Anda di halaman 1dari 2

ALDY DHARMA SAPUTRA

031016379

PAJA3337- Auditing 1A

A.  Definisikan istilah-istilah ini: keandalan bukti, bukti persuasif, dan relevansi
bukti.

1. Keandalan bukti

Suatu bukti dianggap dapat diandalkan jika bukti tersebut sangat membantu dalam
meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Keandalan
suatu bukti tergantung pada beberapa hal, diantaranya: objektivitas, ketepatan waktu,
indepedensi penyedia bukti, perolehan secara langsung oleh auditor, dsb.

2. Bukti persuasif

Standar audit mengharuskan auditor untuk mengumpulkan cukup bukti yang tepat
untuk mendukung pendapat yang dikeluarkan. Karena sifat bukti audit dan
pertimbangan biaya dalam melakukan audit, tidak mungkin auditor benar-benar yakin
bahwa pendapat tersebut benar. Namun, auditor harus diyakinkan bahwa pendapat
tersebut benar dengan tingkat kepastian yang tinggi. Dengan menggabungkan semua
bukti dari keseluruhan audit, auditor dapat memutuskan kapan akan mengeluarkan
laporan audit.

3. Relevansi bukti

Bukti audit dikatakan tepat jika berkaitan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh
auditor. Sebagai contoh, prosedur audit yang relevan untuk mengidentifikasi pengiriman
atau penjualan barang yang belum ditagih adalah dengan menelusuri laporan
pengiriman barang ke faktur penjualan, bukan sebaliknya. Menelusuri faktur penjualan
kelaporan pengiram barang merupakan prosedur audit yang relevan untuk menguji
tujuan audit khusus: apakah transaksi penjualan yang dicatat benar-benar untuk
pengiriman barang yang dilakukan kepada pelanggan non fiktif relevansi hanya dapat
dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, karna bukti audit mungkin relevan untuk
tujuan audit yang satu tetapi tidak relevan untuk tujuan audit yang lain.

 
B. Orang-orang berikut sebagai sumber informasi dari yang paling dapat
diandalkan hingga yang paling tidak dapat diandalkan, yaitu:

1. pelanggan perusahaan.
2. pemasok perusahaan,
3. bankir,
4. auditor eksternal,
5. auditor internal,
6. manajemen puncak,
7. dewan direksi,
8. pengacara auditor,
9. pengacara perusahaan,
10. karyawan perusahaan dengan pengalaman lima tahun,
11. karyawan perusahaan baru,

Berdasarkan urutan tersebut, alasan saya yaitu karena nomor urut satu sampai dengan
lima memiliki kebutuhan bukti utama untuk auditor butuhkan karena terkait jalan nya
perusahaan tersebut, pelanggan dan pemasok, lalu bankir sebagai transaksi
keuangan.nya.

Sedangkan nomor enam dan tujuh yaitu pihak yang berwenang memiliki keputusan
dalam suatu perusahaan tersebut.

Lalu nomor delapan dan sembilan merupakan pengacara yaitu bisa disebut juga
sebagai pemberi masukan dalam sudut pandang hukum.

Dan yang terakhir merupakan karyawan yang menjalakan perusahaan tersebut, dan
mereka yang diaudit, sehingga urutan terakhir karena menghindari sudut pandang
pribadinya apa yang dikerjakan sudah sesuai atau belum.

Anda mungkin juga menyukai