Jawab :
Penalaran merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip berpikir logis yang menjadi
basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah
yang sangat menuntut kesungguhan dalam menemukan kebenaran ilmiah.
Adapun unsur-unsur penalaran :
Asersi (assertion)
Keyakinan (Belief)
Argumen (Argument)
5. Apakah suatu pernyataan atau asersi selalu benar apabila didukung oleh argumen
yang kuat ? Berilah suatu contoh
Jawab :
Ya, Suatu asersi selalu dianggap benar atau diterima tanpa harus diuji dahulu
kebenarannya bila didukung argumen kuat dan disertai fakta pendukung. Argumen dapat
disamakan dengan penalaran logis untuk menjelaskan atau mengajukan bukti rasional
tentang suatu asersi.
Berikut contoh :
Contoh diatas menjelaskan bahwa pemimpin teroris membuat pernyataan. Pernyataan
ini digunakan untuk membentuk keyakinan. Pernyataan dari pemipin teroris beserta
alasannya perlu kita kaji dengan menggunakan penalaran. Penalaran akan menentukan
apakah pernyataan dari pimpinan teroris ini layak untuk kita yakini atau tidak.
14. Jelaskan apakah makna asersi-asersi berikut sama atau berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Bla perlu gambarkan secara diagramatik asersi tersebut.
Jawab :
Asersi 1) jelas berbeda bentuk dengan asersi 3). Demikian juga asersi 1) jelas berbeda
dengan asersi 2). Kesalahan menginterprestasikan asersi 1) sama dengan asersi 2)
disebut dengan kesalahan konversi premis (premis conversion errror).
Asersi 3) mempunyai makna yang sama dengan asersi 4) karena kalau asersi yang
satu benar, maka tidak mungkin asersi yangg lain salah. Dalam hal ini asersi yang satu
merupakan implikasi asersi yang lain. Bila asersi 3) benar , maka dengan sendirinya
asersi 4) juga benar.
1
Dalam percakapan sehari-hari, asersi 5) sering disamakan dengan asersi 6) dan dapat
saling tukar penggunaan. Artinya dianggap bila asersi 5) benar, maka denagn
sendirinya asersi 6) juga benar. Interpretasi yang lebih teliti secara logis dapat
menunjukkaan perbedaan makna kedua asersi tersebut. Asersi 5) menegaskan bahwa
terdapat beberapa mahasiswa yangg juga merupakan anggota Koperasi Serba Usaha
tetapi tidak mementingkan apakah terdapat beberapa mahasiswa yang bukan anggota
Koperasi Serba Usaha. Dapat saja beberapa mahasiswa yangg bukan anggota
Koperasi Serba Usaha tidak ada. Di pihak lain asersi 6), mengandung penegasan
bahwa terdapat beberapa mahasiswa yang bukan anggota Koperasi Serba Usaha tetapi
tidak mementinggan informasi bahwa beberapa anggota Koperasi Serba Usaha
bukanlah mahasiswa. Asersi ini biasanya merupakan penyangkalan terhadap asersi
“semua mahasiswa adalah anggota Koperasi Serba Usaha”. Kedua asersi dapat
berbeda karena kalau asersi 5) benar maka tidak dengan sendirinya asersi 6) juga
benar.
Jadi, makna beberapa dan tidak semua dapat berarti dua hal yang sama atau berbeda
tergantung pada konteks yang dibahas atau informasi yaangg tersedia.
Asersi (1) dan (2) Asersi (3) dan (4) Asersi (5) dan (6)
A B A B A B
A
B
18. Sebut dan jelaskan sifat-sifat keyakinan. Mengapa mengubah suatu kayakinan
melalui argumentasi merupakan suatu proses yang tidak mudah dan kompleks ?
Jawab :
Sifat-sifat Keyakinan :
1. Keadabenaran
Sebagai produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, suatu asersi harus
ada benarnya (plausible). Keadabenaran atau plausibilitas (plausibility) suatu asersi
bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang
mendasari (the underlying knowledge) dan pada sumber asersi (the source).
Pengetahuan yang mendasari (termasuk pengalaman) biasanya menjamin kebenaran
asersi. Oleh karena itu, konsistensi suatu asersi dengan pengetahuan yang mendasari
akan menentukan plausibilitas asersi. Dalam hal sumber, autoritas sumber
menentukan plausibilitas asersi. Artinya, kalau sumber asersi diyakini dapat dipercaya
dan ahli di bidangnya (knowledgeable) tentang topik asersi, orang akan lebih bersedia
meyakini asersi daripada kalau sumbernya tidak dapat dipercaya dan tidak ahli. Oleh
2
karena itu, kadang-kadang orang menyerahkan penilaian plausibilitas asersi kepada
ahli dengan pemeo “serahkan saja pada ahlinya.” Dengan pikiran ini, keyakinan
diperoleh karena keautoritatifan sumber. Mengacu argumen pada autoritas sumber
untuk mendukung kebenaran asersi disebut dengan imbauan autoritas (appeal to
authority).
2. Bukan pendapat
Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat ditunjukkan atau dibuktikan secara
objektif apakah salah atau benar dan sesuatu yang diharapkan
menghasilkankesepakatan (agreement) oleh setiap-tiap orang yang mengevaluasinya
atas dasar fakta objektif. Pendapat atau opini adalah asersi yang tidak dapat
ditentukan benar atau salah karena berkaitan dengan kesukaan (preferensi) atau selera.
Berbeda dengan keyakinan, plausibilitas pendapat tidak dapat ditentukan. Artinya, apa
yang benar bagi seseorang dapat salah bagi yang lain. Walaupun dalam kenyataannya
kedua konsep tersebut tidak dibedakan secara tegas, penalaran logis yang dibahas di
sini lebih ditujukan pada keyakinan daripada pendapat.
3. Bertingkat
Keyakinan yang didapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tetapi bergradasi mulai
dari sangat maragukan sampai sangat meyakinkan (convincing). Tingkat keyakinan
ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi. Orang yang
objektif dan berpikir logis tentunya akan bersedia untuk mengubah tingkat
keyakinannya manakala bukti baru mengenai plausibilitas suatu asersi diperoleh.
4. Berbias
Selain kekuatan bukti objektif yang ada, keyakinan dipengaruhi oleh preferensi,
keinginan, dan kepentingan pribadi yang karena sesuatu hal perlu dipertahankan.
Idealnya, dalam menilai plausibilitas suatu asersi orang harus bersikap objektif
dengan pikiran terbuka(open mind). Pada umumnya, bila orang mempunyai
kepentingan, sangat sulit baginya untuk bersikap objektif. Dengan bukti objektif yang
sama, suatu asersi akan dianggap sangat meyakinkan oleh orang yang mempunyai
kepentingan pribadi yang besar dan hanya dianggap agak atau kurangmeyakinkan
oleh orang yang netral. Demikian pula sebaliknya.
5. Bermuatan nilai
Orang melekatkan nilai (value) terhadap suatu keyakinan. Nilai keyakinan adalah
tingkat penting-tidaknya suatu keyakinan perlu dipegang atau
dipertahankanseseorang. Nilai keyakinan bagi seseorang akan tinggi apabila
perubahan keyakinanmempunyai implikasi serius terhadap filosofi, sistem nilai,
martabat, pendapatanpotensial, dan perilaku orang tersebut.
6. Berkekuatan
Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorang pada
kebenaran suatu asersi. Orang yang nyatanya tidak mengerjakan apa yang terkandung
dalam asersi menandakan bahwa keyakinannya terhadap kebenaran asersi lemah.
Dapat dikatakan bahwa semua properitas keyakinan merupakan faktor yang
menentukan tingkat kekuatan keyakinan seseorang.
3
7. Veridikal
Veridikalitas (veridicality) adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas.
Realitas yang dimaksud di sini adalah apa yang sungguh-sungguh benar tentang asersi
yang diyakini. Veridikalitas adalah mudah tidaknya fakta ditemukan dan ditunjukkan
untuk mendukung keyakinan. Misalnya keyakinan bahwa besi yang dipanasi akan
memuai lebih mudah ditunjukkan (lebih veridikal) daripada keyakinan bahwa sistem
sosialis dapat mengurangi kemiskinan. Dalam banyak hal, penilaian apakah benar
suatu asersi sesuai dengan realitas merupakan hal yang sangat pelik dan bersifat
subjektif. Oleh karena itu, untuk tujuan ilmiah tingkat veridikalitas keyakinan
dievaluasi berdasarkan kaidah pengujian ilmiah (scientific rules of evidence).
8. Berketertempaan
Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah-
tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan. Berbeda
dengan veridikalitas, ketertempaan tidak memasalahkan apakah suatu asersi sesuai
atau tidak dengan realitas tetapi lebih memasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu
asersi dapat diubah oleh bukti. Kelentukan ini biasanya ditentukan oleh kesungguhan
pemegang keyakinan, lamanya keyakinan telah dipegang (baik secara pribadi maupun
secara sosial/umum), dan konsekuensi perubahan keyakinan bagi diri pemegang.
Tujuan suatu argumen adalah untuk mengubah keyakinan kalau memang keyakinan
tersebut lentuk untuk berubah.
4
Bersifat Subjektif dan dapat diuraikan tentang pendapat,saran,ramalan, tentang
sebab akibat terjadinya peristiwa.
Tidak terdapat narasumber atau atas pemikiran sendiri
Tidak memiliki data yang akurat
Berisi tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi, berisi jawaban atas pertanyaan :
mengapa, bagaimana, atau lalu apa.
Menunjukan peristiwa yang belum atau yang akan terjadi pada masa yang akan
datang atau masih berupa rencana
Kalimat Opini belum pasti kejadianya dan biasanya diawali dengan kata-kata
seperti, “ Menurut saya”, “ Sepertinya”, “ Saya rasa” dsb.
Merupakan pendapat dan argumen seseorang.
Informasi yang belum dibuktikan kebenarnya.
Biasanya menggunakan kata-kata : bisa jadi, menurut, sangat, tidak mungkin,
sebagainya dan lain-lain.
Jawab :
Asersi No. 1,6,7,8,10,11,12 merupakan pernyataan Opini atau pendapat. Dimana
merupakan pemikiran anggapan seseorang tentang suatu hal tertentu yang belum tentu
kebenarannya. Suatu pernyataan disebut opini atau pendapat karena pernyataan tersebut
merupakan persatuan pendapat pendapat yang di dukung oleh banyak orang baik setuju
maupun tidak setuju, ikatannya dalam bentuk perasaan atau emosi, dapat berubah-ubah,
dan timbul melalui diskusi sosial.
Asersi No. 2,3,4,5,9 merupakan pernyataan keyakinan. Dimana merupakan suatu
informasi yang benar ada dan dapat dibuktikan kebenarannya. Suatu asersi yang dapat
dipercaya karena adanya bukti yang kuat untuk menerimanya sebagai suatu hal yang
benar. Contoh pada asersi No.2 Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia, dimana
5
pernah diadakan penelitian bahwa sungai Nil yang memiliki panjang 6.650 km atau 4.132
ml merupakan sungai terpanjang didunia dan membelah tak kurang dari 9 Negara.
28. Beberapa contoh pernyataan dalam akuntansi yang dapat di katakan sebagai hasil
penalaran induktif !
Jawab :
a. Perusahaan besar memilih metode akuntansi yang menurunkan laba.
b. Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi dari pada tingkatt likuiditas
perusahaan pemanufakturan.
c. Tingkat solvensi berasosiasi positif dengan profitabilitas kebangkrutan perusahaan.
d. Partisipasi manajer devisi dalam peenyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif
terhadap kinaerja devisi.
e. Ambang persepsi etis wanita lebih tinggi dibanding ambangg persepsi etis pria dalam
menilai kasus pelanggaran etika atau hukum.
f. Ukuran atau besar kecilnya perusahaan berasosiasi positif dengan tingkat
pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan.
6
29. Gambar seccara diagramatik suatu proses penalaran Indukatif dalam akuntansi.
Jawab :
Kerangka /
Landasan Teoritis
Hubungan Teoritis
Konsep : Konsep :
Variabel X : Variabel Y :
Sample X Y
Pengujian hubungan secara sistematis
(dengan regresi, korelasi, atau lainnya)
41. Seseorang yang cukup terpandang di bidang profesi dan peenyusunan standar
akuntansi membuat pernyataan dalam suatu seminar nasionnal dibawah ini.
Evaaluasinya apakah pernyataaan tersebut merupakan stratagem atau salah naral?
“Kita tidak perlu macam-macam tentang istilah beban. Istilah beban untuk expence
adalah benaar karena nyatanya semua kantor akuntan publik menggunakan istilah
tersebut”
Jawab :
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan pernyataan tesebut ialah stratagem
menyampingkan masalah. Dimana stratagem ini dilakukan dengan cara mengajukan argumen
7
yang tidak bertumpu pada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke masalah
yang lain yang tidak bertautan. Penyampingan masalaah terjadi karena orang tidak lagi
menyajikan argumen tandingan yang valid terhadap pernyataan yang ingin disanggahnya.
Dimana dalam contoh diatas orang tidak lagi membahas arti pentingnya pembenahan
melainkan mematikan atau memotong diskusi dengan mengajuakan alasan yang menyimpang
dari masalah pokok.
Jawabb :
Berikut ini di bahas bebrapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran dan
pengembangan ilmu,khususnya dalam ilmu akademik atau ilmiah sbb :
a. Penjelasan sederhana.
Rasionalitas menuntut penjelasan yang sesuai dengan fakta. Kebutuhan akan
penjelaasan terhadap apa yang mengusik pikiran merupakan fundasi beerkembangnya
ilmu pengetahuan.
b. Kepentingan mengalahkan penalaran
Adapun hambatan untuk bernalar sering muncul akibat orang mempunyai
kepentingantertentu yang harus dipertahankan kepentingan sering memaksa orang
untuk memihak suatu posisi (keputusan) meskipun posisi tersebut sangat lemah dari
segi argument. Dalam dunia akdemik dan ilmiah, kepentingan untuk menjaga harga
diri individual atau kelompok dapat menyebabkan orang berbuat tidak masuk akal.
c. Sindroma tes klinis
Sindrom ini menggambarkan sseseorang merasa (bahkan yakin). Terdapat ketidak
beresan dalam tubuhnya dan dia juga tahu beanar apa yang terjadi karena
pengetahuannya tentang suatu penyakit.akan tetapi, dia tidak berani Untuk
memeriksakan diri dan menjalani tes klinis karena takut bahwa tentang dugaan
penyakitnya itu benar.akhirnya orang ini tidak memeriksakan diri ke dokter dan
mengatakan bahwa dirinya sehat.
d. Mentalitas djoko tingkir
Budaya djoko tingkir di gunakan untuk menggambarkan lingkungan akademi atau
profesi seperti ini karena konon perbutan joko tingkir yang tidak terpuji harus dibuat
menjadi terpuji dengan cara mengubah sekenario yang sebenarnya terjadi
semata.semata untuk menghormatinya Karena dia bakal menjadi raja(kekuasaan).
e. Merasionalakan daripada menalar
Bila karena keberpihakan, kepentingan,atau ketakritisan,orang terlanjur mengambil
posisi dan ternyata mengambil tersebut salah atau lemah, orang ada kalnya berusaha
untuk mencari-cari justifikasi untuk membenarkan posisinya.
f. Persistensi
Karena kepentingan tertentu harus di pertahankan atau karena telah lama melekat
dalam rangka piker, seseorang kadang – kadang sulit melepaskan Suatu keyakinan
dan menggantinya dengan yang baru.
8
PENALARAN (REASONING)
Teori Akuntasi
Dosen Pengampu :
Wayan Sukanegara, SE.Ak.,M.Acc & Fin
Nama Kelompok 2 :
1. Linda Puji Lestari (12.02.02.781)
2. Ni Kadek Nopiani (12.02.02.758)
3. Ni Kadek Eni Diantari (12.02.02.746)
4. Putu Risma Kurniawati (12.02.02.628)
5. Made Dharma Putra (12.02.02.786)