NIM : 1901120058
Prodi : TBI/ I C
FILSAFAT ILMU
Macam-macam filsafat:
1. Filsafat Islam
2. Filsafat pendidikan
3. Filsafat hukum
4. Filsafat ilmu
5. Dll.
Filsafat ilmu (menelaah secara sistematis mengenai sifat dasar, metode serta
konsepnya)
Filsafat adalah ilmu pertama di dunia yang mulai muncul sekitar tahun 400-600
sebelum masehi. Ilmu filsafat lahir di Yunani, dan yang pertama kali mengembangkan
ilmu filsafat adalah socratis, seorang yang sangat di hargai dan sangat berjasa dalam
memunculkan ilmu filsafat yang merupakan sumber munculnya ilmu-ilmu lainnya.
Arti kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “philos” dan “shopia” yang artinya
philos itu adalah “ mencintai” sedangkan shopia adalah “kebenaran”. Dengan
demikian filsafat berarti memiliki arti mencintai, menyenangi, menyukai, kebenaran,
kearifan, kebijaksanaan. Dalam konteks mencintai berarti ada usaha untuk
mendapatkan. Dari usaha mencari atau mendapatkan tadilah maka dapat disimpulkan
bahwa arti filsafat itu adalah “berpikir mendalam untuk mendapatkan kebenaran”.
Kebenaran dibedakan menjadi dua:
1. Kebenaran mutlak: kebenaran yang bersifat terus menerus.
2. Kebenaran nisbi: kebenaran yang dibuktikan dengan fakta (kebenaran terikat
waktu dan tempat).
Sumber ilmu pengetahuan:
1. Pengelihatan,
2. Pendengaran,
3. Peradaban,
4. Perasaan, dan
5. Penciuman.
Filsafat mengkaji sesuatu yang ada tetapi belum diketahui / nyata. Hal yang dikaji
oleh filsafat adalah fenomena (kejadian / peristiwa, wahyu / firman). Untuk mengkaji
sesuatu yang ada tetapi belum diketahui / nyata dapat menggunakan fenomena.
Berfilsafat berarti berpikir, dalam berpikir diperlukan syarat-syarat berpikir, yaitu
sebagai berikut :
1. Mendalam
Mendalam artinya tidak sembarangan, dan harus berdasarkan empirik (bukti
nyata). Dalam filsafat kebenaran dapat dikatakan empirik dengan syarat harus
menggunakan satu atau lebih alat inderawi. Menyimpulkan fenomena juga harus
berdasarkan fakta peristiwa.
2. Objektif
Objektif berarti menyatakan sesuatu dengan apa adanya tentang apa yang telah
ditemukan.
3. Bersungguh-sungguh
Bersungguh-sungguh artinya benar-benar dalam berpikir guna mendapatkan
kebenaran. Ciri-ciri dari bersungguh-sungguh adalah konsentrasi/fokus.
Objek kajian filsafat ilmu (pokok bahasan)
Objek kajian pada filsafat ilmu terbagi menjadi 2 yaitu:
1. materi
Pengetahuan
Setiap orang dapat mencari pengetahuan selama dirinya masih berakal
Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan yaitu yang telah disusun secara sistematis dengan metode
ilmiah tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secatra
umum.
2. formal
Ilmu pengetahuan tetapi harus memenuhi syarat dari 3 hal berikut ini:
a). antologi = pengertian
b). efistemologi = bagaimana cara mendapatkannya
c). aksiologi = nilai, manfaat, kegunaan
hakikat ilmu pengetahuan mencakup
Pengertian, pemahaman kita tentang sesuatu (ilmu) misalnya ilmu adalah
sesuatu yang kita ketahui, ilmu adalah alat untuk mengetahui permasalahan,
penyelesaian dll, (antologi)
Bagaimana memperolehnya ( apistemologi) atau kebenaran ilmiah. Cara yang
dapat dilakukan untuk memperoleh suatu ilmu adalah dengan cara berpikir
mendalam, melakukan analisis dan perbandingan, meneliti, uji coba dan cara-
cara yang lain yang dapat menghasilkan suatu kebenaran.
Aksiologi, apa fungsi manfaat dan nilai ilmu bagi manusia. Misalnya
mempermudah dalam pergaulan, mengatasi permaslahan hidup dll. Aksiologi
ilmu adalag berbicara tentang bahwa setiap ilmu mempunyai nilai artinya
bermakna.
3. PHYTAGORAS
Asal segala sesuatu dapat dijelaskan atas dasar bilangan-bilangan.
Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Bilangan unsur utama
dari alam sekaligus menjadi ukuran. Ia menemukan dalil/hukum segitiga siku-
siku.
4. SOCRATES
Mengembangkan metode “DIALEKTIKA” dalam menganalisis pendapat orang
lain guna mendapatkan kebenaran.
5. PLATO
Meneruskan dialog Socrates.
Bersifat mencari kebijakan/kebenaran dengan berdialog. Terkenal dengan
dualisme
Dunia ide: dunia yang tetap abadi/tidak ada perubahan
Dunia bayangan: dunia yang berubah.
6. ARISTOTELES
Tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari penyebab obyek.
Tiap kejadian memiliki 4 sebab:
a. Penyebab materi, bahan darimana benda dibuat.
b. Penyebab formal, bentuk yang menyusun bahan.
c. Penyebab efisien, sumber kejadian/faktor yang menjalankan kejadian.
d. Penyebab final, tujuan yang menjadi arah atau target semua kejadian.
B. Zaman Pertengahan (Abad 6 – 16 M)
1. Zaman Keemasan Kekristenan
Pemikiran manusia harus disesuaikan dengan ajaran kristen.
a. AGUSTINUS
Pengetahuan mengenai kebenaran abadi yang dibawa sejak lahir dalam
ingatan dalam menjadi ingatan dan menjadi sadar karena manusia mengetahui
sesuatu, manusia ambil bagian dalam ide-ide tuhan yang mendahului
penciptaan dunia. Manusia adalah ciptaan yang unik, yang ambil bagian aktif
dalam ide-ide tuhan.
b. THOMAS AQUINUS
Pelanjutan filsafat dengan pengurangan dan penambahan menyesuaikan ajaran
kristen
Dalam hal adanya alam semesta ia menganut teori penciptaan yaitu
menciptakan alam semesta. Dengan kegiatan mencipta, tuhan menghasilkan
ciptaan dari ketiadaan.
2. Zaman Renaisans (Bagian dari zaman renaisans/14 – 16 M)
a. NICOLAS KOPERNICUS
Menyatakan bahwa matahari adalah pusat jagat raya. Bumi memiliki dua
macam gerak.
Pernyataan nya ini bertentangan dengan ajaran agama Kristen yang
menyatakan bahwa matahari lah yang mengelilingi bumi yang dikemukakan
oleh Ptolomeus. Teori Nicolas disebut teori holeosentrisme sedangan teoro
Ptolomeus disebut teori geosentrisme yang diperkuat oleh ajaran agama
Kristen.
b. FRANCIS BACON
Pendapatnya yang terkenal adalah “knowledge is power” (pengetahuan adalah
kekuasaan) yang diperkuat dengan bukti kompas memungkinkan manusia
mengarungi lautan.