Disusun Oleh :
Kelompok 3
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Penanaman nilai norma adalah suatu cara menanamkan nilai moral yang
dilaksanakan orang tua secara terus menerus dalam suatu lingkungan keluarga
sejak anak lahir sampai usia pertumbuhan sempurna agar anak mampu
mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral. Penanaman
nilai norma tersebut dilakukan dengan memberikan penekanan pada penanaman
nilai-nilai sosial dalam diri anak. Nilai-nilai norma perlu ditanamkan kepada anak
karena nilai-nilai norma berfungsi sebagai acuan bertingkah laku dalam
berinteraksi dengan sesama sehingga keberadaannya dapat diterima di
masyarakat.
PEMBAHASAN
1) Cara (Usage)
Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola tertentu yang
disebut cara (usage). Cara (usage) adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang
dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.
Sanksi yang diberikan hanya berupa celaan. Norma ini mempunyai kekuatan yang
lemah dibanding norma lain. Misalnya, bersendawa dengan keras di kelas,
berpakaian seragam yang seksi ke sekolah, dan lain-lain.
2) Kebiasaan (Folkways)
Tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola perilaku
masyarakat dapat mengikat menjadi adat istiadat (customs). Adat istiadat adalah
kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal
dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Pelanggaran
terhadap adat istiadat ini akan menerima sanksi yang keras dari anggota lainnya.
Misalnya tradisi upacara adat tentang siklus hidup yang berhubungan pada
sukusuku tertentu di Indonesia, ketika anak baru lahir, mulai menginjak tanah,
mulai berjalan dna seterusnya sampai ia dewasa dan mati maka akan selalu
diadakan upacara-upacara tertentu yang bersifat khusus. Tetapi kadang-kadang
pelanggaran terhadap norma adat tidak mempunyai akibat apa-apa misalnya
upacara adat perkawinan suku Jawa seperti siraman tidak banyak masyarakat
sekarang yang melakukannya karena biaya yang mahal dan telah bercampurnya
dengan kebudayaan lain.
Norma resmi adalah patokan atau aturan yang dirumuskan dan diwajibkan
dengan tegas oleh pihak yang berwenang kepada semua anggota masyarakat.
Norma resmi ini bersifat memaksa bagi semua masyarakat. Contohnya seluruh
hukum yang tertulis dan berlaku di Indonesia.
2) Norma Tidak Resmi (nonformal)
Adalah patokan atau aturan yang dirumuskan secara tidak jelas dan
pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi anggota masyarakat. Norma itu tumbuh
dari kebiasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma tidak resmi sifatnya tidak
memaksa bagi masyarakat. Contohnya aturan makan, minum, dan berpakaian.
1) Norma Agama
Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat
ditawar-tawar atau diubah karena berasal dari wahyu Tuhan. Norma agama
merupakan petunjuk hidup manusia dalam menjalani kehidupannya. Norma
agama berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan lainnya (religi).
Pelanggaran terhadap norma ini adalah dikatakan berdosa.
1. Bersumber kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tertulis pada kitab suci masing-
masing agama.
2. Bagi pelanggarnya dapat diberikan sanksi secara langsung di dunia dari Tuhan
maupun secara tidak langsung di akhirat. Sanksinya berupa dosa dan siksa di
akhirat.
3. Aturannya bersifat mutlak kepada seluruh manusia pemeluk agamanya.
4. Bersifat universal.
5. Bersifat abadi, norma agama sudah dibuat sesuai dengan segala macam
zaman.
2) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani.
Norma ini menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa
yang dianggap baik apa yang dianggap jelek. Norma kesusilaan bersandar
pada suatu nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi
pengucilan secara fisik (diusir) ataupun batin (dijauhi).
Ciri-ciri Norma Kesusilaan
Beberapa ciri yang perlu diketahui pada norma kesusilaan sebagai berikut :
1. Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.
2. Norma kesusilaan sifatnya ocia dalam suatu masyarakat tertentu dan tidak
abadi.
3. Seseorang yang melanggar norma kesusilaan akan mendapatkan sanksi yang
bersifat individu, yaitu dikucilkan dari masyarakat, merasa malu dan
penyesalan batin.
Contoh Norma Kesusilaan
Di dalam kehidupan banyak sekali contoh norma kesusilaan, bisa berupa
bentuk-bentuk seperti berikut ini:
3) Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah sekumpulan peraturan ocial yang mengarah
pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku
yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan
mendapatkan celaan, kritik, dan lain-lain, tergantung pada tingkat pelanggaran.
Ciri-ciri Norma Kesopanan
Beberapa ciri yang perlu diketahui pada norma kesopanan sebagai
berikut :
1. Norma kesopanan yang berasal dari sebuah hubungan antara anggota terhadap
kalangan masyarakat.
2. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut, yakni akan dihukum dengan cara
sanksi sepert.i kritik, celaan, dan bahkan dapat dilanggar terhadap kalangan
masyarakat sekitarnya.
3. Standar kesopanan adalah local atau regional, dan tidak berlaku dalam sebuah
tempat lain.
Contoh Norma Kesopanan
Di dalam kehidupan banyak sekali contoh norma kesopanan, bisa berupa
bentuk-bentuk seperti berikut ini:
1. Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
2. Akan lebih sopan makan menggunakan tangan kanan, kecuali orang-orang
yang memiliki kelainan.
3. Menyapa orang lain untuk sebuah bentuk dalam keramahtamahan.
4. Dapat menerapkan sebuah sikap hormat kepada orang yang lebih tua.
5. Berkata baik dan tidak kasar kepada orang lain.
4) Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu misalnya pemerintah atau negara. Oleh karena dibuat negara, norma ini
dengan tegas dapat melarang dan memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai
dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Norma hukum diberlakukan agar
dalam masyarakat tercipta ketertiban, keamanan, ketenteraman, dan keadilan.
Norma hukum ada dua yaitu hukum tertulis (pidana dan perdata) dan hukum tidak
tertulis (hukum adat). Pelanggaran terhadap norma ini sanksinya berat berupa
sanksi denda sampai hukuman fisik (misal dipenjara, denda, hukuman mati).
1. Dibuat oleh pejabat atau lembaga yang berwenang – Suatu negara tentunya
memiliki aturan-aturan dalam bentuk norma hukum. Misalnya di Indonesia,
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) memegang kekuasaaan dalam membentuk
UU (Undang-Undang).
2. Proses pembuatannya mengikuti tata cara tertentu – Pembuatan norma hukum
harus mengikuti tata cara tertentu yang telah disepakati, tata cara pembuatan
UU di Indonesia diatur dalam Pasal 20, 21, dan 22 UUD (Undang-Undang
Dasar) 1945 dan UU No.10 Tahun 2004.
3. Mengikuti hierarki tertentu – Hierarki disini mengartikan bahwa norma
hukum itu berjenjang dan berlapis dimana norma hukum yang lebih rendah
bersumber dari norma hukum yang lebih tinggi.
4. Terdapat aturan yang mengatur pergaulan hidup manusia – Untuk mengatur
warga negaranya, pemerintah membuat aturan tertulis berupa norma hukum.
Aturan ini mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negaranya
maupun antar warga negara. Selain itu juga terdapat hukum tidak tertulis yang
hanya berlaku di daerah tertentu saja.
5. Peraturannya bersifat memaksa – Norma hukum bersifat memaksa artinya
norma ini harus dipatuhi tanpa kecuali oleh seluruh masyarakat yang berada di
wilayah hukum norma tersebut.
6. Disertai sanksi yang tegas dan memaksa – Agar norma hukum dipatuhi maka
diberikan sanksi yang tegas dan memaksa bagi para pelanggarnya seperti
denda, penjara, bahkan hukuman mati.
a. Hukum Publik
Hukum ini mengatur hubungan antara negara dengan warga negara seperti
HTN, HTUN, hukum pidana. Contoh-contoh terkait hukum publik seperti
diuraikan di bawah ini :
1. HTN (Hukum Tata Negara) mengatur mengenai norma terkait praktek
ketatanegaraan misalnya bentuk negara-negara, dan tugas-tugas negara.
Contoh pelanggarannya adalah kasus Hendraman Supandji terkait habisnya
masa bakti jaksa agung seiring habisnya masa bakti presiden. Pada saat itu ia
secara otomatis diangkat menjadi jaksa agung tanpa melalui pelantikan untuk
presiden masa masa bakti berikutnya. Oleh karena itu, pada September 2009
mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengajukan
gugatan kepada MK terkait kasus ini.
2. HTUN (Hukum Tata Usaha Negara) berkaitan dengan keadministrasian suatu
negara. Contoh pelanggarannya adalah sengketa tentang pengosongan rumah
dinas oleh pensiunan dan didirikannya hunian ilegal di tanah milik
pemerintah.
3. Melakukan penghinaan terhadap presiden melalui media sosial merupakan
contoh pelanggaran hukum pidana. Perbuatan ini melanggar KUHP Pasal 310
ayat 1.
b. Hukum Privat
Hukum privat mengatur hubungan antar warga negara seperti hukum
perdata dan hukum dagang, adapun contohnya seperti dijabarkan berikut ini :
Kasus Prita Mulyasari yang dijerat Pasal 27 ayat 3 UU ITE terkait pencemaran
nama baik melalui media elektronik. Ia mengadukan keluhan terhadap pelayanan
sebuah rumah sakit di blog, sehingga manajemen PT. Sarana Mediatama
Internasional sebagai pengelola rumah sakit tersebut menggugatnya secara perdata
maupun pidana.
Hukum dagang merupakan hukum yang mengatur dalam bidang
perniagaan. Contoh pelanggaran dari hukum ini adalah adanya sebuah perusahaan
yang menggunakan logo yang sama desainnya dengan logo perusaahan lain
namun hanya berbeda namanya saja dimana perusahaan lain tersebut telah lebih
dulu ada dan terdaftar. Perusahaan baru ini dapat dijerat dengan Pasal 6 UU No.15
Tahun 2001.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat menetapkan kesimpulan
sebagai berikut :