PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telah diketahui bahwa mikroba yang menguntungkan dan ada pula yang
merugikan, adapun mikroba yang merugikan dapat disingkirkan, dihambat
dengan atau dibunuh mengunakan bahan kimia, pertumbuhan bakteri dapat
dihambat oleh faktor-faktor lain yaitu secara sintetik telah banyak
dimanfaatkan orang untuk menyembuhkan luka dan telah diuji zat demikian
disebut dengan zat antiseptik. Pada pengamatan ini sangat penting sekali untuk
diilakukan untuk dapat mengetahui antiseptik yang mana dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
Berbagai jenis bahan kimia yang dibuat secara sintetik telah banyak
dimanfaatkan orang untuk menyembuhkan luka dan telah diuji khasiatnya
yang demikian disebut dengan zt antiseptik. Zat antibiotik adalah zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang lai bahkan dapat memusnahkan. Zat disenfektan
terhadap suatu senyawa kimia yang dapat menekankan pertumbuhan
mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai, dan pisau
bedah. Factor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba invitro antara lain pH
lingakungan, komponen-komponen medium, takaran inoculum, lamanya
inkubasi dan aktivitas metabolism organisme.
1.2 Tujuan
Untuk mempelajari munculnya sifat resisten pada mikroba terhadap
senyawa antibiotik yang terjadi karena adaptasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan,
tapi akan juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri
thermogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat yang tumbuh. Bakteri
dapat pula mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini disebut
perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat dibagi atas
faktor-faktor biotik. Faktor-faktor biotik terdiri atas mahkluk-mahkluk hidup,
sedangkan faktor-faktor alam (fisika) dan faktor-faktor kimia.
Pada umumnya metode yang digunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah
metode difusi agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan
mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah disekitar kertas cakram
(paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh organisme tinggi. Zona hambatan
pertumbuhan inilah yang menunjukan sensivitas bakteri terhadap bahan anti
bakteri.
Berdasarkan daya kerjanya, senyawa anti bakteri dibagi menjadi dua sifat yaitu:
1. pH lingkungan.
2. Komponen-komponen medium.
3. Stabilitas obat.
4. Takaran inoculum.
5. Lamanya inkubasi.
6. Aktifitas metabolism mikroorganisme (Irianto, 2006).
Pukul : 10:20-12:50
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Mikropipet dan tip. 8. Hand sprayer.
2. Tabung reaksi. 9. Labu Erlenmeyer.
3. Cawan petri. 10. Label.
4. Gelas beaker kecil 25 ml. 11. Enkas.
5. Pinset. 12. Paper disk.
6. Spreader. 13. Wrapping.
7. Bunsen.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Bakteri S. aureus 10 mL.
2. Bakteri E. coli 10 mL.
3. Bakteri B. cereus.
4. Tisu.
1.
2.
4.2 Pembahasan
A. Antibakteri
Antibakteri adalah zat atau senyawa kimia yang digunakan untuk
membasmi bakteri, khususnya bakteri yang merugikan manusia. Definisi ini
kemudian berkembang menjadi senyawa yang dalam konsentrasi tertentu
mampu menghambat bahkan membunuh proses kehidupan suatu
mikroorganisme (Jawetz et al., 2001). Berdasarkan sifat toksisitas selektif,
bakteri bersifat menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan bersifat
membunuh bakteri (bakterisida). Kadar minimum yang diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuhnya, masing-masing
dikenal dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum
(KBM) (Setiabudy dan Gan, 2007). Pemusnahan bakteri dengan antibakteri
yang bersifat bakteriostatik masih tergantung dari kesanggupan reaksi daya
tahan tubuh hospes.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi dalam lima kelompok
antara lain:
Antibakteri yang menghambat metabolisme sel mikroba Bakteri
membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan
mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman patogen harus
mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat (PABA) untuk
kebutuhan hidupnya. Apabila antibakteri bersaing dengan PABA untuk
diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog
asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan
terganggu (Setiabudy dan Gan, 2007).
Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel bakteri Bakteri memiliki
lapisan luar yang kaku. Lapisan yang kaku tersebut adalah dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk bakteri dan melindungi membran
protoplasma di bawahnya (Jawetz et al., 2001). Dinding sel bakteri terdiri
dari polipeptidoglikan yaitu kompleks polimer mukopeptida
(glikopeptida). Penghambatan reaksi dalam proses sintesis dinding sel
dapat menyebabkan tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih tinggi
daripada di luar sel maka perusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan
lisis yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka
(Setiabudy dan Gan, 2007).
Antibakteri yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri Kerusakan
pada membran sel bakteri dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan sel atau terjadi kematian sel. Salah satu contohnya adalah
polimiksin (senyawa ammonium-kuartener) yang bereaksi dengan fosfat
pada fosfolipid membran sel bakteri dapat merusak membran sel.
Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen
penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida,
dan lain-lain (Setiabudy dan Gan, 2007).
Antibakteri yang menghambat sintesis protein sel bakteri Dalam
kelangsungan hidupnya, sel bakteri mensintesis berbagai protein. Sintesis
protein terjadi di ribosom yang dibantu oleh mRNA dan tRNA. Pada
bakteri, ribosom terdiri dari dua sub unit yang didasarkan pada konstanta
sedimentasi yaitu ribosom 30S dan 50S. Agar kedua ribosom tersebut
dapat berfungsi pada proses sintesis protein, maka keduanya akan bersatu
pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Tetrasiklin merupakan
salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein dengan cara
berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi masuknya kompleks
tRNA-asam amino pada lokasi asam amino (Setiabudy dan Gan, 2007).
Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel bakteri Molekul
DNA dan RNA memegang peranan penting dalam proses kehidupan sel
secara normal. Hal ini berarti bahwa semua gangguan yang terjadi pada
pembentukan dan fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
total pada sel dan berakibat kematian sel. Rifampisin merupakan salah satu
antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat dengan cara
berikatan dengan enzim polimerase-RNA sehingga menghambat sintesis
RNA dan DNA oleh enzim tersebut (Setiabudy dan Gan, 2007).
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa
kelompok sebagai berikut:
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah senyawa antimikroba adalah
senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikorba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptik dan
desinfektan, dan bahwa Bacillus aureus merupakan bahan antimikroba yang
cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan E.
coli.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan dapat bekerja dengan seksama pada saat praktikum
agar hasil pengujiannya diperoleh dengan baik. Dan disarankan agar
praktikan dapat mengambil foto media sebelum dilakukan inkubasi, agar
dapat dilihat perbandinngannya setelah sudah diberikan perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.https://docplayer.info/40446495-I-tujuan-praktikum-tujuan-dari-
praktikum-ini-adalah-1-untuk-mengetahui-potensi-suatu-antibiotika-
yang-digunakan-untuk-membunuh-mikroba-2.html. Diakses 27
Oktober 2019.
Dani, B. Husnul. 2015. Laporan Tetap Praktikum Pengujian Daya Anti Bakteri
Dengan Beberapa Macam Antiseptik Dengan Menggunakan Paper
disk. Mataram: INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI.https://www.academia.edu/32040039/LAPORAN_TETAP_P
RAKTIKUM_PENGUJIAN_DAYA_ANTI_BAKTERI_DENGAN_B
EBERAPA_MACAM_ANTI_SEPTIK_DENGAN_MENGGUNAKA
N_PAPER_DISK. Diakses 27 Oktober 2019.