Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH AL-ISLAM & KEMUHAMMADIYAAN 1V

ETIKA PENGEMBANGAN DALAM IPTEKS

DOSEN PEMBIMBING
Drs.H.Arsyad Said, SH,MH DISUSUN OLEH:

Moh. Arief kurniawan

NIM: 17.1.04.1.1.051

PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU


TAHUN 2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN

Q.S Surat Ali-Imran Ayat 110

Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.

Kajian ayat : (Adalah kamu) hai umat Muhammad dalam ilmu Allah swt. (sebaikbaik umat yang
dikeluarkan) yang ditampilkan (buat manusia, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari
yang mungkar serta beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, adalah ia) yakni keimanan
itu (lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman) misalnya Abdullah bin Salam r.a.
dan sahabat-sahabatnya (tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik) kafir.

Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan ipteks pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah
Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah
fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan ipteks, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek ipteks dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak
boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan seni dunia , yang kini dipimpin oleh perdaban barat ,
mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material
(fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan
meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif
yang diakibatkanya.

Padahal pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.

Rumusan Masalah
• Bagaimana sinergi ilmu dan pengintegrasiannya dengan nilai dan ajaran agama?

• Bagaimana paradigma ilmu tidak bebas nilai?


• Bagaimana paradigma ilmu bebas nilai?

• Bagaimana perlunya akhlak islami dalam dan penerapan ipteks?

BAB II
PEMBAHASAN

Sinergi Ilmu Dan Pengintegrasiannya Dengan Nilai Dan Ajaran Agama


Merujuk kepada sejarah Islam, teknologi bukanlah sesuatu yang asing. Teknologi akan terus
berkembang sejalan dengan kepandaian manusia untuk memudahkan urusan kehidupan. Islam tidak
pernah menghalangi atau bahkan mengharamkan teknologi terutama dimanfaatkan untuk
pendidikan. Tidak ada hukum sesuatu itu haram kecuali terdapat nas dan dalil terang menyatakan
sesuatu itu haram. Wacana perpaduan antara sains dan Agama di Indonesia sudah lama digaungkan
sebagaimana yang tertuang dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 pasal 30 yang mewajibkan
penyelenggaraan pendidikan Agama pada semua strata pendidikan sebagai bentuk kesadaran
bersama untuk mencapai kualitas hidup yang utuh. Peserta didik saat ini sangat kritis dan tidak
begitu saja menerima pelajaran pendidikan agama Islam. Ketika disampaikan tentang haramnya
makanan tertentu maka mereka tidak serta merta menerima namun mereka mempertanyakan
tentang keharaman makanan tersebut. Dalam kasus seperti inilah peran sains diharapkan mampu
memberikan penjelasan secara menyeluruh. Sehingga antara pendidikan agama Islam dan sains
dapat saling mendukung dalam memberikan pemahaman yang utuh kepada peserta didik.

Integrasi sinergis antara Agama dan ilmu pengetahuan secara konsisten akan menghasilkan sumber
daya yang handal dalam mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dengan diperkuat oleh spiritualitas yang
kokoh dalam menghadapi kehidupan. Islam tidak lagi dianggap sebagai Agama yang kolot, melaikan
sebuah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri di berbagai bidang kehidupan, dan sebagai fasilitas
untuk perkembangan ilmu dan teknologi.

Agama, dalam hal ini Islam sebagai paradigma, saat ini masih sebagai justifikasi atau pembenaran
terhadap konsep-konsep sains dan belum menjadi paradigma keilmuan yang menyeluruh (holistik).
Orientasi dan sistem pedidikan di sekolah antara ilmu Agama dan ilmu umum haruslah
diintegrasikan secara terpadu dalam sebuah proses pelarutan, maksudnya antara Agama dan sains
dapat disinergikan secara fleksibel, dan link and match.

Integrasi sains dan Agama memiliki nilai penting untuk menghilangkan anggapan antara Agama dan
sains adalah dua hal yang tidak dapat disatukan, dan untuk membuktikan bahwa Agama (Islam)
bukan Agama yang kolot yang tidak menerima kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
melainkan Agama yang terbuka dan wahyu (al-qur’an) merupakan sumber atau inspirasi dari semua
ilmu.

Sebagai seorang muslim yang mesti kita pikirkan bahwa penyebab Islam dalam kondisi terpuruk dan
terbelakang dalam konteks sains adalah “kalau bangsa-bangsa lain sudah berhasil membangun
stasiun luar angkasa dan sudah berpikir tentang bagaimana mengirimkan pesawat rung angkasa
berawak ke Mars, Umat kita (Islam) masih sibuk untuk menyelesaikan problem-problem yang
semestinya sudah tidak perlu dipersoalkan seperti halnya kunut, bid’ah, do’a jama’ah, zikir ba’da
shalat, dan lain sebagainya“.

Melirik sejarah Peradaban Islam (Sains) pada antara abad 8-12M kita dapat mengenal sejumlah figur
intelektual muslim yang menguasai dua disiplin ilmu, baik ilmu Agama maupun ilmu umum
(sekalipun pada hakikatnya dalam pandangan Islam ilmu umum itu juga merupakan ilmu Agama,
merupakan kalam tuhan yang kauniyah/ tersirat) sebut saja misalnya Ibn Sina (370-428/980-1037),
al-Ghazali (450-505/ 1059-1111) Ibn Rusd, Ibn Thufail dan lain sebagainya. Mereka adalah para figur
intelektual muslim yang memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan-kemajuan dunia Barat
modern sekarang ini. Jika pada awalnya kajian-kajian kelslaman hanya berpusat pada Alquran, Hadis,
Kalam, Fiqih dan Bahasa, maka pada periode berikutnya, setelah kemenangan Islam di berbagai
wilayah, kajian tersebut berkembang dalam berbagai disiplin ilmu: fisika, kimia, kedokteran,
astronomi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Perlunya akhlak islami dalam penerapan ipteks


Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu
abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan ipteks modern membuat orang
lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap
segala dampak negatif yang diakibatkanya.

Padahal Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam
kehidupan umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada
Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun,
termasuk dalam IPTEKS. Bagi Islam, IPTEKS adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan
dicari keberadaannya. Dalam QS. Yunus ayat 101 A dijelaskan bahwa “Katakanlah (Muhammad):
lakukanlah nadzar (penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit
dan di bumi.

Peran Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Sains dan Teknologi


Peran Pendidikan Islam dalam perkembangan teknologi, diantaranya adalah sebagai berikut :

Aqidah Islam Sebagai Dasar Sains dan Teknologi

Inilah peran pertama pendidikan islam yang dimainkan dalam iptek, yaitu menjadikan aqidah Islam
sebagai basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah
dibawa oleh Rasulullah SAW.

Syariah Islam sebagai Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi


Peran kedua Islam dalam perkembangan sains dan teknologi, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan sains dan teknologi. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek
yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan sains dan
teknologi yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Jika dua
peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaAlloh akan ada berbagai berkah dari
Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia.

Upaya Pendidikan Islam dalam Menghadapi Dampak negatif Sains dan Teknologi Materi pendidikan
Islam harus mampu menstimulir fitrah manusia, baik fitrah ruhani, akal, maupun perasaan sehingga
dapat melaksanakan perannya dengan baik, entah sebagai hamba Allah SWT..ataupun sebagai
khalifah dimuka bumi.

MenurutProf. A. Qodry Azizy (2004: 81), tiga komponen yang dimiliki pendidikan Islam sebagai kunci
dalam mengendalikan dan mengembalikan sains dan teknologi ke posisi semula, yaitu:

Amar ma’ruf
Pendidikan Islam memperkenalkan konsep pengembangan amar ma’ruf. Tidak hanya kaitannya
dalam pergaulan sosial saja, akan tetapi amar ma’ruf ini dimaknai juga sebagai pengembangan diri
dan iptek secara positif. Jadi apapun yang dihasilkan oleh umat Islam harus mampu memberikan
nilai positif bagi kehidupannya dan habitat di sekelilingnya. Begitu pun dalam pengembangan iptek,
umat Islam harus mengarahkan penggunaan iptek kepada hal yang benar, yang diridhoi oleh Allah
SWT.

Nahi Munkar
Pendidikan Islam mengarahkan manusia untuk mampu membedakan dan memilih kebenaran.
Seandainya ada penyalahgunaan iptek, maka pendidikan Islam mengharuskan umat Islam untuk
menghindarinya dan memperbaiki serta mencegah penyalahgunaannya kembali. Iman kepada Allah

Poin ketiga ini menjadi poin utama dasar pendidikan Islam. Karena dengan keimanan yang kuat,
umat Islam akan mampu menghadapi dampak negatif iptek yang hadir. Iman kepada Allah SWT akan
menghadirkan rasa takut untuk bermaksiat terhadap-Nya, dan rasa malu untuk melakukan
kerusakan di bumi. Sebesar apapun serangan dampak negatif iptek, umat Islam akan mampu
membentengi diri melalui peningkatan keimanan yang terus menerus. Karena pada dasarnya
dampak negatif iptek tidak akan terbendung, hanya diri kitalah yang harus membentengi diri sebaik
mungkin untuk menghadapinya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
IPTEKS yaitu Ilmu Teknologi dan Seni adalah suatu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam,
martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh
kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu Islam mewajibkan setiap umat
muslim untuk menuntut ilmu, karena manusia adalah makhluk yang telah dikaruniai potensi akal
yang sepatutnya diperintahkan untuk berfikir dan berilmu. Tetapi IPTEK dan Seni pada zaman
sekarang ini telah dikuasai oleh peradaban Barat yang mana banyak yang melenceng dari syara’.
Sejatinya, ilmu adalah amal jariyah maka IPTEK dan Seni haruslah dijalankan sesuai dengan hukum
dan syara dan yang patut dipertimbangkah adalah mengenai halal-haramnya, bukan manfaatnya
saja.

Saran
Sebagai makhluk yang diciptakannya, sudah sepatutnya kita berjalan di dunia ini sesuai dengan
aturan pencipta kita, Allah Azza wa Jalla, karena akan telah dikaruniai kepada kita, maka kewajiban
menuntut ilmu harus segera kita jalankan.

Tentunya, sesuai dengan aturan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ina. 2015. Etika Pengembangan dan Penerapan Ipteks. (Online)


http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/etika-pengembangan-dan-penerapanipteks.html
Salim, Asbar. 2015. Etika Pengembangan dan Penerapan Ipteks. (Online)
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/03/etika-pengembangan-dan-penerapanipteks.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai