Anda di halaman 1dari 7

1.

Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

 Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang


tinggi.Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas
dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap
waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina
dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan.Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala
yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen
tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan
akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

 Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan
harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).
Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-
target yang direncanakan dalam hidupnya.Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap
orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi
masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan
tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus
meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.

 Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawa.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk
(barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.

 Kreatif dan Inovatif


Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas
yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di
pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia
usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil

 Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik
tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

 Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/
perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional
dalam pengambilan keputusan bisnisnya.Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan
seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang


memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.

Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara
epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir
kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat
berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke
dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola
pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang
baru.

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam
dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan
watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang
bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).

Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan
perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul
apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan
perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.

Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai
berikut:

 Pengembangan teknologi baru (developing new technology)


 Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
 Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services)
 Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
more goods and services with fewer resources)

Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha
kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar
wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994)
 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
 Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959)
 Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996)
 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

2. Konsep Inti Kewirausahaan

Untuk memahami seseorang yang memiliki karakteristik kewiraushaan , coba sdr. amati siswa
yang berprestasi dan menjadi juara kelas, guru teladan, pengusaha yang berhasil, atlet yang
berprestasi, bupaii yang sukses membagung daerahnya dan sebagainya.
Pertanyaannya mengapa mereka berhasil? Apa yang dilakukan mereka?
Bagaimana komitmen mereka? Bagaimagana motivasi mereka? Tujuan apa yang ingin dicapai
mereka? Bagaimana cara mencapai tujuan tersebut? Kemampuan apa yang mereka miliki ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memudahkan kita merumuskan konsep atau pengertian
kewirausahaan. Pengertian kewwirausahaan sebenarnya melekat pada ciri-cirinya , yaitu setiap
orang yang pandapi meraih dan menciptakan peluang. Peluang-peluang tersebut diciptakan
melalui penciptaan nilai nilai tambah barang atau jasa (usaha untuk hidup) dengan cara
menerapkan cirri-ciri yang melekat padanya.

Ide dan peluang kewirausahaan


Posted on May 19, 2010 by yasinnda

1. 1. Ide kewirausahaan

Menurut Zimmere, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlumengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan
cara:

1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif


2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

1. Resiko pasar atau persaingan


2. Resiko financial
3. Resiko teknik

Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu:
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan
4. Coba-coba
5. Terpaksa

Untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti tergantung dari empat faktor sebagai
berikut.

1. Minat atau bakat


2. Modal
3. Waktu
4. Laba
5. Pengalaman

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha, yaitu:

1)      Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang
dapat dirintis:

a)     Perusahahn milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan
dikelola sendiri oleh seseorang, b) Persekutuan (partnership), yaitu kerjasama (asosiasi) antara
dua orang atau lebih, dan c) Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang
didirikan atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.

2)      Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah 
didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi
usaha yang sudah ada.

3)      Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha (franchisee)
dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli
hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi
resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil, ia harus memliki
kecakapan untuk bekerja, mengorganisir, kreatif dan lebih menyukai tantangan.

Menurut Lambing, ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang
dengan mendirikan usaha baru:

Pertama, pendekatan inside-out atau disebut dengan idea generation, yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Kedua, pendekatan
outside-in yang disebut juga opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada
basis ide bahwa perusahaan akan berhasil apabial menanggapi atau menciptakan kebutuhan di
pasar.
Berita-berita  peluang tersebut menurut Lambing (2000 : 92) bersumber dari:

1)  Surat kabar

2)  Laporan perodik tentang perubahan ekonomi

3)  Jurnal perdagangan dan pameran dagang

4)  Publikasi pemerintah

5)  Informasi lisensi produkyang disediakan oleh pialang saham, universitas, dan perusahaan
lainnya.

Menurut Lambing, keunggulan dan pendatang baru di pasar adalah dapat mengidentifikasi
“kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.[1]

Berdasarkan pendekatan “inside-out” di atas, untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha
harus memiliki kompetensi. Menurut Norman scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan
adalah:

1)      Kemampuan teknik

2)      Kemampuan pemasaran

3)      Kemampuan finansial

4)      Kemampuan hubungan

Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memilii
kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Seperti telah disinggung, ide dan kemauan tersebut
harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.

Mengamati peluang usaha merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan
jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan
jasa akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan.

Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:

1)      Bidang dan jenis usaha yang dimasuki

2)      Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih

3)      Tempat usaha yang akan dipilih

4)      Organisasi usaha yang akan digunakan


5)      Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

6)      Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan

1. Nilai suatu barang dapat diciptakan melalui Inovasi


2. Nilai dapat diciptakan dengan cara mengubah tantangan menjadi peluang
3. Peluang dapat diciptakan melalui ide-ide kreatif dan inovatif

Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewiraswastaan

 Watak kewiraswastaan ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan. Kemampuan ditentukan


oleh pengetahuan dan pengalaman.
 Kemauan dan kemampuan diperlukan untuk:

1. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service)

2. Menghasilkan nilai tambah (the new value added)

3. Merintis Usaha Baru (new business)

4. Melakukan proses/teknik baru (the new technic)

5. Mengembangkan organisasi baru (the new organization)

1. 2. Sumber Peluang

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses pernjaringan idea tau disebut
Screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
[2]

1. Menciptakan produk baru dan berbeda


2. Mengamati pintu peluang
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi

Anda mungkin juga menyukai