Anda di halaman 1dari 17

Norma Sosial

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. I Gusti Ngurah Sentana Putra (1908541007)


2. Wahyu Oktavianti (1908541008)
3. Zulvatul Hasanah (1908541009)
4. Nadiya Yuvita Rizki (1908541057)
5. Putu Desi Muliani (1908541058)
6. Veronica Celine Chandra (1908541059)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, Pengertian Norma adalah pedoman perilaku untuk
melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat.
Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atau patokan perilaku yang
dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam kelompok
masyarakat tertentu. Norma sosial merupakan ungkapan dari nilai-nilai untuk
menentukan tingkah laku manusia dalam masyarakat, manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Di samping sebagai pedoman
atau panduan berbuat atau bertingkah laku.

Norma juga dipakai sebagai tolak ukur di dalam mengevaluasi perbuatan


seseorang. Norma selalu berpasangan dengan sanksi, yaitu keadaan yang
dikenakan kepada si pelanggar norma. Norma sosial yang berlaku di masyarakat
ada empat macam, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan
norma hukum.

Penerapan dan pemahaman nilai dan norma menjadi permasalahan dimasa


kini. Penyimpangan – penyimpangan norma sering terjadi di masyarakat. Ini
terlihat dari maraknya kasus asusila, kurang ditanamkannya pemahaman
kesopanan dan ketaataan hukum. Dengan demikian, suatu perilaku moral
dianggap perlu dilakukan secara sadar atas kemauan sendiri dan bersumber dari
pemikiran atau penalaran moral yang bersifat otonom.

Penanaman nilai norma adalah suatu cara menanamkan nilai moral yang
dilaksanakan orang tua secara terus menerus dalam suatu lingkungan keluarga
sejak anak lahir sampai usia pertumbuhan sempurna agar anak mampu
mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral. Penanaman
nilai norma tersebut dilakukan dengan memberikan penekanan pada penanaman
nilai-nilai sosial dalam diri anak. Nilai-nilai norma perlu ditanamkan kepada anak
karena nilai-nilai norma berfungsi sebagai acuan bertingkah laku dalam
berinteraksi dengan sesama sehingga keberadaannya dapat diterima di
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa rumusan masalah yang diangkat oleh penulis untuk menadi
acuan pembahasan selanjutnya sebagai berikut :

1. Bagaimana proses terbentuknya suatu norma ?


2. Bagaimana pengertian norma sosial ?
3. Apa saja ciri dari norma sosial ?
4. Bagaimana pengertian norma menurut definisi para ahli ?
5. Apa saja macam-macam norma sosial ?
6. Apa saja fungsi dari norma sosial ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Terbentuknya Norma

Dalam kehidupannya, manusia sebagai makhluk sosial memiliki


ketergantungan dengan manusia lainnya, mereka hidup dalam kelompok-
kelompok, baik kelompok umum maupun kelompok khusus. Kebutuhan yang
berbeda-beda secara individu atau kelompok menyebabkan benturan kepentingan.
Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat norma sebagai
pedoman berperilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan dalam
bermasyarakat.

Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada


awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja, lama-kelamaan norma-norma
itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib,
aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.

2.2 Pengertian Norma Sosial


Norma Sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilaya tertentu. Norma akan
berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya,
norma social juga sering disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut
perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma didalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu
kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada
dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat
dapat berlangsung tertib sebagaimana mestinya.

2.3 Pengertian Norma Sosial Menurut Definisi Para Ahli 


Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai
definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli
adalah sebagai berikut :
1. John J. Macionis: Menurutnya norma adalah aturan-aturan dan harapan-
harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya
2. Robert Mz. Lawang: Menurut Robert Mz. Lawang adalah gambaran
mengenai apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan
yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya
3. Hans Kelsen: Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang
tidak personal dan anonim
4. Soerjono Soekano: Menurut Soerjono soekanto adalah suatu perangkat agar
hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik.
5. Isworo Hadi Wiyono: Menurut Isworo Hadi Wiyono bahwa norma adalah
peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana
yang boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus dihindari.
6. Antony Gidden: Menurut Antony Gidden bahwa pengertian norma adalah
prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat.

2.4 Ciri-ciri Norma Sosial

Norma Sosial memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

1. umumnya tidak tertulis


2. hasil dari kesepakatan masyarakat
3. warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya
4. apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus menghadapi
sanksi
5. norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial, sehingga
norma sosial bisa mengalami perubahan.

2.5 Macam-macam Norma Sosial

Norma Sosial dalam kehidupan sehari-hari dibagi menjadi beberapa bagian,


yaitu :
a. Berdasarkan Kekuatan Mengikatnya

1) Cara (Usage)

Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola tertentu yang
disebut cara (usage). Cara (usage) adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang
dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.
Sanksi yang diberikan hanya berupa celaan. Norma ini mempunyai kekuatan yang
lemah dibanding norma lain. Misalnya, bersendawa dengan keras di kelas,
berpakaian seragam yang seksi ke sekolah, dan lain-lain.

2) Kebiasaan (Folkways)

Kebiasaan adalah sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang


dengan cara yang sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang tersebut
menyukai perbuatan itu. Sanksi terhadap pelanggaran norma ini berupa teguran,
sindiran, dan dipergunjingkan. Sebagai contoh: berpamitan kepada orang tua
ketika keluar rumah, memberikan salam ketika bertemu dengan orang yang
dikenal, dan lain-lain.

3) Tata Kelakuan (Mores)

Mores adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup


dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan
pengawasan oleh kelompok terhadap anggota-anggotanya. Pelanggaran terhadap
folkways (norma kebiasaan) akan dianggap aneh tetapi pelanggaran terhadap
mores akan dikucilkan atau dikutuk oleh sebagian besar masyarakat. sebagai
contoh: mempekerjakan anak dibawah umur, suka melakukan
perampasan/pemalakan, suka bertindak kekerasan, dan lain-lain.

Fungsi Mores adalah:

a) Memberikan batasan pada perilaku individu dalam masyarakat tertentu.


b) Mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakantindakannya
dengan tata kelakukan yang berlaku di dalam kelompoknya.

c) Membentuk solidaritas antara anggota-anggota masyarakat dan sekaligus


memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerja sama antara anggota yang
bergaul di dalam masyarakat.

4) Adat Istiadat (Customs)

Tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola perilaku
masyarakat dapat mengikat menjadi adat istiadat (customs). Adat istiadat adalah
kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal
dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Pelanggaran
terhadap adat istiadat ini akan menerima sanksi yang keras dari anggota lainnya.
Misalnya tradisi upacara adat tentang siklus hidup yang berhubungan pada
sukusuku tertentu di Indonesia, ketika anak baru lahir, mulai menginjak tanah,
mulai berjalan dna seterusnya sampai ia dewasa dan mati maka akan selalu
diadakan upacara-upacara tertentu yang bersifat khusus. Tetapi kadang-kadang
pelanggaran terhadap norma adat tidak mempunyai akibat apa-apa misalnya
upacara adat perkawinan suku Jawa seperti siraman tidak banyak masyarakat
sekarang yang melakukannya karena biaya yang mahal dan telah bercampurnya
dengan kebudayaan lain.

b. Berdasarkan Resmi Tidaknya Norma

1) Norma Resmi (formal)

Norma resmi adalah patokan atau aturan yang dirumuskan dan diwajibkan
dengan tegas oleh pihak yang berwenang kepada semua anggota masyarakat.
Norma resmi ini bersifat memaksa bagi semua masyarakat. Contohnya seluruh
hukum yang tertulis dan berlaku di Indonesia.
2) Norma Tidak Resmi (nonformal)

Adalah patokan atau aturan yang dirumuskan secara tidak jelas dan
pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi anggota masyarakat. Norma itu tumbuh
dari kebiasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma tidak resmi sifatnya tidak
memaksa bagi masyarakat. Contohnya aturan makan, minum, dan berpakaian.

c. Berdasarkan Kekuatan Sanksinya

1) Norma Agama

Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat
ditawar-tawar atau diubah karena berasal dari wahyu Tuhan. Norma agama
merupakan petunjuk hidup manusia dalam menjalani kehidupannya. Norma
agama berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan lainnya (religi).
Pelanggaran terhadap norma ini adalah dikatakan berdosa.

 Ciri-ciri Norma Agama


Beberapa ciri yang perlu diketahui pada norma agama sebagai berikut :

1. Bersumber kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tertulis pada kitab suci masing-
masing agama.
2. Bagi pelanggarnya dapat diberikan sanksi secara langsung di dunia dari Tuhan
maupun secara tidak langsung di akhirat. Sanksinya berupa dosa dan siksa di
akhirat.
3. Aturannya bersifat mutlak kepada seluruh manusia pemeluk agamanya.
4. Bersifat universal.
5. Bersifat abadi, norma agama sudah dibuat sesuai dengan segala macam
zaman.

 Contoh Norma Agama


Di dalam kehidupan banyak sekali contoh norma agama, bisa berupa
bentuk-bentuk seperti berikut ini:
1. Menjalankan Ibadah dengan sungguh-sungguh
Semua umat beragama wajib untuk menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya masing-masing. Contohnya Umat Hindu bersembahyang di pura,
Umat Kristen beribadah di gereja.
2. Memberikan bantuan kepada orang yang kurang mampu
Setiap agama tentunya mengajarkan bahwa sikap tolong menolong antar
manusia itu hukumnya wajib. Karena orang yang suka memberi bantuan
kepada orang yang membutuhkan akan mendapat pahala yang besar dari
Tuhan Yang Maha Esa.
3. Menghindari barang memabukkan seperti miras, narkoba, dan sesuatu yang
memabukan yang lain.
Tentunya setiap agama, semua hal yang memabukkan atau menghilangkan
kesadaran pasti dilarang. Apabila seseorang kehilangan kesadaran maka akan
mudah terjadi kekacuan. Pastinya hal ini bertentangan dengan tujuan norma
yaitu untuk ketentraman. Karena itulah setiap agama sangat melarangnya.
4. Dilarang merampok, mencuri, atau mengambil hak orang lain, dan membunuh
sesama umat manusia
Setiap agama tentunya mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat
kebaikan dan dilarang untuk merampok, mencuri atau mengambil hak orang
lain dan membunuh sesama umat manusia. Orang yang melakukan perbuatan
yang dilarang oleh setiap agama tersebut akan mendapatkan dosa dan siksaan
baik di dunia maupun di akhirat.
5. Tidak Menghormati Orangtua
Setiap agama memerintahkan umatnya untuk menghormati orang yang
lebih tua, terutama orangtua yang telah melahirkan kita. Meskipun tidak ada
sanksi hukum secara jelas, tidak mematuhi orangtua umumnya akan
menghasilkan penyesalan yang dalam dan tidak habis-habis kepada si pelaku.
6. Memfitnah
Memfitnah artinya menyebarkan keburukan orang lain yang tidak benar
adanya. Biasanya dilakukan karena seseorang merasa iri dan dengki terhadap
keberhasilan seseorang. Dalam semua agama, hal ini juga termasuk kategori
perbuatan yang dilarang, karena memfitnah dapat menghancurkan nama baik
seseorang dan merusak hubungan sosial yang terjadi dalam mayarakat.

2) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani.
Norma ini menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa
yang dianggap baik apa yang dianggap jelek. Norma kesusilaan bersandar
pada suatu nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi
pengucilan secara fisik (diusir) ataupun batin (dijauhi).
 Ciri-ciri Norma Kesusilaan
Beberapa ciri yang perlu diketahui pada norma kesusilaan sebagai berikut :
1. Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.
2. Norma kesusilaan sifatnya ocia dalam suatu masyarakat tertentu dan tidak
abadi.
3. Seseorang yang melanggar norma kesusilaan akan mendapatkan sanksi yang
bersifat individu, yaitu dikucilkan dari masyarakat, merasa malu dan
penyesalan batin.
 Contoh Norma Kesusilaan
Di dalam kehidupan banyak sekali contoh norma kesusilaan, bisa berupa
bentuk-bentuk seperti berikut ini:

1. Jujur dalam bertingkah laku dan bersikap


Bukan hanya dalam berbicara saja kita harus jujur, tetapi juga dalam
bertingkah laku dan bersikap. Contohnya saat kita menemukan suatu barang milik
orang lain yang tertinggal di suatu tempat. Orang yang memiliki sikap jujur dalam
bersikap dan bertingkah laku pasti akan berusaha mengembalikan barang itu
kepada pemiliknya.
2. Mengucapkan tolong, terimakasih dan maaf
Pada umumnya ketika kita meminta bantuan pada orang lain, kita akan
mengucapkan kata tolong. Begitupun saat kita menerima sesuatu pemberian orang
lain, kita akan mengucapkan kata terimakasih. Dan saat melakukan kesalahan,
tentu kita akan meminta maaf. Dengan mengucapkan ketiga kata tersebut, kita
akan dipandang orang lain dengan baik.
3. Menghargai dan menghormati orang lain
Norma kesusilaan mengajarkan cara menusia dalam bergaul pada ocial
manusia lainnya. Secara umum, orang yang lebih tua akan lebih dihormati dan
dihargai oleh orang yang lebih muda. Selain itu, saat kita berbicara atau
menyampaikan pendapat kepada orang lain juga harus disesuaikan apakah dengan
orang yang lebih tua atau orang yang sebaya. Semua itu diatur dalam norma
kesusilaan.
4. Berpakaian dengan baik sesuai tempat dan situasi
Cara berpakaian merupakan salah satu bentuk norma kesusilaan dan dapat
juga menunjukkan kepribadian orang tersebut. Saat kita menghadiri acara resmi,
tentunya kita harus memakai pakaian resmi yang sopan. Dan saat kegiatan santai,
kita bisa memakai pakaian yang kasual. Dengan berpakaian yang baik sesuai
tempat dan situasi, orang lain juga akan melihat bahwa kita memiliki norma
kesusilaan yang baik.

3) Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah sekumpulan peraturan ocial yang mengarah
pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku
yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan
mendapatkan celaan, kritik, dan lain-lain, tergantung pada tingkat pelanggaran.
 Ciri-ciri Norma Kesopanan
Beberapa ciri yang perlu diketahui pada norma kesopanan sebagai
berikut :
1. Norma kesopanan yang berasal dari sebuah hubungan antara anggota terhadap
kalangan masyarakat.
2. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut, yakni akan dihukum dengan cara
sanksi sepert.i kritik, celaan, dan bahkan dapat dilanggar terhadap kalangan
masyarakat sekitarnya.
3. Standar kesopanan adalah local atau regional, dan tidak berlaku dalam sebuah
tempat lain.
 Contoh Norma Kesopanan
Di dalam kehidupan banyak sekali contoh norma kesopanan, bisa berupa
bentuk-bentuk seperti berikut ini:
1. Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
2. Akan lebih sopan makan menggunakan tangan kanan, kecuali orang-orang
yang memiliki kelainan.
3. Menyapa orang lain untuk sebuah bentuk dalam keramahtamahan.
4. Dapat menerapkan sebuah sikap hormat kepada orang yang lebih tua.
5. Berkata baik dan tidak kasar kepada orang lain.

4) Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu misalnya pemerintah atau negara. Oleh karena dibuat negara, norma ini
dengan tegas dapat melarang dan memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai
dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Norma hukum diberlakukan agar
dalam masyarakat tercipta ketertiban, keamanan, ketenteraman, dan keadilan.
Norma hukum ada dua yaitu hukum tertulis (pidana dan perdata) dan hukum tidak
tertulis (hukum adat). Pelanggaran terhadap norma ini sanksinya berat berupa
sanksi denda sampai hukuman fisik (misal dipenjara, denda, hukuman mati).

 Ciri-ciri Norma Hukum


Beberapa ciri yang ada di dalam norma hokum sebagai berikut :

1. Dibuat oleh pejabat atau lembaga yang berwenang – Suatu negara tentunya
memiliki aturan-aturan dalam bentuk norma hukum. Misalnya di Indonesia,
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) memegang kekuasaaan dalam membentuk
UU (Undang-Undang).
2. Proses pembuatannya mengikuti tata cara tertentu – Pembuatan norma hukum
harus mengikuti tata cara tertentu yang telah disepakati, tata cara pembuatan
UU di Indonesia diatur dalam Pasal 20, 21, dan 22 UUD (Undang-Undang
Dasar) 1945 dan UU No.10 Tahun 2004.
3. Mengikuti hierarki tertentu – Hierarki disini mengartikan bahwa norma
hukum itu berjenjang dan berlapis dimana norma hukum yang lebih rendah
bersumber dari norma hukum yang lebih tinggi.
4. Terdapat aturan yang mengatur pergaulan hidup manusia – Untuk mengatur
warga negaranya, pemerintah membuat aturan tertulis berupa norma hukum.
Aturan ini mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negaranya
maupun antar warga negara. Selain itu juga terdapat hukum tidak tertulis yang
hanya berlaku di daerah tertentu saja.
5. Peraturannya bersifat memaksa – Norma hukum bersifat memaksa artinya
norma ini harus dipatuhi tanpa kecuali oleh seluruh masyarakat yang berada di
wilayah hukum norma tersebut.
6. Disertai sanksi yang tegas dan memaksa – Agar norma hukum dipatuhi maka
diberikan sanksi yang tegas dan memaksa bagi para pelanggarnya seperti
denda, penjara, bahkan hukuman mati.

 Contoh Norma Hukum


Di dalam kehidupan banyak sekali contoh norma hukum, bisa berupa
bentuk-bentuk seperti berikut ini:

Contoh norma-norma hukum dilihat dari jenis atau pengelompokannya.


Hubungan yang Diatur, ada 2 bentuk hukum yang diatur dan mempunyai
keterangannya masing-masing sebagai berikut:

a. Hukum Publik
Hukum ini mengatur hubungan antara negara dengan warga negara seperti
HTN, HTUN, hukum pidana. Contoh-contoh terkait hukum publik seperti
diuraikan di bawah ini :
1. HTN (Hukum Tata Negara) mengatur mengenai norma terkait praktek
ketatanegaraan misalnya bentuk negara-negara, dan tugas-tugas negara.
Contoh pelanggarannya adalah kasus Hendraman Supandji terkait habisnya
masa bakti jaksa agung seiring habisnya masa bakti presiden. Pada saat itu ia
secara otomatis diangkat menjadi jaksa agung tanpa melalui pelantikan untuk
presiden masa masa bakti berikutnya. Oleh karena itu, pada September 2009
mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengajukan
gugatan kepada MK terkait kasus ini.
2. HTUN (Hukum Tata Usaha Negara) berkaitan dengan keadministrasian suatu
negara. Contoh pelanggarannya adalah sengketa tentang pengosongan rumah
dinas oleh pensiunan dan didirikannya hunian ilegal di tanah milik
pemerintah.
3. Melakukan penghinaan terhadap presiden melalui media sosial merupakan
contoh pelanggaran hukum pidana. Perbuatan ini melanggar KUHP Pasal 310
ayat 1.
b. Hukum Privat
Hukum privat mengatur hubungan antar warga negara seperti hukum
perdata dan hukum dagang, adapun contohnya seperti dijabarkan berikut ini :
Kasus Prita Mulyasari yang dijerat Pasal 27 ayat 3 UU ITE terkait pencemaran
nama baik melalui media elektronik. Ia mengadukan keluhan terhadap pelayanan
sebuah rumah sakit di blog, sehingga manajemen PT. Sarana Mediatama
Internasional sebagai pengelola rumah sakit tersebut menggugatnya secara perdata
maupun pidana.
Hukum dagang merupakan hukum yang mengatur dalam bidang
perniagaan. Contoh pelanggaran dari hukum ini adalah adanya sebuah perusahaan
yang menggunakan logo yang sama desainnya dengan logo perusaahan lain
namun hanya berbeda namanya saja dimana perusahaan lain tersebut telah lebih
dulu ada dan terdaftar. Perusahaan baru ini dapat dijerat dengan Pasal 6 UU No.15
Tahun 2001.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat menetapkan kesimpulan
sebagai berikut :

1. Proses Terbentuknya Norma


Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk social. Pada
awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja, lama-kelamaan norma-
norma itu disusun atau dibentuk secara sadar.
2. Pengertian Norma Sosial
Norma Sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilaya tertentu.
3. Pengertian Norma Sosial menurut Para Ahli
1. John J. Macionis
2. Robert Mz. Lawang
3. Hans Kelsen
4. Soerjono Soekano
5. Isworo Hadi Wiyono
6. Antony Gidden
4. Macam-macam Norma Sosial
a. Berdasarkan Kekuatan Mengikatnya
1. Cara (usage)
2. Kebiasaan (folkways)
3. Tata Kelakuan (mores)
4. Adat Istiadat
b. Berdasarkan Resmi Tidaknya
1. Resmi (formal)
2. Tidak Resmi (Nonformal)
c. Berdasarkan Kekuatan Sanksinya
1. Norma Agama
2. Norma Kesusilaan
3. Norma Kesopanan
4. Norma Hukum
DAFTAR PUSTAKA

Parmono. 1995. Nilai dan Norma Masyarakat. Jurnal Filsafat. No.23.


Angga, Suyahmo, dan Setiajid. 2012. Penanaman Nilai-Moral pada Anak dalam
Keluarga Nelayan Dukuh Tanjungsari. Unnes Civic Education Journal. Vol.
1(1).
https://materibelajar.co.id/norma-agama
https://www.dosenpendidikan.co.id/norma-agama
https://guruakuntansi.co.id/norma-kesopanan
https://guruppkn.com/norma-norma-hukum
Ilami. 2015. Makalah norma-norma Sosial. Tersedia pada :
https//bujangrantaublog.wordpress.com/makalah-norma-norma-sosial . [diakses
24 Februari 2020]
Apridiyanti, R. 2019. Norma Kesusilaan : Pengertian, Tujuan, Ciri, Manfaat dan
Contohnya. Tersedia pada : https://dosenpintar.com/norma-kesusilaan/ . [diakses
23 Februari 2020]

Anda mungkin juga menyukai