Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai
mata pencaharian utama penduduk, maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor
pertanian merupakan penopang perekonomian Indonesia, karena pertanian memberikan porsi
yang cukup besar dalam memberikan sumbangan untuk pendapatan Negara, sebagai pasar
yang potensial bagi produk - produk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun
barang konsumsi, terutama produk yang dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan.
Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam
keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea dan spesies Zea mays
Saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis,
kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut. Produk utama jagung manis adalah
buah/ tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm
yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama
yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio (Silaban, 2013).
Hasil tanaman jagung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masih belum
optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat,
penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk
meningkatkan produksi tanaman jagung manis adalah peningkatan taraf hidup petani dan
memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung manis yang memenuhi
standard baik kualitas dan kuantitas jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal
tersebut perlu mengetahui atau memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam
seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga
dapat meningkatkan produksi jagung manis di Indonesia.
Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta ton
pipilan kering pertahun. Konsumsi jagung terbesar adalah untuk pangan dan industri pakan
ternak, karena sebanyak 51% bahan baku pakan ternak adalah jagung. Dari sisi pasar, potensi
pemasaran jagung terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari semakin
berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya meningkatkan permintaan jagung
sebagai bahan pakan ternak, berkembang pula produk pangan dari jagung dalam bentuk
tepung jagung di kalangan masyarakat. Produk tersebut banyak dijadikan untuk pembuatan
produk pangan (Budiman, 2012).
Tanaman jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda yaitu 69 – 82 hari
setelah tanam atau pada saat masak susu (milking stage). Proses pematangan merupakan
proses perubahan gula menjadi pati sehingga biji jagung manis yang belum masak
mengandung kadar gula lebih tinggi dan kadar pati lebih rendah. Sifat ini ditentukan oleh gen
sugari (su) resesif yang berfungsi untuk menghambat pembentukan gula menjadi pati.
Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung menjadi 4 – 8 kali lebih
manis dibandingkan dengan tanaman jagung biasa, kadar gula yang tinggi menyebabkan biji
menjadi berkeriput (Sutoro, 2012).

Anda mungkin juga menyukai