Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI JIWA WIRAUSAHA KEPALA SEKOLAH

Eny Retno Diwati


GuruAdministrasi Perkantoran SMKN1Turen Malang
Email :enydiwati@gmail.com

Abstrak: Kepala Sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan dinamika
sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan di segala bidang kehidupan. Kapasitas
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial seorang Kepala Sekolah berpengaruh besar terhadap
efektifitas kepemimpinannya.Kepala sekolah sebagai pengendali dalam penyelenggaraan
pendidikan, baik yang berkaitan dengan pengelolaan maupun dengan pembelajaran di
sekolah.Dalam implementasi kewirausahaan kepala sekolah berperan sebagai pemimpin,
manajer, administrator dan supervisor, sedangkan dalam pembelajaran kepala sekolah berperan
sebagai edukator atau pembelajar. Ciri- ciri kepala sekolah yang berjiwa wirausaha adalah
inovatif, keberanian mengambil resiko, semangat, integritas, budaya unggul, forward thinking,
sadar waktu dan sarana, kemampuan menyusun perencanaan dan pembiayaan, indikator yang
menandai pembelajaran bermutu yang berkaitan dengan input yaitu guru, tujuan pengajaran,
peserta didik dan alat/media pendidikan; proses serta output dan strategi yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi peningkatan kemampuan
mengajar guru, optimalisasi penggunaan media dan sarana pendidikan, serta menjalin kerjasama
dengan masyarakat, orang tua siswa dan penerapan disiplin yang ketat.
Kata Kunci:jiwa wirausaha meningkatkan mutu pembelajaaran
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kompetensi KWU Kepala Sekolah
Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Sesuai dengan Permen 13 Tahun 2007
Kepala sekolah menegaskan bahwa seorang tentang standar kompetensi kepala sekolah
kepala sekolah harus memiliki kompetensi dari dimensi kompetensi kewirausahaan
kewirausahaan dari lima dimensi kompetensi sebagai berikut:
minimal yang harus dikuasai guna menunjang 1. Menciptakan inovasi yang berguna
keprofesianya dalam melaksanakan tugasnya. bagipengembangan sekolah/madrasah.
Salah satu peran kepala sekolah dalam 2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sekolah/madrasah sebagai organisasi
dibutuhkan kepala sekolah yang mampu pembelajar yang efektif.
mewujudkan kualitas siswa yang kreatif, 3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
inovatif, berpikir kritis, dan berjiwa wirausaha
dalam melaksanakan tugas pokok dan
(entrepreneurship). Dan yang tidak kalah fungsinya sebagai pemimpin
penting adalah kepala sekolah dapat sekolah/madrasah.
mempengaruhi, menggerakkan, 4. Pantang menyerah dan selalu mencari
memberdayakan, mengembangkan dan solusi terbaik dalam menghadapi kendala
membimbing, menjadi contoh guru dalam yang dihadapi sekolah/madrasah.
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. 5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam
Rumusan masalah yang di ingin mengelola kegiatan produksi/jasa
pecahkan adalah: a) Bagaimana ciri- ciri sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
kepala sekolah yang berjiwa wirausaha ? b) peserta didik
Bagaimana mutu pembelajaran ?dan c)
Bagaimana implementasi jiwa wirausaha Ciri Kepala Sekolah Berjiwa Wirausaha
yang efektif disekolah ? Dalam memulai suatu usaha, kepala
PEMBAHASAN sekolah umumnya mengalami banyak
permasalahan yang tidak terduga. Banyak

97
98 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 97-102

kegagalan karena kurangnya kreativitas, gaya 1. Goetsch dan Davis (1994:4) mutu
kepemimpinan kepala sekolah dan merupakan suatu kondisi dinamis yang
pembuatan keputusan yang kurang tepat berhubungan dengan produk, jasa,
dalam mencari solusi yang terbaik. manusia, proses, dan lingkungan yang
Kreativitas seperti, thinking outbox atau memenuhi atau melebihi harapan
kemampuan melakukan analisa permasalahan 2. Juran (1995:10-13) mendefinisikan mutu
di luar pemahaman yang sudah ada dan sebagai kecocokan untuk pemakaian.
mencari alternative solusi yang kreatif akan 3. Crosbi (1983) berpendapat bahwa mutu
sangat membantu usaha kepala sekolah untuk adalah kesesuaian individual terhadap
berhasil. Kreativitas juga akan membantu persyaratan/tuntutan.
Kepala sekolah untuk menyesuaikan program 4. Ishikawa (1992:432) menyatakan bahwa
program agar diterima oleh steak holder dan “quality is costumer satisfaction”. Berarti
melihat berbagai peluang dalam program. mutu berkaitan langsung dengan kepuasan
Gaya kepemimpinan sangat penting pelanggan.
pada saat penentuan kebijakan dan Dalam tataran abstrak mutu telah
mengambil keputusan dengan didefinisikan oleh dua pakar penting bidang
mengoptimalkan sumberdaya dan mutu yaitu Joseph Juran dan Edward Deming.
melibatkan semua pihak dan yakin bahwa Mereka berdua telah berhasil menjadikan
program kepala sekolah akan berjalan sesuai mutu sebagai mindset yang berkembang terus
dengan apa yang diinginkan, kepala sekolah dalam kajian managemen, khususnya
yakin akan memberi solusi atas semua managemen mutu. Menurut Juran, mutu
permasalahan dan menjadi panutan. Proses adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness
pembuatan keputusan akan membantu dalam for use), ini berarti bahwa suatu produk atau
mencari alternatif solusi. jasa hendaklah sesuai dengan apa yang
Selain faktor kepemimpinan di atas, diperlukan atau diharapkan oleh pengguna,
juga diperlukan adanya seorang kepala lebih jauh Juran mengemukakan lima dimensi
sekolah yang berjiwa wirausaha diantaranya : mutu yaitu rancangan (design), kesesuaian
1) Sikap optimis, 2) Keberanian Mengambil (conformance), ketersediaan (availability),
Resiko, 3) Semangat, 4) Integritas, 5) Budaya keamanan (safety), serta guna praktis
Unggul, 6) Forward Thinking, 7) Sadar (fielduse).
Waktu dan Sarana, 8) Mimpi, 9) Kemampuan Prinsip mutu merupakan sejumlah
menyusun perencanaan, 10) Kemampuan asumsi yang dinilai dan diyakini memiliki
menyusun strategi utama, 11) Kemampuan kekuatan untuk mewujudkan mutu. Terdapat
menyusun dan mengelola pembiayaan. 8 (delapan) prinsip mutu menurut ISO (Tim
Dosen 2010:298) yaitu:
Mutu Pembelajaran
1. Customer focused organization (fokus
Mutu adalah gambaran dan karakteristik pada pelanggan)
menyeluruh dari barang atau jasa yang 2. Leadership (kepemimpinan)
menunjukan kemampuannya dalam 3. Involvement of people (keterlibatan orang-
memuaskan kebutuhan yang diharapkan oleh orang)
pelanggan (Tim Dosen 2010:295).Mutu atau 4. Process approach (Pendekatan proses)
kualitas menitikberatkan fokusnya pada 5. System approach to
kepuasan pelanggan (konsumen).Barang atau management(pendekatan system dalam
jasa yang dihasilkan diupayakan agar sesuai manajemen)
dengan keinginan pelanggan. 6. Continual invorentment (peningkatan
Beberapa ahli berpendapat mengenai secara berkelanjutan)
definisi mutu ini (Engkoswara 2010:3-4-305) 7. Factual approach to decision
sebagai berikut: making (pendekatan faktual dalam
pengambilan keputusan)
Eni Retno Diwati, Implementasi Jiwa Wirausaha Kepala Sekolah| 99

8. Mutually beneficial supplier 4. Learning to be (belajar menjadi diri


relationship(hubungan yang saling sendiri)
menguntungkan dengan supplier) Mutu sekolah ditentukan oleh tiga
Pembelajaran bukan hanya berarti variabel, yakni kultur sekolah, proses belajar
transfer informasi tetapi bagaimana membuat mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah
peserta didik agar bisa belajar secara merupakan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan,
maksimal. Peran guru tentu saja bukan hanya upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai perilaku yang telah lama terbentuk di sekolah
pembimbing dan pelayan siswa.Pembelajaran dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan
merupakan upaya guru untuk membangkitkan berikutnya, baik secara sadar maupun tidak.
yang berarti menyebabkan atau mendorong Kultur ini diyakini mempengaruhi perilaku
seseorang (siswa) belajar.( Wijaya,1992). seluruh komponen sekolah, yaitu guru, kepala
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga
dalam Winataputra (2008) pengertian orang tua siswa. Kultur yang kondusif bagi
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan peningkatan mutu akan mendorong perilaku
yang dirancang untuk memungkinkan warga kearah peningkatan mutu sekolah,
terjadinya proses belajar pada siswa. Dalam sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan
pengertian ini tampak jelas bahwa menghambat upaya menuju peningkatan mutu
pembelajaran itu proses yang kompleks, sekolah.
bukan hanya proses pemberian informasi Berkaitan dengan komponen-komponen
yang disampaikan guru pada siswa. Ada yang membentuk sistem pendidikan, lebih
serangkaian kegiatan yang disusun untuk rinci Syaodih S. dalam
membuat siswa dapat belajar.Serangkain Http://www.sambasalim.com/pendidikan/kual
kegiatan dalam pembelajaran tentu harus itas-proses-pembelajaran. html,
direncanakan terlebih dahulu dan harus mengemukakan bahwa komponen input
disusun sebaik mungkin disesuaikan dengan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
konteks situasi, materi, kondisi siswa, dan 1. Raw input, yaitu siswa yang meliputi
ketersediaan media pembelajaran. intelek, fisik-kesehatan, sosial-afektif
Ciri utama dari pembelajaran adalah dan peer group.
inisiatif, fasilitasi, dan peningkatan proses 2. Instrumental input, meliputi kebijakan
belajar siswa. Sedangkan komponen- pendidikan, program pendidikan
komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, (kurikulum), personil (Kepala sekolah,
materi, kegiatan, dan evaluasi guru, staf TU), sarana, fasilitas, media, dan
pembelajaran.Carl R. Roger (Riyanto 2002:1) biaya.
berpendapat bahwa pada hakikatnya seorang 3. Environmental input, meliputi lingkungan
pendidik adalah seorang fasilitator.Ia sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat,
memfasilitasi aspek kognitif, afektif, dan dan lembaga sosial, unit kerja.
psikomotorik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
Konsep pembelajaran berbeda dengan diketahui bahwa proses pembelajaran
pengajaran. Pembelajaran bukan hanya merupakan salah satu komponen sistem
transfer informasi dari guru kepada siswa tapi pendidikan yang dapat menentukan
lebih luas. Hal ini sesuai dengan visi keberhasilan pembelajaran dan mutu
pendidikan UNESCO (Indra Jati 2001;25) pendidikan. Oleh karena itu untuk
yaitu: memperoleh mutu pendidikan yang baik,
1. Learning to think (belajar berpikir) diperlukan proses pembelajaran yang
2. Learning to do (belajar berbuat/hidup) berkualitas pula.
3. Learning to live together (belajar hidup Mutu pembelajaran dapat dikatakan
bersama) sebagai gambaran mengenai baik-buruknya
hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam
100 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 97-102

proses pembelajaran yang dilaksanakan. Menurut kami penyelenggaraan


Sekolah dianggap bermutu bila berhasil pendidikan yang dilaksanakan dewasa ini
mengubah sikap, perilaku dan keterampilan dianggap oleh sebagian masyarakat belum
peserta didik dikaitkan dengan tujuan mencapai apa yang diinginkan oleh dunia
pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai usaha atau industry masyarakat masih
sistem selanjutnya tergantung pada mutu menganggap penyelenggaraan pendidikan
komponen yang membentuk sistem, serta masih cenderung untuk melahirkan orang-
proses pembelajaran yang berlangsung hingga orang pandai dan bekerja di perkantoran baik
membuahkan hasil. instansi pemerintah atau swasta jadi dalam
Mutu pembelajaran merupakan hal unsur wirausaha selalu dikaitkan denngan
pokok yang harus dibenahi dalam rangka berdagang atau bisnis yang menghasilkan
peningkatan mutu pendidikan.Dalam hal ini uang bukan untuk menjadi seseorang yang
guru menjadi titik fokusnya. Berkenaan mempunyai mental wirausaha setelah
dengan ini Suhadan (2010:67) menyelesaikan pendidikan.
mengemukakan pembelajaran pada dasarnya Masyarakat memiliki pemikiran bahwa
merupakan kegiatan akademik yang berupa kewirausahaan adalah sebagai usaha dagang
interaksi komunikasi antara pendidik dan atau bisnis murni yang langsung dapat
peserta didik proses ini merupakan sebuah menghasilkan keuntungan secara financial,
tindakan professional yang bertumpu pada padahal wirausaha disini yang dimaksud
kaidah-kaidah ilmiah. Aktivitas ini dalam pembelajaran disekolah adalah
merupakan kegiatan guru dalam individu yang memiliki daya kreatif dan
mengaktifkan proses belajar peserta didik inovatif mencari peluang dan berani
dengan menggunakan berbagai metode mengambil resiko serta berkarakter/jiwa
belajar. (Suhardan 2010:67) wirausaha lainnya bukan semata mata untuk
Pembelajaran yang bermutu akan kepentingan finansial, melainkan setiap
bermuara pada kemampuan guru dalam lapangan pekerjaan yang memiliki semangat,
proses pembelajaran. Secara sederhana karakter dan polapikir wirausaha akan
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru membuat perbedaan perubahan pertumbuhan
yaitu kemampuan merencanakan positif dalam profesi dan pekerjaan mereka di
pembelajaran, melaksanakan proses luar bidang bisnis.
pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Selain itu pendidikan formal di
Dalam proses pembelajaran yang bermutu Indonesia belum sinergi dengan orang tua
terlibat berbagai input pembelajaran atau masyarakat yang secara bersama-sama
seperti; siswa (kognitif, afektif, atau untuk menumbuh kembangkan jiwa
psikomotorik), bahan ajar, metodologi wirausaha putra putrinya baik melalui
(bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana pendidikan disekolah dan pendidikan
sekolah, dukungan administrasi dan sarana dilingkungan keluarga karena masyarakat
prasarana dan sumber daya lainnya serta masih punya pemikiran bahwa kewirausahaan
penciptaan suasana yang kondusif. hanya dalam bisnis murni yang dikaitkan
Mengacu pada PP No. 19 tahun 2005, dengan finansial sehingga pendidikan
standar proses pembelajaran yang sedang dikeluarga belum mendukung dalam
dikembangkan, maka lingkup kegiatan untuk pencapaian kompetensi peserta didik dalam
terlaksananya proses pembelajaran yang menumbuhkan jiwa wirausaha bagi putra
efektif dan efisien meliputi perencanaan putrinya.
pembelajaran, pelaksanaan proses
ImplementasiEfektif Jiwa Wirausaha
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran. Disekolah, dalam waktu yang terbatas,
kita harus menghasilkan sesuatu dan dalam
Permasalahan Implememtasi Wirausaha waktu yang pendek kita juga akan menerima
Disekolah
Eni Retno Diwati, Implementasi Jiwa Wirausaha Kepala Sekolah| 101

kerugian. Kemampuan berpikir dan 5. Kerjasama para wirausaha harus bisa hidup
kemampuan bekerja keras hanya akan dengan tidak merugikan orang lain.
bermanfaat apabila kita dapat memanfaatkan Pada hakikatnya kekuatan manusia itu
komitmen tinggi tepat waktu untuk terletak pada kemampuan fisik atau
menghasilkan sesuatu. kemampuan pada jiwanya semata. Kekuatan
Seorang wirausaha yang mempunyai manusia terletak dalam kemampuan untuk
komitmen tinggi adalah orang yang mentaati bekerja sama dengan manusia lainnya
atau memenuhi janjinya untuk memajukan Dirumah/Keluarga, orang tua sebaiknya
usaha bisnisnya sampai berhasil dengan cara : membantu implementasi program wirausaha
sekolah yang dilaksanakan dirumah dengan
1. Menerapkan perilaku tepat waktu
mengetahui tugas-tugas yang harus
Wirausaha yang sukses harus dapat
diselesaikan putra putrinya dengan
memanfaatkan dan memandang waktu
menerapkan disiplin waktu, kerja keras,
sebagai ukuran, artinya menentukan berapa
pantang menyerah, kreatif, inovatif, jujur,
lama harus bekerja untuk menghasilkan
energik, wawasan luas, rencana bisnis,
sesuatu yangmaksimal .Penerapan perilaku
agresif, ulet, supel, antusias, hemat, asa,
tepat waktu dapat dilaksanakan di sekolah
ambisi, negosiatif berani mengambil risiko
melalui menutup pintu gerbang sekolah saat
dengan penuh perhitungan, mampu
kegiatan belajar dimulai, siswa yang
memanfaatkan peluang, komunikatif, mampu
terlambat dapat mengikuti pelajaran dengan
memasarkan, mampu bernegosiasi dan
membawa surat dari guru piket, guru piket
sebagainya yang berkaitan dengan
mencatat dalam agenda untuk siswa yang
menumbuhkan jiwa wirausaha ini
terlambat dan dibuat laporan setiap
dilaksanakan dalam implementasi praktek
bulan, manfaatkan waktu senggang dengan
sehari hari dirumah sehingga orang tua tahu
hal-hal yang berguna, kebiasaan mempunyai
perkembangan putra putra putrinya.
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang. KESIMPULAN
2. Menerapkan perilaku tepat janji Tugas kepala
Menerapkan perilaku tepat janji dapat sekolahadalahmeningkatkan mutu
dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.Hal ini pembelajaran dengan mempengaruhi
harus tumbuh dalam jiwa seorang wirausaha menggerakkan memberdaya kan dan
karena dapat mempengaruhi kepercayaan mengembangkan segala sumberdaya yang ada
terhadap konsumen, masyarakat dan rekan dilingkungannya, salah satunya adalah
bisnis. Adapun ciri-ciri kepribadian perilaku pembelajaaran kewirausahaan, berdasarkan
tepat janji bagi calon wirausaha adalah hasil observasi berbagai jenjang pendidikan
sebagai berikut : bermoral tinggi dalam di Indonesia sebagian besar jenjang
menepati janji, bersikap mental tinggi dalam pendidikan belum mengoptimalkan
menepati janji, terampil dalam belajar dan pendidikan kewirausahaan karena sebagian
berusaha. kepala sekolah serta guru masih berasumsi
bahwa kewirausahaan sebagai kegiatan bisnis
3. Menerapkan kepedulian mental dalam
murni.
bentuk hasil kerja, penampilan dan kinerja
Dengan kompetensi kewirausahaan
lainnya
kepala sekolah secara nyata dapat
4. Menerapkan komitmen tinggi terhadap
mengimplementasikan jiwa wirausaha, kepala
pengendalian diri
sekolah sebaiknya memberikan teladan
Jika calon wirausaha yang ingin
kepada guru karena kepala sekolah juga
menerapkan komitmen tinggi terhadap
mempunyai kewajiban mengajar dikelas
pengendalian diri harus melalui beberapa hal
sehingga mata pelajaran yang diampu oleh
berikut ini:a) Ketabahan, b) Keuletan,
kepala sekolah sejak persiapan pembelajaran
c) Disiplin.
102 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 97-102

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembiayaan dandiintegrasikan dalam


pembelajarannya di integrasikan dengan pendidikan kewirausahaan. Kepala sekolah
pendidikan kewirausahaan dengan harapan perlu membuat program pelibatan orang tua
guru dan siswa dapat mencontoh apa yang murid sehingga dapat dikaitkan dengan
dilkukan oleh kepala sekolah sehingga di konteks kehidupan sehari-hari, dengan
setiap mata pelajaran juga sudah terintegrasi. demikian pembelajaran yang berawasan
Ciri- cirri jiwa wirausaha kepala kewirausahaan tidak hanya pada tataran
sekolah: inovatif, keberanian mengambil kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi
resiko, semangat, integritas, budaya unggul, dan pengalaman nyata dalam kehidupan
forward thingking, sadar waktu dan sarana, peserta didik sehari hari dimasyarakat.
mampu menyusun perencanaan dan

DAFTAR PUSTAKA

Edward S. 2006. Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi ).
Jogjakarta : IRCiSoD
Engkoswara. 2010. Adminsitrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hadis, A dan Nurhayati. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Jam’an, S. 2001. Penjaminan Sistem Jaminan Mutu dalam prakter supervise sekolah
(Makalah). Bandung: tidak diterbitkan.
Nana, S.S, Ayi N.J., dan Ahman. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah
(Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: Penerbit Rafika Aditama.
Natawijaya, R. 2003. Kompetensi dan etika professional konselor masa depan. Bandung:
Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Sa’ud, U.S. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tim Dosen Administrasi Penidikan UPI. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung; Alfabeta
Wiranataputra, U. (2008). Teori dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Trebuka.
Zamroni.2007 . Meningkatkan Mutu Sekolah .Jakarta : PSAP Muhamadiya
https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutu-pembelajaran/ ( 13 Juli 2015 jam 19.33)
http://the-divider.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-orang-yang-berjiwa-wirausaha.html (9 juli 2015
jam 11.33)
http://nazama.blogspot.com/2012/12/mutu-pendidikan-dan-upaya-peningkatannya.html (13 juli
2015 jam 09.15 )
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/05/peningkatan-mutu-pembelajaran-di-sekolah/ (13
Juli 2015 jam 09.30)
https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutu-pembelajaran/ ( 13 Juli 2015 jam 19.33)
https://budisantosa49.wordpress.com/2011/04/28/penerapan-kewirausahaan-di-sekolah/ (9 juli 2015
jam 11.57 )
(http://promosinet.com/bisnis/wirausaha/255-menumbuhkan-jiwa-wirausaha-sejak-dini-.html( tgl 9
juli 2015 jam 11.22)

Anda mungkin juga menyukai