Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CA MAMMAE

Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keperawatan Maternitas 2

Dosen Pengampu : Ns.Ranny Muliany Sudirman, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :

Tyara cahyani

CKR018091

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4 . Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi CA Mammae
2. Anatomi Payudara
3. Etiologi dan Patofisiologi CA Mammae
4. Manifestasi Klinis
5. Klasifikasi Stadium CA Mammae
6. Kelainan pada Payudara
7. Pencegahan dan Penanganan CA Mammae
BAB II I JURNAL
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam
jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional yang penting, termasuk
dalam keganasan paling sering pada wanita di Negara maju dan nomor 2 setelah ca cervix di Negara
berkembang dan merupakan 29% dari seluruh carcinoma yang di diagnosis tiap tahun. Menurut World Health
Organization (WHO), 8-9% wanita akan mengalami ca mammae dalam hidupnya. Di Amerika Serikat,
keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan di Amerika Serikat 175.000 wanita
didiagnosis menderita ca mammae (Masdalina Pane, 2002).
Ca mammae merupakan salah satu masalah kesehatan wanita di Indonesia. Di Indonesia jumlah penderita ca
mammae menduduki tingkat kedua setelah ca cervix, didapatkan estimasi insidensi ca mammae di Indonesia
sebesar 26 per 100.000 wanita dan ca cervix sebesar 16 per 100.000 wanita. Berdasarkan data yang dimiliki
Yayasan Kanker Payudara Jawa Barat, pasien pengidap ca mammae di Jabar mencapai 56 per 100.000 dalam
satu tahun atau sama dengan 0,5%. Menurut YKP Jakarta, 10 dari 10.000 penduduk Indonesia terkena ca
mammae, 70% penderita datang ke dokter atau rumah sakit pada keadaan stadium lanjut. Tingkat kesadaran
masyarakat yang rendah menyebabkan tingginya tingkat stadium penderita ca mammae di Indonesia (YKPJ,
2005).
Kehilangan mammae dapat menjadi pukulan yang hebat terhadap rasa percaya diri wanita karena wanita
yang telah mengalami mastectomy merasa kurang menarik, kurang seksual dan kurang puas dengan
penampilan fisik mereka. Menangani ca mammae bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa atau sebuah
mammae, melainkan usaha pencapaian kualitas hidup terbaik (Lincoln and Wilensky, 2007). Diperlukan
pemahaman yang benar dan diagnosis yang tepat agar pemilihan terapi cukup adekuat memperbaiki kualitas
hidup penderita(Agustina Konginan, 2008).
Penderita ca mammae, terutama stadium lanjut, umumnya diliputi kemarahan dan depresi karena
memikirkan penyakit yang dideritanya. Ketika seseorang dinyatakan menderita carcinoma, maka akan terjadi
beberapa tahapan reaksi emosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah depresi. Ketakutan akan
kematian, perubahan citra diri, perubahan peran sosial dan gaya hidup, serta masalah-masalah terkait
finansial, merupakan hal-hal yang mempengaruhi kehidupan penderita carcinoma. Dampak secara psikologik
maupun kehidupan sosial, dapat menyebabkan depresi post mastectomy (operasi pengangkatan payudara),
meningkatnya kecemasan, rasa malu dan ide-ide bunuh diri (National Cancer Institute, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi CA Mammae
2. Bagaimana Anatomi Payudara
3. Bagaimana Etiologi dan Patofisiologi CA Mammae
4. Bagaimana Manifestasi Klinis CA Mamae
5. Bagaimana Klasifikasi Stadium CA Mammae
6. Apa saja Kelainan pada Payudara
7. Bagaimana cara Pencegahan dan Penangan CA Mammae
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu definisi CA Mammae
2. Mengetahui bagaimana anatomi payudara
3. Mengetahui apa saja etiologi dan patofisiologi CA Mammae
4. Mengetahui bagaimana manifestasi klinis CA Mamae
5. Mengetahui cara penentuan atau klasifikasi stadium CA Mammae
6. Mengetahui apa saja kelainan pada payudara
7. Mengetahui bagaimana cara pencegahan dan penanganan CA Mammae
D. Manfaat
Menambah wawasan tentang seputar Kanker Payudara atau CA Mammae ini. Dan bisa mengetahui cara
mencegah kanker payudara pada wanita terutama masa remaja ini.
BAB ll
PEMBAHASANPEMBAHASAN
A. Definisi
Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor. Benjolan tersebut ada yang jinak dan ada yang
ganas, tumor yang ganas itulah yang disebut kanker. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari
kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya (Anonim, 2009).
Kanker payudara (Carcinoma mammae) dalam bahasa inggrisnya disebut breast cancer merupakan kanker
pada jaringan payudara. Kanker ini paling umum menyerang wanita, walaupun laki-laki juga punya potensi
terkena akan tetapikemungkinan sangat kecil dengan perbandingan 1 diantara1000.
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara. Kanker bisa terbentuk di
kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus), atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke
puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.
Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, atau kanker
payudara sering didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Penyakit ini diklasifikasikan Health Organization(WHO) dimasukkan ke dalam urutan 17.
B. Anatomi Payudar
Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1. Korpus (badan)
2. Areola
3. Papilla atau puting
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,di atas otot dada. Fungsi dari
payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara
terdapat tiga bagian utama yaitu:
1. Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, selotot polos, dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil(duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2. Areola
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Didalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3. Papilla / Puting
Papila atau puting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk yang
normal, pendek/datar, panjang dan terbenam(inverted).
C. Etiologi dan Patofisiologi CA Mammae
Faktor resiko terjadi kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung)dari wanita dengan kanker
payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopous pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelumusia 30 tahun beresiko hamper 2
kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alkohol
Patofisiologi
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukan disregurasi hormon HGF dan oksigen Met, serta
ekspresi berlebihan enzim PTK-6.
1. Transformasi, Sel-sel kanker dibentuk sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi,
yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
2. Fase inisiasi, Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen.
3. Fase promosi, pada tahap promosi suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa
faktor untuk terjadinya keganasan.
4. Fase metastasis, metastasis menuju ketulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara.
Beberapa diantaranya disertai dengan komplikasi lain (Anonim, 2012).
D. Manifestasi klinis
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika
ditekan benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar
dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut
merupakan gejala kanker payudara yaitu:
1. Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.
2. Kulit payudara berubah ,warna dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk.
3. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau
hilang.
4. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
5.Kulit payudara terasa seperti terbakar.
6. Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.
7. Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan
seluruh payurara.
8. Payudara sering berbau dan mudah berdarah (Anonim, 2009).
E. Klasifikasi Stadium Kanker Payudara
Stadium adalah proses mencari tahu seberapa luasnya kanker tersebut pada saat ditemukan. Stadium
kanker merupakan faktor terpenting dalam menentukan pilihan pengobatan kanker payudara.
Stadium Keterangan
0 Stadium ini disebut kanker payudara non-invasif. Ada 2 tipe yaitu : DCIS ( Ductal
Carcinoma In Situ ) dan LCIS ( Lobular Carcinoma In Situ )
I Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak menyerang kelenjar
getah bening
II Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah bening
III Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan benjolan sudah menonjol ke
permukaan kulit, pecah, berdarah atau bernanah
IV Sel kanker sudah bermetastesis atau menyebar ke organ lain, seperti paru-paru hati,
tulang, atau otak.

Rekomendasi The American Society Of Clinical Oncologists (ASCO ) mengenai penggunaan


terapi hormon bagi pasien kanker payudara yang memiliki reseptor hormon positif serta
berdasar stadium kanker dan status menopause sebagai berikut :
1. Kanker payudara stadium awal dan pasca menopause
Terapi hormon yang direkomendasikan pertama kali adalah diberikan aromatse inhibitor
(arimidex). Wanita yang sudah menggunakan tamoxifen selama 2-3 tahun dapat
mempertimbangkan untuk beralih menggunakan aromaterase inhibitor seperti femara
2. Kanker payudara stadium lanjut
Pasien kanker pada kondisi ini direkomendasikan untuk menerima tamoxifen
3. Kanker payudara stadium lanjut
Pengobatan menggunakan aromatase inhibitor seperti femara dapat digunakan setelah 2-
5 tahun penggunaan tamoxifen atau ketika sel-sel kanker sudah tidak merespon pengbatan
menggunakan tamoxifen. Apabila sel-sel kanker juga sudah tidak respon terhadap aromatase
inhibitor maupun tamoxifen, maka dipertimbangkan penggunaan faslodex.
F. Kelainan pada Payudara
Dibawah ini beberapa kelainan yang mempunyai resiko kanker payudara yang akan
berkembang adalah :
 Lesi non-poliferatif , kelainan ini mempunyai peluang kecil untuk berkembang menjadi
kanker payudara, antara lain penyakit fibrokistik, adenosis, fibroadenoma simpleks,
papilloma, radang pada payudara (mastitis) , tumor jinak seperti lipoma (tumor jinak
pada jaringan lemak) , hemangima (tumor jinak pada bagian pembuluh darah), dan
neurofibroma (tumor jinak pada jaringan ikat dan saraf payudara )
 Lesi proliferative tanpa kelainan atipik, kelainan ini menunjukan pertumbuhan yang
cepat dari saluran kelenjar jaringan payudara, antara lain yaitu hyperplasia duktus,
hibroadenoma kompleks, adenosis sklerosing dan papillomatosis
 Lesi proliferative dengan kelainan atipik, kelainana ini mempunyai efek yang lebih kuat
dalam meningkatkan resiko kanker payudara, yaitu sebesar 4-5 kali lipat berbeda
dengan hasil proliferative tanpa kelainan atipik yang hanya meningkatkan resiko kanker
payudara 2 kali lipat. Kelainan ini terdiri atas hyperplasia duktus atipik dan hyperplasia
lobules atipik.
G. Pencegahan dan Penanganan CA Mammae
Pencegahan:
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, begitu pula
pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
 Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan agar orang hidup sehay melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga memperkecil faktor
risiko terkena kanker payudara.
 Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini, salah satunya dengan menggunakan mammografi.
 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita (Anonim, 2012).
Penanganan:
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium klinik
penyakitnya, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangengkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi, yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk
pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme
kemotaksis. Tidak hanya sel kanker di payudara, tapi juga seluruh tubuh.
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang
yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan
metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam
bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Anonim, 2012).
BAB III
Jurna l
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Pada bagian payudara
adanya Korpus, areola, dan papilla.Tanda dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan, adanya
perubahan warna kulit, papilla masuk kedalam, dan payudara berbau. Adapun penyebabnya yaitu
mempunyai riwayat pribadi tentang kanker payudara, menarke dini, obesitas, pernah atau sedang
konsumsi kontrasepsi oral, dan mengkonsumsi alkohol.
Stadium kanker merupakan faktor terpenting dalam menentukan pilihan pengobatan kanker payudara.
Berikut beberapa kelainan dari kanker payudara ini yaitu: lesi non-poliferatif, lesi prolifelative tanpa
kelainan atipik, dan lesi prolifelative dengan kelainan atipik. Cara pencengahannya dengan pemeriksaan
SADARI dan penanganannya mastektomi, radiasi, kemoteraphi, dan lintasan metabolisme.
Saran
Berdasarkan pembahasan makalah ini saran menurut saya, untuk semua wanita baik dari kalangan
remaja sampai tuapun sering-sering periksa mandiri atau dengan pemeriksaan SADARI dirumah minimal
satu bulan sekali untuk mencegah dan mengetahui apakah adanya benjolan pada payudara. Dengan
mencegah seperti SADARI itu maka dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Daftar Pustaka

Cahyani, Tyara. 2020. CA Mammae. https://www.alodokter.com/kanker-payudara . Diakses pada tanggal 27


Maret 2020 jam 19.15 WIB
Cahyani, Tyara. 2020. CA Mammae. https://id.scribd.com/doc/313525434/MAKALAH-KANKER-PAYUDARA .
Diakses pada tanggal 26 Maret 2020 jam 20.00 WIB
Cahyani, Tyara. 2020. Jurnal CA Mammae. https://scholar.google.co.id/scholar?
start=40&q=jurnal+ca+mammae&hl=id&as_sdt=0,5&as_vis=1#d=gs_qabs&u=%23p%3D6elEBEIpSocJ .
Diakses pada tanggal 28 Maret 2020 jam 08.45 WIB
Cahyani, Tyara. 2020. CA Mammae. https://id.scribd.com/doc/105493826/CA-Mamae . Diakses pada
tanggal 26 Maret 2020 jam 20.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai