DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah “Lisensi dan
Regulasi Keperawatan” untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan disemester II.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah “Lisensi dan Regulasi Keperawatan” ini
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan terbesar di Indonesia
dengan jumlah 60% (enam puluh persen) dari seluruh tenaga kesehatan yang ada, tetapi
eksistensinya belum didukung oleh peraturan perundang-undangan yang memadai.[3]
Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (BPPSDMK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah tenaga
kesehatan di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 391.745 (tiga ratus sembilan puluh
satu ribu tujuh ratus empat puluh lima) orang dengan jumlah perawat sebanyak 160.074
(seratus enam puluh ribu tujuh puluh empat) orang.[4]
Kondisi tersebut berbeda dengan dokter sebagai tenaga medis dalam sumber daya
kesehatan. Berdasarkan data dari BPPSDMK tahun 2010, jumlah tenaga medis sebanyak
42.467 (empat puluh dua ribu empat ratus enam puluh tujuh) orang[5] dari jumlah tenaga
kesehatan yang ada, dengan perincian dokter spesialis berjumlah 8.403 (delapan ribu
empat ratus tiga), dokter umum berjumlah 26.333 (dua puluh enam ribu tiga ratus tiga
puluh tiga), dan dokter gigi berjumlah 8.731 (delapan ribu tujuh ratus tiga puluh satu).
Namundemikian, profesi perawat masih kurang diakui dan kurang mendapat perhatian
dalam dunia kesehatan. Berdasarkan kondisi tersebut, keberadaan perawat sangat
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Ini disebabkan jumlah dokter belum sebanding
dengan perawat, adanya pembatasan praktik dokter, dan pelaksanaan otonomi daerah.
Berdasarkan Pasal 37 ayat (2) UU Praktik Kedokteran, Pasal 4 Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran, izin praktik dokter hanya diberikan untuk paling banyak tiga tempat yaitu
sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah, sarana pelayanan kesehatan milik swasta,
dan praktik perorangan.
4
dikategorikan illegal termasuk kewajiban perawat menolong pasien gawat darurat masih
menimbulkan kontroversi.
Profesi keperawatan terus berbenah dan berusaha menciptakan tata kelola klinis yang
baik agar mampu menghadapi berbagai macam perubahan serta tuntutan masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan profesi keperawatan adalah dengan adanya kredensial
keperawatan dirumah sakit. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga
keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Kredensial
merupakan elemen kunci dalam menurunkan risiko litigasi (gugatan hukum di
pengadilan) terhadap rumah sakit dan tenaga keperawatan yang bekerja didalamnya.
Proses kredensial yang efektif dapat menurunkan risiko adverse events pada pasien
dengan meminimalkan kesalahan tindakan yang diberikan oleh tenaga keperawatan
tertentu yang memegang kewenangan klinis tertentu dirumah sakit tersebut.Ada banyak
kebijakan yang mempunyai kaitan dengan kredensial keperawatan diantaranya adalah
Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; Kompetensi yang
disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI); kebijakan sistem akreditasi
rumah sakit versi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2012 dan Joint Commission
Internasioal (JCI); dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 49 tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan Rumah Sakit, yang mengisyaratkan setiap perawat dirumah sakit
harus memiliki kewenangan dan penugasan klinis yang jelas sesuai area
paraktiknya.Kredensial praktik keperawatan terdiri dari lisensi, registrasi, sertifikasi dan
akreditasi.
5
tidak adanya kejelasantentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga
menyebabkan semua perawatdianggapsama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa
memperhatikan latar belakang ilmiah yangmereka miliki.
C. Metode Penulisan
Dalam mengumpulkan data, penyusun menggunakan metode :
1. Literatur internet
2. Diskusi kelompok
D. Tujuan
Tujuandaripembuatanmakalah, yaitu :
1. Mengetahui maksud dari lisensi keperawatan
2. Mengetahui tujuan adanya lisensi keperawatan
3. Mengetahui maksud dari regulasi keperawatan
4. Mengetahui tujuan dari regulasi keperawatan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. LISENSI KEPERAWATAN
Lisensi dalam pengertian umum dapat diartikan memberi izin. Pemberian lisensi dapat
dilakukan jika ada pihak yang memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi,hal ini
termasuk dalam perjanjian. Definisi lain,pemberian izin dari pemilik/jasa
kepadapihakyangmenerimalisensiuntukmenggunakanbarangataujasayangdilisensikan.
(Wikipedia).
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang
berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk
pelayanan mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang ditetapkan.(IBI)
Lisensi keperawatan adalah pemberian ijin yang diberikan oleh pemerintah yang berwenang
berupa Surat Ijin Perawat(SIP) adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia yang diberikan oleh
DEPKES RI kepada tenaga perawat atau Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP). SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga perawat/berkelompok untuk
menjalankan praktik keparwatan.
Mengenai ijin praktek bagi perawat telah diatur oleh pemerintah Republik Indonesia yang
termuat dalam peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik perawat. Dan hal
ini diperbaharui dengan PERMENKESRINO.1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan. Sehingga sekarang adalah berganti nama dengan Surat Tanda
Registrasi (STR).
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang
telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika
setiap tenaga kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan
kepada peserta didik setelah dinyatakn lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.
Ijazah diterbitkan oleh perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi yang
diterbitkan oleh DIKTI.
7
Tujuan Adanya Lisensi Keperawatan:
Lisensi bagi tenaga keperawatn akan meningkatkan kualitas dan kompetensi dalam
rangka melindungi masyarakat dan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik.
• Bagi Masyarakat
B. REGULASI KEPERAWATAN
Regulasi adalah sebuah pengaturan dan secara lebih lengkap regulasi merupakan cara
untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan
tertentu. Penerapan regulasi bisa dilaksanakan dengan berbagai macam bentuk,yakni
pembatasan hokum yang diberikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu perusahaan dan
sebagainya.
TUJUAN REGULASI
• Agar perawat semakin professional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab
yang harus dipenuhi.
Diharapkan tidak terjadi adanya overlap.
• Menghindari terjadinya mal praktik yang kemungkinan dapat terjadi.
• Meningkatkan mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang.
8
BAB III
ANALISIS MASALAH
B. Analisi Masalah
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lisensi keperawatan adalah pemberian ijin yang diberikan oleh pemerintah
yang berwenang berupa Surat Ijin Perawat(SIP) adalah bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia
yang diberikan oleh DEPKES RI kepada tenaga perawat atau Surat Ijin Praktik
Perawat (SIPP). SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada
tenaga perawat/berkelompok untuk menjalankan praktik keperawatan.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/sahuri/592a66548e7e61974f8f5083/kredensial-
keperawatan-jaminan-mutu-layanan-keperawatan-di-rumah-sakit?page=all
11