Kerja Praktek PLN Abe Jayapura
Kerja Praktek PLN Abe Jayapura
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami gangguan apa saja yang terjadi pada
jaringan distribusi sehingga dapat meminimalisir gangguan tersebut terjadi
kembali agar pelayanan listrik kepada pelanggan tidak terganggu, dan dapat
menambah pengalaman di dunia pekerjaan beserta keadaan lapangan.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan dalam laporan ini antara
lain :
1
1. Mengetahui gangguan apa saja yang dapat terjadi pada jaringan saluran
udara tegangan menengah yang dapat menyebabkan gangguan terhadap
suplay listrik ke konsumen.
2. Dapat di gunakan sebagai pedoman agar meminimalisir gangguan yang
terjadi agar tidak terulang di kemudian hari
3. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk mengetahui keadaan
dilapangan kerja karena mahasiswa adalah calon tenaga kerja.
4. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku kuliah sesuai Bidang
Studi yang diperoleh.
2
BAB II
3
1. Rayon Jayapura
2. Rayon Abepura dengan 5 Listrik Desa
3. Ranting Sentani dengan 17 Listrik Desa
4. Ranting Genyem dengan 25 Listrik Desa
5. Ranting Wamena dengan 2 Listrik Desa
6. Ranting Sarmi dengan 5 Listrik Desa
7. Ranting Arso dengan 18 Listrik Desa
8. PLTD Yarmoch
9. PLTD Waena
10. PLTD Sentani
4
Adapun struktur organisasi yang diterapkan di PT. PLN Persero Rayon Abepura, dapat dilihat pada Gambar 2.1 di
bawah ini :
MANAJER RAYON
HORMAT PAKPAHAN
SPV TEKNIK
SALMON TANATI
Pelayanan Teknik
PT. Haleyora Powerindo
5
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu system pembangkitan,
sistem transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut, sistem distribusi
merupakan bagian yang letaknya paling dekat dengan konsumen, fungsinya adalah
menyalurkan energi listrik dari suatu Gardu Induk distribusi ke konsumen. Adapun
bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah :
a) Gardu Induk Distribusi
b) Jaringan Primer/Jaringan Tegangan Menengah(JTM)
c) Transformator Distribusi
d) Jaringan Sekunder/Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
e) Sambungan Rumah
6
c. Konfigurasi Penghantar Jaringan Primer
1) Konfigurasi penghantar segitiga
2) Konfigurasi penghantar vertikal
3) Konfigurasi penghantar horizontal
Pentanahan titik netral adalah hubungan titik netral dengan tanah, baik
langsung maupun melalui tahanan reaktansi ataupun kumparan Petersen. Di
Indonesia sistem pentanahan meliputi empat macam, yaitu ;
1) Sistem distribusi tanpa pentanahan
2) Sistem distribusi pentanahan tak langsung (dengan tahanan)
3) Sistem distribusi pentanahan langsung (solid)
4) Sistem distribusi pentanahan dengan kumparan Petersen
Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang travers atau
kawat tanah pada SUTM). Gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan
yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya (breakdown)
adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan yang permanen.
Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker
oleh relay pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap
dioperasikan kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus
gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa.
7
3.3.2 Hubung singkat dua fasa
Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi
karena bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu penghantar
fasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current). Gangguan ini dapat
diakibatkan oleh flashover dengan pohon-pohon yang tertiup oleh angin. Jika
terjadi gangguan hubung singkat dua fasa, arus hubung singkatnya biasanya lebih
kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa.
Pasokan daya listrik pada sistem distribusi 20 kV PLN didapat dari trafo
Step Up yang berfungsi menaikan tegangan yang diproduksi Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel sebesar 6 kV. Khusus di Jayapura, kapasitas saluran 20 kV sudah
sampai pada level 1000 s/d 2000 A per sirkit dan kapasitas hubung singkat di
Bus 150 kV sudah mencapai ribuan MVA
8
Bila terjadi gangguan itu biasanya pada sambungan yang akan merupakan
gangguan permanen. Seperti halnya di jaringan SUTM, di jaringan SKTM juga
terdapat Gardu Distribusi
untuk percabangan ke beban konsumen atau percabangan SKTM. Seringnya
gangguan hubung singkat di jaringan menyebabkan sering pula relay proteksi
bekerja dan sesering itu pula trafo daya menderita pukulan hubung singkat yang
dapat memperpendek umur trafo daya tersebut' Dengan sudah besarnya kapasitas
sistem 150 kV, boleh dikatakan hubung singkat di Bus 20 KV tergantung dan
dibatasi oleh besarnya kapasitas trafo daya.
9
c. Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.
d. Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu
tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.
e. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas
produksi atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.
f. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan
mencegah timbulnya kerusakan kerusakan.
g. Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh
peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan
suatu alat.
h. Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maximum.
10
a. Pemeriksaan rutin sistematis.
11
Penggantian bushing trafo yang pecah.
Penggantian tiang yang patah.
Dll.
12
a. Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln).
Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan
dilapangan yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk
mengadakan pemeriksaan kondisi system. Dengan harapan langkah-langkah
yang perlu dilaksanakan perbaikan system peralatan yang terganggu dapat
ditentukan lebih awal.
Bila ada keterbatasan dalam masalah data pemeliharaan, program
pemeliharaan triwulan dapat dibagi untuk memelihara bagian-bagian jaringan
distribusi yang rawan gangguan, diantaranya adalah saluran telanjang atau
tidak berisolasi.
Dimana saluran udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap
gangguan external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dsb.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :
Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak
aman yang sesuai dengan yang di ijinkan (2 m).
Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan
segera mengadakan tindak lanjut.
13
Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.
Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.
14
Penggantian material Bantu : fuse link, sekring.
Adapun bagian-bagian system yang perlu dilakukan pemeliharaan
tahunan secara periodik diantaranya adalah :
JTM dan peralatanya.
Gardu distribusi.
JTR dan peralatanya (bila ada).
Sambungan rumah dan APP.
15
Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) adalah alat yang
berfungsi untuk mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya
gangguan satu fasa ketanah.
c) Recloser
Pemutus balik otomatis (Automatic Circuit Recloser) ini secara fisik
mempunyai kemampuan seperti otomatis untuk mengamankan system
gangguan hubung singkat. pemutus beban yang dapat bekerja secara dari arus
lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat
d) Saklar seksi Otomatis (sectionaliser)
Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya
dipasang bersama-sama dengan PBO yang berfungsi sebagai pengaman back-
up nya. Alat ini menghitung jumlah operasi pemutusan yang dilakukan oleh
perlindunganback-up nya secara otomatis disisi hulu dan SSO ini membuka
pada saat peralatan pengaman disisi hulu dan sedang dalam posisi terbuka.
e) Pelebur (fuse cut out)
Fuse cut out adalah suatu alat pemutus, dimana dengan
meleburnyabagiarr dari komponen yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana pelebur tersebut
dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai dalam
waktu tertentu. Oleh karena pelebur ditujukan untuk menghilangkan gangguan
pennanen, maka pelebur dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai
arus gangguan tertentu.
16
Gambar 3.1 NH Fuse
Gambar 3.2 NH fuse yang terbakar Gambar 3.3 NH fuse terpasang pada Holder
17
7) Oleskan vaseline netral pada penjepit/holder dan pisau fuse
18
digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng,
kawat timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan tersebut. Pada umumnya
diantara kawat diatas, yang sering digunakan adalah kawat logam perak, hal ini
karena logam perak memiliki Resistansi Spesifik (µΏ/cm) yang paling rendah
dan Titik Lebur (oC) yang rendah. Kawat ini dipasangkan di dalam tabung
porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan
menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir
melaluinya.
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat
perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan
oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di
dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang
karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan &
diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena
tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur.
Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari
kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar.
pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban
lebih atau arus hubung singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus
yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut
out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas
tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang
diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman
tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang - cabang saluran feeder yang
menuju ke jaringan distribusi sekunder.
19
Gambar 3.4 Fuse cut out
Keterangan :
1) Isolator Porselin
2) Kontak Tembaga (disepuh perak)
3) Alat Pemadam/Pemutus Busur
4) Tutup Yang Dapat dilepas (dari kuningan)
5) Mata kait (dari tembaga)
6) Tabung pelebur (dari resin)
7) Penggantung (dari kuningan)
8) Klem pemegang (dari baja)
9) Klem terminal (dari kuningan)
20
kembali maka untuk menghidupkan listrik cukup dengan menekan tuas/saklar
pada mcb. MCB adayang dipasang pada box meteran PLN (putih dengan tuas
warna biru dan bersegel PLN) adalah piranti untuk mengamankan arus yang
masuk ke dalam gedung/rumah. Sedang MCB di dalam rumah (instalasi sesudah
box meteran PLN) biasanya tuasnya berwarna hitam, adalah pembagi arus listrik
menjadi beberapa zone sesuai kebutuhan masing-masing cabang.
Untuk keamanan (terutama bagi gedung bersifat publik) umumnya MCB ini
dipasang dalam kotak panel yang terkunci. Untuk mencegah penggunaan MCB
yang kurang baik kualitasnya, peraturan kelistrikan mengatur agar MCB yang
digunakan memenuhi standar industri, di Indonesia digunakan standar SNI.
21
3.7.4. Recloser atau Pemutus Balik Otomatis (PBO)
22
Skun kabel atau cable schoen atau kabel lug adalah sama sama sepatu kabel,
yang ber fungsi untuk penyambungan kabel ke terminal atau panel dengan
dibautkan pada bussbar atau panel.Ada berbagai jenis skun Almunium /
tembaga / Almunium-Tembaga, serta berbagai ukuran 35mm, 50mm, 70mm,
95mm, 120mm, 150mm, 240mm, 300mm, 400mm, 500mm, 630mm dst.
Tergantung jenis kabel dan ukuran.
23
BAB IV
4.1 Kesimpulan
sekarang ini.
4.2 Saran
2. Ketersediaan bahan seperti NH Fuse yang sering habis agar lebih diperhatikan
3. Agar mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek lebih aktif dalam bertanya
24
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indolistrik.com/namsung-nh-fuse-size-00-125a.html
http://ilhamwidianfatari.blogspot.com/2012/03/pemeliharaan-jaringan-
distribusi.html
http://www.warunghardware.com/products/1278.aspx#.UQEchKzkTIU
25
26
28
29