Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran
dan pajak.
Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu
sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem
tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran
adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut
serta menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi
masyarakat. Tetapi campur tangan ini tidak sampai menghapuskan sama sekali
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta yang diatur menurut
prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang terdapat dalam
perekonomian pasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud kebijakan fiskal ?
2. Apa saja tujuan dari kebijakan fiskal ?
3. Apa saja fungsi utama dari kebijakan fiskal ?
4. Apa saja macam-macam dari kebijakan fiskal ?
5. Bagaimana penerapan dalam kebijakan fiskal ?
6. Apa efek kebijakan fiskal dalam perekonomian ?
1
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian kebijakan fiskal.
2. Untuk mengetahui tujuan dari kebijakan fiskal.
3. Untuk mengetahui fungsi utama dari kebijakan fiskal.
4. Untuk mengetahui macam-macam dari kebijakan fiskal.
5. Untuk penerapan dalam kebijakan fiskal.
6. Untuk mengetahui efek kebijakan fiskal dalam perekonomian ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi.
Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama
adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan
masalah-masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan
pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi
stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ; pertumbuhan ekonomi,
tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.
Sedangkan menurut Nopirin, Ph. D., kebijakan fiskal terdiri dari perubahan
pengeluaran pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untuk mempengaruhi
besar serta susunan permintaan agregat. Indikator yang biasa dipakai adalah
budget defisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan juga pembayaran
transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat
simpulkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh
pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah
yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Salah satu hal yang ditonjolkan dari
kebijakan fiskal ini adalah pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah
atau negara.
4
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor
swasta dan sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan
untuk mendorong dan menghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itu
pemerintah harus menerapkan kebijaan investasi berencana di sektor public,
namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan tertinggal
terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela, tingkat
konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari
masyarakat dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing
yang cukup, baik swasta maupun pemerintah. Oleh karena itu kebijakan fiskal
memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat meningkatkan rasio tabungan
inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong
dan menghambat laju investasi.
b) Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial,
dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang
menjadi tangunggan Negara secara serentak berupaya memacu laju
pembentukkan modal. Nantinya invesatasi optimal secara sosial bermanfaat
dalam pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan
pengurangan biaya produksi.
c) Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan
pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk mendirikan
perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui pemberian
subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan langkah ini
tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga diiringi
dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.
d) Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
5
diterapkan pajak ekspor dan impor. Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok
yang timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan bea impor yang tinggi pada
impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk menghambat
penggunaan daya beli tambahan.
e) Untuk menanggulangi inflasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah
dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak
komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan
pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
f) Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional
terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi
tingkat pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya
investasi dari pemerintah seperti pelancaran program pembangunan regional
yang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.
Jika harga-harga umum yang terus-menerus meningkatkan pada suatu saat
dan tingkat tertentu hanya akan menguntungkan para pelaku bisnis. Jadi, bila
harga-harga umum terus menunjukkan kenaikan yang tajam (menimbulkan
inflasi) hanya akan menguntungkan segelintir pelaku bisnis dan akan
menyulitkan masyarakat, terutama bagi orang yang berpenghasilan tetap.
Keadaan inflasi yang tidak terkendali pada akhirnya akan menjadi boomerang
pada dunia usaha karena investasi produktif akan semakin berkurang.
Berkurangnya investasi prodiktif ini terjadi ebagai akibat bealihnya investasi
terhadap barang-barang yang tahan inflasi (against inflation goods) seperti
tanah, tanah dan bangunan, dan logam mulia.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal membawa
pengaruh bagi perekonomian. Adapun pengaruh-pengeruhnya, antara lain:
1) Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mencapai tujuan-tujuan
seperti inflasi yang rendah dan tingkat pengangguran yang rendah.
2) Bedasarkan teori Keynesian, kenaikan belanja pemerintah sehingga APBN
mengalami defifit dapat digunakan untuk merangsang daya beli masyarakat (AD
6
= C + G + I + X – M ) dan mengurangi pengangguran pada saat terjadi
resesi/depresi ekonomi. Ketika terjadi inflasi, pemerintah harus mengurangi
defisit untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan daya beli masrakat.
7
Kebijakan Fiskal Tak Disengaja, kebijakan ini dimaksudkan untuk
mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Dalam
kondisi depresi, kebijakan ini dimaksudkan untuk menambah aktivitas
kegiatan ekonomi yang terjadi. Sedangkan dalam keadaan inflasi, kebijakan
ini akan mengurangi aktivitas tersebut. Jenis penstabil otomatis atau
kebijakan fiskal tak disengaja yaitu pajak proporsional, pajak progresif,
kebijakan harga minimum, asuransi pengangguran.
b. Kebijakan Fiskal dari Jumlah Penerimaan & Pengeluaran
Kebijakan Fiskal Seimbang, merupakan kebijakan yang membuat antara
penerimaan dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Salah satu kelebihan
dari kebijakan fiskal seimbang yaitu Negara tidak perlu meminjam dana dari
pihak dalam Negeri atau luar Negeri. Sedangkan kelemahannya, kondisi
perekonomian akan menjadi terpuruk apabila keadaan perekonomian negara
dalam kondisi tidak menguntungkan.
Kebijakan Fiskal Surplus, merupakan kebijakan yang mana jumlah
pendapatan harus sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah
pengeluaran. Kebijakan fiskal ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.
Kebijakan Fiskal Defisit, yaitu kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan
surplus. Berarti jumlah pendapatan lebih rendah dari jumlah pengeluaran.
Beberapa kelebihan dari kebijakan fiskal ini adalah bisa mengatasi kelesuan
dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan untuk kekurangannya
adalah anggaran negara selalu dalam keadaan kekurangan.
Kebijakan Fiskal Dinamis, merupakan suatu kebijakan yang mirip dengan
kebijakan fiskal seimbang namun dengan ditambah improvisasi yaitu sama
besar jumlahnya tetapi seiringnya waktu kedua-duanya akan bertambah
besarnya. Kegunaan dari kebijakan ini adalah menyediakan pendapatan
yang bisa untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring
berjalannya waktu.
c. Kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
8
Penstabil otomatik, yaitu bentuk-bentuk sistem fiskal yang sedang berlaku yang
secara otomatik cenderung untuk menimbulkan kestabilan dalam kegiatan
ekonomi. Macam-macam penstabil otomatik, yaitu :
a. Pajak progresif dan pajak proporsional.
Sistem pajak progresif biasanya digunakan dalam memungut pajak
pendapatan individu dan dipraktekkan hampir di semua negara.Pada
pendapatan seseorang tidak perlu membayar pajak.Akan tetapi semakin
tinggi pendapatan, semakin besar pajak yang dikenakan ke atas tambahan
pendapatan yang diperoleh. Sistem pajak proporsional biasanya digunakan
untuk memungut pajak ke atas keuntungan perusahaan-perusahaan
korporat, yaitu pajak yang harus dibayar adalah proporsional dengan
keuntungan yang diperoleh. Ini berarti suatu presentasi dari keuntungan
selalu merupakan pajak yang akan dibayar kepada pemerintah.
b. Kebijakan harga minimum
Kebijakan harga minimum merupakan suatu sitem pengendalian hatga yang
bertujuan menstabilkan pendapatan para petani dan pada waktu yang sama
menjaga agar pendapatannya cukup tinggi. Permintaan dan penawaran
barang pertanian sifatnya tidak elastis. Sebagai akibatnya fluktuasi dalam
penawaran akan menimbulkan fluktuasi harga yang sangat besar dan
mempengaruhi kestabilan pendapatan petani. Ketika produksi dan
penawaran sangat merosot, harga pertanian sangat melonjak dan
meningkatkan pendapatn petani, begitu juga sebaliknya.Ketidakstabilan ini
mendorong pelaksanaan kebijakan harga minimum.Walaupun menstabilkan
harga dan pendapatan merupakan tujuan utama kebijakan tersebut, pada
akhirnya hal tersebut membantu mengurangi fluktuasi kegiatan keseluruhan
ekonomi.
c. Asuransi Pengangguran
Sistem asuransi pengagguran adalah suatu bentuk jaminan sosial yang
dipraktekkan di kebanyakan negara-negara maju. Sistem ini pada dasarnya
mengharuskan tenaga kerja yang sedang bekerja untuk membayar asuransi
sebagai jaminan pendapatan sekiranya pada suatu ketika terpaksa
9
menganggur dan menerima sejumlah pendapatan yang ditentukan ketika
menganggur. Dengan adanya sistem asuransi pengangguran, para
penganggur akan menerima pendapatan yang diperoleh dari dana asuransi
pengangguran. Kebijakan ini mengurangi kemerosotan perbelanjaan agregat
dan pertambahan pengangguran pada ketika resesi.
Kebijakan fiskal diskresioner
Yaitu langkah-langkah dalam bidang pengeluaran pemerintah dan dan
perpajakan yang secara khusus membuat perubahan ke atas sistem yang ada
yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Bentuk kebijakan fiskal diskresioner :
a. Kebijakan fiskal mengembang, yang dilakukan ketika perekonomian
menghadapi masalah pengangguran.
b. Kebijakan fiskal mengerucut, yang dilakukan ketika masalah inflasi sedang
dihadapi dan perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh dan tingkat
pengangguran sangat rendah.
Cara-cara yang dilakukan dalam kebijakan fiskal diskresioner :
a. Menambah pengeluaran pemerintah
b. Menurunkan pajak perseorangan dan perusahaan
c. Perubahan perbelanjaan dan pajak
10
2. Pengelolaan Anggaran
Menurut kebijakan ini terpenting adalah :
Terdapat hubungan langsung antara belanja pemerintah dengan penerimaan
pajak dengan penyesuaian anggaran untuk memperkecil ketidakstabilan
ekonomi.
Dalam masa depresi dimana banyak pengangguran maka belanja pemerintah
adalah merupakan satu-satunya jalan terbaik untuk mengatasinya.
3. Stabilitas Anggaran Otomatis.
Dalam kebijakan ini diterapkan adalah :
Dalam periode kesempatan kerja penuh pajak akan diusahakan surplus.
Apabila dalam perkonomian terjadi kemunduran ekonomi maka program
pajak tidak diubah, akan tetapi konsekwensinya penerimaan pajak menurun,
dan pengeluaran pemerintah semakin besar.
4. Anggaran Belanja Seimbang
Dalam kebijakan ini yang dilakukan oleh pemerintah adalah:
Menerapkan anggaran belanja defisit pada masa krisis ekonomi.
Menerapkan anggaran surplus pada masa inflasi.
11
Strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
berkeadilan (equitable growth), akan ditempuh melalui:
1. Menjaga iklim investasi yang kondusif antara lain melalui: a) stabilisasi politik dan
penguatan demokratisasi; b) penegakan dan kepastian hukum; c) konsistensi
kebijakan; d) deregulasi dan debirokratisasi (reformasi birokrasi); dan e) pemberian
insentif fiskal pada kegiatan ekonomi strategis.
12
4. Harmonisasi kebijakan di sektor fiskal, moneter, keuangan dan riil guna
mengendalikan inflasi, stabilisasi nilai tukar, mendorong pertumbuhan yang
berkelanjutan, dan menjaga suku bunga yang kompetitif.
Sementara itu, strategi untuk menjaga keberlanjutan fiskal (fiscal sustainability) akan
ditempuh dengan:
13
dan meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan fiskal khususnya dalam kondisi
darurat.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)
pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dibedakan kepada dua golongan : penstabil
otomatik dan kebijakan fiskal diskresioner. Jika dilihat dari perbandingan jumlah
penerimaan dengan jumlah pengeluaran, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu : Kebijakan Anggaran Seimbang, Kebijakan Anggaran Defisit,
Kebijakan Anggaran Surplus, Kebijakan Anggaran Dinamis.
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan
menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan
pengeluaran dalam anggran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami harap memberikan banyak manfaat
terutama bagi kita semua para pembaca, tujuan utamanya memberikan
pemahaman tentang kebijakan ekonomi yang ada terutama kebijakan fiscal itu
sendiri. Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan atau pun kesalahan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16