Anda di halaman 1dari 11

PERAN KNOWLEDGE SHARING TERHADAP

KINERJA UKM BERBASIS SIKAP


KEWIRAUSAHAAN
Widodo
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang
widodos3@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to analyze the role of knowledge sharing lead to improved organizational
performance based on the entrepreneurial attitude that includes learning orientation and risk
taking. Purposive sampling technique is the number of samples in this study of 135 respondents.
Analysis techniques using Structural Equation Model (SEM) with AMOS Soptware. The study
results showed that entrepreneurial attitude that includes learning orientation and risk taking
to organizational performance through knowledge sharing variables have a higher effect
when compared with immediate effect. It shows that the role of knowledge sharing has led
to increased organizational performance based on the entrepreneurial attitude that includes
learning orientation and risk taking.

PENDAHULAN perusahaan dengan orientasi kewirausahaan


Usaha Kecil Menengah (UKM ) mempunyai yang tinggi memungkinkan memiliki kinerja
daya hidup dan kelanggengan usaha bila yang lebih baik. Meskipun demikian, hasil
mampu menciptakan keunggulan unik yaitu akhir dari studi empiris masih terdapat
keunggulan dalam hal informasi nasabah perbedaan dan bahkan masih kontradiktif.
dan lingkungan usaha sekitar. Oleh karena Studi Irene Hau-siu Chow (2006) orientasi
itu menurut Murray Silverman dan Richard entrepreneur dibangun oleh innovativeness,
Castaldi (1998) untuk dapat bersaing risk-taking dan proactive ,variabel-variabel
secara berhasil komunitas berukuran kecil tersebut dapat meningkatkan kinerja UKM
/ UKM juga harus menyesuaikan strategi . Namun berbeda dengan studi Ravindra
entreprenur dalam industri yang bersifat Jain dan Saiyed Wajid Ali (2010) tidak
sangat dinamis tersebut. menemukan hubungan yang signifikan
Studi Jeffrey G. Covin dan William secara statistik antara dimensi risk taking
J. Wales (2012) menjelaskan bahwa dengan kinerja perusahaan. Kemudian
organisasi kesuksesan dalam berbisnis variabel orientasi entrepreneur berikutnya
memerlukan basis kewirausahaan., yang adalah orientasi belajar (learning orintation)
merupakan daya dorong organisasi dalam proses dimana organisasi belajar untuk
kegiatan kewirausahaan telah menjadi fokus memiliki keahlian dalam menciptakan,
sentral penelitian kewirausahaan. Beberapa mempelajari dan mentransfer pengetahuan
orientasi entrepreneurial mencerminkan serta serta menyesuaikan sikap dari
kecenderungan perusahaan untuk bersikap perusahaan untuk merefleksikan hasil
orientasi belajar inovatif, proaktif, berani belajar dari perusahaan (Kang.Y.J
mengambil risiko, otonom dan agresif- Kim.S.E and Chang.G.W.). Studi Krauss et
kompetiti (Lumpkin. D & Covin 1997). al.(2005) yang melakukan penelitian pada
Beberapa hasil studi menemukan bahwa Southern African small business owners

Peran Knowledge Sharing………. (Widodo) 17


hasilnya menunjukkan bahwa organisasi pengembangan sistem pendukung usaha
yang berorientasi belajar dapat memicu bagi UKM untuk meningkatkan akses kepada
peningkatan kinerja organisasi. Namun sumber daya produktif sehingga dapat
demikian studi Taewon Suh (2002) hasilnya memanfaatkan kesempatan yang terbuka
menunjukkan bahwa orientasi belajar tidak dan potensi sumber daya, terutama sumber
mempunyai pengaruh terhadap kinerja daya lokal yang tersedia; (3) pengembangan
organisasi. kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
Berbagi pengetahuan (knowledge usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4)
sharing) menciptakan peluang untuk pemberdayaan usaha skala mikro untuk
memaksimalkan kemampuan organisasi meningkatkan pendapatan masyarakat yang
dan menghasilkan solusi dan efisiensi bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di
sehingga menjadikan bisnis dengan sektor informal yang berskala usaha mikro,
keunggulan kompetitif (Hsiu-Fen Lin, 2007). terutama yang masih berstatus keluarga
Berbagi pengetahuan merupakan budaya miskin. Selain itu, peningkatan kualitas
interaksi sosial, yang melibatkan pertukaran koperasi untuk berkembang secara sehat
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sesuai dengan jati dirinya dan membangun
karyawan, pada seluruh departemen atau efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha
organisasi. Pada level individu, Knowledge mikro dan kecil.
sharing dilakukan melalui diskusi dengan Resources-based theory berpandangan
sesama karyawan untuk bekerja efektif dan bahwa sumber daya dan kapabilitas
efisien. Pada level organisasi adalah upaya merupakan sumber utama bagi profitabilitas
menangkap, mengelola, menggunakan perusahaan. Dengan mengacu pada
kembali, dan mentransfer pengetahuan manajemen fungsional adalah sangat
berbasis pengalaman. Sharing pengetahuan beralasan untuk mentakan bahwa kinerja
sangat penting karena memungkinkan organisasi sesunggunnya akan tercermin
organisasi untuk meningkatkan capabilitas kinerja berbagai manajemen fungsional
. Berdasarkan uraian di atas artikel ini yang berfungsi dengan baik dalam suatu
menelaah peran knowledge sharing dalam organisasi (Ferdinand, 2002).
meningkatan kinerja organisasi khususnya Terdapat beberapa pendekatan dalam
yang berbasis kewirausahaan. mengukur kinerja organisasi Ukuran
keberhasilan bisnis mencakup : profitabilitas,
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS pertumbuhan penjualan, ukuran
Kinerja UKM competitivness dan market share (Jacobson
Pemberdayaan usaha, kecil dan (1996) Sedangkan menurut Richard M.
menengah (UKM) merupakan langkah Walker et al. (2010) pendekatan pertama
yang strategis dalam meningkatkan dan adalah kinerja bisnis dengan pengukuran
memperkuat dasar kehidupan perekonomian keuangan, seperti return on equity dan profit.
dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, Pendekatan kedua kinerja organisasi diukur
khususnya melalui penyediaan lapangan dengan produktivitas, kualitas produk dan
kerja dan mengurangi kesenjangan dan pangsa pasar. Dan pendekatan yang ketiga
tingkat kemiskinan. Dengan demikian adalah multidimensi, yakni pengembangan
upaya untuk memberdayakan UKM harus pasar, profitability dan pengembangan
terencana, sistematis dan menyeluruh baik produk baru.
pada tataran makro, meso dan mikro yang Studi Slater dan Olson (2001) indikator
meliputi (1) penciptaan iklim usaha dalam kinerja bisnis mencakup : 1) tingkat profitability
rangka membuka kesempatan berusaha dibandingkan dengan rata-rata industri. 2).
seluas-luasnya, serta menjamin kepastian Tingkat market share dibandingkan dengan
usaha disertai adanya efisiensi ekonomi; (2) rata – rata industri. 3). Efisiensi organisasi

18 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 17 - 27


dibandingkan dengan rata – rata industri pengetahuan menciptakan peluang untuk
4). Posisi pasar dibandingkan dengan rata- memaksimalkan kemampuan organisasi dan
rata industri. Pendapat lain Wiklund (1999) menghasilkan solusi dan efisiensi sehingga
menjelaskan indikator kinerja organisasi menjadikan bisnis dengan keunggulan
adalah pertumbuhan (growth). Sarel kompetitif (Hsiu-Fen Lin, 2007). Oleh karena
Gronum, Martie-Louise Verreynne, and itu diperlukan proses yang selektif. Hasil
Tim Kastelle (2010 ) indikator kinerja bisnis studi Hsui (2007) menunjukkan bahwa :. 80
mencakup pertumbuhan pasar , finansial % responden mengetahuan menjadi aset
dan reputasi. strategik 78 % peluang bisnis gagal karena
tidak dapat mengeksploitasi pengetahuan
Knowledge Sharing
yang ada di organisasi.
Knowledge sharing merupakan interaksi
Sekelompok orang yang bermotivasi tinggi
dan komunikasi antara individu dan unit bisnis
dan berkeahlian merupakan keunggulan
(Visvalingam Suppiah and Manjit Singh,
kompetitif karena mewakili sumber daya
2011). Keberhasilan sharing knowledge
spesifik perusahaan yang penting, langka
tergantung dari kuantitas dan kualitas interaksi
dan sulit ditiru. Perusahaan dengan sumber
diantara karyawan dan kemauan serta
daya manusia (SDM) berkeahlian tinggi dan
kemampuan menggunakan pengetahuan.
berpengetahuan mempunyai human kapital
Organisasi seharusnya mendorong tujuan
lebih tinggi dan lebih mungkin menciptakan
karyawan dan tujuan organisasi, kemudian
pengetahuan, membuat keputusan yang
menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam
tepat dan mempunyai keinovatifan teknologi
teknis dan mempromosikan karyawan.
lebih baik (Hitt et al., 2001). Hasil stud Hsui
Pengetahuan yang ada dalam diri individu
(2007) menunjukkan bahwa pembelajaran
sulit memverbalisasi, oleh karena itu perlu
organisasional berhubungan dengan
diartikulasikan dan dinyatakan dalam cetak
perkembangan pengetahuan baru, hal
pengetahuan secara emplisit.
tersebut sangat penting bagi kemampuan
Berdasarkan uraian di atas dapat
inovasi dan kinerja organisasi. Edvinsson
disimpulkan bahwa sharing knowledge
(1996) menyatakan bahwa tanpa dukungan
merupakan perilaku yang dimiliki seseorang
sumber daya perusahaan, SDM tidak akan
untuk menyebarluaskan pengetahuan
dapat berbuat banyak dengan ide-ide mereka.
dengan anggota lain dalam suatu organisasi
Nonaka & Takeuchi (1995) menjelaskan
sehingga dapat menciptakan value aded bagi
human capital saja tidak menguntungkan
perusahaan. Penekanan pada pengetahuan
bagi perusahaan, jika tidak terdapat terdapat
memicu perkembangan konsep Knowledge
mekanisme untuk para SDM saling berbagi
Management (KM), asumsinya pengetahuan
pengetahuan. Oleh karena itu pembelajaran
input penting dalam proses produksi KM
organisasional bukan lah sekedar jumlah total
menekanan pada kemampuan perusahaan
pengetahuanyang dimiliki individu (Brown &
untuk menggunakan dan mengkombinasikan
Duguid, 1991). pembelajaran organisasional
berbagai sumber daya pengetahuan yang
menekankan pola iinterkasi antar SDM
dapat mengubah sumber daya intangible
untuk mencapai tujuan berarti. Pandangan
menjadi inovasi produk atau proses (Grant,
organisasi berbasis pengetahuan dimulai
1991). Berbagi pengetahuan (knowledge
oleh individu dan perusahaan menjadi
sharing) merupakan salah satu komponen
superior dalam kemampuan mereka
penting dari manajemen pengetahuan,
mengintegrasikan pengetahuan lintas
sukses dan efisien berbagi pengetahuan
individu (Kogut & Zander, 1996).
dapat memfasilitasi penciptaan pengetahuan
Proses berbagi pengetahuan (knowledge
dan membantu sebuah perusahaan
sharing processes) berkaitan dengan
untuk mempertahankan kinerja Berbagi
bagaimana sumber daya manusia dalam

Peran Knowledge Sharing………. (Widodo) 19


organisasi berbagi yang berhubungan Fenomena basis kewirausaahan merupakan
dengan pengalaman pekerjaan, keahlian, daya dorong organisasi dalam kegiatan
know-how, dan informasi dengan rekan- kewirausahaan telah menjadi fokus sentral
rekan lainnya. Proses berbagi pengetahuan penelitian entrepreneur (Jeffrey G. Covin
dapat dipahami sebagai proses melalui William J. Wales. 2012) Kualitas utama
mana sumber daya manusia saling entrepeneurship adalah new entry, yaitu
bertukar pengetahuan dan bersama-sama memasuki segmen pasar baru dengan
menciptakan pengetahuan baru. berbagi meluncurkan produk baru maupun produk
pengetahuan melibatkan baik pasokan dan lama mereka. Daya inovasi mengacu pada
permintaan pengetahuan baru. lingkup perusahaan yang menunjang ide-ide
Keberhasilan dalam implementasi segar , eksperimentasi , dan proses-proses
sharing pengetahuan tergantung pada kreatif untuk menghasilkan produk-produk
sikap kewirausahaan terhadap sharing baru , tehnik-tehnik baru. Sedangkan menurut
pengetahuan. Sikap terhadap sharing Verena C. Hahn (2012) kewirausahaan
pengetahuan dipengaruhi oleh intensi mengacu pada perilaku yang mencakup
karyawan terhadap sharing pengetahuan inisiatif dan berpikir kreatif, organisasi sosial
Hsui (2007) Intensi sharing pengetahuan dan ekonomi untuk mengubah sumber
merupakan kemauan (willingness) atau daya dan menerima resiko kegagalan.
keinginan untuk berbagi pengetahuan,. Kewirausahaan ditandai dengan motif kerja
Sikap proaktif entrepreneur ditandai yang tinggi, jam kerja yang panjang, dan
dengan antisipatif, orientasi masa depan ditandai dengan kerja yang penuh bergairah
atau berorientasi pada perubahan, gigih dan serta proaktif (Cardon, Wincent, Singh, &
sikap kerja aktif (Frank D. Belschak and Drnovsek, 2009). Basis kewirausaahan
Deanne N. Den Hartog, 2010). Sedangkan mencerminkan kecenderungan perusahaan
menurut Astha Sharma and Suniita untuk bersikap orientasi belajar dan berani
Dave (2011) mengambil inisiatif dengan mengambil risiko, (Lumpkin. D & Covin
mengantisipasi dan mencari peluang pasar 1997).
baru. Sikap berbagi pengetahuan dibentuk
dari perilaku keyakinan dan mengacu pada Orientasi Belajar
tingkat positif atau negative individu memiliki Proses belajar sebagai suatu pengaruh
untuk berbagi pengetahuan dengan anggota penyesuaian diri yang mempengaruhi
lain dalam suatu organisasi. Praktek sharing hubungan antara suatu sistem dengan
pengetahuan diseluruh organisasi sangat lingkungan luar-nya. Proses belajar
penting untuk mempertahankan nilai-nilai membuat orang dapat bertindak melalui
perusahaan, untuk belajar teknik-teknik berbagai cara sesuai dengan lingkungan
baru, memecahkan masalah yang dihadapi sekeliling. Sebaliknya, aksi tindakan orang-
perusahaan, menciptakan kompetensi orang itu sendirilah yang memungkinkan
inti dan memprakarsai situasi baru yang untuk belajar
konsekuesinya memicu peningkatan kinerja Alford.B (2006) menyimpulkan bahwa
organisasi. Oleh karena itu hipotesis pertama proses belajar organisasi terutamanya
yang diajukan adalah : berorientasi pada dimensi kognitip dan
dimensi keperilakuan yang ada didalam
H1 : Bila knowledge sharing semakin tinggi, konteks: (1) budaya, (2) strategi, (3) struktur
maka kinerja organisasi semakin tinggi dan (4) lingkungan. Budaya sebagai
. keyakinan-keyakinan, norma-norma dan
Sikap Kewirausahaan ideologi-ideologi yang saling dimiliki
Prasyarat organisasi yang sukses dalam bersama yang mempengaruhi aksi tindakan
berbisnis memerlukan basis kewirausaahan. organisasi. Strategi diterangkan sebagai

20 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 17 - 27


sikap organisasi dalam menghadapi managemen dan budaya korporasi.
pasar dan juga sebagai sasaran dan Orientasi pada pembelajaran merupakan
tujuan yang memberikan momentum dan investasi jangka panjang. Oleh sebab itu,
arah aksi tindakan organisasi. Struktur sudah sewajarnya mendapat perhatiaan
menunjuk pada rancangan organisasi, dan prioritas dari perusahaan sedini
dan ada beberapa elemen yang bersifat mungkin. Ini berarti seorang karyawan harus
penting menentukan didalam pemeriksaan mengedepankan proses belajar pada dirinya
struktur, yaitu pembuatan keputusan, dan implikasi hasil atas proses pembelajaran
sentralisasi/desentralisasi, sifat sederhana/ tersebut adalah meningkatnya kemampuan
sifat majemuk, formal/non-formal, manajerial pada diri pada setiap karyawan.
dsb. Lingkungan ditegaskan sebagai Orientai pembelajaran berarti memastikan
bersifat internal dan juga eksternal serta adanya sebuah perubahan positip merujuk
mencurahkan perhatian pada tegangan pada peningkatan baik dari sisi karyawan
antara kekonstanan (keadaan konstan atau maupun pada sisi organisasi. SDM terhadap
tetap tidak berubah) dan juga perubahan orientasi belajar akan menciptakan dan
serta berbagai intensitas stress yang menularkan antusias yang sama pada
terjadinya rekan-rekan dan komitmen organisasi
Dengan demikian, proses belajar Orientasi pembelajaran digunakan
secara strategis adalah menunjuk pada sebagai strategi pengendalian diri, dimana
wawasan (usaha menemukan hal-hal hal tersebut dapat membantu ketrampilan
baru) dan pandangan kedepan. Nonaka dan kemampuan sumber daya manusia
dan Takeuchi, (1995) mempertalikan serta memiliki pengetahuan yang dapat
antara penciptaan pengetahuan dengan meningkatkan kinerja. Hasil studi
inovasi secara terus-menerus dan juga menunjukkan bahwa orientasi pembelajaran
mempertalikan inovasi terus-menerus mampu mendorong sumber daya manusia
dengan sisi saing menguntungkan. untuk lebih bekerja keras, karena dengan
Kedua ahli ini menerangkan penciptaan demikian diharapkan dapat menikmati
pengetahuan sebagai suatu proses pekerjaan yang dilakukan sehingga
interaktip dinamis yang sejalan dengan kinerja yang dicapainya tinggi (Sujan,
jalannya waktu akan menghasilkan 2 Weitz dan Kumar, 1994). Selanjutnya
spiral pengetahuan. Spiral pengetahuan menjelaskan bahwa sumber daya manusia
yang pertama mencakup sosialisasi, yang mengalami orientasi pembelajaran
eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi, cenderung mudah beradaptasi dalam
sedangkan spiral pengetahuan yang kedua merespon situasi dan kondisi yang dihadapi
memasukkan tingkat-tingkat perorangan, sehingga dapat memicu peningkatan kinerja
kelompok dan organisasi. Selanjutnya, organisasi. . Oleh karena itu hipotesis kedua
piral pengetahuan yang pertama bersifat yang diajukan adalah :
epistemologis dan yang kedua bersifat
ontologis. Konsep tersebut sebagai “daya H2 : Bila orientasi belajar semakin tinggi,
saing menguntungkan yang didasarkan maka kinerja organisasi semakin tinggi
pada pengetahuan”, dan kemudian
menyimpulkan bahwa usaha membangun Hasil stud Hsui (2007) menunjukkan
kompetensi, inisiatip dan inovasi adalah bahwa pembelajaran organisasional
bersifat penting mendasar. Ketiga ahli ini berhubungan dengan perkembangan
mengemukakan 6 dimensi penting, yaitu pengetahuan baru, hal tersebut sangat
struktur organisasi, proses pembuatan penting bagi kemampuan inovasi dan kinerja
keputusan, team-team lintas fungsional, organisasi. Edvinsson (1996) menyatakan
sistem pemberian reward, pengembangan bahwa tanpa dukungan sumber daya

Peran Knowledge Sharing………. (Widodo) 21


perusahaan, SDM tidak akan dapat berbuat usaha maupun pengembangan usaha
banyak dengan ide-ide mereka. Nonaka & adalah resiko. Aktivitas kewirausahaan
Takeuchi (1995) menjelaskan human capital merupakan tindakan yang berisiko karena
saja tidak menguntungkan bagi perusahaan, hasil kegiatantersebut bervariasi. Risk
jika tidak terdapat terdapat mekanisme untuk taking merupakan kesediaan seseorang
para SDM saling berbagi pengetahuan. Oleh menjalankan aktivitas yang berisiko atau
karena itu pembelajaran organisasional tidak berisiko. Orang yang memiliki risk
bukanlah sekedar jumlah total pengetahuan taking akan lebih berani mengambil tindakan-
yang dimiliki individu (Brown & Duguid, 1991). tindakan beresiko. Berdasarkan hasil studi
pembelajaran organisasional menekankan dalam kewirausahaan dilakukan dengan
pola interkasi antar SDM untuk mencapai membandingkan risk taking yang dimiliki
tujuan berarti. Pandangan organisasi wirausaha dan non wirausaha menunjukkan
berbasis pengetahuan dimulai oleh individu bahwa cenderung memiliki risk taking
dan perusahaan menjadi superior dalam (Carland et al, 1995). Keberhasilan dalam
kemampuan mereka mengintegrasikan implementasi sharing pengetahuan
pengetahuan lintas individu (Kogut & tergantung pada sikap kewirausahaan
Zander, 1996). Oleh karena itu hipotesis terhadap sharing pengetahuan. Sikap
yang diajukan adalah : terhadap sharing pengetahuan dipengaruhi
oleh intensi karyawan terhadap sharing
H3 : Bila orientasi belajar semakin tinggi, pengetahuan, Gagne (2009). Oleh karena
maka knowledge sharing semakin tinggi itu hipotesis yang diajukan adalah :

Berani Mengambil Resiko H4 : Bila sikap kewirausahaan dalam berani


Manusia sebagai pelaku bisnis menanggung resiko semakin tinggi, maka
memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kinerja organisasi semakin tinggi
kreativitas, disiplin, profesionalisme, serta
memiliki kemampuan memanfaatkan, H5 : Bila sikap kewirausahaan dalam berani
mengembangkan dan menguasai IPTEK menanggung resiko semakin tinggi, maka
maupun kemampuan manajemen. Kualitas knowledge sharing semakin tinggi
manusia sebagai sumber daya manusia
dalam berbagai bidang kehidupan bangsa Berdasarkan kajian pustaka yang
besar, sejajar dengan bangsa maju komphensif dan mendalam, maka model
lainnya. Dalam kehidupan yang nyata empirik kajian ini nampak pada Gambar 1
manusia memegang peranan utama dalam berikut ini
meningkatkan produktivitas dan alat produksi
yang canggih dan dituntut sumber daya
SIKAP KEWIRAUSAHAAN PERAN MENUJU

manusia (SDM) yang terampil / ahli. Dengan


harapan kinerja mampu meningkatkan ORIENTASI
BELAJAR

kualitas hidup baik kualitas manusia maupun H3 H2

kehidupan. Keberhasilan suatu organisasi


H1
KNOWLEDGE KINERJA
SHARING UKM

sangat dipengaruhi oleh kinerja individu H5


H4

karyawan. Setiap organisasi maupun BERANI


MENANGGUNG

perusahaan selalu berusaha meningkatkan


RESIKO

human capital dalam berwirausaha.


Hasil studi Komala Inggarwati Gambar 1. Model Empirik
(2010) menjelaskan bahwa salah satu
faktor yang selalu ada dalam kegiatan
kewirausahaan termasuk dalam pendirian

22 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 17 - 27


METODE PNELITIAN teknik-teknik statistik yang memungkinkan
Responden pengujian sebuah rangkaian hubungan
Populasi dalam penelitian ini adalah relatif rumit (Ferdinand, 2000). Keunggulan
seluruh pimpinan UKM di kota Semarang. aplikasi SEM dalam penelitian manajemen
Berdasarkan data mitra binaan UKM Dinas adalah kemampuanya untuk mengkonfirmasi
Koperasi dan UKM kota Semarang Tahun dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau
2010 jumlah adalah 409. faktor serta kemampuannya untuk mengukur
Dengan model estimasi menggunakan hubungan-hubungan yang secara teoritis
Maximum Likelihood (ML) besarnya sampel ada.
/ sample size 100 – 200 ( Imam Gozali,
2004), sehingga jumlah sampel dalam studi HASIL DAN PEMBAHASAN
ini sebesar 135 responden. Adapun metode Structural Equation Model (SEM)
pengambilan sampel adalah ”Purposive Setelah model dianalisis melalui faktor
Sampling ” artinya pengambilan sampel konfirmatori, maka masing-masing indikator
dengan mempertimbangkan karakteristik dalam model yang fit tersebut dapat
populasi yaitu : a). Pengalaman operasional digunakan untuk mendefinisikan konstruk
minimal 5 tahun. b). Representase dari laten, sehingga full model Structural
lokasi UKM. Equation Model (SEM) dapat dianalisis.
Hasil pengolahannya dapat dilihat pada
Teknik Analisis
Gambar 2
Untuk menganalisis data dalam penelitian

.41
.68 KINERUM1 e13
e1 ORBEL1 Z1 .64
.82
.77 .74
.88 .31 .86 e14
e2 ORBEL2 KINERUM2
ORIENTASI .22
.60 .77 BELAJAR .65
KINERJA .81
e3 ORBEL3
UKM KINERUM3 e15
.65
.81 .76
e4 ORBEL4 .58
.32 KINERUM4 e16
.25
.91 .83
.41
KINERUM5 e17
.24

.61
e5 RISKTAK1 .78
.43 .23
e6 RISKTAK2
RISK .26 KNOWLEDGE Z2
.66
.65 TAKING SHARING
e7 RISTAKE3 .74 .80
.81 .79
.43 .76
e8 RISKTAKE4 .65 KNOSHA1 KNOSHA2 KNOSHA33 KNOSHA44

.54 .58 .62 .64


e9 e10 e11 e12
UJI MODEL
Chi-Square =115.604
Probability =.414
CMIN/DF =1.023
GFI =.909
AGFI =.877
TLI =.997
CFI =.998
RMSEA =.013

Gambar 2. Full Model Peran Knowledge Sharing Terhadap Kinerja UKM berbasis
Sikap Kewirausahaan

ini digunakan The Structural Equation


Pengujian Model
Modelling (SEM) dari paket software AMOS
Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa
4.0. Model ini merupakan sekumpulan
model ini sesuai dengan data atau fit terhadap

Peran Knowledge Sharing………. (Widodo) 23


data yang digunakan dalam penelitian. Hal organisasi sehingga dapat menciptakan
tersebut ditunjukkan dengan Chi-Square value aded bagi perusahaan. Proses
,Probability, CMIN/DF, TLI berada dalam berbagi pengetahuan (knowledge sharing
rentang nilai yang diharapkan meskipun GFI processes) berkaitan dengan bagaimana
dan AGFI diterima secara marjinal. sumber daya manusia dalam organisasi
berbagi yang berhubungan dengan
Pengujian Hipotesis pengalaman pekerjaan, keahlian, know-how,
Parameter estimasi hubungan kausalitas dan informasi dengan rekan-rekan lainnya.
antara konstruk yang dihipotesiskan Proses berbagi pengetahuan dapat dipahami
dianalisis dengan menggunakan kriteria sebagai proses melalui mana sumber daya
critical ratio yang identik dengan uji-t dalam manusia saling bertukar pengetahuan dan
analisis regresi menunjukkan hasil seperti bersama-sama menciptakan pengetahuan
yang disajikan Tabel 1 berikut ini. baru. Keberhasilan dalam implementasi
Tabel 1. Regresion Wight
Pengaruh Std.Estimate C.R.
KNOWLEDGE_SHARING <-- RISK_TAKING 0.259 0.114 2.409
KNOWLEDGE_SHARING <-- ORIENTASI_BELAJAR 0.315 0.088 3.035
KINERJA_UKM <-- KNOWLEDGE_SHARING 0.242 0.078 2.335
KINERJA_UKM <-- ORIENTASI_BELAJAR 0.224 0.064 2.217
KINERJA_UKM <-- RISK_TAKING 0.251 0.084 2.392
Sumber: data primer yang diolah, 2012

Parameter estimasi hubungan kausalitas sharing pengetahuan tergantung pada


antara konstruk yang dihipotesiskan sikap kewirausahaan terhadap sharing
dianalisis dengan menggunakan kriteria pengetahuan. Sikap terhadap sharing
Critical ratio yang identik dengan uji-t dalam pengetahuan dipengaruhi oleh intensi
analisis regresi menunjukkan hasil seperti karyawan terhadap sharing pengetahuan(
yang disajikan Tabel 1. Tabel tersebut Gagne, 2009).
menunjukkan bahwa parameter estimasi Diterimanya hipotesis kedua yang
menunjukkan hasil yang signifikan dengan menyatakan bahwa bila orientasi belajar
nilai CR ≥ ± 2,00 dengan taraf signifikan semakin tinggi, maka kinerja organisasi
sebesar 0,05 (5 %), dengan demikian 5 semakin tinggi. Prasyarat organisasi yang
hipotesis yang diajukan diterima. sukses dalam berbisnis memerlukan basis
Diterimanya hipotesis pertama yang kewirausaahan. Fenomena yang berbasis
menunjukkan bahwa bila knowledge sharing kewirausaahan merupakan daya dorong
semakin tinggi, maka kinerja organisasi organisasi dalam kegiatan kewirausahaan
semakin tinggi. Sumber daya dan telah menjadi fokus sentral penelitian
kapabilitas merupakan sumber utama bagi kewirausahaan. Proses belajar organisasi
profitabilitas perusahaan. Dengan mengacu terutamanya berorientasi pada dimensi
pada manajemen fungsional adalah sangat kognitip dan dimensi keperilakuan yang ada
beralasan untuk mentakan bahwa kinerja didalam konteks: (1) budaya, (2) strategi,
organisasi sesunggunnya akan tercermin (3) struktur dan (4) lingkungan. Budaya
kinerja berbagai manajemen fungsional sebagai keyakinan-keyakinan, norma-
yang berfungsi dengan baik dalam suatu norma dan ideologi-ideologi yang saling
organisasi. Sedangkan sharing knowledge dimiliki bersama yang mempengaruhi aksi
merupakan perilaku yang dimiliki seseorang tindakan organisasi. Strategi diterangkan
untuk menyebarluaskan pengetahuan sebagai sikap organisasi dalam menghadapi
dengan anggota lain dalam suatu pasar dan juga sebagai sasaran dan tujuan

24 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 17 - 27


yang memberikan momentum dan arah yang berisiko atau tidak berisiko. Orang
aksi tindakan organisasi. orientasi pada yang memiliki risk taking akan lebih berani
pembelajaran merupakan investasi jangka mengambil tindakan-tindakan beresiko.
panjang. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya Diterimanya hipotesisi ini mendukung studi
mendapat perhatiaan dan prioritas dari Carland et al. (1995), yang menyatakan
perusahaan sedini mungkin. Ini berarti dalam kewirausahaan dilakukan dengan
seorang karyawan harus mengedepankan membandingkan risk taking yang dimiliki
proses belajar pada dirinya dan implikasi hasil wirausaha dan non wirausaha menunjukkan
atas proses pembelajaran tersebut adalah bahwa kinerja tinggi cenderung memiliki risk
meningkatnya kemampuan manajerial taking
pada diri pada setiap karyawan. Orientai Diterimanya hipotesis kelima yakni
pembelajaran berarti memastikan adanya bila sikap kewirausahaan dalam berani
sebuah perubahan positip merujuk pada menanggung resiko semakin tinggi, maka
peningkatan baik dari sisi karyawan maupun knowledge sharing semakin tinggi. Wirausaha
pada sisi organisasi. SDM terhadap orientasi yang memiliki keyakinan tinggi dan berani
belajar akan menciptakan dan menularkan mengambil resiko akan mencapai hasil
antusias yang sama pada rekan-rekan dan yang positif. Keberanian mengambil resiko
komitmen organisasi tinggi akan memicu berbagi pengetahuan
Diterimanya hipotesis ketiga yakni untuk mendapatkan feedback dengan
bila orientasi belajar semakin tinggi, maka partner maupun jejaring. Keberhasilan
knowledge sharing semakin tinggi. Orientasi dalam implementasi sharing pengetahuan
pembelajaran organisasional berhubungan tergantung pada sikap kewirausahaan
dengan perkembangan pengetahuan terhadap sharing pengetahuan. Sikap
baru, hal tersebut sangat penting bagi terhadap sharing pengetahuan dipengaruhi
kemampuan inovasi dan kinerja organisasi. oleh intensi entrepreneur terhadap sharing
Tanpa dukungan sumber daya perusahaan, pengetahuan.
SDM tidak akan dapat berbuat banyak
dengan ide-ide mereka . Pembelajaran SIMPULAN
organisasional bukanlah sekedar jumlah Dengan diterimanya kelima hipotesis yang
total pengetahuan yang dimiliki individu. diajukan yakni pertama yang menunjukkan
pembelajaran organisasional menekankan bahwa bila knowledge sharing semakin tinggi,
pola interkasi antar SDM untuk mencapai maka kinerja organisasi semakin tinggi.
tujuan berarti. Kedua bila orientasi belajar semakin tinggi,
Diterimanya hipotesis keempat yakni maka kinerja organisasi semakin tinggi.
bila sikap kewirausahaan dalam berani Ketiga bila orientasi belajar semakin tinggi,
menanggung resiko semakin tinggi, maka maka knowledge sharing semakin tinggi.
kinerja organisasi semakin tinggi. Indikasi Keempat bila sikap kewirausahaan dalam
kinerja organisasi mencakup : 1) tingkat berani menanggung resiko semakin tinggi,
profitability dibandingkan dengan rata- maka kinerja organisasi semakin tinggi.
rata industri. 2). Tingkat market share Kelima bila sikap kewirausahaan dalam
dibandingkan dengan rata – rata industri. berani menanggung resiko semakin tinggi,
3). Efisiensi organisasi dibandingkan maka knowledge sharing semakin tinggi.
dengan rata – rata industri 4). Posisi pasar Kemudian berdasarkan besarnya koefsien
dibandingkan dengan rata-rata industri. kausalitas hubungan, sikap kewirausahaan
Aktivitas kewirausahaan merupakan tindakan yang mencakup orientasi belajar dan
yang berisiko karena hasil kegiatantersebut berani menanggung resiko (risk taking)
bervariasi. Risk taking merupakan terhadap kinerja organisasi melalui variabel
kesediaan seseorang menjalankan aktivitas knowledge sharing memiliki effect yang lebih

Peran Knowledge Sharing………. (Widodo) 25


tinggi bila dibandingkan dengan pengaruh Beberapa studi menjukkan bahwa
langsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa dimensi sikap kewirausahaan mencakup
knowledge sharing memiliki peran memicu achivement orintation, autonomy orintation,
peningkatan kinerja organisasi yang berbasis aggresivenees, innovation orintation, dan
pada sikap kewirausahaan yang meliputi personnal intiative. Dimensi-dimensi sikap
orientasi belajar dan berani menanggung kewirausahaan tersebut merupakan area
resiko. studi empiris yang menarik agenda penelitian
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Alford.B, Silver Lawrence .S dan Sean Dwiyer (2006 ), Learning and Performance goal orientation
of Salespeople Reviseted : The Role of performance-Approach and Performance-
Advaidance Orientation. Journal of Personal & Sales Management. 36,.27-38
Brown, J. S. & Duguid, P. (1991), Organizational learning and communities-of-practice: toward a
unified view of working, learning, and innovation, Organization Science, 2(1), pp. 40–57.
Carland . JW. Perace.JW. (1995), Risk Taking Among Entrepreneur, Small Business Owner and
Manager. Journal of Business and Entrepreneurship. 7(1). 15-23.
Edvinsson, L. (1996), Developing a model for managing intellectual capital, European
Management Journal, 14(4), pp. 356–364.
Ferdinand, Augusty, (2002), Marketing Strategy Making : Proses dan Agenda Penelitian “’
Jurnal sain Pemasaran Indonesia, Vol I, No. 1. pp.1- 22
Frank D. Belschak and Deanne N. Den Hartog, (2010), Pro-self, prosocial, and pro-organizational
foci of proactive behaviour: Differential antecedents and consequences. Journal of
Occupational and Organizational Psychology , 83, 475-498
Grant.Robert M. (1991 ), “ The Resource-based Theory of Competitive Advantage : Implications
for Strategy Formulation “ . California Management Review.33 (3).p.114.
Hitt, M. A. (2006), Direct And Moderating Effects of Human Capital on Strategy and Performance
in Professional Service Firms: A Resource-Based Perspective, Academy of Management
Journal, 44(1), pp. 13–28.
Hsiu-Fen Lin (2007), Knowledge Sharing and Firm Innovation Capability: An Empirical Study.
International Journal of Manpower Vol. 28 No. 34.
Hsu CI. Carol.M.N. lawler J.J.(2007), Toward a Model of Organizational Human Capital
Development: Preliminary Evidence from Taiwan . Asia Pacific Business Review Vol. 13,
No. 2, 251–275, April
Imam Ghozali, (2004), Model Persamaan Struktural : Konsep dan Aplikasi dengan AMOS
Ver.5.0. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Irene Hau-siu Chow, (2006), The Relationship Between Entrepreneurial Orientation and Firm
Performance in China.Sam Advanced Management Journal. 11.20
Jacobosan david and Anderson B calagan, (1996), ” Industrial Economics and Organizationabl
A European Perspective ”, The Mc Graw Hill Publising Company. New York
Jeffrey G. Covin and William J. Wales.2012. The Measurement of Entrepreneurial Orientation.
Entrepreneur Theory and Practice. July.677-702
Kang.Y.J Kim.S.E and Chang.G.W. (2009), The Impact of Knowledge Sharing on Work
Performance: An Empirical Analysis of the Public Employees’ Perceptions in South Korea
Intl Journal of Public Administration, 31: 1548–1568.
Kogut, B. & Zander, U. (1996), What do firms do? Coordination, identity and learning, Organization

26 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 17 - 27


Science, 7, pp. 502–518.
Komala Inggarwati dan Arnold Kaudin, (2010), Peranan faktor-faktor Individual dalam
mengembangkan Usaha. Integritas Jurnal Manajemen Bisnis. Trakreditasi.Vol.3 No.2
.185-202.
Krauss. S.I., Frese. M, Cristian. F and Unger.J.M (2005), Entreprenurial orientation : A
psycohological model of success among southern Afirican small business owners.
European Journal of work and Organizational Psychology. 14 (3). 315-344
Lumpkin, G.T and Dess, G.G (1996), Clarifiying the Entrepreneurial Orientation Construct and
Linking it to performance. Academy of Management Review, vol. 21 no. 1, 135-172
Murray Silverman and Richard M. Castaldi, (1998), “ Antecendent and Propensity for
Diversification : A focus Small Banks “. Journal of Small Business Management.,42.-56
Nonaka, I. & Takeuchi, H. (1995), The Knowledge-creating Company (New York, Oxford
University Press).
Ravindra Jain and Saiyed Wajid Ali, (2010), Entrepreneurial and Intrapreneurial Orientation
in Indian Enterprises: An Empirical Study. South Asian of Journal Management. Vol.20.
No.3
Richard M. Walker, Fariborz Damanpour, Carlos A. Devece, (2010), Management Innovation
and Organizational Performance: The Mediating Effect of Performance Management.
Journal of Public Administration Research and Theory. 21:367–386
Slater S and Olson.E.M (2001), ” Marketing”s Contribution to Implementation of Business
Strategy : An Empirical Analysis “Strategic Management Journal..22. 1055-1067.
Sujan. H, Barton. A.Weitz and Nirmalya Kumar, (1994), “ Learning Orientation , Working Smart
and Effective Selling “, Journal of Marketing, Vol.58, 39-52.
Taewon Suh, (2002), Encouraged, motivated and learning oriented for working creatively
and successfully: a case of Korean workers in marketing communications. Journal of
Marketing Communications.8.135-147
U. Syed Aktharsha and H. Anisa, (2012), Knowledge Sharing: Nursing AmbienceJournal of
Indian Management, April - June,
Visvalingam Suppiah and Manjit Singh, (2011), Organisational culture’s influence on
tacitknowledge-sharing behaviour. Journal of knowledge Management VoL. 13 No. 3,
pp 462-477

Peran Knowledge Sharing………. (Widodo) 27

Anda mungkin juga menyukai