Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
Disiplin
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan
harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).
Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-
target yang direncanakan dalam hidupnya.Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap
orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi
masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan
tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus
meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawa.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk
(barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik
tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/
perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional
dalam pengambilan keputusan bisnisnya.Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan
seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.
Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara
epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir
kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat
berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke
dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola
pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang
baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam
dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan
watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang
bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan
perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul
apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan
perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai
berikut:
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha
kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar
wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959)
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996)
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Untuk memahami seseorang yang memiliki karakteristik kewiraushaan , coba sdr. amati siswa
yang berprestasi dan menjadi juara kelas, guru teladan, pengusaha yang berhasil, atlet yang
berprestasi, bupaii yang sukses membagung daerahnya dan sebagainya.
Pertanyaannya mengapa mereka berhasil? Apa yang dilakukan mereka?
Bagaimana komitmen mereka? Bagaimagana motivasi mereka? Tujuan apa yang ingin dicapai
mereka? Bagaimana cara mencapai tujuan tersebut? Kemampuan apa yang mereka miliki ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memudahkan kita merumuskan konsep atau pengertian
kewirausahaan. Pengertian kewwirausahaan sebenarnya melekat pada ciri-cirinya , yaitu setiap
orang yang pandapi meraih dan menciptakan peluang. Peluang-peluang tersebut diciptakan
melalui penciptaan nilai nilai tambah barang atau jasa (usaha untuk hidup) dengan cara
menerapkan cirri-ciri yang melekat padanya.
1. 1. Ide kewirausahaan
Menurut Zimmere, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlumengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan
cara:
Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu:
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan
4. Coba-coba
5. Terpaksa
Untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti tergantung dari empat faktor sebagai
berikut.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha, yaitu:
1) Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang
dapat dirintis:
a) Perusahahn milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan
dikelola sendiri oleh seseorang, b) Persekutuan (partnership), yaitu kerjasama (asosiasi) antara
dua orang atau lebih, dan c) Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang
didirikan atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.
2) Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah
didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi
usaha yang sudah ada.
3) Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha (franchisee)
dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli
hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).
Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi
resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil, ia harus memliki
kecakapan untuk bekerja, mengorganisir, kreatif dan lebih menyukai tantangan.
Menurut Lambing, ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang
dengan mendirikan usaha baru:
Pertama, pendekatan inside-out atau disebut dengan idea generation, yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Kedua, pendekatan
outside-in yang disebut juga opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada
basis ide bahwa perusahaan akan berhasil apabial menanggapi atau menciptakan kebutuhan di
pasar.
Berita-berita peluang tersebut menurut Lambing (2000 : 92) bersumber dari:
5) Informasi lisensi produkyang disediakan oleh pialang saham, universitas, dan perusahaan
lainnya.
Menurut Lambing, keunggulan dan pendatang baru di pasar adalah dapat mengidentifikasi
“kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.[1]
Berdasarkan pendekatan “inside-out” di atas, untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha
harus memiliki kompetensi. Menurut Norman scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan
adalah:
Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memilii
kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Seperti telah disinggung, ide dan kemauan tersebut
harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.
Mengamati peluang usaha merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan
jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan
jasa akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan.
Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service)
1. 2. Sumber Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses pernjaringan idea tau disebut
Screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
[2]