Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran
dan pajak.
Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu
sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem
tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran
adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut
serta menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi
masyarakat. Tetapi campur tangan ini tidak sampai menghapuskan sama sekali
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta yang diatur menurut
prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang terdapat dalam
perekonomian pasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud kebijakan fiskal ?
2. Apa saja tujuan dari kebijakan fiskal ?
3. Apa saja fungsi utama dari kebijakan fiskal ?
4. Apa saja macam-macam dari kebijakan fiskal ?
5. Bagaimana penerapan dalam kebijakan fiskal ?
6. Apa efek kebijakan fiskal dalam perekonomian ?

1
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian kebijakan fiskal.
2. Untuk mengetahui tujuan dari kebijakan fiskal.
3. Untuk mengetahui fungsi utama dari kebijakan fiskal.
4. Untuk mengetahui macam-macam dari kebijakan fiskal.
5. Untuk penerapan dalam kebijakan fiskal.
6. Untuk mengetahui efek kebijakan fiskal dalam perekonomian ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kebijakan Fiskal


Kebijakan berasal dari bahasa Indonesia yang berasal dari kata dasar “bijak”
yang berarti mahir, tajam dalam berfikir, arif dan akal budi. Sedangkan imbuhan ke-
an pada kata kebijakan memiliki arti suatu rangkaian konsep yang dijadikan sebagai
pedoman, dan asas dasar untuk mencapai cita-cita, tujuan, prinsip atau mencapai
sasaran.
Kata fiskal berasal dari bahasa latin, fiscus yaitu nama seorang pemegang kuasa
atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara harfiah berarti keranjang
atau tas. Adapun kata fisc dalam bahasa Inggris berarti pembendaharaan atau
pengaturan keluar masuknya uang dalam kerajaan. Fiskal digunakan untuk
menjelaskan bentuk pendapatan Negara atau kerajaan yang dikumpulkan dari
masyarakat dan oleh pemerintahan Negara atau kerajaan dianggap sebagai
pendapatan lalu digunakan sebagai pengeluaran dengan program-program untuk
menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional, produksi dan
perekonomian serta digunakan pula sebagai perangkat keseimbangan dalam
perekonomian.
Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk
mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran
agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan
tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan langkah yang perlu
dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini akan
menambah kemampuan masyarakatn untuk membeli barang dan jasa dan akan
meningkatkan pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih
ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli
barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi
pemerintah.
Menurut pandangan Sadono Sukirno, kebijakan fiskal adalah langkah-langkah
pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam

3
perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi.
Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama
adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan
masalah-masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan
pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi
stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ; pertumbuhan ekonomi,
tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.
Sedangkan menurut Nopirin, Ph. D., kebijakan fiskal terdiri dari perubahan
pengeluaran pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untuk mempengaruhi
besar serta susunan permintaan agregat. Indikator yang biasa dipakai adalah
budget defisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan juga pembayaran
transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat
simpulkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh
pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah
yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Salah satu hal yang ditonjolkan dari
kebijakan fiskal ini adalah pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah
atau negara.

B. Tujuan Kebijakan Fiskal


Pada dasarnya, kebijakan fiskal bertujuan untuk memengaruhi jumlah total
pengeluaran masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan jumlah seluruh produksi
masyarakat, banyaknya kesempatan kerja dan pengangguran, tingkat harga umum
dan inflasi, serta menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga
dan jumlah uang yang beredar.
Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan ekonomi
bermaksud mencapai tujuan sebagai berikut :
a) Untuk meningkat laju investasi 

4
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor
swasta dan sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan
untuk mendorong dan menghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itu
pemerintah harus menerapkan kebijaan investasi berencana di sektor public,
namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan tertinggal
terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela, tingkat
konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari
masyarakat dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing
yang cukup, baik swasta maupun pemerintah. Oleh karena itu kebijakan fiskal
memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat meningkatkan rasio tabungan
inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong
dan menghambat laju investasi.
b) Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial,
dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang
menjadi tangunggan Negara secara serentak berupaya memacu laju
pembentukkan modal. Nantinya invesatasi optimal secara sosial bermanfaat
dalam pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan
pengurangan biaya produksi.
c) Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan
pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk mendirikan
perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui pemberian
subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan langkah ini
tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga diiringi
dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.
d) Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional

Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan


stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam
rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus

5
diterapkan pajak ekspor dan impor. Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok
yang timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan bea impor yang tinggi pada
impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk menghambat
penggunaan daya beli tambahan.
e) Untuk menanggulangi inflasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah
dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak
komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan
pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
f) Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional
terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi
tingkat pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya
investasi dari pemerintah seperti pelancaran program pembangunan regional
yang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.
Jika harga-harga umum yang terus-menerus meningkatkan pada suatu saat
dan tingkat tertentu hanya akan menguntungkan para pelaku bisnis. Jadi, bila
harga-harga umum terus menunjukkan kenaikan yang tajam (menimbulkan
inflasi) hanya akan menguntungkan segelintir pelaku bisnis dan akan
menyulitkan masyarakat, terutama bagi orang yang berpenghasilan tetap.
Keadaan inflasi yang tidak terkendali pada akhirnya akan menjadi boomerang
pada dunia usaha karena investasi produktif akan semakin berkurang.
Berkurangnya investasi prodiktif ini terjadi ebagai akibat bealihnya investasi
terhadap barang-barang yang tahan inflasi (against inflation goods) seperti
tanah, tanah dan bangunan, dan logam mulia.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal membawa
pengaruh bagi perekonomian. Adapun pengaruh-pengeruhnya, antara lain:
1) Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mencapai tujuan-tujuan
seperti inflasi yang rendah dan tingkat pengangguran yang rendah.
2) Bedasarkan teori Keynesian, kenaikan belanja pemerintah sehingga APBN
mengalami defifit dapat digunakan untuk merangsang daya beli masyarakat (AD

6
= C + G + I + X – M ) dan mengurangi pengangguran pada saat terjadi
resesi/depresi ekonomi. Ketika terjadi inflasi, pemerintah harus mengurangi
defisit untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan daya beli masrakat.

C. Fungsi Utama Kebijakan Fiskal


1. Fungsi Alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia
dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat berupa
Public goods seperti jalan, jembatan, pendidikan dan tempat ibadah dapat
terpenuhi secara layak dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
2. Fungsi Distribusi, yaitu fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian
pendapatan nasional dapat lebih merata untuk semua kalangan dan tingkat
kehidupan.
3. Fungsi Stabilisasi, agar terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa
kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga-harga umum yang relatif stabil dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.

D. Macam-Macam Kebijakan Fiskal


a. Kebijakan Fiskal dari Segi Teori
 Kebijakan Fiskal Fungsional merupakan kebijakan untuk pertimbangan
pengeluaran anggaran dan penambahan kesempatan kerja yang dilakukan
oleh pemerintah karena akibat tidak langsung dari pendapatan nasional.
 Kebijakan Fiskal yang Disengaja merupakan kebijakan fiskal yang
dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang
dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik
melalui perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran pemerintah.
Ada tiga bentuk dari macam kebijakan fiskal ini yaitu.
1. Membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah
2. Membuat perubahan pada sistem pemungutan pajak
3. Membuat perubahan secara serentak baik pada pengelolaan pemerintah
maupun sistem pemungutan pajak

7
 Kebijakan Fiskal Tak Disengaja, kebijakan ini dimaksudkan untuk
mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Dalam
kondisi depresi, kebijakan ini dimaksudkan untuk menambah aktivitas
kegiatan ekonomi yang terjadi. Sedangkan dalam keadaan inflasi, kebijakan
ini akan mengurangi aktivitas tersebut. Jenis penstabil otomatis atau
kebijakan fiskal tak disengaja yaitu pajak proporsional, pajak progresif,
kebijakan harga minimum, asuransi pengangguran.
b. Kebijakan Fiskal dari Jumlah Penerimaan & Pengeluaran
 Kebijakan Fiskal Seimbang, merupakan kebijakan yang membuat antara
penerimaan dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Salah satu kelebihan
dari  kebijakan fiskal seimbang yaitu Negara tidak perlu meminjam dana dari
pihak dalam Negeri atau luar Negeri. Sedangkan kelemahannya, kondisi
perekonomian akan menjadi terpuruk apabila keadaan perekonomian negara
dalam kondisi tidak menguntungkan.
 Kebijakan Fiskal Surplus, merupakan  kebijakan yang mana jumlah
pendapatan harus sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah
pengeluaran. Kebijakan fiskal ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.
 Kebijakan Fiskal Defisit, yaitu kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan
surplus. Berarti jumlah pendapatan lebih rendah dari jumlah  pengeluaran.
Beberapa kelebihan dari kebijakan fiskal ini adalah bisa mengatasi kelesuan
dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan untuk kekurangannya
adalah anggaran negara selalu dalam keadaan kekurangan.
 Kebijakan Fiskal Dinamis, merupakan suatu kebijakan yang mirip dengan
kebijakan fiskal seimbang namun dengan ditambah improvisasi yaitu sama
besar jumlahnya tetapi seiringnya waktu kedua-duanya akan bertambah
besarnya. Kegunaan dari kebijakan ini adalah menyediakan pendapatan
yang bisa untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring
berjalannya waktu.
c. Kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

8
 Penstabil otomatik, yaitu bentuk-bentuk sistem fiskal yang sedang berlaku yang
secara otomatik cenderung untuk menimbulkan kestabilan dalam kegiatan
ekonomi. Macam-macam penstabil otomatik, yaitu :
a. Pajak progresif dan pajak proporsional.
Sistem pajak progresif biasanya digunakan dalam memungut pajak
pendapatan individu dan dipraktekkan hampir di semua negara.Pada
pendapatan seseorang tidak perlu membayar pajak.Akan tetapi semakin
tinggi pendapatan, semakin besar pajak yang dikenakan ke atas tambahan
pendapatan yang diperoleh. Sistem pajak proporsional biasanya digunakan
untuk memungut pajak ke atas keuntungan perusahaan-perusahaan
korporat, yaitu pajak yang harus dibayar adalah proporsional dengan
keuntungan yang diperoleh. Ini berarti suatu presentasi dari keuntungan
selalu merupakan pajak yang akan dibayar kepada pemerintah.
b. Kebijakan harga minimum
Kebijakan harga minimum merupakan suatu sitem pengendalian hatga yang
bertujuan menstabilkan pendapatan para petani dan pada waktu yang sama
menjaga agar pendapatannya cukup tinggi. Permintaan dan penawaran
barang pertanian sifatnya tidak elastis. Sebagai akibatnya fluktuasi dalam
penawaran akan menimbulkan fluktuasi harga yang sangat besar dan
mempengaruhi kestabilan pendapatan petani. Ketika produksi dan
penawaran sangat merosot, harga pertanian sangat melonjak dan
meningkatkan pendapatn petani, begitu juga sebaliknya.Ketidakstabilan ini
mendorong pelaksanaan kebijakan harga minimum.Walaupun menstabilkan
harga dan pendapatan merupakan tujuan utama kebijakan tersebut, pada
akhirnya hal tersebut membantu mengurangi fluktuasi kegiatan keseluruhan
ekonomi.
c. Asuransi Pengangguran
Sistem asuransi pengagguran adalah suatu bentuk jaminan sosial yang
dipraktekkan di kebanyakan negara-negara maju. Sistem ini pada dasarnya
mengharuskan tenaga kerja yang sedang bekerja untuk membayar asuransi
sebagai jaminan pendapatan sekiranya pada suatu ketika terpaksa

9
menganggur dan menerima sejumlah pendapatan yang ditentukan ketika
menganggur. Dengan adanya sistem asuransi pengangguran, para
penganggur akan menerima pendapatan yang diperoleh dari dana asuransi
pengangguran. Kebijakan ini mengurangi kemerosotan perbelanjaan agregat
dan pertambahan pengangguran pada ketika resesi.
 Kebijakan fiskal diskresioner
Yaitu langkah-langkah dalam bidang pengeluaran pemerintah dan dan
perpajakan yang secara khusus membuat perubahan ke atas sistem yang ada
yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Bentuk kebijakan fiskal diskresioner :
a. Kebijakan fiskal mengembang, yang dilakukan ketika perekonomian
menghadapi masalah pengangguran.
b. Kebijakan fiskal mengerucut, yang dilakukan ketika masalah inflasi sedang
dihadapi dan perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh dan tingkat
pengangguran sangat rendah.
Cara-cara yang dilakukan dalam kebijakan fiskal diskresioner :
a. Menambah pengeluaran pemerintah
b. Menurunkan pajak perseorangan dan perusahaan
c. Perubahan perbelanjaan dan pajak

E. Penerapan Kebijakan Fiskal


Penerapan kebijakan fiskal dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu :
1. Pembiayaan Fungsional
Beberapa hal yang penting dari macam kebijakan ini diantaranya adalah :
 Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta bukan untuk penerimaaan
pemerintah. Jadi apabila dalam perekonomian masih ada pengangguran
maka pajak tidak diperlukan.
 Apabila terjadi inflasi yang berlebihan maka pemerintah melakukan pinjaman
luar negeri untuk mendanai penarikan dana yang tersedia dalam masyarakat.
 Apabila pajak dan pinjaman dirasa tidak tepat maka pemerintah melakukan
pinjaman dalam negeri dalam bentuk pencetakan uang.

10
2. Pengelolaan Anggaran
Menurut kebijakan ini terpenting adalah :
 Terdapat hubungan langsung antara belanja pemerintah dengan penerimaan
pajak dengan penyesuaian anggaran untuk memperkecil ketidakstabilan
ekonomi.
 Dalam masa depresi dimana banyak pengangguran maka belanja pemerintah
adalah merupakan satu-satunya jalan terbaik untuk mengatasinya.
3. Stabilitas Anggaran Otomatis.
Dalam kebijakan ini diterapkan adalah :
 Dalam periode kesempatan kerja penuh pajak akan diusahakan surplus.
 Apabila dalam perkonomian terjadi kemunduran ekonomi maka program
pajak tidak diubah, akan tetapi konsekwensinya penerimaan pajak menurun,
dan pengeluaran pemerintah semakin besar.
4. Anggaran Belanja Seimbang
Dalam kebijakan ini yang dilakukan oleh pemerintah adalah:
 Menerapkan anggaran belanja defisit pada masa krisis ekonomi.
 Menerapkan anggaran surplus pada masa inflasi.

F. Arah Dan Strategi Kebijakan Fiskal


Guna merespon dinamika perekonomian, menjawab tantangan dan mendukung
pencapaian target pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019,
kebijakan fiskal dalam jangka menengah 2015-2020 diarahkan untuk “Memperkokoh
Pengelolaan Fiskal Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkelanjutan
Dan Berkeadilan Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan”.
Upaya untuk mewujudkan hal tersebut ditempuh dengan dua strategi utama yaitu
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan (equitable
growth), serta menjaga keberlanjutan fiskal (fiscal sustainability) dalam jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

11
Strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
berkeadilan (equitable growth), akan ditempuh melalui:

1. Menjaga iklim investasi yang kondusif antara lain melalui: a) stabilisasi politik dan
penguatan demokratisasi; b) penegakan dan kepastian hukum; c) konsistensi
kebijakan; d) deregulasi dan debirokratisasi (reformasi birokrasi); dan e) pemberian
insentif fiskal pada kegiatan ekonomi strategis.

2. Meningkatkan daya saing antara lain ditempuh dengan a) pembangunan


infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing; b) efisiensi
sistem logistik; c) transformasi dari berbasis keunggulan komparatif menuju
keunggulan kompetitif untuk meningkatkan nilai tambah; dan d) peningkatan kualitas
SDM dan penguasaan Iptek.

3. Mendorong daya beli masyarakat antara lain melalui: a) peningkatan


kesejahteraan pegawai, b) program peningkatan kesejahteraan seperti perluasan
PKH, peningkatan PBI, KIP, KIS, SJSN, KUR, subsidi tepat sasaran; dan c)
penyesuaian PTKP.

12
4. Harmonisasi kebijakan di sektor fiskal, moneter, keuangan dan riil guna
mengendalikan inflasi, stabilisasi nilai tukar, mendorong pertumbuhan yang
berkelanjutan, dan menjaga suku bunga yang kompetitif.

Sementara itu, strategi untuk menjaga keberlanjutan fiskal (fiscal sustainability) akan
ditempuh dengan:

1. Meningkatkan produktivitas (productivity) APBN dalam mendukung pencapaian


target pembangunan antara lain melalui peningkatan tax ratio, peningkatan belanja
produktif sebagai pendukung pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas
guna meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing, serta mengarahkan
pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif.

2. Meningkatkan efisiensi (efficiency) pengalokasian anggaran antara lain dengan


melakukan efisiensi belanja yang bersifat rutin, seperti belanja operasional, yang
tidak boleh melampui pendapatan, penghematan kegiatan perjalanan dinas,
konsinyering dan sejenisnya.

3. Memperkuat daya tahan fiskal (resiliency) sebagai bantalan penopang agar


pelaksanaan program-program prioritas tetap dapat dilaksanakan di tengah tekanan
fiskal yang kuat. Hal ini ditempuh dengan memperkuat bantalan fiskal (fiscal buffer)

13
dan meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan fiskal khususnya dalam kondisi
darurat.

4. Mengendalikan risiko (risk control) dalam rangka memelihara keberlanjutan fiskal


baik jangka pendek maupun jangka menengah. Hal ini ditempuh melalui: i) menjaga
kerentanan fiskal (fiscal vulnerability) dalam batas toleransi, ii) menjaga
keberlanjutan fiskal (fiscal sustainability) melalui pengendalian defisit dan rasio
utang dalam batas aman serta mengendalikan keseimbangan primer menuju positif.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)
pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dibedakan kepada dua golongan : penstabil
otomatik dan kebijakan fiskal diskresioner. Jika dilihat dari perbandingan jumlah
penerimaan dengan jumlah pengeluaran, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu : Kebijakan Anggaran Seimbang, Kebijakan Anggaran Defisit,
Kebijakan Anggaran Surplus, Kebijakan Anggaran Dinamis.
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan
menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan
pengeluaran dalam anggran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami harap memberikan banyak manfaat
terutama bagi kita semua para pembaca, tujuan utamanya memberikan
pemahaman tentang kebijakan ekonomi yang ada terutama kebijakan fiscal itu
sendiri. Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan atau pun kesalahan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sadono Sukirno. 2016. Mikro Ekonomi. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada

Yuli.Amin(blog).2015. Hubungan Masalah Makroekonomi Dengan Kebijakan Fiskal


“Inflasi”
http://aminyuli.blogspot.co.id/2015/04/hubungan-masalah-makroekonomi-dengan.html?
m=1 diakses pada tanggal 9 Februari 2018

Kendokskul, Kenzubairi(blog).2013. Kebijakan Fiskal

http://insancitawellykendok.blogspot.co.id/2013/04/kebijakan-fiskal-di-indonesia.html diakses pada


tanggal 9 Februari 2018

16

Anda mungkin juga menyukai