Anda di halaman 1dari 5

PENGAUDITAN I

JAWABAN PERTANYAAN BAB 7 BUKU AL HARYONO

Dosen Pengampu:

Drs. Made Mertha, M.Si, Ak,CA,CPA.

Oleh:

Ni Putu Tiari Artarini 1807531229

KELAS EKA 439 B1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
JAWABAN PENGAUDITAN BAB 7
7.1 Konsep matearitas diterapkan  oleh auditor pada thap perencanaan dan pelaksanaan audit ,
serta saat mengevaluasi  dampak kesalahan penyajia yang tidak di koreksi , jika ada
terhadap laporan keuangan  dan pada  saat merumuskan opini dalam lapora auditor

7.2 Materialitas adalah  dasar penerapan auditing , terutama standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan. Hubungan antara materialitas dengan frasa ‘mendapatkan kenyakinan
memadai “adalah  untuk memberi informasi  kepada pengguna  laporan audit  bahwa auditor
tidak  menjamin  kelanyakan  penyajian laporan keuangan .

7.3 Karena materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam  perencanaan audit dan
merancang suatu strategi audit.

7.4 Pertimbangan awal  materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan ,


auditorharus  menetukan  materialitas  untuk laporan keuangan secara keseluruhan .

Faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal

1. konsep materialitas adalah relatif bukan absolut

Yaitu sejumlah kesalahan penyajian bisa material bagai sebuah perusahaan kecil,tetapi
jumlah sekian tiadak material bagi perusahaan lain yang lebih besar

2. di perukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialiatas , mengingat bahwa


materialitas bersifat relatif , maka di perlukan suatu dasar untuk menetapkan apakah
kesalahan penyajian di pandang material .

7.5 1. kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang lebih serius dari
pada kekeliruan tidak di sengaja walaupun jumlah rupiahnya sama

2. kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait dengan kewajiban
kontraktual

3. kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi material apabila
kesalahan penyajian tsb mempengaruh tren laba

7.6 Pertimbangan awal  materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan ,


auditorharus  menetukan  materialitas  untuk laporan keuangan secara keseluruhan .
materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor , pada tingkat yang
lebih rendah  dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.

7.7 1. Untuk suatu piutang  usaha bersaldo  1 juta , auditor harus mengumpulkan bukti  yang
lebih banyak  apabila kesalahan penyajian sebesar 50 rbu di pandang material , dari pada
apabilah kesalahan penyajian  sebesar  300 ribu , di pandang material.

2. Pengguna laporan keuangan mungkin menghara[pkan adanya pengungkapan tentang


transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan CEO.

7.8 Meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan intern tetap memenuhi fungsinya dengan
mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan

7.9 Model risiko audit adalah suatu model yang menggambarkan hubungan umum berbagai
komponen risiko audit dalam istilah matematika untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima.

Dua faktor :
1. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Tingkat asersi untuk golongan transaksi,saldo,akun, dan pengungkapan
7.10 (1)risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup  dalam model .
risiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu(atau lebih )faktor lain
dalam model risiko.

(2) risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif  yang direncanakan akan dikumpulkan
auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.

7.11 risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi , saldo
akun ,atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material , baik
secara individual maupun secara kolektif.

Empat faktor :sifat bisnis klien , hasil audit periode sebelumnya , penugasan baru atau
penugasan ulangan ,pihak – pihak yang berelasi.

7.12 risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan ,
melainkan di tetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu siklus, bahkan kadang –
kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun
7.13 Sekembalinya ke meja, penyusun laporan meneiliti kembali item-item yang tersaji dalam
laporan keuangan yang printoutnya sudah dibagi-bagikan ke pihak manajemen, lalu
menemukan beberapa kesalahan.Dalam seknario yang lebih parah, sudah banyak terjadi di
luar sana, pertimbangan materialitas banyak digunakan sebagai alasan untuk membenarkan
pembiaran salah-saji, sejak di awal, bahkan untuk kesalahan yang disengaja. Adalah
kenyatakaan bahwa pertimbangan materialitas kerap disalahgunakan tentunya oleh
manajemen yang tidak disadari oleh akuntan

7.14 risiko audit yang bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan pendapatan
wajar tanpa pengecualian telah diberikan. dalam relevansi terhadap bukti dikumpulkan ,
auditor harus senantiasa menggunakan skeptimensme profesional

7.15 Terdapat hubungan terbalik (inverse relationship) antara risiko deteksi direncanakan dengan
jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor untuk suatu tujuan khusus audit tertentu
karena pada saat terjadi kenaikan risiko deteksi direncanakan disebabkan oleh efektifnya
pengendalian internal, karena semakin efektifnya pengendalian internal akan mengurangi
terjadinya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan, menyebabkan sedikit bukti audit
yang di perlukan untuk menilai kewajaran laporan keuangan tersebut.

7.16  Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan langsung
antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat hubungan
berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan. apabila auditor
memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima maka risiko deteksi juga
akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik

7.17 Hubungan antara resiko audit dengan materialitas adalah sangat erat dimana keduanya juga
memiliki hubungan terbalik, yaitu semakin tinggi tingkat materialitasnya maka semakin
rendah tingkat risiko auditnya. Sehingga keduanya perlu dipertimbangkan dengan baik
dalam perencanaan audit.

Anda mungkin juga menyukai