Anda di halaman 1dari 15

BLOK SPECIAL SENSE Makassar 9 November 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PRESBIOPI, ANISOMETROPIA, AMBLIOPIA

NAMA : CINDY PURNAMASARI


STAMBUK : 110 2015 0136
KOORD BLOK : dr. Marliyanti N. Akib, Sp.M(K), M.kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
Presbiopi
Definisi :
Presbiopia ( mata tua) bukanlah kelainan pada pembiasan mata, namun
merupakan kondisi ketidak mampuan fisiologis akomodasi mata yang mengarah ke
penurunan progresif dalam penglihatan jarak dekat.

Patofisiologi :
Seperti yang kita ketahui, di titik emmetropik (normal) jauh adalah tak terbatas
dan titik dekat bervariasi sesuai dengan usia (sekitar 7 cm pada usia 10 tahun, 25 cm
pada usia 40 tahun dan 33 cm pada usia 45 tahun). Oleh karena itu, pada usia 10

100
tahun, amplitudo akomodasi (A) = (daya dioptik diperlukan untuk melihat dengan
7

1
jelas pada titik dekat) - (daya dioptik yang diperlukan untuk melihat dengan jelas
a
pada titik yang jauh) yaitu, A (pada usia 10) = 14 dioptres; Demikian pula A (pada
usia 40) = 4 dioptres
Karena, biasanya kita membaca buku dengan jarak sekitar 25 cm, jadi kita
bisa membaca dengan nyaman sampai usia 40 tahun. Setelah usia 40 tahun, titik awal
akomodasi berkurang di luar jangkauan normal atau jarak kerja mata dalam keadaan
normal berkurang. Kondisi kegagalan penglihatan yang dekat karena penurunan
voltase yang berkaitan dengan usia atau kenaikan jumlah pungtum disebut
presbyopia.

Etiologi :
Penurunan daya akomodatif lensa dengan bertambahnya usia, menyebabkan
presbiopia, terjadi karena:
1 Perubahan terkait usia pada lensa yang meliputi: Turunnya elastisitas kapsul lensa
dan terjadi secara progresif,
2 Peningkatan ukuran dan kekerasan (sklerosis) zat lensa yang sulit terbentuk.
3 Peningkatan usia terkait daya otot siliaris mungkin juga berkontribusi dalam
sebab-sebab dari presbiopia.

Penyebab presbyopia prematur adalah:


1. Hipotropia yang tidak dikoreksi.
2. Sklerosis prematur pada lensa.
3. Kelemahan umum yang menyebabkan kelemahan otot siliaris
4. Glaukoma kronis sederhana.

Gejala :
1 Kesulitan melihat dalam jarak dekat. Pasien biasanya datang dengan keluhan
kesulitan dalam membaca tulisan kecil (mulai dari saat malam hari dan dalam
cahaya redup dan kemudian bahkan dalam cahaya yang baik/terang). Keluhan
penting lainnya dari pasien adalah kesulitan dalam memasang jarum suntik.
2 Gejala asthenopik akibat kelelahan otot ciliary juga dikeluhkan setelah
membaca atau setelah melakukan pekerjaan.

Pengobatan
Pengobatan presbiopia adalah resep kacamata cembung yang sesuai untuk
membaca jarak dekat. Panduan untuk menyediakan kacamata presbyopic dalam
emmetrope dapat dibuat dari usia pasien.
 Sekitar +1 DS diperlukan pada usia 40-45 tahun,
 +1,5 DS pada 45-50 tahun,
 + 2 DS pada usia 50-55 tahun, dan
 +2,5 DS pada 55-60 tahun.

Namun, penambahan presbyopic harus diestimasi secara individual di setiap mata


untuk menentukan berapa banyak yang diperlukan untuk memberikan jangkauan
penglihatan yang nyaman. Prinsip dasar koreksi presbyopic adalah:

1 Selalu temukan kesalahan refraksi untuk jarak jauh dan perbaiki.


2 Cari tahu koreksi presbyopic yang dibutuhkan di setiap mata secara terpisah
dan tambahkan ke koreksi mata jarak jauh.
3 Titik penglihatan jarak dekat harus diperbaiki dengan memperhatikan profesi
pasien.
4 Lensa cembung paling lemah yang dapat dilihat oleh pasien dengan jelas pada
titik dekat harus ditentukan, karena koreksi yang berlebihan juga akan
menghasilkan gejala asthenopik.

Operasi refrakter untuk presbyopia :


Operasi refraktif untuk presbiopia, masih dalam percobaan, meliputi:
1 Monovision LASIK, yaitu, satu mata dikoreksi. Jarak dan lainnya dibuat
agak dekat sehingga pasien dapat melihat dengan nyaman.
2 Monovision keratoplasti konduktif (CK) saat ini dinilai baik dalam
menangani presbiopia pada satu mata. Prinsipnya sama seperti untuk
koreksi hypermetropia
3 Prosedur perluasan skleral sedang dicoba, namun hasilnya kontroversial.
4 LASIK-P ARM i.e., LASIK oleh Presbyopia Avalos Rozakis Method
adalah teknik undertrial dimana bentuk kornea diubah untuk memiliki dua
zona penglihatan konsentris yang membantu pasien presbyopic untuk
fokus pada objek yang dekat dan jauh.
5 Implantasi IOL secara langsung atau multifokal ataupun akomodatif
setelah ekstraksi lensa terutama pada pasien dengan katarak atau kesalahan
refraksi tinggi pada penglihatan jarak dekat atapun jarak jauh.
6 Monovision dengan lensa intraokular, yaitu koreksi satu mata untuk
penglihatan jauh dan lainnya untuk penglihatan dekat dengan implantasi
IOL setelah ekstraksi katarak bilateral juga berfungsi sebagai solusi untuk
koreksi penglihatan yang jauh dan jarak dekat.
7 Anterior ciliary sclerotomy (ACS), saat ini sedang dalam masa percobaan.
Dengan hasil awal yang menggembirakan, studi klinis multi-lokasi
direncanakan untuk AS dan Eropa untuk mengevaluasi teknik ini.

Reference: Khurana, A K. Comprehensive Ophthalmology 4th edition. Regional


institute of ophthalmology post graduate institute of medical sciences. India. New age
international limited, publishers. 2007
Anisometropia

Definisi :
Keadaan optik dengan pembiasan yang sama pada kedua mata disebut
isometropia. Bila pembiasan total kedua mata tidak merata maka kondisinya disebut
anisometropia. Derajat kecil anisometropia tidak begitu menimbulkan gejala.
Perbedaan 1 D dalam dua mata menyebabkan perbedaan 2 persen dalam ukuran dua
gambar retina. Perbedaan sampai 5 persen pada gambar retina dua mata dapat
ditoleransi dengan baik. Dengan kata lain, anisometropia sampai 2,5 dapat ditoleransi
dengan baik dan antara 2,5 dan 4 D dapat ditoleransi tergantung pada sensitivitas
individu. Namun, jika lebih dari 4 D, itu tidak dapat ditoleransi dan merupakan
masalah yang butuh perhatian lebih lanjut.

Etiologi :
1. Anemia kongenital dan kelainan saat perkembangan terjadi karena adanya
perbedaan pertumbuhan dua bola mata.
2. Akuisisi anisometropia dapat terjadi karena aphakia uniokuler setelah
pengangkatan lensa katarak atau karena implantasi IOL dengan kekuatan/koreksi
lensa yang salah

Jenis temuan klinis :

1. Simple anisometropia. Dalam hal ini, satu mata normal (emmetropik) dan yang
lainnya adalah myopic (rabun anisometropi sederhana) atau hypermetropic
(anisometropi hipermetropik sederhana).
2. Compound anisometropia. Dimana kedua mata hipermetropik atau miopik, namun
satu mata memiliki kesalahan refraksi yang lebih tinggi daripada yang lain.
3. Mixed anisometropia. Dalam hal ini, satu mata rabun dan yang lainnya
hypermetropik. Ini juga disebut antimetropia.
4. Simple Astigmatik Anisometropi. Bila satu mata normal dan yang lainnya
memiliki astigmatisme rabun atau hiperlipik sederhana.
5. Compound astigmatik anisometropia. Bila kedua mata itu astigmatik namun tidak
setara derajatnya.
Status penglihatan binocular pada anisometropia :
Tiga kemungkinan ada di sana:

1. Penglihatan Single binocularhadir dalam derajat kecil anisometropia (kurang dari


3)
2. Penglihatan uniocular, Bila terjadi kesalahan refraksi dalam satu mata yang
derajat tinggi, mata itu tertekan dan memperburuk anisometropik amblyopia.
Dengan demikian, pasien hanya memiliki visi uniokular.
3. Penglihatan alternatif terjadi saat satu mata hypermetropik dan yang lainnya
rabun. Mata hypermetropic digunakan untuk penglihatan jauh dan rabun dekat.

Diagnosa :
Diagnosa dilakukan setelah pemeriksaan retinoscopic pada pasien dengan cacat
penglihatan.

Pengobatan :
1. Kacamata. Kacamata korektif dapat ditolerir sampai selisih maksimal 4 D. Setelah
itu akan terjadi diplopia.
2. Lensa kontak disarankan untuk derajat anisometropia yang lebih tinggi.
3. Kacamata aniseikonic juga tersedia, namun hasil klinisnya seringkali
mengecewakan.
4. Modalitas perawatan lainnya meliputi:
 Implantasi lensa intraokular untuk aphakia uniokuler.
 Operasi kornea refraktif untuk miopia, astigmatisme, dan hypermetropia
unilateral tinggi.
 Penghapusan lensa bening untuk miopia unilateral sangat tinggi (operasi
Fucala).

Reference: Khurana, A K. Comprehensive Ophthalmology 4th edition. Regional


institute of ophthalmology post graduate institute of medical sciences. India. New age
international limited, publishers. 2007
Amblyopia

Defenisi :
Amblyopia, menurut definisi, mengacu pada hilangnya penglihatan parsial
pada satu atau kedua mata, tanpa adanya penyakit pada media okular, retina dan jalur
visual.

Patogenesis :
Amblyopia diakibatkan oleh beberapa faktor ambliogenik yang terjadi selama
periode kritis perkembangan visual (dari lahir hingga usia 6 tahun). Periode paling
sensitif untuk pengembangan ambliopia adalah enam bulan pertama kehidupan dan
biasanya tidak berkembang setelah usia 6 tahun.
Faktor Amblyogenic meliputi:
 Kurangnya visual (form sense) seperti yang terjadi pada anisometropia,
 Berkurangnya penglihatan ringan mis., Karena katarak kongenital, dan
 Interaksi binokuler abnormal misalnya, dalam strabismus

Jenis amblyopia
Jenis amblyopia bergantung pada penyebabnya, tipe ambliopia adalah sebagai
berikut:
1. Strabismic amblyopia akibat penekanan berkepanjangan uniokuler pada anak-
anak dengan mata juling (strabismus) konstan yang unilateral yang juga dapat
berakibat pada mata normal
2. Stimulus deprivation Amblyopia yang diakibatkan oleh kurangnya stimulus
(istilah lama: amblyopia ex anopsia) berkembang ketika satu mata benar-benar
tidak dapat melihat sejak awal kehidupan seperti pada katarak bawaan atau akibat
trauma, ptosis menyeluruh dan opasitas kornea tengah yang padat.
3. Anisometropic amblyopia terjadi pada mata yang memiliki tingkat kelainan
refraksi yang lebih tinggi daripada mata yang lainnya. Hal ini lebih sering terjadi
pada aniso- hypermetropik dibandingkan anisomiopik pada anak-anak. Bahkan 1-
2D hypermetropic anisometropia dapat menyebabkan ambliopia sementara diatas
3D myopic anisometropia biasanya tidak menyebabkan ambliopia.
4. Isoametropic amblyopia adalah ambliopia bilateral yang terjadi pada pada anak-
anak dengan kesalahan refraksi tinggi yang tidak dikoreksi.
5. Meridional amblyopia terjadi pada anak-anak dengan kesalahan bias astigmatik
yang tidak dikoreksi.

Gejala Klinis :
Karakteristik klinis mata amblyopik adalah:
1. Ketajaman visual berkurang.
2. Pengaruh filter dengan densitas netral. Ketajaman visual saat diuji melalui filter
densitas netral meningkat dengan satu atau dua garis pada pasien ambliopia dan
menurun pada pasien dengan lesi organik.
3. Crowding phenomenon hadir dalam amblyopia yaitu, ketajaman visual kurang
saat diuji dengan beberapa bagan huruf (misalnya, Snellen chart) daripada saat
diuji dengan single chart (optotype).
4. Pola fiksasi mungkin bersifat sentral atau eksentrik. Derajat ambliopia pada
fiksasi eksentrik sebanding dengan jarak titik eksentrik dari fovea.
5. Penglihatan warna biasanya normal, mungkin akan terpengaruh pada ambliopia
yang serius dengan penglihatan di bawah 6/36.

Penatalaksanaan :
Pengobatan ambliopia harus dimulai sedini mungkin (anak lebih muda, lebih
baik prognosisnya). Terapi oklusi yaitu , untuk memaksa penggunaan mata
amblyopik. Terapi ini merupakan pilihan utama dalam pengobatan amblyopia
Namun, sebelum terapi oklusi dimulai, harus dipastikan bahwa:
 Opasitas di media (mis., Katarak), jika ada, harus diangkat terlebih dahulu,
dan
 Kesalahan bias, jika ada, harus dikoreksi sepenuhnya.

Jadwal terapi oklusi yang biasanya diberikan tergantung pada umurnya, dapat
dibagi sebagai berikut:
 Hingga 2 tahun, oklusi harus dilakukan di 2: 1, yaitu, 2 hari di mata
yang sehat dan satu hari di mata amblyopik
 Pada usia 3 tahun, 3: 1,
 Pada usia 4 tahun, 4: 1,
 Pada usia 5 tahun, 5: 1, dan
 Setelah usia 6 tahun, 6: 1
Durasi terapi oklusi harus sampai jika ketajaman visual telah berkembang
sepenuhnya, atau tidak ada perbaikan visi lebih lanjut selama 3 bulan.

Reference : Khurana, A K. Comprehensive Ophthalmology 4 th edition. Regional


institute of ophthalmology post graduate institute of medical sciences. India. New age
international limited, publishers. 2007

Anda mungkin juga menyukai