Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Tidar Limanianto
NIM : H1C017023

Penampang Palinspatic

Palinspatic map adalah map yang menunjukkan keadaan geology pada suatu saat di
masa lalu, surface dan subsurface. Misalnya pada suatu saat (misal awal Pliostocene)
bagaimana keadaan struktural dan stratigraphy dari permukaan bumi, juga bagimana keadaan
struktural daan stratigraphy dari SB (sequence boundary) atau sandstone dst yang
terendapkan pada jaman oligocene (yang lebih tua jadi ada di subsurface).

Secara geometry, horizon-horizon dibalikan ke keadaannya seperti sebelum terjadi


fault. Demikian juga folding di luruskan lagi. Secara 2D sering dilakukan “flattening“, tetapi
metode ini kelemahannya pada kondisi dimana terjadi strike slip fault atau reverse fault atau
gabungan keduanya sering tidak bisa di restore kembali. Atau ada erosi pada “horizons” atau
permukaan yang mau dipakai sebagai reference untuk flattening.

Secara 3D dilakukan dengan mengurangkan grid yang akan dipakai sebagai reference
dengan grid yang mau dilihat keadaaannya pada saat waktu itu (contoh diatas: “grid
oligocene” – “grid pliostocene”) kelemahannya sama dengan cara 2D diatas. Dua hal lagi
yang harus diperhatikan dalam 2D dan 3D “mathematical method” seperti yang dipaparkan
diatas. yaitu :

 Sering horizons yang kita mau jadikan reference itu tidak flat waktu di endapkan, dan
sangat susah mendapatkan berapa derajat kemiringan nya waktu di endapkan. Walaupun
hal ini bisa dibantu dengan cara mem-balance-kan secara kinematik (lihat apakah
gambar geometry-nya stabil) komponen-komponen (endapan) sekitar
permukaan/horizon ini.  

 Di area dimana ada fault displacement yang besar, untuk normal fault, daerah tdk ada
data (karena top horizon-nya tidak ada atau “faulted out“), jadi waktu dikurangkan
maka daerah yang tidak ada datanya akan bertambah besar. Untuk reverse fault harus
selalu memakai permukaan yang sama, apakah dua-duanya pakai footwall-nya atau dua-
duanyanya pakai hanging wall-nya.

Untuk strike slip, pengurangan ini tdk cocok karena permukaan yang satu sudah
tergeser secara lateral terhadap kedudukan permukaan yang lainnya. Cara yang paling baik
adalah seperti cara yang dipakai oleh software “3D move” (ini yang paling mendekati, tetapi
belum tepat). Fault block-nya di pindahkan balik secara keseluruhan dan folding-nya
diluruskan. Hal yang paling senisitif dari hal ini adalah depth conversionnya. Kalau
dikerjakan dalam time domain maka mungkin memindahkannya lebih gampang tetapi kalau
mau dipindahkan ke depth domain akan susah.

Anda mungkin juga menyukai