Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI

Offense against Intellectual Property


NAMA : Muhammad Fahmi Alamsyah
NIM : 13170806
KELAS : 13.5B.01

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KOMPUTER


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “Offense against Intellectual Property”.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Depok, 20 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................................................4
1.3 Metode Pengumpulan Data.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Offense against Intellectual Property....................................................6
2.2 Contoh Kasus..........................................................................................................6
2.3 Ketentuan Sanksi Pidana.........................................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
3.2 Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

BAB I
3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peredaran arus informasi yang demikian cepat pada saat ini merupakan imbas
dari semakin mudahnya masyarakat dalam memperoleh informasi di internet. Ini
ditandai dengan pertumbuhan pengguna internet yang menunjukkan peningkatan
signifikan tiap tahunnya. Dengan semakin banyaknya pengguna internet kami
menyadari banyak pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab karena  dengan semakin mudahnya media informasi yang mudah
di publikasikan dan mudah didapatkan, memudahkan orang yang ingin menjadikan
media seperti ini untuk kepentingan pribadi dan banyak merugikan banyak pihak
tertentu.
Banyaknya kejadian ini susah sekali di kendalikan karena hal ini terjadi di
dunia maya jadi perstiwa-peristiwa ini susah ditinjau oleh pihak-pihak yang
berwajib. Karena internet dapat di akses oleh siapa aja tidak terbatas oleh usia, jenis
kelamin, lokasi atau golongan,semua bebas untuk berekspresi di internet tanpa
adanya dinding penghalang jarak dan waktu. Dan Efek dari berkembangnya internet
ini seseorang dapat mendownload atau mengunduh yang dari tahun ke tahun
meningkat jumlahnya baik itu lagu,video, sofware dan sebagainya. Oleh karena itu
kita akan membahas tema ini untuk memberikan wawasan pada kami semua untuk
menjadikan media internet bermanfaat tanpa harus merusak hak-hak orang lain.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.      Meningkatkan kesadaran akan pentingnya karya orang lain.
2.      Meningkatkan kesadaran akan pentingnya arti dari hak cipta orng lain.
3.      Memahami dampak negatif dari masalah-masalah di atas.
4.      Menambah wawasan tentang hak cipta internet.
5.    Sebagai masukan kepada mahasiswa agar menggunakan ilmu yang didapatnya
untuk kepentingan yang positif.
6.  Memberikan informasi tentang hak cipta internet kepada kami sendiri pada
khususnya dan masyarakat yang membaca pada umumnya. 

1.3 Metode Pengumpulan Data


4
Dalam menyusun makalah ini,kami metode studi pengimpulan data sebagai
sumber kami membuat makalah ini. Metode pengumpulan data ini kami lakukan
dengan cara membaca atau mempelajari dari buku-buku tertentu dan meliahat dari
sumber lainnya seperti internet dan media-media yang lainnya.

BAB II
5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Offense against Intellectual Property

Offense against Intellectual Property adalah merupakan kejahatan yang


ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di
internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik
orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata
merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.

2.2 Contoh Kasus

1. Kasus Pembajakan Sofware


Menjelaskan  sedikitnya ada 17 orang, termasuk staf mikrosoftcorp yang di
duga melanggar copyright terhadap lebih dari 5.000 lebih sofware komputer, dua
belas di antaranya merupakan annggota kelompok yang menamakan dirinya pirates
with attitude (PWA). Kelompok ini jaringan pembajakan sofware yang sangat di
cari-cari pemerintah Amerika Serikat, website mereka di identifikasikan oleh
pengadilan sentinel atau warez yang berlokasi di sebuah unifersity of sherbrooke di
quebace, dan semua yang sofware yang di sediakan di komputer ini di beri copy
protection oleh para anggotanya, semua program (sistem operasi,progran aplikasi
seperti pengolahan kata dan analisis data,game serta file musik mp3, di sediakan
untuk di download melalui akses kusus yag di rasiakannya.
Empat staf dari santa clara,basis intel di California, memberikan sejumlah hard
disk berkapasitas besar ke situs Kanada pada tahun 1998. Atas tindakan ini meraka
dan staf intel lainnya yang ikut memberikan akses ke software bajakan, 15 di
antaranya sudah di tahan. Beberapa staf Microsoft Corp di Redmond, Washington
juga di duga kuat menyelundupkan sejumlah software kepada situs sentinel tau
warez ini. Caranya PWA di berikan akses ke jaringan internal Microsoft. Jika
tertbukti para tersangka akan mendekam di penjara selama 5 tahun dan harus
membayar denda US$250.000, atau di haruskan membayar dua kali-lipat dari
kerugian perusahaaan yang berarti jauh lebih besar.

2. Pengunduhan musik secara illegal

6
Semakin banyaknya konten gratis di internet yang memudahkan para
pengguna internet bisa dengan leluasa mengunduh MP3 tanpa melihat kerugian
yang di alami oleh sang pencipta lagu.Hukum hak yang berlaku di berbagai negara
mencoba melakukan tindakan preventif pengunduhan secara ilegal yang semakin
meningkat. Di Indonesia sendiri,pembuatan pengunduhan ilegal ini semakin marak
atau meningkat seiring berjalannya waktu.Bahkan dalam sebulan,sekitar 237 juta
lagu dapat di unduh secara ilegal dalam setahunnya ada sekitar 15 juta lagu yang di
unduh. Di Indonesia sendiri,prlindungan karya lagu atau musik di atur dalam
undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta (UUHC). Diketahui
semakin banyak terjadinya kasus-kasus pembajakan yang dilakukan dengan cara
mengunduh secara ilegal di internet untuk karya-karya musik baik yang sudah
menjadi industri atau pemilikan lagu-lagu yang dapat merugikan berbagai pihak-
pihak tetentu. 
Yang menyebabkan tejadinya pengunduhan musik secara ilegal :

-          Faktor ekonomi


Pada dasarnya keinginan mencari keuntungan finansial secara cepat dan
mengabaikan kepentingan para pencipta.   

-         Faktor pekerjaan 


Tiadanya pekejaan dan ingin mendapatkan lagu secara gratis tanpa perlu
membeli CD original,dengan itu konsumen tidak perlu membayar sepeser pun
untuk mendapatkan lagu yang di inginkan.

-          Faktor masyarakat 


Kurangnya pengetahuan dan sosialisasi sebagian besar masyarakat terhadap
perlindungan hak cipta kekayaan intelektual (HAKI) terutama di bidang lagu
atau musik bagi masyarakat.

7
-         Faktor penegak hukum
Penguasaan atau pemahaman materi Undang-ndang hak cipta di kalangan
aparat penegak hukum khususnya penyidik masih minim disampingnya terbatas
jumlah penyidik dikalangan penegak hukum. 

3. Pembajakan Web
Salah satu kegiatan yang sering di lakukan oleh hacker adalah mengubah
halaman web, yang di kenal dengan istilah deface. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik
di Indonesia menunjukan satu situs web setiap harinya di bajak. Hal ini menunjukan
keprihatinan yang besar buat sistem perlindungan hak cipta Indonesia.
Sebagai contoh kasus kecil yaitu pembajakn web KPU pada tahun 2004, web
resmi KPU kpu.go.id sabtu 15 maret di ganggu oleh orang yang tidak bertanggung
jawab. Bagian situs yang di ganggu  hacker adalah halaman brita,dengan menambah
brita dengan kalimat " I Love U Renny Yahya Octaviana", "Renny How Are U
There?" bukan hanya itu, si Hacker juga mengacak-ngacak isi berita sehingga
pengurus situs web kpu.go.id menutup sementara dan tidak dapat di akses oleh
publik yang ingin mengetahui berita-berita tentang KPU khususnya  mengenai
pemilu 2009.
Di karenakan banyak pelanggaran yang terjadi dewasa ini khususnya yang
berkaitan dengan Etika, maka di buatlah Undang-Undang sebagai dasar
hukum.Undang-Undang yang mengatur tentang teknologi informasi di antaranya UU
HAKI (Undang-Undang Hak Cipta) yang sudah di sahkan dengan nomor 19 Tahun
2002 yang di berlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 di dalamnya di antaranya
mengatur tentang hak cipta.

2.3 Ketentuan Sanksi Pidana


Berdasarkan pasal 56 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002, bahwa
hak untuk mengajukan gugatan ganti rugi sebagaimana diatur dalam pasal 66 ayat
(1) Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002, tidak mengurangi hak negara
untuk melakukan tuntutan pidana pada setiap pelanggaran hak cipta. Negara
berkewajiban mengusut setiap pelanggaran hak cipta yang terjadi. Hal ini
didasarkan pada kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan pelanggaran hak cipta,
yang tidak saja diderita oleh pemilik atau pemegang hak cipta dan hak terkait, tetapi
juga oleh negara, karena kurangnya pendapatan negara yang seharusnya bisa didapat
8
dari pemegang hak cipta atau hak terkait. Selain itu negara harus melindungi
kepentingan pemilik hak, agar haknya jangan sampai dilanggar oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
Dengan Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002, pengaturan mengenai
ketentuan pidana telah berubah secara mendasar. Pada Undang-Undang Hak Cipta
sebelumnya tidak ada ketentuan yang mengatur tentang hukuman penjara minimum.
Jika terdakwa dinyatakan terbukti bersalah oleh pengadilan, maka terdakwa dapat
dipidana penjara paling singkat satu bulan atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,-
(satu juta rupiah). Di samping itu, juga terdapat kenaikan denda yang sangat tinggi
dari Rp 100.000.000,- menjadi Rp 5.000.000.000,-. Kenaikan hukuman denda yang
sangat besar itu dimaksudkan agar ada efek jera bagi mereka yang melakukan
pelanggaran, karena denda Rp 100.000.000,- dianggap masih ringan oleh para
pelanggar, karena keuntungan (profit gain) yang diperoleh jauh lebih besar
dibandingkan denda yang dijatuhkan.
Bentuk pelanggaran hak cipta yang pertama adalah dengan sengaja dan tanpa
hak mengumumkan, memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu.
Termasuk perbuatan pelanggaran ini antara lain melanggar larangan untuk
mengumumkan, memperbanyak atau memberi izin untuk itu setiap ciptaan yang
bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah di bidang pertahanan dan keamanan
negara, kesusilaan, dan ketertiban umum. Pelanggaran hak cipta ini melanggar pasal
72 ayat (1).
Bentuk pelanggaran hak cipta yang kedua adalah dengan sengaja
memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang-
barang hasil pelanggaran hak cipta. Termasuk perbuatan pelanggaran ini antara lain
penjualan buku dan VCD bajakan. Pelanggaran hak cipta ini melanggar pasal 72
ayat (2).
Bentuk pelanggaran hak cipta yang ketiga adalah dengan sengaja dan tanpa
hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program
komputer. Pelanggaran hak cipta ini melanggar pasal 73 ayat (1).

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk
mengumumkan atau memperluas ciptaannya maupun untuk memberi izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan
yang berlaku di suatu Negara kita seharusnya mengupload dan jangan terlalu sering
mendownload karena dengan cara mendownload kita akan malas membuat sesuatu
hal yang baru. Hakikatnya menciptakan sesuatu yang baru lebih baik dari pada
meniru ataupun menjiplak karya orang lain. Menjiplak atau meniru adalah perbuatan
yang menunjukan betapa rendahnya diri kita di mata dunia.

3.2 Saran
Seharusnya kita yang mempunyai ilmu  lebih tidak menggunakan ilmu
tersebut dengan membajak karya-karya orang lain. Karena jika kita melakukan itu
secara tidak langsung kita bisa merugikan orang banyak. Generasi muda seperti kita
harusnya menciptakan hal-hal baru yang positif yang bisa memberikan inspirasi dan
motivasi orang lain agar mereka mengikuti langkah yang di lakukan untuk
menciptakan kreatifitas dan menumbuhkan rasa percaya diri tanpa membajak karya-
karya yang sudah di buat. Pemerintah jangan mempersulit untuk sang pencipta
mendaftarkan karya ciptaannya agar karya tersebut tidak di jiplak oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab, setiap masyarakat seharusnya melapor kepada pihak
yang berwajib jika melihat adanya tindakan pembajakan suatu karya. Setiap
masyarakat harus membeli karya yang orisinil bukan membeli produk-produk
bajakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Stop_Online_Piracy_Act
vivanews.com/news
http://widysign.blogspot.com/
http://cybercrimenotes.blogspot.com/2015/04/offense-against-intellectual-property.html

11

Anda mungkin juga menyukai