Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERCERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA


KELAS III SD NEGERI 092 PAGARANTONGA

H. Tasrif
Guru SD Negeri 092 Pagarantonga
Surel : h_tasrif@gmail.com

Abstract : The Use of Picture Media To Increase The Ability Of Storytelling In


Indonesian Lesson Student Class III SD Negeri 092 Pagarantonga. The purpose
of research to improve the ability to tell the story through the media images in
learning Indonesian class III elementary school. The approach used is a classroom
action research approach. The subjects of the study were the third grade students of
SD Negeri 092 Pagarantonga which amounted to 21 students. Obtained the level of
student learning ability on the initial observation of the average value of 55.33 with
the percentage of 23.8% and who have not been able to as much as 76.2%. In the
first cycle the average score of students increased to 66.38 with a percentage of 38%
and who have not been able to as much as 62%. At cycle II the average score of
students increased to 79.10 with the percentage of 85.7% and only 14.3% who have
not been able to tell the story.

Keywords : Media image, and ability to speak

Abstrak : Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan


Bercerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Negeri
092 Pagarantonga. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan bercerita
melalui media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 092 Pagarantonga yang berjumlah 21
orang siswa. Diperoleh tingkat kemampuan belajar siswa pada pengamatan awal
nilai rata-rata 55,33 dengan persentase 23,8% dan yang belum mampu sebanyak
76,2%. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 66,38 dengan
persentase 38% dan yang belum mampu sebanyak 62%. Pada waktu siklus II nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 79,10 dengan persentase 85,7% dan hanya
sebanyak 14,3% yang belum mampu dalam bercerita.

Kata Kunci : Media gambar, dan kemampuan berbicara

PENDAHULUAN Dalam Peraturan Menteri


Pembelajaran bahasa Indonesia di Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006
sekolah-sekolah berkembang dengan Tentang Standar Isi untuk Pendidikan
pesat dan sangat menarik untuk Dasar dan Menengah, yaitu agar peserta
diperbincangkan. Kemenarikan itu didik memiliki kemampuan sebagai
terutama dalam hal ruang lingkup materi berikut: (1). Berkomunikasi secara
pokok yang harus di belajarkan guru efektif dan efisien sesuai dengan etika
diperlukan dalam rangka menciptakan yang berlaku, baik secara lisan maupun
suatu hasil dan dampak pendidikan yang tertulis; (2). Menghargai dan bangga
berkualitas. Penggunaan media dan menggunakan bahasa indonesia sebagai
sumber belajar perlu diperhatikan agar bahasa persatuan dan bahasa negara; (3).
dapat merangsang peserta didik untuk Memahami bahasa Indonesia dan
belajar. Perlu pula dikembangkan menggunakannya dengan tepat dan
bentuk penilaian pembelajaran yang kreatif untuk berbagai tujuan; (4).
linier dengan aktivitas belajar siswa. Menggunakan bahasa indonesia untuk

p-ISSN: 2548 - 8856


1 e-ISSN: 2549 - 127X
Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 94-103

meningkatkan kemampuan intelektual, Salah satu cakupan berbicara


serta kematangan emosional dan sosial; sebagai komunikasi lisan adalah
(5). Menikmati dan memanfaatkan karya kemampuan bercerita. Bercerita
sastra untuk memperluas wawasan, merupakan salah satu kemampuan
memperluas budi pekerti, serta berbicara yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi kepada orang
kemampuan berbahasa; (6). Menghargai lain. Dengan bercerita seseorang dapat
dan membanggakan sastra indonesia menyampaikan berbagai macam cerita,
sebagai khazanah budaya dan intelektual ungkapan berbagai perasaan sesuai
manusia indonesia. Jelaslah bahwa dengan apa yang dialami, dirasakan,
pendidikan mempunyai peranan yang dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan
sangat penting dalam mewujudkan dan serta keinginan membagikan
menghasilkan sumber daya manusia pengalaman yang diperoleh.
yang bermutu, berkualitas, terampil dan Dalam kegiatan bercerita guru
profesional. harus merancang dengan baik. Sebelum
Pembelajaran di tingkat Sekolah kegiatan dilaksanakan, jauh sebelumnya
Dasar akan di ajarkan pelajaran bahasa guru sudah meminta siswa untuk
Indonesia yang mempunyai peranan memilih cerita yang menarik. Setelah itu
penting dalam kehidupan peserta didik. siswa diminta menghafalkan jalannya
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia cerita agar nanti pada pelaksanaannya,
diharapkan peserta didik dapat mencapai yaitu bercerita di depan kelas, tidak
perkembangan intelektual, sosial, dan mengalami kesulitan. Namun tidak
emosional untuk meningkatkan semua siswa memiliki kemahiran dalam
kemampuan berkomunikasi dalam bercerita di depan kelas walaupun
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kemampuan ini dapat dimiliki melalui
baik secara lisan maupun tulisan. Sesuai proses belajar dan latihan. Hal ini sangat
dengan ruang lingkup mata pelajaran terkait dengan adanya hambatan yang
bahasa Indonesia mencakup komponen dialami siswa dalam bercerita dimana
kemampuan bersastra yang meliputi sebagian siswa kurang berminat
empat aspek, yaitu: mendengarkan, mengikuti pembelajaran sehingga
berbicara, membaca, dan menulis. kemampuan bercerita siswa dalam
Berbicara merupakan kegiatan materi menjelaskan isi teks kurang
berbahasa lisan, yang berkaitan dengan memuaskan atau masih rendah, dimana
bunyi bahasa. Dalam berbicara siswa memperoleh nilai seperti yang
seseorang menyampaikan informasi ada pada tabel berikut ini:
melalui suara atau bunyi bahasa. Oleh Tabel. Nilai Persentase Kemampuan
karena itu, keterampilan berbicara Bercerita
sebagai salah satu komponen No. Banyak Nilai Persentase KKM
keterampilan berbahasa yang perlu Siswa (%)
diterapkan kepada peserta didik. Sebab 1. 6 orang 40 28,6 65
kemampuan berbicara menunjang
2. 5 orang 50 23,8 65
keterampilan bahasa lainnya. Karena
3. 7 orang 60 33,3 65
pembicara yang baik mampu
4. 3 orang 70 14,3 65
memudahkan penyimak untuk
Jlh 21 orang
menangkap pembicaraan yang
disampaikan.
H. Tasrif, Penggunaan Media Gambar …

Berdasarkan tabel diatas, maka menumbuhkan perhatian siswa,


siswa yang mampu dalam materi menumbuhkan rasa keingintahuan siswa
menjelaskan isi teks adalah sebanyak 3 mengenal peristiwa yang terjadi dibalik
orang 14,3 % dan yang tidak mampu sebuah gambar yang dilihatnya,
sebanyak 18 orang 85,7 % dari 21 orang sehingga akhirnya siswa tertarik untuk
siswa kelas III SD Negeri 092 mengetahui lebih lanjut.
Pagarantonga. Berdasarkan masalah diatas, maka
Hal ini disebabkan oleh rumusan masalah penelitian ini adalah:
kurangnya kemauan yang dimiliki siswa “Apakah media gambar dapat
kelas III dalam bercerita, selain itu meningkatkan kemampuan bercerita
metode yang digunakan masih siswa kelas III SD Negeri 092
konvensional. Sehingga mengakibatkan Pagarantonga ? ”.
siswa menjadi pasif dalam mengikuti Berdasarkan rumusan masalah
pembelajaran. Dengan kata lain pada diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
saat pembelajaran berlangsung guru untuk meningkatkankemampuan
kurang melibatkan siswa. bercerita melalui media gambar dalam
Agar kegiatan pembelajaran dapat pembelajaran bahasa Indonesia siswa
berlangsung secara efektif dan efisien. kelas III SD Negeri 092 Pagarantonga.
Maka dapat dibantu dengan
menggunakan media pembelajaran. METODE
(Muhammad Noor, 2010:3) menyatakan Penelitian yang digunakan adalah
bahwa “media adalah segala sesuatu penelitian tindakan kelas (PTK).
yang dapat digunakan untuk Penelitian tindakan kelas adalah suatu
menyalurkan pesan dari pengirim ke penelitian yang dilaksanakan guru pada
penerima sehingga dapat merangsang saat kegiatan proses belajar mengajar
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat terjadi di kelas.
serta perhatian siswa sedemikian rupa Lokasi penelitian ini dilaksanakan
sehingga proses belajar terjadi”. di SD Negeri 092 Pagarantonga dan
Selanjutnya Muhammad Noor dilaksanakan pada tahun 2015/2016
menyatakan bahwa penggunaan media pada semester ganjil.
gambar dalam pembelajaran memiliki Subjek penelitian ini adalah siswa
manfaat, sebagai berikut: (1). kelas III SD Negeri 092 Pagarantonga
Penggunaan media gambar dalam yang berjumlah 21 orang. Objek
pengajaran dapat merangsang minat penelitian ini adalah kemampuan
atau perhatian siswa; (2). Gambar yang bercerita.
dipilih dapat diadaptasi secara cepat Menurut Arikunto (2008)
yang dapat membantu siswa memahami mengemukakan secara garis besar
dan mengingat informasi bahan-bahan terdapat empat tahap yang dilalui dalam
yang verbal yang menyertainya, melaksanakan penelitian tindakan kelas
(2010:36). yaitu perencanaan, pelaksanaan,
Sebagai guru di kelas III peneliti pengamatan, dan refleksi. Agar lebih
memilih media gambar untuk jelas digambarkan secara skematis
mengembangkan kemampuan bercerita model penelitian sebagai berikut:
siswa dalam materi menjelaskan isi teks.
Karena gambar merupakan salah satu
media pembelajaran yang dapat
Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 94-103

Observasi. Tahap pengamatan


dilakukan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Hal ini untuk
melihat kesulitan yang dialami siswa
sewaktu pembelajaran dilakukan.
Refleksi. Tahap ini dilakukan
untuk melihat perkembangan
pelaksanaan dan membuat kesimpulan,
mengetahui kekurangan ataupun
kelebihan selama proses pembelajaran
bahasa Indonesia melalui media gambar
khususnya dalam materi menjelaskan isi
teks yang pada akhirnya diperbaiki pada
siklus II.
Setelah siklus I dilakukan dan
belum mendapatkan hasil yang
maksimal, maka dalam hal ini
Gambar. Skema Penelitian Tindakan dilaksanakan siklus II dengan tahapan
Kelas (Arikunto, 2008:16) yang sama.
Siklus II. Perencanaan. Tahap
Penelitian ini dilaksanakan dalam perencanaan pada siklus II merupakan
dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.dan hasil refleksi dari siklus I. Pada tahap ini
setiap siklus terdiri dari 2 kali peneliti dapat mengetahui seberapa
pertemuan. Tahap pelaksanaan tindakan banyak siswa yang kurang berhasil
dalam penelitian ini yaitu perencanaan, dalam belajar dan memfokuskan
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. kesulitan yang dialami siswa pada siklus
Adapun tahapannya pada setiap siklus I.
adalah sebagai berikut : Pelaksanaan Tindakan. Pelaku
Siklus I. Perencanaan Tindakan. tindakan dalam penelitian kelas ini
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah guru kelas III. Adapun langkah-
adalah: 1) Membuat RPP yang langkah pembelajarannya sama dengan
menjabarkan standar kompetensi, rencana pembelajaran siklus I.
kompetensi dasar, indikator, materi Observasi. Pengamatan dilakukan
pembelajaran, penyediaan alat/sumber pada saat proses belajar mengajar
belajar dan latihan. 2) Menyusun alat berlangsung di kelas. Yang diamati
evaluasi untuk mengetahui tingkat adalah siswa, hal ini bertujuan untuk
keberhasilan yang dicapai siswa dalam mengetahui sejauh mana pelaksanaan
setiap siklus dengan diterapkannya tindakan dapat menghasilkan perubahan
proses pembelajaran dengan media sesuai dengan yang dikehendaki.
gambar. 3) Menyiapkan lembar Refleksi. Dari tes dan observasi
observasi guru dan siswa. yang dilakukan diambil kesimpulan.
Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan Apakah kegiatan yang dilakukan telah
yang dilakukan dalam tahap ini adalah berhasil atau belum berhasil. Jika pada
melaksanakan rencana pembelajaran siklus ini masih banyak siswa yang
yang sesuai dengan rencana pelaksanaan belum memahami maka akan
pembelajaran ﴾RPP﴿ yang telah dibuat. direncanakan pada siklus berikutnya.
H. Tasrif, Penggunaan Media Gambar …

Namun, jika telah memenuhi indikator menggunakan lafal/pengucapan kata,


keberhasilan belajar, maka tidak perlu intonasi, dan ekspresi yang tepat. Dari
dilanjutkan ke siklus selanjutnya. hasil pre tes bercerita yang dilakukan
Instrumen yang digunakan dalam terhadap 21 siswa diperoleh data
penelitian ini adalah: kemampuan bercerita siswa adalah 70
Lembar Pengamatan (Observasi). dan nilai terendah 40. Hanya 5 siswa
Lembar ini digunakan untuk (23,8%) yang mampu belajar, sedangkan
mengobservasi aktivitas guru dan siswa yang tidak mampu sebanyak 16 siswa
selama pembelajaran. (76,2%).
Kegiatan Secara Langsung. Adapun kesulitan yang dialami
Kegiatan ini digunakan untuk mengukur siswa antara lain: 1) Siswa kurang
kemampuan, pengetahuan dan bakat mampu dalam lafal/pengucapan kata
yang di miliki siswa. pada saat bercerita. 2) Siswa masih
Teknik yang digunakan dalam kurang mampu menentukan
mengumpulkan data pada penelitian ini lafal/pengucapan kata sebuah kalimat
adalah observasi dan kegiatan secara dalam cerita. 3) Pada saat bercerita,
langsung. intonasi suaranya masih kurang tepat. 4)
Analisis data dilaksanakan untuk Masih banyak siswa yang tidak
merefleksi setelah implementasi suatu menggunakan ekspresi sewaktu
tindakan perbaikan, mencakup proses bercerita.
dan dampak seperangkat tindakan dalam Siklus I. Perencanaan.
suatu siklus penelitian tindakan kelas Berdasarkan permasalahan yang
keseluruhan. Dalam hal ini analisis data ditemukan dalam penelitian, maka
adalah proses pengelompokan, peneliti membuat alternatif pemecahan
penghitungan, dan penafsiran data yang masalah dengan melakukan serangkaian
diperoleh secara sistematis dan rasional tindakan yang perlu dilakukan antara
untuk menampilkan bahan-bahan yang lain: 1) Guru menjelaskan tentang cara
dapat digunakan untuk menyusun bercerita yang baik dan benar. 2) Siswa
jawaban terhadap tujuan penelitian bercerita sesuai dengan petunjuk yang
tindakan kelas. Data hasil observasi diberikan oleh guru.
pembelajaran dianalisis kemudian Pelaksanaan Tindakan. Pada
ditafsirkan berdasarkan kajian teori dan tahap pelaksanaan tindakan ini guru
pengajuan hipotesis dan pengalaman melaksanakan kegiatan belajar mengajar
peneliti sebagai guru kelas III. berdasarkan RPP yang telah disusun.
Adapun kegiatan belajar mengajar yang
PEMBAHASAN dilakukan dimulai dengan menjelaskan
Sebelum diberikan pembelajaran, pengertian bercerita, hal-hal yang perlu
terlebih dahulu siswa diberikan pre tes diperhatikan dalam bercerita misalnya
(tes awal) dengan tujuan untuk seperti lafal/pengucapan kata, intonasi
mengetahui kemampuan awal siswa suara, dan ekspresi wajah. Setelah itu
dalam bercerita. Dari hasil pre tes yang peneliti menempelkan gambar yang
telah diberikan kepada siswa diperoleh akan diceritakan. Selanjutnya peneliti
kesimpulan bahwa siswa masih menjelaskan cara bercerita dengan baik
tergolong kurang mampu dalam secara berulang-ulang. Kemudian siswa
bercerita dengan tepat.Hal tersebut dapat diminta untuk menceritakan gambar
dilihat dari siswa bercerita tidak tersebut secara bergantian.

p-ISSN: 2548 - 8856


98 e-ISSN: 2549 - 127X
Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 94-103

Pelaksanaan tindakan pada siklus belajar. Siswa belum aktif


I dilaksanakan 2 x pertemuan (2 x 35 mengemukakan pendapat dalam
menit). Diakhir siklus ini siswa bercerita sesuai dengan aturannya.
diberikan tes hasil belajar yang Selain itu keaktifan siswa dalam
bertujuan untuk melihat keberhasilan bertanya juga tergolong rendah. Siswa
tindakan yang telah diberikan. yang aktif dalam bertanya hanya
Observasi dan Evaluasi I. sebagian dari jumlah keseluruhan siswa.
Observasi dilaksanakan oleh peneliti Keberanian siswa dalam bercerita dan
sendiri pada saat pembelajaran keberaniaan siswa dalam menjawab
berlangsung. Observasi dilakukan untuk pertanyaan masih belum memuaskan.
menilai sejauhmana pelaksanaan Mereka hadir di kelas namun pikirannya
kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak ada di dalam kelas, bercerita
dengan melihat aktivitas siswa dalam sambil tertawa dan yang lain bercerita
pembelajaran. Adapun lembar observasi dengan temannya. Ini menunjukkan
oleh guru kelas III sebagai peneliti, bahwa keberlangsungan belajar bercerita
sebagai berikut: dengan media gambar belum efektif
Tabel. Observasi Kemampuan Bercerita Siswa diterapkan guru kepada siswa.
Pada Siklus I Berdasarkan post tes yang
dilakukan pada siklus I, diketahui bahwa
Siklus I
hasil belajar bercerita belum
N Indikator 4 3 2 1
memuaskan. Hal ini ditandai dengan
o.
penguasaan siswa masih di bawah
1. Keseriusan siswa dalam x
standar nilai yang ditetapkan ﴾<65%﴿,
mendengarkan penjelasan
yakni sebanyak 13 siswa ﴾62%﴿ dari 21
2. guru. siswa, sedangkan yang mampu lebih
3. Aktif dalam
sedikit yakni sebanyak siswa ﴾38%﴿.
mengemukakan pendapat. x Sementara nilai rata-rata siswa secara
4. Kemampuan siswa dalam x keseluruhan adalah 66,38. Ini bermakna
5. bercerita sesuai dengan x bahwa tujuan pembelajaran bercerita
6. penjelasan yang
x pada siklus I dibandingkan dengan pre
disampaikan oleh guru.
tes dinilai belum optimal, karena itu
Aktif dalam bertanya.
penelitian dilanjutkan ke siklus kedua.
Keberanian siswa dalam
Refleksi I. Pada siklus pertama
bercerita di depan kelas.
pembelajaran, terlihat perubahan pola
Berani menjawab
belajar siswa karena pembelajaran yang
pertanyaan.
menggunakan media gambar. Sebelum
Jumlah Skor yang Diamati 15 diterapkannya media gambar terlihat
Persentase Aspek yang Diamati 71,42 bahwa hasil belajar bercerita siswa
Kategori Cukup Mampu tergolong masih rendah, namun setelah
diterapkannya pembelajaran bercerita
Dari tabel diatas dapat dilihat dengan menggunakan media gambar,
bahwa hasil observasi yang dilakukan, ternyata hasil belajar bercerita siswa
siswa belum menunjukkan keaktifan mengalami peningkatan. Jika pada
belajar siswa 71.42% dan kategori pembelajaran sebelumnya hanya 5 siswa
cukup mampu. Hal ini terlihat adanya ﴾23,8%﴿ yang tuntas belajar bercerita,
kecenderungan siswa yang kurang serius setelah diterapkannya media gambar

p-ISSN: 2548 - 8856


H. Tasrif, Penggunaan Media Gambar …

pada siklus I ternyata sebanyak 8 siswa Observasi dilakukan untuk menilai


﴾38%﴿ berada pada tingkat ketuntasan sejauhmana pelaksanaan kegiatan
belajar, yakni sebagian dari mereka belajar mengajar berlangsung dengan
sudah pandai bercerita. Ini bermakna melihat aktivitas siswa dalam
media gambar ini memberikan tantangan pembelajaran.
baru kepada siswa untuk menggali Tabel. Observasi Kemampuan Bercerita
memecahkan permasalahan yang Siswa Pada Siklus II
dihadapkan kepada mereka. Siklus II
Pembelajaran dengan menggunakan No. Indikator 4 3 2 1
media gambar memberi motivasi kepada
1. Keseriusan siswa dalam x
siswa untuk mengeluarkan segala
mendengarkan
potensi belajar yang dimilikinya.
2. penjelasan guru. x
Walaupun sudah terdapat
3. Aktif dalam x
perubahan suasana pembelajaran tetapi
mengemukakan
masih ditemukan kendala-kendala yang
4. pendapat. x
menyebabkan kurang optimalnya
5. Kemampuan siswa x
pencapaian hasil belajar siswa, seperti
6. dalam bercerita sesuai
siswa kurang aktif dan motivasi belajar x
dengan penjelasan yang
masih rendah. Berdasarkan perolehan
disampaikan oleh guru.
hasil belajar siswa yang masih rendah
Aktif dalam bertanya.
dan belum mencapai ketuntasan belajar
Keberanian siswa
tuntas, maka tindakan perlu dilanjutkan
dalam bercerita di
pada siklus kedua.
depan kelas.
Siklus II. Perencanaan. Perolehan
Berani menjawab
nilai siswa yang diperoleh pada tes
pertanyaan.
siklus I terdapat beberapa siswa yang
Jumlah Skor yang Diamati 20
memiliki nilai dibawah 65 yakni
Persentase Aspek yang Diamati 95,2
sabanyak 13 siswa ﴾62%﴿ yang memiliki
nilai dibawah standar yang telah
ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa Kategori Sangat Mampu
siswa masih kurang memiliki
kemampuan dalam bercerita dengan
baik. Dengan demikian peneliti kembali Dari hasil observasi siswa siklus
melakukan pembelajaran melalui siklus II dapat diketahui tentang keseriusan
II dengan lebih memfokuskan dalam siswa mendengarkan penjelasan dari
bercerita. guru sudah serius. Dalam
Pelaksanaan Tindakan II. mengemukakan pendapat sudah aktif.
Tindakan yang dilakukan peneliti ialah Kemampuan siswa dalam bercerita
memberikan penjelasan dan bimbingan meningkat, siswa aktif dalam bertanya,
kepada siswa yang mengalami kesulitan memiliki keberaniaan untuk bercerita ke
dalam bercerita, peneliti menjelaskan depan kelas dan siswa sudah berani
kembali bagaimana bercerita dengan menjawab pertanyaan yang ditanyakan
tepat. langsung oleh guru. Dari tabel diatas
Observasi. Observasi pada siklus dapat dikatakan proses belajar-mengajar
II juga dilaksanakan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan media gambar
pada saat pembelajaran berlangsung. pada materi menjelaskan isi teks sudah

p-ISSN: 2548 - 8856


100 e-ISSN: 2549 - 127X
Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 94-103

berhasil. Setelah dilakukan observasi tes siklus I dapat dikatakan


maka hasil tes pada siklus II dalam pembelajaran bercerita dengan
bercerita siswa tergolong tinggi. Dari 21 menggunakan media gambar sudah
siswa yang diteliti sebanyak 18 siswa mulai meningkat tetapi belum mencapai
﴾85,7%﴿ telah memenuhi kriteria hasil standar ketuntasan, maka perlu
ketuntasan yang telah ditetapkan dan perbaikan untuk siklus berikutnya.
hanya sebanyak 3 siswa )14,3%) yang Pada siklus II, yang merupakan
belum mampu, maka penelitian tidak perbaikan pembelajaran dari siklus I,
dilanjutkan lagi untuk siklus ketiga. peneliti menjelaskan kesalahan-
Refleksi. Memasuki siklus kedua, kesalahan bercerita yang terdapat pada
terjadi perubahan segala aktivitas belajar siklus I dan peneliti menjelaskan secara
siswa. Peningkatan aspek yang diamati ulang cara bercerita dengan baik.
dalam penelitian ini termasuk diiringi Setelah itu peneliti menyuruh beberapa
dengan meningkatnya hasil belajar yang siswa untuk bercerita di depan kelas
dicapai oleh siswa. Dengan demikian, guna mengetahui tingkat kemampuan
teknik yang dikembangkan pada siklus siswa dalam bercerita melalui media
kedua mampu untuk meningkatkan gambar. Pada siklus II diperoleh hasil
kemampuan bercerita siswa. nilai tes siswa sudah berhasil dimana
Dengan adanya peningkatan rata- nilai siswa secara keseluruhan sudah
rata siswa pada tes siklus I ke siklus II. mencapai standar ketuntasan ﴾≥65﴿
Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah dengan rata-rata 79,10 dengan
66,38 dengan nilai persentase 38%, persentase 85,7%. Hal ini menunjukkan
pada siklus II hasil tes kemampuan bahwa penggunaan media gambar sudah
siswa dalam bercerita diperoleh nilai berhasil.
rata-rata secara keseluruhan meningkat Untuk lebih jelas dapat dilihat
menjadi 79,01 dengan nilai persentase pada tabel di bawah ini yaitu
85,7%. Hal ini menunjukkan ketuntasankemampuan bercerita siswa
pembelajaran menggunakan media kelas III SD Negeri 092 Pagarantonga
gambar dapat meningkatkan dari pre tes, siklus I, sampai dengan
kemampuan bercerita siswa kelas III SD siklus II.
Negeri 092 Pagarantonga. Tabel. Ketuntasan Kemampuan Belajar
Melalui media gambar dapat Siswa
meningkatkan kemampuan bercerita No. Ketuntasan Rata- % Keterangan
siswa pada pelajaran bahasa Indonesia rata
dalam materi menjelaskan isi teks. Hasil 1. Pretes 55,33 23,8 Tidak
penelitian pada saat pre tes sebelum Mampu
diberikan pembelajaran dengan 2. Siklus I 66,38 38 Kurang
menggunakan media gambar diperoleh Mampu
nilai rata-rata 55,33 dengan persentase 3. Siklus II 79,10 85,7 Mampu
23,8%, dari hasil tes ini dapat diketahui
bahwa pembelajaran bercerita belum
berhasil, maka tindakan selanjutnya
adalah peneliti memulai pembelajaran
dengan menggunakan media gambar.
sPada siklus I diperoleh nilai rata-rata
66,38 dengan persentase 38%, dari hasil

p-ISSN: 2548 - 8856


101 e-ISSN: 2549 - 127X
H. Tasrif, Penggunaan Media Gambar …

KESIMPULAN
90 85.7 Kemampuan bercerita siswa kelas
80 III SD Negeri 092 Pagarantonga
70 sebelum diterapkan media gambar
60
PERSEN secara umum berada di bawah
50
40 38 Tingkat…
ketuntasan belajar, yakni (76,2%)
30 23.8 sedangkan yang mampu belajar hanya
20 (23,8%). Setelah diterapkannya media
10 gambar pada siklus I, sebanyak (38%)
0 berada pada standar ketuntasan belajar
dan (62%) berada dibawah standar
Pretes Siklus I Siklus II
ketuntasan belajar. Selanjutnya setelah
Gambar. Grafik
dilakukan tindakan kelas siklus II,
sebanyak 18 orang (85,7%) berada pada
Dari grafik diatas diketahui standar ketuntasan belajar dan hanya 3
bahwa hasil tingkat ketuntasan siswa (14,3%) yang belum mampu. Ini
kemampuan bercerita siswa meningkat. menunjukkan adanya peningkatan
Dapat dilihat, tingkat ketuntasan pada kemampuan bercerita setelah
pre tes yaitu hanya 23,8%. Kemudian diterapkannya pembelajaran dengan
pada siklus I meningkat menjadi 38%, menggunakan media gambar. Untuk itu
dan siklus II tingkat ketuntasan bercerita guru perlu menerapkan pembelajaran
siswa meningkat mencapai 85,7%. bercerita dengan menggunakan media
gambar, sebab media gambar terbukti
dapat meningkatkan kemampuan
90 79.1
80
bercerita, khususnya pada siswa SD
70 66.38 kelas III.
60 55.33 Berdasarkan simpulan di atas,
50 saran yang dapat diberikan terkait
40 Nilai rata-
30 rata penelitian ini yaitu:
20 siswa Hendaknya guru dalam
10 mengajarkan materi menjelaskan isi teks
0 menggunakan media gambar karena
Pretes Siklus I Siklus II dengan penggunaan media gambar akan
Gambar. Grafik Perbandingan memudahkan anak dalam bercerita
Nilai Rata-Rata Siswa dengan baik dan benar.
Hendaknya kepala sekolah
Dari grafik diatas diketahui
menghimbau guru-guru agar mengikuti
bahwa hasil nilai rata-rata bercerita
pelatihan-pelatihan dalam perbaikan
siswa meningkat. Dapat dilihat, pada
dan peningkatan proses pembelajaran
saat pre tes nilai rata-rata siswa yaitu
yakni dengan model, strategi dan media
55,33. Kemudian pada siklus I
pembelajaran.
meningkat menjadi 66,38, dan siklus II
Bagi peneliti lebih lanjut, dapat
nilai rata-rata bercerita siswa meningkat
digunakan untuk menindak lanjutihasil
mencapai 79,10.
penelitian ini sehingga permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan
penelitian ini dapat teratasi.
Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 94-103

DAFTAR RUJUKAN bahasa Indonesia siswa kelas III


Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. SD Negeri Madyopuro 5 Kec.
Penelitian Tindakan Kelas. Kedung kandang Kota Malang.
Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Mohammad. 2010. Media
Aziez. 2010. Ensiklopedia Pendidikan Pembelajaran
Lengkap. Jakarta: Adhi Aksara
Abadi Indonesia. Berbasis Teknologi. Jakarta: PT.
Multi Kreasi Satudelapan.
Istiyah, Marwati. 2010. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Multi Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Kreasi Satudelapan. Indonesia. 2007. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Kauy, Wehelmina. 2011. Penerapan Pustaka.
media gambar seri untuk
meningkatkan

kemampuan bercerita dalam


pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai