Anda di halaman 1dari 44

BAB II

PEMBAHASAN

KOMPONEN AKTIF

Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang

memerlukan arus eksternal untuk dapat beroperasi dengan kata lain, komponen

elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik

dari luar(eksternal). Komponen elektronika yang digolongkan komponene aktif

ialah Dioda, Transistor dan Ic (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan

semikonduktor seperti silikon., germanium, selenium dan metel oxides.

Transistor

Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai sirkuit
pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi
transistor juga sebagai kran listrik, yang dimana berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan
pangalihaan listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik. Itulah definisi dari transistor.
fungsi transistor

Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana di bawah ini:

Transistor sebagai saklar elektronik,yaitu dengan mengatur bias dari sebuah transistor sampai transistor
jenuh maka didapat hubungan singkat antar kaki konektor dan emitor, dengan memanfaatkan kejadian
ini maka transistor bisa digunakan sebagai saklar.

Transistor sebagai penguat arus,lalu fungsi dari transistor lainnya adalah dapat di gunakan sebagai
penguat arus. Dengan fungsi ini transistor dapat digunakan sebagai rangkaian power supply tentunya
dengan tegangan yang di setting. Untuk dapat digunakan sebagai fungsi penguat arus transistor harus
dibias tegangan yang constant pada basisnya, agar pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya
untuk dapat tegangan basis agar tetap digunakan diode zener.

Transistor sebagai penguat sinyal AC,Adapun fungsi transistor yang yang lainnya adalah sebagai penguat
sinyal AC, dan lain-lain.

Ilustrasi jenis/macam-macam transistor | Sumber gambar: komponenelektronika.biz

Jenis atau tipe dan prinsip kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor yang modern di jaman sekarang, awalnya hanya terdapat 2 tipe dasar
transistor yaitu biopolar transistor (BJT atau transistor biopolar) dan FET (Field-Effect Transistor), yang
cara kerjanya berbeda-beda.

Transistor biopolar dinamakan seperti itu karena kanal konduksi utamanya memakai 2 polaritas
pembawa muatan elekton dan lubang, untuk membawa muatan atau arus listrik. Di dalam BJT, arus
listrik utamanya harus melewati satu daerah atau lapisan pembatas yang dinamakan depletizon dan juga
ketebalan dari lapisan ini bisa diatur dengan kecepatan tinggi dengan maksud untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.

FET ( Field-Effect Transistor) dinamakan juga transistor unipolar yaitu hanya memakai satu jenis
pembawa muatan (electron atau hole, terganu dari tipenya FET) saja. Di dalam FET arus listrik utamanya
mengalir dalam satu kenal konduksi sempit dengan depletion zone sisinya. Lalu ketebalan dari daerah
perbatasan ini bisa diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan
kenal konduksi tersebut.
Kategori Transistor

Secara umum, transistor dapat di beda-bedakan berdasarkan banyak kategori, diantarnaya seperti di
bawah ini:

Berdasarkan tipe diantaranya seperti: UJT, BJT, JFET, IGBT, IGFET (MOSFET), HBT, VMOSFET, MISFET,
HEMT, MESFET, dan lain sebagainya.

Berdasarkan materi semikonduktor, diantaranya germanium, silikon dan gallium arsenide

Berdasarkan kemasan fisiknya, diantarnya seperti: IC, through hole metal, surface mount, through hole
plastic dan lain sebagainya.

Berdasarkan polaritas diantaranya seperti: PNP atau P-channel dan NPN atau N-channel.

Berdasarkan maximum kapasitas daya, diantaranya seperti: Low power, medium power dan high power.

Berdasarkan maximum frekwensi kerja, yang diantaranya: Low, medium, atau high frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain sebagainya.

Berdasarkan aplikasi yang diantaranya seperti: Saklar, amplifier, audio, general purpose, tegangan tinggi
dan lain sebagainya.

Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda berasal dari pendekatan
kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan
katoda. Dioda termasuk kedalam ketegori komponen elektronika aktif. Dioda terbentuk dari bahan
semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction.
Dioda memiliki sifat dapat menghantarkan arus pada tegangan maju, serta menghambat arus pada
tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yakni kaki anoda dan kaki katoda. Secara
sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka
manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh
dorongan aliran air dari depan katup.

Dioda disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan istilah
diode yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal (semikonduktor)
yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun pada tahun 1874, dan dioda
termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh Frederic Gutherie.

Adapun simbol dioda yaitu terdapat sebuah panah yang dilengkapi garis melintang di ujung panah
tersebut. Maksud dari panah disini adalah bahwa dia adalah pin/kaki positif (+) sedangkan garis
melintang diibaratkan pin/kaki Negatif (-). Berikut ini adalah simbolnya :

Fungsi Dioda
Secara umum memang fungsi dioda adalah untuk menyearahkan suatu arus listrik dalam sebuah
rangkaian. Namun ada beberapa fungsi lain yang juga terdapat pada dioda jenis tertentu yang tak semua
orang tahu. Oleh karena itu berikut ini saya akan berikan fungsi-fungsi lain dari dioda :

Dioda berfungsi sebagai penyearah arus listrik (untuk dioda bridge)

Dioda berfungsi sebagai penstabil tegangan (untuk dioda zener)

Dioda berfungsi sebagai pengaman atau sekering

Dioda berfungsi sebagai rangkaian clipper untuk memangkas level sinyal yang keluar batas

Dioda berfungsi sebagai rangkaian clamper untuk menambah komponen DC pada sinyal AC

Dioda berfungsi sebagai pengganda tegangan

Dioda berfungsi sebagai indikator (untuk LED)

Dioda berfungsi sebagai sensor panas

Dioda berfungsi sebagai sensor cahaya (untuk dioda photo)

Dioda berfungsi sebagai rangkaian VCO (untuk dioda varactor)

Prinsip Kerja Dioda

Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah digunakan untuk
mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar
rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.

Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada saat dioda
memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda terdapat junction (pertemuan)
dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda
dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam
dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak
bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir.

Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output
dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian
saja antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang
penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun
pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

Jenis-Jenis Dioda

Dioda yang sering kita lihat adalah dioda biasa yang berbentuk slinder warna hitam dan terdapat gelang
perak di salah satu sisi badannya. Disamping itu banyak jenis-jenis dari dioda yang terdapat dipasaran
yang tidak kamu ketahui. Berikut ini akan saya berikan define dari jenis-jenis dioda :

Dioda Penyearah / Rectifire (Dioda Biasa)

Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai tegangan maju
0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu
tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu.
Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Adapun cara kerja dari dioda penyearah ini yaitu, Arus akan diteruskan jika arus listrik yang melewati
searah dengan arah dioda yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah dan tegangan bernilai lebih
besar dari tegangan minimum dioda. Namun jika dioda dipasang kebalikkannya dengan arus listrik maka
dioda akan menjadi penghambat. Kapasitas dioda memiliki batas, sehingga jika tegangan di sambungkan
pada “n” jauh lebih besar dari tegangan yang disambungkan pada “p” kemungkinan dioda akan
breakdown karena tidak mampu menahan aliran listrik. Contoh pemakaian dioda searah adalah antara
lain pada rangkaian penyearah arus listrik bolak-balik pada transformator, dan pencegah arus balik pada
rangkaian elektronika.

Dioda Zener

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai
sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian.

Dioda Zener adalah jenis dioda junction P dan N yang bahannya terbuat dari silikon. Dioda jenis ini juga
dikenal sebagai Voltage Regulation Diode yang beroperasi pada daerah reverse. Fungsi dari dioda zener
adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan
pada level tertentu untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada
penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah buffer arus.
Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras tegangan baik yang
diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda tersebut, contohnya jika dioda
tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka
tegangan yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih kecil dari kapasitasnya
yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan inputnya.

Pada data sheet terdapat diode zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan
sebagainya. Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika diode bekerja pada bias maju/positif. Maka
zener biasanya berguna pada bias mundur/negative (reverse bias).

LED (Light Emitting Diode)

LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi
cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi
belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa
energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk
mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan
phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang ada adalah warna merah, kuning dan hijau. LED berwarna
biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan
tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan
disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat,
bulat dan lonjong.
LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar campuran seperti misalnya gallium arsenida
fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida (GaAsP). Karakteristiknya yaitu
kalau diberi panjaran maju, pertemuannya mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada
jenis dan kadar material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus dengan arus maju yang
mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah 1,6 sampai 2,2 volt,
LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada
LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt, LED hijau 5 volt. LED mengkonsumsi arus sangat kecil, awet
dan kecil bentuknya (tidak makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan tersendiri dari LED itu
sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang
memang sengaja dibuat seperti itu).

LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna warna
Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.
LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita
jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau Galium
Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya
dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau
hijau.

Cara kerjanya hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub
Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari
Anoda menuju ke Katoda.
Dioda Cahaya (Photo Diode)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada daerah-daerah
reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat
dengan menggunakan bahan dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk
alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter). Dalam
kondisi cahaya gelap, arus yang mengalir pada dioda photo berbahan dasar germanium sekitar 10
ampere, sedangkan untuk dioda yang berbahan dasar silikon sebesar 1 ampere.

Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang
(Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika
setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima
oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam
alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi
sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan
sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

Dioda Varactor (Dioda Kapasitas)

Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang kapasitansinya ditentukan oleh tegangan yang masuk.
Contoh penerapannya pada pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat telekomunikasi yang bekerja pada
frekwensi tinggi.
Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang dapat berubah-
ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika tegangan
yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan
yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse. Dioda jenis ini
banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat penerima radio.

Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan besar
tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem penalaan digital pada sistem
transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio dan televisi. Contoh sistem
penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu mengoreksi oscilator
dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk
oscilator. Dioda varactor dibias reverse.

Dioda SCR (SCHOTTKY)

Dioda SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai
pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa
dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR
sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan
biasanya disebut PNPN Trioda.
Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat digunakan sebagai pengatur motor DC
bertegangan besar dengan mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac.

pada Gate. TRIAC digunakan DIAC: meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau sebaliknya.
Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti pada rangkaian lift.

TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat meneruskan tegangan dari kaki 1
ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan
cara mengatur Gate.

Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika, karena
bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda,
diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-
Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda
tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar yang melambangkan dioda penyearah.

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak panah
yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus
mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :

Dioda germanium

Dioda silikon

Dioda selenium

Dioda zener

Dioda cahaya (LED)


Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari
penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki
fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah
sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang
lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan
deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah
diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N
banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan
arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta
merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan
terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N. Jika
menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif
(reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun
sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan
lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Demikianlah sekelumit
bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil
saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa
volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion
layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah di atas 0.7 volt. Kira-kira
0.3 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya.
Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat
menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
IC (Integrated Circuit)

Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor,
dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan
Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk
beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang
berukuran relatif kecil. Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu umumnya memakai
Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian digantikan oleh Transistor yang memiliki
ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks,
memerlukan komponen Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika
yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).

Teknologi Integrated Circuit (IC) atau Sirkuit Terpadu ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958
oleh Jack Kilby yang bekerja untuk Texas Instrument, setengah tahun kemudian Robert Noyce berhasil
melakukan fabrikasi IC dengan sistem interkoneksi pada sebuah Chip Silikon. Integrated Circuit (IC)
merupakan salah satu perkembangan Teknologi yang paling signifikan pada abad ke 20. Mungkin Tanpa
adanya Komponen IC (Integrated Circuit) kamu saat ini tidak dapat menikmati peralatan Elektronika
seperti Handphone, Laptop, PC, Konsol Game Portable, Kamera Digital dan peralatan Elektronika-
elektronika lainnya yang bentuknya kecil dan dapat dibawa bepergian kemana-mana.

Fungsi IC
Banyak sekali fungsi dari komponen elektronika yang satu ini, beda jenis & tipe maka beda pula fungsi ,
dan cara kerjanya, Ada beberapa yang harus kamu tahu fungsi secara umum dari IC, berikut ini adalah
fungsinya:

Mengatur tegangan input dan out put

Sebagai jantung pada suatu rangkaian. Karena IC-lah yang mengatur kerja dari setiap blok rangkaian
dengan membagi tugas masing-masing blok rangkaian tertentu.

Penguat Daya (Power Amplifier)

Penguat Sinyal (Signal Amplifier)

Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)

Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)

Voltage Comparator

Multiplier

Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)

Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

Jenis-jenis IC

Jenis IC terbagi menjadi 2 kategori, yaitu IC Digital, dan IC Linear. Berikut ini Jenis-jenis IC dan
penjelasnnya :

IC Linear

IC Linear bias juga disebut dengan IC Analog, IC linear pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan
berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti halnya IC-TTL
maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan sebagai penguat tegangan.
Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, diman kerja rangkaiannya akan bersifat proporsional
atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan inputnya. Berikut ini beberapa jenis IC yang
masuk kedalam kategori IC Linear:

1) IC Op-Amp

Disebut amplifier operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC analog yang berfungsi sebagai
rangkaian penguat. mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp)
dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-
Amp) yang populer adalah LM741. IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting yang perlu
diperhatikan.

Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating maksimum, karena akan
merusak IC.

Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power
supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah
±13V.

Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi
beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output
maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.

Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain frequency
memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya berlaku untuk isyarat yang kecil saja
karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan sehingga output maksimum hanya
dihasilkan pada frekuensi yang relative rendah.

2) IC power adaptor (regulator)


IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya . Umumnya , IC power digunakan pada
rangkaian regulator, adaptor dan power supply. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan
regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan
tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari
regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.

3) IC silinder

Bentuk IC jenis ini adalah silinder dan banyak digunakan pada rangkaian penguat pesawat CB (Citizen
Band) atau HT (Held Tranceived). IC jenis ini mempunyai tingkat ketahanan dan keawetan lebih lama
dari pada jenis IC penguat yang lain.

4) IC Timer 555

IC timer 555 merupakan IC linier yang berfungsi sebagai rangkaian pewaktu monostable dan osilator
estable. IC 555 merupakan jenis IC yang terkenal didalam dunia elektronika analog/linier. Pada
penggunaannya. Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer (Pewaktu) dengan
operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian
astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing.
Praktisnya, fungsi dan aplikasi IC NE555 ini banyak sekali digunakan diantaranya sebagai pengatur alarm,
sebagai penggerak motor DC, bisa digabungkan dengan IC TTL (Transistor-transistor Logic) dan sebagai
input jam digital, bisa juga dimanfaatkan dalam rangkaian saklar sentuh, dan jika digabungkan dengan
infra merah ataupun ultrasonic, NE555 ini bisa dijadikan sebagai pemancar atau remote control.

IC Digital
Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital beroperasi dengan
menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan berfungsi sebagai
switch/saklar, sedangkan IC linear pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan berfungsi sebagai
amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang
paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan sebagai penguat tegangan. Dalam IC digital, suatu titik
elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika,
yaitu logika ‘0’ (nol, rendah) atau logika ‘1’ (satu, tinggi). Suatu titik elektronis mewakili satu ‘binary digit’
atau biasa disingkat dengan sebutan ‘bit’. Binary berarti sistem bilangan ‘dua-an’, yakni bilangan yang
hanya mengenal dua angka, 0 dan 1.

Ada Beberapa Jenis IC yang termasuk Kedalam kategori IC Digital, yaitu sebagai Berikut :

1) TTL (Transistor transistor Logic)

IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang dipergunakan untuk peralatan
komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik. IC digital bekerja dengan dasar pengoperasian
bilangan Biner Logic(bilangan dasar 2) yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on) dan 0(off). Jenis IC
digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan menggunakan transistor
sebagai komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga
dinamakan Transistor. Berikut jenis TTL :

Microprocesor

Microprocessor adalah alat pemroses data yang merupakan pengembangan dari teknologi pembuatan
Integrated Circuit (IC), Ada beberapa peristilahan yang dipakai untuk menunjukan tingkat kepadatan
(density) dari suatu chip IC, yaitu Small Scale Integration (SSImengemas beberapa puluh transistor),
Medium Scale Integration (MSI-mengemas sampai beberapa ratus transistor), dan sekarang yang sedang
berkembang adalah Very Large Scale Integration (VLSImengemas puluhan ribu sampai jutaan transistor).
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk
memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang
logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja,
efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan
pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori,
dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk
mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik.

2) C-MOS (Complementary with MOSFET)

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi rangkaian
yang merupakan gabungan dari beberapa komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan
fungsi logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi beberapa macam
gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta
beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders, Encoders, Multiflexer dan Memory.

Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15 Volt
akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa hal yang
perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam rangkaian.
Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa dioda dan resistor
dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen.

Kelebihan Dan Kelemahan IC

Kelebihan

Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu bila
dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak menggunakan komponen, IC dengan sirkit
yang relatif kecil hanya mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih
sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).

Kelemahan

Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi kelebihan arus listrik yang
besar, dimana arus listrik berlebihan dapat menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga
komponen yang kecil seperti IC akan mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan. Demikian pula
keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar dapat merusak
lapisan isolator antar komponen di dalam IC Contoh kerusakan misalnya, terjadi hubungan singkat
antara komponen satu dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat rusak dan menjadi
tidak berguna.

suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat
memuat ratusan bahkan ribuan komponen. Terdapat dua IC yaitu:

IC Digital

IC Analog

Komponen Pasif

Inductor (kumparan)

Induktor masuk kedalam kategori Komponen Elektronika Pasif, yang dimana tidak mempunyai
kemampuan untuk menguatkan dan mengarahkan aliran arus listrik di dalam rangkaian elektronik.
Mungkin Bisa lihat dibawah ini penjelasan lebih lengkapnya tentang Induktor :

Berikut ini Adalah Simbol dari Induktor :


Induktor adalah komponen elektronik pasif yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk energi
magnetik. Ini menggunakan konduktor yang dililit ke dalam kumparan. Saat aliran listrik ke kumparan
dari kiri ke kanan, medan magnet akan dihasilkan dalam arah searah jarum jam. Induktor adalah salah
satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-
ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses Arus Bolak-Balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa Resistansi atau Kapasitansi dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa
resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat
menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat,
induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus
tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.

Penggunaan Induktor

Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan dengan
kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari
penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga
induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk dprd
melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan penerima
radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk transformator.

Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar. Induktor
dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer energi ini
menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk
menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang
digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus
pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering disebut dengan reaktor.
Jenis-Jenis Induktor

Terdapat banyak jenis-jenis dari Induktor yang ada dipasaran. Jenis Induktor ini dapat dibedakan dengan
bahan pembuatannya, dan bentuknya. Berikut ini adalah Jenis inductor beserta penjelasan singkatnya:

a. Variable Inductor

Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Biasanya induktor yang satu ini menggunakan bahan ferit.

Torroidal Core Inductor (induktor inti teroid)

Bentuk induktor jenis ini melingkar seperti donat, nilai induktansi dan faktor Q yang dimilikinya sangat
tinggi, induktor ini banyak digunakan pada rangkaian power dan switching, Televisi.

Iron Core Inductor(induktor dengan inti besi)

Sesuai namanya inti pusat induktor ini terbuat dari bahan besi padat, Besarnya inti besi yang digunakan
pada sebuah induktor sangat bermacam-macam tergantung kebutuhan. Sayangnya arus eddy dan
histerystis yang dihasilkan oleh induktor jenis ini sangat besar sehingga hanya digunakan untuk aplikasi
rendah dengan daya tinggi seperti pada power supply, inverter dll. dan nilai induktansi yang tersedia
biasanya besar.

Air Core Inductor (Induktor dengan inti udara)

Tidak memakai material sebagai intinya pada induktor jenis ini, rangkaian RF banyak menggunakan
induktor jenis ini karena tidak ada kerugian energi dan memiliki permeabilitas udara yang sangat
rendah. Induktor jenis ini hanya tersedia dengan ukuran nilai induktansi yang kecil.

Ferrite Core Inductor (induktor dengan inti ferit)


Inti ferit terbuat dari bahan bubuk keramik yang dipadatkan. Induktor dengan inti ferit ini paling banyak
penggunaannya pada rangkaian elektronik terutama pada rangkaian frekuensi tinggi karena memiliki
histeristis yang kecil dan arus eddy yang sangat rendah. Induktor yang satu ini banyak dijumpai di
rangkaian-rangkaian elektronika yang cukup rumit.

Laminated Core Induction (Induktor dengan inti besi laminasi)

inti induktor ini terbuat dari susunan lembaran baja tipis yang terlaminasi. antar lapisan baja tipis
ditempelkan secara kuat agar terbentuk inti yang padat, dan dipisahkan oleh lapisan isolasi untuk
mengcegah arus eddy. Beberapa jenis logam yang dipakai disambung secara paralel dengan sekat
berbahan isolator.

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus)
yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan
Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan,
lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang
arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-
balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa
resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat
menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat,
induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek histeresis, dan pada arus
tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.

Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar konduktor
pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat
medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan
magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat menentang
perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap
perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry
menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1
ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.

Kapasitor (Condensator)

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal
sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Voltaseorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan
dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen
lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia “condensatore”, bahasa Peranciscondensateur, Indonesia dan Jerman
Kondensator atau Spanyol Condensador.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatifserta memiliki
cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.


Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang
lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang
paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut
kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Berfungsi menyimpan energi dalam medan listrik. Fungsi pada suatu rangkaian adalah memisahkan arus
bolak-balik dari arus searah, sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya, sebagai pembangkit
frekuensi dalam rangkaian pemancar dan untuk menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL.

Kapasitor Variable (Varco) yang memiliki nilai kapasitansi bervariasi.

Kapasitor tetap yang memiliki nilai kapasitansi tetap.

Berikut ini penjelasan tentang Kapasitor beserta fungsi dan jenis-jenisnya :

Kapasitor ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F).
Satu Farad = 9×1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut. Kapasitor disebut juga
kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia
pada tahun 1782 (dari bahasa Italia “condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk menyimpan suatu
muatan listrik. Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah
komponen elektronika yang termasuk kedalam komponen elektronika pasif yaitu tidak mempunyai
kemampuan untuk menguatkan dan mengarahkan aliran arus listrik di dalam rangkaian elektronik.

Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.
Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas, dan
lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub
negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah oleh bahan
dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-
ujung kakinya.

Berikut Simbol dari Kapasitor :


Fungsi Kapasitor

Setiap komponen elektronika memiliki fungsi tersendiri, demikian pula dengan kapasitor. Fungsi
kapasitor yang biasa dan banyak diketahui adalah untuk menyimpan arus listrik secara sementara.
Berikut ini adalah fungsi kapasitor yang terdapat dalam sebuah rangkaian/sistem elektronika.

Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada power supply).

Sebagai filter/penyaring dalam rangkaian power supply.

Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena.

Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.

Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar

Untuk menyimpan arus/tegangan listrik.

Untuk arus DC berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi
sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.

Perata tegangan DC pada pengubah AC to DC. Pembangkit gelombang AC atau oscilator, dan sebagainya.

Jenis-jenis kapasitor

Terdapat banyak jenis-jenis kapasitor yang dijual dipasaran, kapasitor yang lazim diketahui atau ditemui
adalah kapasitor yang berbentuk tabung dengan warna hijau, biru, ataupun hitam. Terdapat garis hitam
pada bagian sisi yang berfungsi untuk mengatahui pin-pin kapasitor. Ada beberapa jenis kapasitor yang
bias kita klasifikasikan Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, yaitu Kapasitor Nilai Tetap (Fixed
Capasitor) dan Kapasitor Variabel (Variable Capasitor). Berikut ini penjelasan jenis-jenis kapasitor
berdasarkan nilainya :

Kapasitor dengan Nilai Tetap (Fixed Capasitor)

Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau tidak berubah-
ubah. Ada beberapa jenis kapasitor yang termasuk kategori kapasitor dengan nilai tetap, yaitu sebagai
berikut :

1) Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)


Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis
ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-
balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai
0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas
sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat
dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.

2) Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi
empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas
arah)

3) Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai
kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau
dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4) Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika
pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik
karena tidak memiliki polaritas arah.

5) Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan
berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada
Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang
memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai
pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit
berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan
tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas
kamampuan tegangannya.

6) Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor
Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena
Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum
dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga
memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh
karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai
pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

Kapasitor Variable (Variable Capasitor)

Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Ada
beberapa jenis kapasitor yang termasuk kategori kapasitor variabel, yaitu sebagai berikut :

1) VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada
umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan
Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

2) Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat
seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang
dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam
tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi
untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya
maksimal sampai 100pF.
Resistor (tahanan)

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding
dengan arus yang mengalir, berdasarkan. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan
sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat
dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listriknya yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan
kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuitcetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki
bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan
kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Resisitor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak
membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor
sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.

Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya
dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari
bahan karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua kutub akan memproduksi tegangan
listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya arus yang mengalir, kita dapat mengatur
alat elektronik untuk melakukan berbagai hal.

Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan dalam satuan
Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian
dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini merupakan standart internasional yang sudah
disepakati bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah rangkaian.

FUNGSI RESISTOR

Selain untuk membatasi atau menghambat arus listrik, resistor mempunyai kegunaan atau fungsi
lainnya, diantara nya adalah sebagai berikut :

Sebagai pembagi arus

Sebagai pembagi tegangan

Sebagai penurun tegangan

Sebagai penghambat arus listrik

Menghambat arus listrik

Pengatur volume (potensiometer)

Pengatur kecepatan motor (rheostat), dll.

KARATERISTIK RESISTOR

Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor
komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang sesuai
apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah
resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10
% tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Resistor variabel resistansinya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur
mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya. Jika
perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka
potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak
sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya sebuah
resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah
resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai
sifat tambahan kapasitif. Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap suatu hambatan. Didalam
penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat besar sekali, dan sembarang energi panas yang
dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit pada jumlah total pembawa bebas.
Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan intensitas gerakan acak dari partikel yang berada
dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi aliran electron secara umum pada sembarang satu
arah yang ditentukan. Hasilnya adalah untuk penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan
menghasilkan peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu positif.

BAHAN PEMBUATAN RESISTOR

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan resistor yaitu :

Substrat alumina; untuk karateristik resistor (lebar 2 inci)

Pasta resistor dengan nilai 10 ohm, 1 kilo ohm, 10 kilo ohm dan 100 kilo ohm

Dua pont birox seri 17

ESL

Shoel

Al2O3; digunakan untuk pencucian substrat, screen dan bahan-bahan pelarut


MACAM-MACAM DAN JENIS-JENIS RESISTOR

Fixed Resistor (resistor tetap)

Merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan pembuat
resisttor terdapat ditengah–tengah dan pada pinggirnya terdapat 2 Conducting Metal, bisanya kemasan
seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacam – macam, tergantung pada daya
resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk fisik yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai daya ¼ watt. dapat dilihat bentuk
fisik dari resistor dengan daya 1/8, ¼, 1, 2, dan 5 watt.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, diciptakanlah sebuah teknologi baru yang disebut
dengan SMT (Surface Mount Technology). Dengan menggunakan teknologi ini bentuk dari fixed resistor
menjadi lebih kecil lagi, sehingga kita dapat membuat suatu sistem yang mempunyai ukuran sekecil
mungkin. Contoh bentuk fixed resistor yaitu resistor dengan teknologi SMT . Ada beberapa macam
kemasan standard yang sudah ditentukan oleh Industri elektronik antara lain:

– 1206 ukuran = 3.0 mm x 1.5 mm, 2 terminal

– 0805 ukuran = 2.0 mm x 1.3 mm, 2 terminal

– 0603 ukuran = 1.5 mm x 0.8 mm, 2 terminal

Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (Single-In-Line). Didalam kemasan ini
terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun pararel dan mempunyai 1 pusat yang dinamakan
common.

Tipe atau jenis resistor saat ini sangat beragam, tergantung dari pemakain untuk suatu sistem
elektronika yang akan kita rancang. Berikut ini akan dijelaskan sedikit tentang penggunaan resistor
berdasarkan tipe atau jenisnya.
Precision Wirewound resistor

Merupakan tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi sampai 0.005% dan TCR
(Temperature coeffisient of resistance) sangat rendah. Sehingga sangat cocok digunakan untuk aplikasi
DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Tetapi jangan menggunakan jenis ini untuk
aplikasi rf (radio frequency) sebab mempunyai Q resonant frequency yang rendah. Contoh aplikasi
penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment, dan reference resistor untuk voltage regulator
dan decoding Network.

NIST Standard resistor

NIST (National Institute of Standard and Technology) merupakan tipe resistor dengan tingkat keakuratan
paling tinggi yaitu 0.001% , TCR yang rendah dan sangat stabil dibandingkan dengan Precision
Wirewound Resistor. Komponen ini biasanya digunakan sebagai standard di dalam verifikasi keakuratan
dari suatu alat ukur resistive.

Power Wirewound resistor

Biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang yang sangat besar.
Komponen ini dapat mengatasi daya yang besar dibandingkan dengan resistor yang lain. Karena panas
yang ditimbulkan cukup besar biasanya resistor ini dilapisi oleh bahan seperti ceramic Tube, Ceramic
rods, anodized aluminum, fiberglass mandels, dll . Fuse Resistor

Komponen ini selain berfungsi sebagai resistor, juga berfungsi sebagai sekering. Resistor ini didesain
sedemikian rupa sehingga bila ada arus yang sangat besar melalui maka hambatannya menjadi
takterhingga. Pada kondisi normal suhu dari resistor ini akan panas ketika ada arus yang melaluinya.

Carbon Composition

Ini merupakan salah satu tipe resistor yang banyak sekali dijual dipasaran. Biasanya untuk nilai
hambatan yang besar, misalnya 1K2, 2K2, 4K7, dll mudah mencarinya. Tetapi untuk nilai hambatan yang
kecil, misalnya 2Ω, 3Ω, dll susah dicari. Resistor ini memiliki koefisien temperature dengan batas 1000
ppm/°C terhadap nilai hambatannya, dimana nilai hambatannya akan turun ketika suhunya naik. Selain
itu resistor juga memiliki koefisien tegangan, dimana nilai hambatan akan berubah ketika diberi
tegangan. Semakin besar tegangan maka semakin besar perubahannya. Voltage Rating dari resistor
Carbon Composition ditentukan berdasarkan ukuran fisik, nilai, dan dayanya. Pada saat menggunakan
resistor jenis ini diharapkan agar berhati – hati didalam perancangan, karena dapat menghasilkan noise
dimana noise ini tergantung pada nilai dari resistor dan ukurannya.

Carbon Film Resistor

Resistor jenis Carbon Film mempunyai karakteristik yang sama dengan resistor carbon composition
tetapi noise, voltage coeficient, temperature coeficient nilainya lebih rendah. Carbon Film Resistor
dibuat dengan memotong batangan keramik yang panjang dan kemudian dicampur dengan material
karbon. Frekuensi respon dari resistor ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan wirewound dan lebih
bagus lagi dibandingkan dengan carbon composition. Dimana wirewound akan menjadi suatu induktansi
ketika frekuensinya rendah dan akan menjadi kapasitansi apabila frekuensinya tinggi. Dan untuk carbon
composition hanya menjadi kapasitansi apabila dilalui oleh frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.

Metal Film Resistor

Metal Film resistor merupakan pilihan terbaik dari jenis resistor Carbon composition dan carbon film .
Karena resistor ini lebih akurat, tidak mempunyai voltage coefisient, noise dan temperature coefisient
yang lebih rendah. Tetapi resistor ini tidak sebagus jenis resistor Precision wirewound. Bahan dasar
pembuat dari resistor ini adalah metal dan keramik, bahan ini mirip seperti yang digunakan untuk
membentuk carbon film resistor.

Foil Resistor

Resistor ini mempunyai karakteristik yang sama dengan jenis metal film. Kelebihan utama dibandingkan
dengan metal film adalah tingkat kestabilannya yang lebih tinggi, TCR paling kecil, dan frek respon tinggi.
Selain kelebihan terdapat pula kelemahan yaitu nilai maksimum dari resistor ini lebih kecil dari nilai
resistor metal film. Resistor ini biasanya dipakai di dalam strain gauge, nilai strain dapat diukur
berdasarkan perubahan nilai resistansinya. Ketika digunakan sebagai strain gauge, foil-nya dipasangkan
di suatu substrate fleksibel sehingga dapat dipasang didaerah tempat pengukuran strain dilakukan.

Power Film Resistor

Material yang digunakan untuk membuat resistor ini sama dengan jenis metal film dan carbon film.
Tetapi karakteristik dayanya lebih tinggi. Power film resistor mempunyai nilai yang lebih tinggi dan
respon frekuensi yang lebih baik dibandingkan Power wirewound resistor. Resistor ini banyak digunakan
untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang
lebih besar daripada power wirewound resistor. Biasanya komponen ini memiliki toleransi yang cukup
lebar.

Resistor tidak tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah2 sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan dengan cara memutar atau menggeser
pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai perubahan resistansinya akan
dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dll, sehingga dapat dijadikan
sebagai sakelar otomatis.

 Potensiometer

Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai resistansinya dapat disetel sesuai
dengan keinginan dengan cara memutar tungkai pengaturnya. Nilai resistansinya sendiri tertera pada
bodi yang dituliskan dalam bentuk angka, sehingga akan memudahkan untuk mengetahui berapa besar
nilainya tersebut. Penggunaan potensiometer biasanya adalah untuk pengaturan suara (tone control)
Bass, Treable, Volume, dan lain-lain. beberapa jenis potensiometer :

Potensiometer liniar

Potensiometer linier mempunyap unsur resistif dengan penampang konstan, menghasilkan peranti
dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu terminal proporsional dengan jarak antara
keduanya.. Potensiometer linier digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran sumbu
dengan rasio pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan untuk menyetel titik
pusat layar osiloskop.

Potensiometer logaritmik

Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin menyempit atau dibuat dari bahan
yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini memberikan peranti yang resistansinya merupakan fungsi
logaritmik terhadap sudut poros potensiometer. Sebagian besar potensiometer log (terutama yang
murah) sebenarnya tidak benar-benar logaritmik, tetapi menggunakan dua jalur resistif linier untuk
meniru hukum logaritma. Potensiometer log juga dapat dibuat dengan menggunakan potensiometer
linier dan resistor eksternal. Potensiometer yang benar-benar logaritmik relatif sangat mahal.
Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti audio, terutama sebagai pengendali volume.

Rheostat

Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan menggunakan
resistor tidak tetap atau rheostat. Sebuah rheostat adalah resistor tidak tetap dua terminal dan
seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat
resistif yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas
toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya. Potensiometer tiga terminal dapat
digunakan sebagai resistor tidak tetap dua terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga.
Seringkali terminal ketiga yang tidak digunakan disambungkan dengan terminal penyapu untuk
mengurangi fluktuasi resistansi yang disebabkan oleh kotoran.

Potensiometer digital

Potensiometer digital adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi dari potensiometer
analog untuk diterapkan pada isyarat digital.

 Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki nilai tahanan yang
dapat di rubah-rubah namun dengan menggunakan alat bantu berupa obeng kecil, karena untuk
merubah nilai resistansinya tidak bisa menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya
adalah menggunakan bahan karbon atau arang.

 NTC dan PTC

NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient. Sifat komponen ini resistif dimana nilai
resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya naik. Sedangkan PTC adalah singkatan
dari Positive Temperature Coeficient, yang nilai resistansinya akan bertambah besar apabila termperatur
disekelilingnya turun.. Komponen NTC dan PTC biasanya digunakan sebagai sensor dalam peralatan
pengukur panas atau disebut juga termistor. Selain itu juga bisa digunakan sebagai sakelar otomatis
yang cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu disekitarnya.

 LDR

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor yang nilai resistansinya akan
berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterimanya. Biasanya LDR digunakan untuk rangkain-
rangkaian sakelar otomatis tertentu seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR akan bekerja
secra otomatis sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya.

 VDR
VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai
resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin
besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang
melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan
sebagai stabilizer bagi komponen transistor.

KODE WARNA PADA RESISTOR

Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka kita dapat
melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada bodi resistor. Karena tidak
semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang bilangan berupa angka-angka, melainkan dengan
cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna setiap resistor berjumlah 4 cincin atau ada juga 5
cincin bahkan lebih. Untuk cara pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :

Sebelum memahami cara menghitung resistor kita perlu memahami dulu komponen resistor 4 warna, 5
warna, dan 6 warna.

WARNAANGKA [1-3] MULTIPLIER [4] TOLERANSI [5] THERMAL COEFICIENT [6]

HITAM 0 1

COKLAT1 10 1% 100ppm

MERAH 2 100 2% 50ppm

ORANGE 3 1k 15ppm

KUNING 4 10k 25ppm

HIJAU 5 100k 0.5%

BIRU 6 1M 0.25%

UNGU 7 10M

ABU-ABU 8

PUTIH 9
EMAS 5%

SILVER 10%

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-
permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran
kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda,
cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan
untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita)
warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung, titik” memberikan urutan
dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang
lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat
pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit
harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima
menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang
menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah
adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan
keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol
di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan
nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL PADA RESISTOR

 RANGKAIAN SERI

Yang dimaksud dengan rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan secara berturut-
turut, yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor kedua, dan
seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertam dan ujung akhir resistor terakhir diberika tegangan,
maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya sama

 RANGKAIAN PARALEL

Yang dimkasud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan antara dua titik
yang dihubungkan antara tegangan yang sama. Dalam praktek rangkaian paralel, semua alat listrik yang
ada dirumah dihubungkan secara paralel (lampu, setrika, pompa air, dll).

 RANGKAIAN SERI-PARALEL

Yang di maksud dengan rangkaian seri-paralel adalah gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian
paralel. Oleh karena itu, rangkaian seri-paralel biasa disebut rangkaian campuran.

Soal
Sebutkan urutan warna apa saja yang ada pada resistor 30 K Ohm 5%!

Jawab:

-Gelang 1 berwarna Jingga berarti angka ke 1 = 3

-Gelang 2 berwarna Hitam berarti angka ke 2 = 0

-Gelang 3 berwarna Jingga berarti angka ke 3 = x 1000 / banyaknya nol

-Gelang 4 berwarna Emas berarti yang menyatakan toleransi = 5 %

tata angka dari tabel resistor tersebut : 30 x 1000 = 30000

Tranformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik satu atau
lebih rangkaian listrik satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gendeng magnet berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator adalah alat yang digunakan
untuk mengubah tegangan bolak balik (ac) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan terdiri dari
kumparan primer dan sekunder.

Perkembangan dan penerapan system transformator pada perumahan, perkantoran maupun pada
kendaran yaitu mobil dewasa ini mengalami peningkatan yang pesat. Buktinya adalah banyak industry,
perkantoran maupun kendaran dilengkapi dengan penggunaan transformator yang bertujuan untuk
mengetahui informasi dan dapat menambah pengetahuan.

System pesawat telepon yang paling sederhana memiliki komponen utama yaitu ISDN EXCHANGE, ISDN
PRA, ISDN BRA, ISDN PHONE, ISDN PBX dan ISDN DATA TERMINAL.

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Karakteristik transformator

Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektromagnetik, menghendaki adanya gandengan


magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat
melakukan fluks bersama. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam
transformator, yaitu tipe inti dan tipe cangkang.

Contoh alat penerapan dari Transformator

 TV

 Komputer

 Mesin foto copy

 Gardu listrik,dll.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Komponen aktif merupakan komponen yang bekerja dengan memerlukan sumber arus eksternal dalam
beroperasi. Komponen aktif terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon, germanium, selenium,
dan metel oxydes. Sedangkan komponen pasif merupakan komponen elektronika yang dapat bekerja
tanpa memerlukan sumber arus eksternal

Anda mungkin juga menyukai