang laut, ikan-ikan yang mudah larut dalam air dan gugus
dan sejenisnya atau burung-burung laut[2-4]. lipopilik yang mudah larut dalam
Oleh karena itu diperlukan hidrokarbon. Surfaktan mempunyai
penanggulangan yang memadai dan tepat kemampuan untuk mengorientasi gugus-
untuk mereduksi dampak lingkungan dari gugusnya dalam bidang batas, dimana
tumpahan petroleum. Ada beberapa metoda gugus-gugus lipopilik terikat dengan grup
untuk menghilangkan lapisan petroleum hidrokarbon dalam petroleum dan gugus-
pada permukaan air diantaranya adalah gugus hidropilik terikat dengan air (Lihat
metoda mekanik dan kimia. Metoda kimia Gambar 1)[7].
menggunakan bahan kimia oil spill Komponen-komponen penting lainnya
dispersant (OSD) telah menjadi metoda dari dispersan adalah aditif, yang berfungsi
umum, yang sekarang ini semakin untuk stabilisasi dan mencegah partikel-
meningkat penggunaanya. partikel petroleum melepaskan diri dari
Bahan-bahan OSD alternatif yang akan bidang batas antara petroleum dan air.
digunakan untuk penanggulangan tumpahan
petroleum ada 4 sampel yaitu : sampel A;
B; C; dan D, dengan sepesifikasi produk
Dipersant Oil Ratio (DOR) masing-masing
adalah DOR 1:40; DOR 1:50; DOR 1: (40-
100); DOR (50-100) : 1000.
Persyaratan-persyaratan yang harus
diperhatikan dalam penggunaan bahan
kimia OSD, disamping efektivitasnya untuk
mendispersikan petroleum; efek lainnya
yang lebih diutamakan adalah sifat Gambar 1.Ilustrasi tampilan dispersan pada
toksisitas yang sangat rendah; tidak permukaan air atau oli[7]
cenderung menimbulkan buih-buih dan
juga tidak bersifat korosif terhadap baja. Komposisi, Fungsi dan Efektivitas
Untuk mengetahui unjuk kerja dan Dispersan[8-10]
karakteristik dari masing-masing bahan A. Komposisi Dispersan
kimia OSD tersebut, telah dilakukan uji di 1. Dispersan diformulasi sebagai cairan
laboratorium Pusat Penelitian Metalurgi yang mengandung satu atau lebih
dan Material LIPI, Serpong. surfaktan dan satu atau lebih pelarut
Salah satu uji dari empat jenis oil spill organik.
dispersant(sampel A; B; C; dan D) adalah 2. Pelarut organik merupakan wahana
uji efek korosivitas terhadap baja dilakukan (carrier) dari surfaktan-surfaktan
dengan metoda pencelupan (immersion) padatan atau cairan kental.
berdasarkan kehilangan berat[5-6]. 3. Formulasi dispersan terdiri dari
senyawa-senyawa hidrokarbon dan
Latar Belakang Teori senyawa-senyawa eter glikol atau
senyawa-senyawa alkohol.
Karakteristik Oil Spill Dispersant. 4. Komposisi surfaktan sangat bervariasi
Oil spill dispersant terdiri dari tiga : 10% - 50% volume.
komponen utama : surfaktan, pelarut dan
aditif. Surfaktan adalah komponen aktif
yang dapat menurunkan tegangan B. Fungsi Dispersan
permukaan pada bidang batas antara oil dan Pada saat petroleum masuk ke dalam
air sehingga dapat mempercepat dispersi lingkungan air, tumpahan petroleum
tumpahan petroleum. Molekul-molekul akan menyebar secara horizontal pada

130 |Majalah Metalurgi, V29.2.2014, ISSN 0126-3188/129-138


permukaan air. Penyebaran bervariasi
dengan tegangan permukaan pada batas
antara petroleum dan air. Semakin tinggi
tegangan permukaan (tegangan
permukaan antara petroleum dan air),
semakin kurang penyebarannya. Dengan
bantuan dispersan, tegangan permukaan
dari petroleum menurun sehingga
penyebaran tumpahan petroleum lebih
mudah (lihat Gambar 2).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Efektivitas Dispersan
Ada beberapa faktor-faktor penting yang
dapat mempengaruhi pada efisiensi
dispersan seperti :
1. Komposisi kimia dari produk
dispersan
2. Metoda aplikasi atau uji.
3. Komposisi dan sifat-sifat dari
petroleumyang akan didispersikan
4. Besaran dari energi pencampuran
(mixing energy) dalam sistem atau uji
5. Perbandingan dispersan terhadap Gambar 2. Mekanisme dispersan pada permukaan
petroleum (dispersant:oil ratio, DOR) air[11]

Hal yang harus diperhatikan dalam Proses Korosi Logam


penggunaan bahan kimia OSD yang Dalam sebagian besar situasi, baja
diizinkan untuk penanggulangan tumpahan karbon menjadi perhatian utama karena baja
petroleumadalah bahan-bahan kimia yang tersebut sangat rentan terhadap serangan
mempunyai efektivitas dispersi baik, tidak korosi. Suatu pemahaman dari proses korosi
bersifat toksik terhadap biota laut, tidak pada struktur baja yang akan dirubah
membentuk foaming atau stabilitas foaming menjadi sekumpulan karat adalah sangat
nya rendah serta tidak bersifat korosif pada penting. Karat pada permukaan baja terjadi
konstruksi-konstruksi baja yang ada secara proses elektrokimia melalui reaksi
disekitarnya. logam tersebut dengan lingkungan.
Perubahan baja menjadi oksida besi
merupakan proses elektrokimia dengan
disertai pembebasan sejumlah kecil arus
listrik.
Persyaratan terbentuknya karat (besi
oksida) pada permukaan baja: ada anoda,
katoda, elektrolit dan rangkaian arus listrik
tertutup. Dalam sel korosi, anoda adalah
elektroda negatif dimana korosi (proses
oksidasi) terjadi, sebaliknya katoda adalah
elektroda positif dimana proses reduksi
(proses korosi tidak terjadi).Elektrolit,
umumnya larutan adalah suatu konduktor
ionik.Sedangkan rangkaian arus listrik
tertutup adalah aliran arus listrik yang

Pengaruh Oil Spill …../Rahardjo Binudi| 131


mengalir melalui logam itu sendiri dan PROSEDUR PERCOBAAAN
larutan elektrolit.
Dalam hampir setiap keadaan, semakin Data Teknis Bahan Kimia Oil Spill
besar korosifitas lingkungan, semakin cepat Dispersant (OSD)
karat terjadi. Sebaliknya, semakin rendah Empat jenis bahan kimia oil spill
korosifitas lingkungan akan menurunkan dispersan (OSD) yang telah dilakukan
konduktivitas dan proses oksidasi logam[12]. pengujian adalah berbentuk cairan dengan
Proses korosi secara elektrokimia spesifikasi sebagai berikut :
merupakan ilustrasi dari sel korosi mikro
pada permukaan baja yang akan a. Sampel OSD : A
menghasilkan karat bilamana arus mengalir pH 11,6
dari anoda ke katoda. Odor Clear
Elektroda-elektroda tersebut bereaksi Flash Point None
satu dengan lainnya dalam lingkungan Rinse Ability Completely
elektrolit, karena baja bukan material yang Type Clear Water Soluble
homogen. Kedua elektroda mempunyai Degreaser
perbedaan potensial elektrik, bilamana Active Ingridients Detergent,
struktur baja terekspos dalam elektrolit dan builders, soluble
dijenuhkan dengan oksigen. Dalam kondisi solvent
ini, sirkuit elektrik internal terjadi melalui Degreasing Excellent
logam yang bersifat sangat konduktif dan Efficiency
sirkuit elektrik eksternal melalui elekrolit. Stability (hot or Excellent
Pada anoda, ion besi bergerak kepermukaan cold)
logam dan bereaksi dengan elektrolit Ferrous metal None
membentuk karat. Arus listrik yang relatif Non-ferrous metal None
kecil mengalir dari anoda ke katoda. Pada Density 8,34 lbs/gal (1,045
katoda terjadi penerimaan arus atau g/cm3)
elektron, mengakibatkan perubahan oksigen
dalam elekrolit menjadi ion OH-. Pada b. Sampel OSD : B
permukaan logam arus dibawa oleh ion-ion
pH 5,8 after pH
terlarut. Pada permukaan baja dimana
diluting with water
daerah anoda mengalami korosi, sedangkan
the dilute product
daerah katoda pada permukaan baja tidak
will be
terkorosi. Daerah katoda tidak mengalami
considerably
perubahan karena fungsinya hanya untuk
Physical form Liquid
melengkapi proses korosi yaitu proses
Density (g/cm3) 1,020
reduksi oksigen menjadi ion OH-.
Viscosity 25 second 9din cup
Reaksi kimia sebagai berikut[13] : 0-4°C
Color Transparant or
Pada anoda : Fe- ----- Fe2+ + 2e (oksidasi) yellow fish
Pada katoda :H2O +O2+2e --2OH-(reduksi) Spesific mass 1018 kg/m3
qqf higher < 0 °C
Produk reaksi (ion Fe2+) dari proses solidification
oksidasi bergabung dengan produk reaksi Vapor pressure 23 mbar/2300 Pa
(ion OH-)dari reaksi reduksi membentuk Exploison limit N.A
karat pada anoda : Flash point N.A
2Fe2++ 4OH-+ ½ O2 ===== Fe2O3.2H2O Flammability N.A
(karat) limits
Auto Ignition N.A

132 |Majalah Metalurgi, V29.2.2014, ISSN 0126-3188/129-138


Temperature korosi yang terdapat pada permukaan
Shelf life 3 year spesimen uji.
Mac value N.A  Timbang masing – masing spesimen uji.
c. Sampel OSD : C  Masukan spesimen-spesimen uji ke
dalam beaker gelas yang berisi masing-
Appearance and Clear masing 200 ml larutan terdidiri
odor campuran larutan 3,5 % NaCl dan
pH 8,3 bahan kimia oil spill dispersant :A, B, C
Spesific gravity 1,0067 dan D dengan spesifikasi produk DOR
(H2O) masing-masing adalah DOR 1:40; DOR
Density (g/cm3) 1,010 1:50; DOR 1: (40-100); DOR (50-100) :
Boiling point None 1000 ( lihat Gambar 3)
Solubility in water Soluble  Biarkan spesimen uji terekspos dalam
Vapor pressure Not determined beaker gelas yang berisi masing-masing
campuran larutan 3,5 % NaCl dan
d. Sampel OSD : D bahan kimia oil spill dispersant :A, B, C
Form and color Clear yellow liquid dan D selama perioda waktu 7 hari.
Specific gravity 1,06±0,75
Density (g/cm3) 1,025  Setelah akhir pengujian dalam perioda
tersebut, ambil spesimen uji dan ambil
pH 13,1
foto kemudian cuci dengan air kran
Corrositivity Non corrosive
yang mengalir, bilas dengan aseton dan
Crude oil yang Lapangan Langsa
keringkan.
diuji berasal dari
Media uji Larutan sintesis air  Amati perubahan yang terjadi pada
laut (3,5% NaCl) permukaan spesimen uji seperti :
perubahan warna, kekusaman, etsa,
Prosedur Percobaan Uji Celup noda karat dan korosi lokal.
(Immersion Test)
Uji celup berdasarkan standar ASTM
 Bersihkan produk korosi bila terbentuk
pada permukaan spesimen uji setelah
G31-72 (laboratory, immersion corrosion
pengeposan dengan larutan asam plus
testing of metal), dilakukan untuk
inhibitor.
mengetahui dampak korosi pada material
baja selama proses pengendalian tumpahan  Bilas dengan air keran dan netralkan
minyak. dengan larutan alkali, kemudian dibilas
dengan air.
Prinsip Pengujian
 Bilas dengan aseton dan keringkan,
 Siapkan spesimen uji dari material baja kemudian timbang spesimen uji.
ST 37, dengan ukuran ± 50 x 18 x 2,50
mm.  Hitung kehilangan berat dan laju
korosinya.
 Ratakan bagian-bagian kasar pada
bagian pinggir spesimen uji dari hasil
pemotongan dengan mesin potong,
selanjutnyapermukaan spesimen
diampelas dengan kertas ampelas
ukuran 800 mesh.
 Hilangkan kotoran-kotoran seperti
minyak berat, kerak oksida, dan produk

Pengaruh Oil Spill …../Rahardjo Binudi| 133


Tabel 1. Hasil uji laju korosi logam baja setelah
ekpose selama 168 jam dalam larutan dispersan
(OSD) pada temperatur kamar
Berat (gr) Laju
Area Waktu
Media pH Korosi Katagori
Awal Akhir (mm2) Ekspos
(mpy)

Tidak
10,6680 10,6680 1855,7 0 terjadi
Sampel korosi
11,6
A Tidak
10,3287 10,3287 1802,4 0 terjadi
korosi

Korosi
10,4454 10,3729 1809,5 10,45 cukup
Sampel redah
Gambar 3. Uji celup pada produk dengan DOR B
5,8
Korosi
1:40; DOR 1:50; DOR 1: (40-100); DOR (50-100) : 10,7320 10,6640 1852,5 12,39 cukup
1000 7 hari rendah

Korosi
10,8028 10,7930 1860,8 1,37
rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel
8,3
C Korosi
10,6325 10,6231 1852,0 1,32
rendah
Hasil pengujian pengaruh korositifitas Tidak
dari 4 jenis bahan kimia dispersan OSD 10,7060 10,7060 1838,8 0 terjadi
Sampel korosi
terhadap material logam baja dapat dilihat D
13,1
Tidak
pada Tabel 1. Hasil pengukuran laju korosi 10,4549 10,4548 183,8 0 terjadi
korosi
baja dengan metoda pencelupan
(immersion) dalam larutan bahan kimia
OSD pada Tabel 1 setelah diekspos selama Laju korosi baja sangat dipengaruhi oleh
168 jam menunjukkan bahwa sampel A harga pH dari media larutan, semakin
dan D dengan harga pH masing-masing; pH rendah harga pH (bersifat asam pH < 7)
11,6 dan pH 13,1 tidak mengalami korosi dari media larutan, baja semakin cenderung
dan laju korosinya masing-masing 0 mpy. mudah terserang korosi. Sedangkan dalam
Ini menunjukkan bahwa bahan kimia OSD media larutan bersifat alkali pH > 7, baja
sampel A dan D tidak menyebabkan korosi semakin imun tidak mudah terkorosi. Hal
terhadap baja. Untuk larutan bahan kimia ini disebabkan dalam larutan alkali, lapisan
OSD sampel C dengan harga pH 8,3baja pasif yang stabil terbentuk pada permukaan
mengalami sedikit korosi dengan laju baja, yang mana lapisan pasif ini bersifat
korosi rata-rata 1,35 mpy termasuk kategori sebagai lapisan penghalang (barrier) yang
low corrosion. Sedangkan untuk larutan dapat menghambat atau menurunkan aksi
bahan kimia OSD sampel B dengan harga korosi selanjutnya seperti ditunjukkan
pH 5,8 baja terkorosi dengan jelas dan laju dalam Gambar 4.
korosi rata-rata sebesar 11,42 mpy
[14]
termasuk kategori fairly low corossion Tabel 2. Qualitative categorized of carbon steel .
(Tabel 2).
Rate in Mills Categorized
Penetration Per Year
( mpy)
1.0 max. Very low corrosion
10.0 max. Low corrosion
20.0 max Fairly low corrosion
50.0 max. High corrosion
Rates over 50 Excessive corrosion

134 |Majalah Metalurgi, V29.2.2014, ISSN 0126-3188/129-138


teramati adanya pembentukan noda-noda
karat, perubahan warna, kekusaman, etsa
dan korosi lokal(Gambar 6 dan 7).
Corrosion rate

pH
(a) (b)
Gambar 4. Pengaruh pH larutan terhadap korosi
[15]
baja

Hasil pengujian pengaruh larutan bahan


kimia dispersan (OSD) terhadap
penampilan baja dapat dilihat dalam
Gambar 6 dan Gambar7.

Tabel 3. Pengaruh masing-masing larutan bahan (c)


kimia OSD terhadap penampilan logam baja pada
temperatur kamar. Gambar 5. Pengujian Korosivitas(waktu ekspose
Waktu ekspose ( 168 jam) 168 jam) dan penampilan benda ujibaja
sebelum diekspose dalam larutan dispersan (OSD)
Pengamatan OSD OSD OSD OSD untuk; (a) sampel A, (b) sampel B, dan (c) sampel C
no: A no: B (2) no: C no:
(1) (3) D (4)
Perubahan - +++ + -
warna
Kekusaman - +++ + -
Etsa - +++ + -
Noda karat - +++ + -
Korosi lokal - +++ + - (a) (b)
Keterangan : + tingkat terjadinya korosi ; - tidak
terjadi korosi

Hasil pengamatan secara visual dari


immersion corrosion test dalam larutan
bahan kimia dispersan (OSD)terhadap
penampilan permukaan logam baja setelah
diekspos selama 168 jam pada temperatur
ruangan untuk sampel A dengan pH 11,8 (c) (d)
dan sampel D dengan pH 13,1 tidak
Gambar 6. Penampilan benda uji logam baja setelah
teramati adanya pembentukan noda-noda diekspose selama168 jam dalam larutan dispersan
karat, perubahan warna, kekusaman, etsa (OSD)untuk; (a) sampel A, (b) sampel B, (c) sampel
dan korosi lokal.Untuk sampel C pH 8,3 C, dan (d) sampel D
teramati adanya sedikit pembentukan noda-
noda karat, perubahan warna, kekusaman,
etsa dan korosi lokal. Sedangkan dalam
larutansampel B pH 5,8 sangat jelas

Pengaruh Oil Spill …../Rahardjo Binudi| 135


Spring 2010. Department of
Mathematics and Natural Sciences
Faculty of Science and Technology
University of Stavanger. Stavanger.
[2] American Petroleum Institute (API).
2000.,,Environmental Considerations
for Marine Oil Spill Response”. API
Publishing Services, Washington
(a) (b) D.C.
[3] Engelhardt F. R. 1983.,,Petroleum
Effects on Marine Mammals”.
Aquatic Toxicology, vol. 4, 199.
[4] Koyama Jiro and Kukano Akira.
2004. ,,Toxicity of Heavy Fuel Oil,
Dispersant, and Oil-Dispersant
Mixtures to Marine Fish”. Pagrus
Major, Fisheries Sci, vol 70 pp. 587-
595.
(c) (d)
[5] ASTM. 1989.,, Immersion Test for
Gambar 7. Penampilan benda uji logam baja setelah
Laboratory Imersion Testing of
diekspose selama 168 jam dalam larutan dispersan Metals”. ASTM G31, PA,
(OSD) dan lapisan karat dibersihkan dengan proses Philadelphia.
cuci asam untuk; (a) sampel A, (b) sampel B, (c) [6] ASTM. 2003.,,Standard Practice for
sampel C, dan (d) sampel D Preparing, Cleaning, and Evaluating
Corrosion Test Specimens”. ASTM
KESIMPULAN G1, PA, West Conshohocken.
[7] Lindgren Charlotte, Lager Helene,
Dari hasil-hasil uji korosifitas bahan Fejes Jonas. 2001. ,,Oil Spill
kimia oil spill dispersant (OSD) terhadap Dispersants – Risk Assessment for
baja dapat disimpulkan sebagai berikut : Swedish Waters”. IVL Swedish
 Bahan kimia OSD baik Sampel A; Environmental Research Institute,
maupun sampel D; dengan harga pH Sweden.
masing pH 11,6 dan pH 13,1 tidak [8] Valsaraj, Kalliat T. 2011.,,Oil Spill
korosi terhadap baja dengan laju korosi Dispersants : Efficacy and Design”.
masing-masing 0 mpy. Cain Department of Chemical
 Bahan kimia OSD sampel C dengan Engineering Louisiana State
harga pH 5,8 mengakibatkanbaja University Baton Rouge, Los
mengalami sedikit korosi denganlaju Angeles.
korosi rata-rata 1,35 mpy termasuk [9] Fingas Merv, Wang Zhendi,
katagori low corrosion. Fieldhouse Ben and Smith Paula.
 Bahan kimia OSD sampel B; bersifat 2004. ” Chemical Characteristics of
korosif terhadap baja dengan laju korosi An Oil and the Relationship to
rata-rata sebesar 11,42 mpy termasuk Dispersant Effectiveness”.
katagori fairly low corossion. Emergencies Science and
Technology Division, Environment
DAFTAR PUSTAKA Canada, Environmental Technology
Centre, Ottawa.
[1] Shata, Ashmaa Ali . 2010.,,Recovery [10] Fingas Merv, Wang Zhendi,
of Oil Spills by Dispersants in Fieldhouse Ben, Sigouin Lise and
Marine Arctic Regions”. Research Landriault M. 1999.,,Analytical

136 |Majalah Metalurgi, V29.2.2014, ISSN 0126-3188/129-138


Procedures for Dispersant [13] Ahmad Zaki, Macdonald D.
Effectiveness Testing”. 2012.,,Principles of Corrosion
Environmental Technology Centre Engineering and Corrosion Control”.
Environment Canada, Ottawa Second Edition, Elsivier Science and
Ontario, pp. 231-241. Technology.
[11] Fiocco Robert J. and Lewis Alun. [14] Shreir, U.,,Corrosion”.1978. Vol.11,
1999.,,Oil Spill Dispersants”. Pure Newnesws Buterworth, London.
Appl. Chem., vol. 71, No. 1, pp. 27– [15] General Electric. 2013 .,,Water
42. Industries Ltd“. Hand Book Water
[12] Revie R. Winston and Uhlig Herbert Treatment, General Electric,
H. 2008.,,Corrosion and Corrosion Connecticut.
Control”. 4th Edition, John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken New Jersey.

Pengaruh Oil Spill …../Rahardjo Binudi| 137


138 |Majalah Metalurgi, V29.2.2014, ISSN 0126-3188/129-138

Anda mungkin juga menyukai