Anda di halaman 1dari 28

REKSA DANA SYARI’AH

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Manajemen Investasi Syari’ah
Dosen Pengampu :
Yulia Maris Herdianti, SE., ME

Disusun oleh:
Kelompok 5 Kelas ES-3A :
1. Nurifa Hesti (12402173009)
2. Eka Fitriyani (12402173011)
3. Rahayu Mega Lestari (12402173020)
4. Farida Eka Ariyani (12402173021)
5. Annjani Ni’matus S. (12402173036)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat meyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yulia Maris Herdianti, SE., ME yang telah
membimbing, mendidik, dan mengayomi kami sehingga dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik, dan kepada rekan-rekan sekalian yang telah berperan serta
untuk menuangkan ide-idenya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah yang berjudul “Reksa Dana Syari’ah” ini semoga
bisa memberikan inspirasi dan gambaran kepada pembaca. Adanya pelajaran dan
materi ini semoga dapat di gunakan untuk menambah ilmu dan wawasan kita
semua. Kami menyadari tentang berbagai kekurangan dan kelemahan dalam
menyelesaikan tugas ini. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi perbaikan di kemudian hari.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Tulungagung, 8 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksa Dana Syari’ah.......................................................... 3
B. Investasi dalam Perspektif Islam ......................................................... 4
C. Pandangan Syari’ah Tentang Reksa Dana .......................................... 5
D. Investasi di Reksa Dana Syari’ah......................................................... 6
E. Prinsip Reksa Dana Syari’ah .............................................................. 7
F. Jenis-Jenis Reksa Dana Syari’ah ........................................................ 8
G. Keuntungan dan Resiko melalui Investasi Reksa Dana Syari’ah .......13
H. Pilihan Reksa Dana Syari’ah di Indonesia ..........................................16
I. Permasalahan dan Prospek Reksa Dana Syariah di Indonesia ...........17
J. Pengawasan Reksa Dana Syari’ah ......................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................22
B. Pandangan Kelompok...........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam
perekonomian dunia yang modern. Banyak industri dan perusahaan yang
menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi
dan media untuk memperkuat posisi keuangan.
Sebagaimana institusi modern, pasar modal tidak terlepas dari
berbagai kelemahan dan kesalahan. Untuk itu hadirlah reksa dana yang
berbasis pada prinsip syari’ah yang diharapkan akan menjadi instrumen
keuangan yang dapat menekan praktik-praktik spekulasi dalam pasar modal
di Indonesia.
Reksa dana syari’ah merupakan salah satu alternatif investasi bagi
pemodal. Pada dasarnya produk reksa dana syari’ah tidak bertentangan
dengan aturan syari’ah karena tidak memberikan bunga yang pasti pada
investor, tetapi bergantung pada hasil investasi yang dilakukan oleh manajer
investasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari reksa dana syari’ah?
2. Bagaimana investasi dalam perspektif islam?
3. Bagaimana pandangan syari’ah tentang reksa dana?
4. Bagaimana investasi di reksa dana syari’ah?
5. Bagaimana prinsip reksa dana syari’ah?
6. Bagaimana jenis-jenis reksa dana syari’ah?
7. Bagaimana keuntungan dan resiko melalui investasi reksa dana syari’ah?
8. Bagaimana pilihan reksa dana syari’ah di indonesia?
9. Bagaimana permasalahan dan prospek reksa dana syariah di indonesia?
10. Bagaimana pengawasan reksa dana syari’ah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menhetahui pengertian dari reksa dana syari’ah
2. Untuk memahami investasi dalam perspektif islam
3. Untuk mengetahui pandangan syari’ah tentang reksa dana
4. Untuk mengetahui investasi di reksa dana syari’ah
5. Untuk mengetahui prinsip reksa dana syari’ah
6. Untuk mengetahui jenis-jenis reksa dana syari’ah
7. Untuk mengetahui keuntungan dan resiko melalui investasi reksa dana
syari’ah
8. Untuk mengetahui pilihan reksa dana syari’ah di indonesia
9. Untuk mengetahui permasalahan dan prospek reksa dana syariah di
indonesia
10. Untuk mengetahui pengawasan reksa dana syari’ah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reksa Dana Syari’ah


Dillihat dari asal katanya, reksa dana terdiri baru dua kosa kata , yaitu
reksa yang berarti jaga atau pelihara dan kata dana yang berarti (kumpulan)
uang. Dengan demikian, reksa dana dapat diartikan sebagai kumpulan uang
yang dipelihara (bersama untuk suatu kepentingan). Sementara menurut UU
Pasar Modal yang dikutip oleh Pontjowinoto dinyatakan, reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan (kembali) dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
Dua pengertian diatas perlu digaris bawahi, bahwa di dalam reksa
dana adalah dana yang dihimpun adalah dana dari masyarakat pemodal dan
diinvestasikan kedalam portofolio efek. Portofolio efek adalah kumpulan
surat berharga seperti saham, obligasi, surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, tanda bukti utang yang dimiliki oleh para penginves.
Reksa dana yang banyak diterbitkan saat ini adalah reksa dana terbuka
yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Reksa dana yang demikian in
Manajer Investasi dan Bank Kustodian mengadakan akad menurut UU Pasar
Modal yang disebut sebagai kontrak KIK (Kontrak Investasi Kolektif). Dalam
akad KIK tersebut Manajer Investasi dan Bank Kustodian mengikat diri untuk
kepentingan masyarakat pemodal guna membuka membuka wadah dimana
masyarakat pemodal dapat menempatkan dananya dalam reksa dana dan
memperoleh Unit Penyertaan. Dana tersebut akan ditempatkan dalam
Portofolio Efek oleh Manajer Investasi sesuai dengan amanah yang
dicantumkan dalam akad. Dana (dan portofolio efek) yang merupakan harta
bersama milik pemodal reksa dana , atau lazim disebut pemegang Unit
Penyertaan, akan disimpan oleh Bank Kustodian. Dalam kegiatan operasi
reksa dana, Bank Kustodian akan menerima instruksi dari Manajer Investasi

3
untuk menyelesaikan kegiatan investasi yang diputuskan oleh Manajer
Investasi.1
Sedangkan Fatwa DSN (Dewan Syari’ah Nasional) MUI No. 20/DSN-
MUI/IX/2000 mendefinisikan Reksa Dana Syari’ah sebagai reksa dana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal)
dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna
investasi.
Jadi, Reksa Dana Syari’ah pada dasarnya adalah islamisasi reksa dana
konvensional. Reksa dana syari’ah adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpunn dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shabul
mal) untuk selanjutnya di investasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer
Investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip syari’ah
islam.2

B. Investasi dalam Perspektif Islam


1. Investasi menurut Syariah Islam
Syariah islam yang dibawa oleh Rasulullah memiliki keunikan
tersendiri. Syariah islam bukan saja comprehensive tetapi juga universal.
Comprehensive berarti syariah islam merangkum seluruh aspek kehidupan
baik ritual (ibadat) maupun sosial (muamallah). Universal bermakna dapat
diterapkan pada setiap waktu dan tempat sampai akhir nanti.
Islam mengajarkan pola konsumsi yang moderat, tidak berlebihan dan
tidak juga keterlaluan. Di dalam Al Qur’an melarang terjadinya perbuatan
tabzir dan mubazir. Doktrin Al-Qur’an ini secara ekonomi dapat diartikan
untuk mendorong terpupuknya surplus ekonomi dalam bentuk simpanan,
untuk dihimpun, kemudian dipergunakan dalam membiayai investasi, baik
untuk perdagangan (trade), produk (manufacture) dan jasa (service). Dalam
konteks inilah kehadiran keuangan seperti perbankan, asuransi, reksa dana
1
Muhamad, Manajemen Keuangan Syari’ah : Analisis Fiqh & Keuangan, (Yogyakarta : UPP
STIM YKPN, 2014), hlm. 576.
2
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 141.

4
dan lain-lain mutlak adanya, karena lembaga tersebut bertindak sebagai
intermediate antara unit supply dengan unit demand. Kegiatan yang demikian
inilah yang tergolong sebagai tindakan investasi.
Setiap orang atau kelompok orang dalam melakukan investasi akan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor inilah yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan investasi. Menurut Pontjowinoto, ada
tujuh pertimbangan dalam investasi, yaitu
1. Tujuan mengadakan investasi.
2. Jangka waktu investasi.
3. Sumber daya keuangan untuk mengadakan investasi.
4. Kemampuan menanggulangi resiko yang timbul akibat investasi.
5. Alternatif investasi yang tersedia bagi mereka.
6. Informasi yang tersedia mengenai keadaan alternatif investasi
tersebut, dan
7. Kemampuan menentukan pilihan yang sesuai.

Disamping tujuh faktor pertimbangan investasi tersebut, maka bagi


umat islam dalam melakukan investasi harus mempertimbangkan apakah
pilihan investasi yang akan dilakukan itu sesuai dengan syariah islam.3

C. Pandangan Syari’ah tentang Reksa Dana


Reksa dana dipandang sebagai lembaga dan cara berinvestasi. Dilihat
dari sudut pandang islam, maka reksa dana adalah masuk dalam kerangka
muamalah islam. Menurut hukum islam, pada prinsipnya setiap sesuatu dalam
muamalah adalah dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah.
Berkenaan dengan pembolehan tersebut, maka akan disampaikan beberapa
hukum islam yang diambil dari Al-Qur’an, hadits maupun pendapat ulama
jumhur. Dengan kata lain syariah dapat menerima usaha reksa dana sepanjang
tidak bertentangan dengan syari’ah islam. Sebagaimana dinyatakan oleh
Wahbah Az-Zuhaily, “ Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan

3
Muhamad, Manajemen Keuangan Syari’ah : Analisis Fiqh & Keuangan..., hlm. 577-578.

5
dasar-dasar syaro’ah dan dapat disamakan hukumnya (diqiyaskan) dengan
syarat-syarat yang sah.”
Dalam suatu transaksi bisnis yang paling penting didalam hukum
islam (muamalah) adalah akad. Sehingga Al-Qur’an dengan tegas mengatur
tata cara atau menentukan prinsip berakad. Diantara prinsip-prinsip dalam
melakukan akad adalah disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut : “ Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu”. Kemudian ayat yang lain
menyebutkan : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”.4
Kemudian Rasulullah SAW memberikan acuan bagi para umatnya
dalam melakukan transaksi atau akad : “Perdamaian itu boleh antara orang-
orang islam kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram. Orang-orang islam wajib memenuhi syarat-
syarat yang mereka sepakati, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal
dan menghalalkan yang haram”.
Berdasarkan penjelasan diatas, reksa dana adalah berisi akad
muamalah yang dibolehkan dalam islam yaitu jual beli dan bagi hasil
(mudharabah/musyarakah). Dengan demikian, didalamnya terdapat banyak
maslahat.

D. Investasi di Reksa Dana Syari’ah


Secara riil kondisi hasil investasi dalam jenis saham dan simpanan
deposito tercatat bahwa data statistik antara awal tahun 1992 sampai akhir
tahun 1996 menunjukkan rata-rata hasil investasi di instrumen saham
mencapai 22,5% per tahun, sementara rata-rata hasil investasi di simpanan
deposito berada di bawah 16,0 persen per tahun. Namun risiko investasi di
instrumen saham 4 kali lebih besar dan resiko investasi di simpanan deposito.
Kondisi ini adalah kondisi yang berlaku pada pasar modal dan perbankan
konvensional.

4
Ibid, hlm. 578-579.

6
Sementara itu, kondisi investasi di instrumen saham pada reksa dana
sejak 12 bulan pertama beroperasinya, menunjukkan bahwa setelah pajak
untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap mencapai 17,8%, sedang reksa dana
saham mencapai 28,5%, sementara reksa dana campuran mencapai 30,49%.
Sebagaimana diketahui, kejadian ini terjadi sekitar pertengahan bulan juli
1996 sampai dengan pertengahan juli 1997. Pada periode ini, baik kondisi
pasar modal maupun pasar uang di Indonesia telah mengalami gejolak akibat
kondisi sosial, politik maupun kondisi global.
Menurut Pontjiwinoto, Reksa Dana mampu memberikan alternatif
pilihan manfaat yaitu manfaat peragaman, manfaat likuiditas, manfaat
kemudahan investasi, manfaat keluwesan investasi dan manfaat bagi hasil.5
Reksa Dana syari’ah tidak akan melakukan investasi ke dalam
perusahaan-perusahaan yang bisnis utamanya, memproduksi, menjual,
mendistribusikan atau dealing dalam :
1. Makanan dan minuman haram.
2. Perjudian dan permainan dengan perjudian.
3. Lembaga keuangan non syari’ah (bank kustodian non
syari’ah).
4. Jasa dan barang-barang porno/merusak mental.

E. Prinsip Reksa Dana Syari’ah


Perbedaan utama antara reksa dana syari’ah dan reksa dana
konvensional terletak pada proses pemilihan aset yang membentuk
portofolionya. Reksa dana konvensional tentu saja hanya menggunakan
pertimbangan tingkat keuntungan dan resiko dalam mengatur portofolio
investasi. Sementara reksa dana syari’ah harus mempertimbangan kehalalan
suatu produk keuangan disamping tingkat keuntungan dan resikonya.
Reksa dana syari’ah dikelola umunya berdasarkan prinsip
Mudharabah dan dilakukan melalui proses penyaringan yang ketat

5
Ibid, hlm.579-580.

7
berdasarkan prinsip syari’ah, misalnya memilih aset/saham perusahaan yang
tidak memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar dll.
Jika reksa dana syari’ah membeli saham, maka saham yang dibeli
harus saham perusahaan yang sudah dinyatakan sesuai syari’ah. Obligasi dan
deposito pun hanya yang berprinsip syari’ah. Selain ciri tersebut, yakni
adanya proses cleansing atau membersihkan pendapatan yang diperoleh
dengan cara membayar zakat.
Disamping itu, dalam pengelolaan reksa dana ini tidak mengizinkan
penggunaan strategi investasi yang menjurus kearah spekulasi. Selanjutnya
hasil keuntungan investasi tersebut dibagi hasilkan diantara para investor dan
manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. Reksa dana
syari’ah memang sangat sesuai untuk investasi jangka panjang seperti
persiapan menunaikan ibadah haji atau biaya sekolah anak di masa depan. 6

F. Jenis-Jenis Reksa Dana Syariah


1. Berdasarkan bentuk hukumnya di Indonesia, secara umum reksa dana
dapat dibagi atas dua bentuk yaitu
a. Reksadana berbentuk Perseroan (PT. Danareksa)
Reksa dana suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi
bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan
terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio
investasi. Jadi, reksa dana yang berbentuk perusahaan penerbit reksa dana
kegiatan usahanya adalah adalah menghimpun dana dan menjual saham,
selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada
berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
Perseroan reksa dana ini hanya mempunyai dewan direksi dan
tidak ada dewan komisarisnya. Sehingga yang melakukan pengawasan
terhadap kinerja serta pelaksanaan aturan oleh manager investasi harus
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati adalah dewan direksi
perseroan reksa dana yang bersangkutan.

6
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah..., hlm. 151-152.

8
b. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksa dana berbentuk KIK merupakan instrumen penghimpun
dana dengan menerbitkan unit pernyataan kepada masyarakat pemodal dan
selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik
dipasar modal maupun dipasar uang. pada reksa dana perseroan pihak
menghimpun dana dengan melakukan penjualan saham, sedangkan reksa
dana KIK menghimpun dana melalui penjualan unit penyertaan. Manajer
investasi yang bertindak sebagai perusahaan efek adalah yang telah
memperoleh izin operasional dari badan pengawas pasar modal dan
terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan Pengawas Syari’ah. Fungsi
utama manajer investasi ini adalah mengelola dana yang dipercayakan
masyarakat pemodal untuk diinvestasikan pada berbagai instrumen
investasi. 7

2. Dilihat dari segi sifatnya, reksa dana dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Open-end Fund
Biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan reksa dana terbuka yang
berarti reksa dana memberi kemungkinan bagi investor untuk membeli
saham atau unit penyertaan dari reksa dana dan dapat menjual kembali
kepada reksa dana tanpa dibatasi berapa banyak jumlah saham atau unit
penyertaan yang diterbitkan.
Saham atau unit penyertaan reksa dana terbuka tidak dicatatkan
pada bursa efek, karena investor dapat menjual langsung kepada reksa
dana yang bersangkuktan. Saham atau unit penyertaan yang diterbitkan
oleh reksa dana terbuka ini dijual berdasarkan Net Asset Value (NAV)
atau NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAV yang pertama kali ditentukan
adalah sebesar Rp.1.000 per saham. Kemudian selanjutnya, NAV harus
dihitung setiap hari dan diumumkan secara luas sehingga transaksi
selanjutnya menggunakan NAV yang dihitung pada akhir hari tersebut.

7
Ibid, hlm. 141-142.

9
Rumus perhitungan NAV : NAVn =NAVn-1 + NCIN
NAVn = Net Asset Value baru (yang ke n)
NAVn-1 = Net Asset Value sebelumnya (yang ke n)
NCIN = Net Changein NAV (perubahan bersih NAV)
Adapun untuk menghitung Net Change in NAV digunakan rumus
sebagai berikut:

NCIN = NII – DI + NCG – CGD


NCIN = Net Change in NAV
NII = Net Investment Income
DI = Divident Income
NCG = Net Capital Gain
CGD = Capital Gain Distribution

b. Closed-end Fund
Adalah suatu bentuk reksa dana di Amerika Serikat yang serupa
dengan reksa dana tertutup di Indonesia. Berbeda dengan transaksi pada
reksa dana terbuka, transaksi jual beli saham pada reksa dana tertutup
dilakukan di bursa efek, seperti saham layaknya saham biasa. Harga diri
saham reksa dana tertutup bisa berubah-ubah karena dipengaruhi kekuatan
permintaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga saham
perusahaan publik lainnya. Berikut ini rumus untuk menghitung premium
atau discount saham reksadana tertutup:

Premium =
Pn = Harga pasar saham perdana
NAV = Net Asset Value persaham reksadana 8

8
Ibid, hlm. 144-146.

10
Perbedaan dan persamaan antara reksa dana terbuka dengan reksa dana
tertutup dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Keterangan Reksa dana Reksa dana
tertutup terbuka
Nominal saham Dengan nilai Tanpa nilai nominal
nominal
Harga saham Sesuai harga pasar Sesuai NAV
diperdagangkan
Premium harga saham Dengan premium, Tanpa premium
terhadap NAV diskon atau nilai
premium
Ditransaksikan efek Ya Tidak
Proses pembelian Pemegang saham Pemegang saham
kembali menjual melalui dapat menjual
bonus kembali kepada
perusahaan penerbit
reksadana
Reinvestasi dana Pasar modal dan Pasar modal dan
dana pasar uang pasar uang

Reksa dana tertutup maupun terbuka mempunyai ciri-ciri persamaan


sbb:
a) Bentuk hukumnya adalah perseroan terbata (PT)
b) Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara
direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
c) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara
manajer investasi dengan bank kustodian.

c. Unit Investment Trusts

11
UIT merupakan suatu perusahaan di bidang investasi yang
membelli portofolio efek (berdasarkan pada perjanjian Trust Indenture)
dengan menggunakan kumpulan dana dari pemegang saham atau unit
penyertaan.
Unit penyertaan reksa dana pertama kali ditawarkan dengan harga
yang sama dengan harga Rp1.000 sama dengan nilai aktiva bersih awal
yaitu Rp1.000 per unit penyertaan dan biasanya ditentukan besarnya
investasi minimum untuk pertama kali,

Rumus untuk menghitung banyaknya unit penyertaan adalah sbb :

UP =
UP = Banyaknya unit penyertaan
Invesment = uang yang akan diinvestasikan
Fee = biaya transaksi penjualan
NAV = Nilai aktiva bersih reksadana

3. Adapun berdasarkan dana yang terkumpul dalam reksa dana tersebut


diinvestasikan, jenis reksa dana ini ada 4 jenis yaitu :
a. Reksa dana pasar uang. Reksa dana yang diinvestasinnya ditanam
pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo yang kurang dari 1
tahun.
b. Reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam
bentuk efek bersifat utang.
c. Reksa dana daham. Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat
ekuitas.

12
d. Reksa dana campuran. Reksa dana yang mempunyai penerbangan
target asset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak
dapat dikategorikan kedalam ketiga reksa dana lainnya. 9

G. Keuntungan dan Risiko Investasi Melalui Reksa Dana Syariah


Investor yang melakukan kegiatan invetasi melalui Reksa Dana pada
umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh hasil investasi yang menarik
dan optimal dalam jangka panjang namun tetap memberikan pendapatan yang
memadai melalui investasi pada Efek yang bersifat ekuitas, obligasi atau Efek
yang bersifat utang lainnya dan instrumen pasar uang yang sesuai dengan
Syariah Islam.
Sebelum membahas mengenai keuntungan dan risiko dalam investasi
melalui Reksa Dana, perlu dikemukakan bahwa setiap Reksa Dana
mempunyai sifat portofolio investasi yang berbeda-beda. Adapun sifat
investasi Reksa Dana meliputi tiga jenis kategori, yaitu: GrowthFund,
StableFund, SafetyFund.
Adapun yang menjadi keuntungan dan risiko dalam investasi melalui
reksa dana dapat diidentifikasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan Investasi Melalui Reksa Dana
a. Dikelola secara professional
Tim Pengelola Investasi terdiri dari tenaga-tenaga professional
berpengalaman yang memiliki akses luar terhadap informasi
Efek dan pasar Efek, serta didukung oleh tim operasional dan
tim pelayanan nasabah yang mampu memberi pelayanan dan
kinerja investasi terbaik bagi Pemegang Unit Penyertaan.
b. Kemudahan Administratif
Dengan berinvestasi di Reksa Dana pemodal terbebas dari
kegiatan analisis pasar dan administrasi yang berkaitan dengan
berinvestasi.

9
Ibid, hlm. 147-149.

13
c. Likuiditas
Unit penyertaan dapat dijual kembali atas permintaan pemodal.
Pembayaran atas penjualan kembali Unit Penyertaan akan
dilakukan sesegera mungkin paling lambat 7 (tujuh) Hari
Bursa setelah formulir penjualan kembali / Redemption Form
telah lengkap dan diterima dengan baik oleh Manajer
Investasi.10
d. Efisiensi biaya dan waktu
Karena Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari banyak
investor, maka biaya investasinya akan lebih murah bila
dibandingkan dengan jika investor melakukan transaksi secara
individual di bursa. Pengelolaan yang dilakukan oleh manajer
investasi secara profesional, tidak perlu bagi investor untuk
memantau sendiri kinerja investasinya tersebut.
e. Transparansi informasi
Reksa Dana diwajibkan memberikan informasi atas
perkembangan portofolio dan biayanya, secara berkala dan
kontinyu, sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau
keuntungan, biaya, dan risikonya.

2. Risiko Investasi dengan Reksa Dana


a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga lainnya) yang
masuk dalam portofolio Reksa Dana tersebut.
b. Risiko likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi manajer
investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan
penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya. Manajer investasi akan mengalami kesulitan
dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

10
Jeni Susyanti,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah,(Malang: Empat Dua,2016),hlm.235.

14
c. Risiko politik dan ekonomi
Perubahan kebijakan ekonomi politik dapat memengaruhi
kinerja bursa dan perusahaan sekaligus. Dengan demikian
harga sekuritas akan terpengaruh yang kemudian
mempengaruhi portofolio yang dimiliki Reksa Dana.
d. Risiko pasar
Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek memang
berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara
umum.Terjadinya fluktuasi di pasar efek akan berpengaruh
langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi
koreksi atau pergerakan negatif.
e. Risiko inflasi
Terjadinya inflasi akan menyebabkan menurunnya total real
return investasi. Pendapatan yang diterima dari investasi dalam
Reksa Dana bisa jadi tidak dapat menutup kehilangan karena
menurunnya daya beli (lossofpurchasingpower).
f. Risiko nilai tukar
Risiko ini dapat terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri
dalam portofolio yang dimiliki. Pergerakan nilai tukar akan
mempengaruhi nilai sekuritas yang termasuk
foreigninvestment setelah dilakukan konversi dalam mata uang
domestik.
g. Risiko spesifik
Risiko ini adalah risiko yang dimiliki oleh setiap sekuritas. Di
samping dipengaruhi pasar secara keseluruhan, setiap sekuritas
mempunyai risiko sendiri-sendirl. Setiap sekuritas dapat
menurun nilainya jika kinerja perusahaannya sedang tidak
bagus, atau juga adanya kemungkinan mengalamldefault, tidak
dapat membayar kewajibannya.

15
h. Risiko Wanprestasi
Wanprestasi (default) dapat terjadi akibat adanya kondisi Iuar
biasa (forcemajeur) yang menyebabkan kegagalan emiten
dalam memenuhi kewajibannya.11

H. Pilihan Reksa Dana Syariah di Indonesia


Beberapa reksa dana syariah telah di tawarkan kepada masyarakat
terkategori pada reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Reksa
dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang sebagian besar komposisi
protofolionya di efek beberapa pendapat relatif tetap seperti:
1. Reksa Dana Obligasi Syariah
2. Reksa Dana SWBI
3. Reksa Dana CD mudhorobah

Sertifikat investasi mudhorobah antar bank serta efek-efek sejenis.


Yang termasuk reksa dana syariah jenis ini antara lain;
1. BNI Dana Syariah (sejak tahun 2004)
2. Dompet Dhuafa –BTS Syariah (2004)
3. PNM Amanah Syariah (2004)
4. Big Dana Syariah(2004)
5. I-Hajj Syariah Fund (2005)

Tahun lalu reksa dana pendapatan tetap bisa memberikan keuntungan


sekitar 13-114 persen. Sedangkan reksa dana campuran merupakan reksa
dana yang sebagian besar komposisi portofolio di tempatkan di efek yang
bersifat ekuitas seperti saham syariah yang memberikan keuntungan relatif
lebih tinggi. Termasuk dalam reksa dana ini adalah:
1. Reksa dana PNM Syariah (2000)

Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah Di Indonesia, (Bandung: PT Refika
11

Aditama, 2008), hlm. 54-59.

16
2. Danareksa Syariah Berimbang (2000)
3. Batasa Syariah (2003)
4. BNI Dana Plus Syariah (2004)
5. AAA Syariah Fund (2004)
6. BSM Investa Berimbang (2004)

Modal untuk memulai investasi pada produk ini bisa bevariasi ada
yang minimal Rp. 5 juta seperti BSM investa berimbang,atau Rp. 1 juta
untuk BNI Dana Syariah , bahkan ada yang hanya Rp 250 ribu .untuk
pemesanannya pun relatif mudah tinggal mendatangi kantornya masing-
masing. Untuk BNI Dana Syariah dan BSM yang sudah relatif tersebar.
Untuk menjatuhkan pilihan pemodal perlu berhati-hati . meneliti
produk sebelum membeli. Jangan sampai membeli produk tanpa terlebih
dahulu membaca prospektur. Sebagai produksi investasi reksa dana Syariah
bukan lah sesuatu yang imun dan kebal dari kerugian. Investasi syariah tetap
saja mengandung resiko kerugian ketika di kelola sang menajer investasi hal
ini bisa kita buktikan dengan pembubaran reksa dana Rifan Syariah oleh
Bapepam akhir tahun 2004 karena NAB –Nya telah menjadi Rp. 0,- akibatnya
ketidakberhasilan mengelola dana investasi.12

I. Permasalahan dan Prospek Reksa Dana Syariah di Indonesia


1. Permasalahan Reksa Dana Syariah di
Indonesia
Reksa Dana sebagai lembaga yang mengelola harta memiliki
kemampuan untuk mengembangkannya dari pemilik modal secara sendiri-
sendiri yang melakukannnya. Reksa dana adalah tuntutan perkembangan
ekonomi yang akan terus berkembang. Ia akan menghimpun dana dari
umat yang tidak dapat dicegah untuk investasi di reksa dana. Kegiatan
Reksa Dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsur-unsur

12
Adul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah..., hlm. 154-156.

17
yang tidak sesuai dengan syariat islam, baik dari akad, sasaran investasi,
teknis transaksi, pendapatan maupun dalam hal pembagian keuntungan.
Operasionalitas reksa dana syariah tidak terlepas dari
permasalahan-permasalahan yang muncul. Masalah-masalah pokok yang
berkaitan dengan reksa dana, yaitu :
a. Masalah kelembagaan
b. Hubugan Investor dengan Lembaga
c. Kegiatan Investasi Reksa Dana
d. Mekanisme Transaksi

2. Prospek Perkembangan Reksa Dana Syariah


Reksa dana syariah memang berpotensi untuk membuat terobosan
yang berarti dalam menunjang perkembangan pasar modal di Indonesia. Di
AS, reksa dana pertama didirikan pada tahun 1924 dan pada akhir tahun
1996 telah ada sekitar 6293 reksa dana (mutual funds) yang telah
menghimpun dana sekitar US$ 3.54 triliun dimana sekitar 49% berupa
Reksa Dana Saham, 25% Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan 26% Rejsa
Dana Pasar Uang. Dana yang telah dihimpun oleh reksa dana AS bahkan
telah melebihi dana yang dihimpun oleh Bank Umum. Sehingga dengan
total aset US$ 1,73 triliun Reksa Dana As telah berperan besar di Pasar
Modal.
Peran manajer investasi akan sangat menentukan dan juga menjaga
kredibilitas reksa dana. Karena masih banyak hambatan dan tantangan
yang harus dihadapi. Misalnya :Pemahaman masyarakat akan investasi
secara umum dan reksa dana secara khusus. Profesionalisme dan tanggung
jawab Manajer Investasi yang masih harus ditingkatkan; jumlah likuiditas
instrumen saham dan obligasi-khususnya obligasi bagi hasil perlu
ditingkatkan, serta norma dan standar penentuan Nilai Pasar Wajar dan
Hasil Kinerja Investasi sehingga prinsip keadilan dan keterbukaan dapat
lebih terjamin.13

13
Muhamad, Manajemen Keuangan Syari’ah : Analisis Fiqh & Keuangan..., hlm.583-585.

18
J. Pengawasan Reksa Dana Syariah
Sama halnya dengan eksistensi reksa dana konvensional, reksa
dana syariah juga memerlukan pengawasan dari Badan. Pengawasan dari
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selaku institusi yang memiliki
otoritas di pasar modal. Pengawasan yang diberikan oleh Bapepam tersebut
dilakukan dalam kerangka fungsi ajudikator (adjudicatory). Oleh karena itu,
Bapepam dapat melakukan segala tindakan yang bersifat judisial (judicial
power), seperti mencabut izin usaha atau melarang pihak-pihak tertentu yang
melakukan pelanggaran di bidang pasar modal untuk melakukan kegiatan
usahanya.
Selain pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam, reksa dana syariah
juga memerlukan pengawasan dari lembaga yang memiliki pemahaman
tentang kaidah-kaidah investasi syariah, yaitu Dewan Syariah Nasional.
Pada dasarnya, eksistensi Dewan Syariah Nasional tidak hanya
dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadapan reksa dana syariah,
tetapi juga untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan syariah
lainnya, seperti perbankan syariah. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
Syariah Nasional adalah bersifat substantif, dalam arti bahwa Dewan Syariah
Nasional hanya mengawasi seluruh tindakan dan kegiatan yang dilakukan
oleh reksa dana syariah tersebut telah sesuai dan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai syariah atau sebalikan.
Pemikiran untuk dibentuknya Dewan Syariah Nasional, diajukan
pertama kali pada lokakarya alim ulama yang diselenggarakan pada tanggal
29-31 juli 1997 di jakarta. Alasan pembentukan dewan syariah nasional pada
lokakarya tersebut adalah membentuk suatu lembaga yang dapat
mengintegrasikan dan mengordinasikan setiap dewan pengawasan syariah
yang terdapat di setiap lembaga keuangan syariah, juga mengawasi seluruh

19
kegiatan lembaga keuangan syariah,termasuk reksadana syariah, agar tidak
menyimpang dari ketentuan syariah.14
Terkait dengan fungsinya sebagai institusi pengawasan lembaga
investasi syariah, Dewan Syariah Nasional memiliki tugas pokok dan
kewenangan. Tugas pokok dari Dewan Syariah Nasional adalah:
1. Mengembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan investasi keuangan pada
khususnya.
2. Mengeluarkan fatwa atau jenis-jenis keuangan investasi dan
keuangan.
3. Mengeluarkan fatwa atau produk investasi dan keuangan syariah.
4. Mengawasi penerapan fatwa yang telah di keluarkan

Adapun kewenangan yang di miliki oleh Dewan Syariah Nasional


adalah sebagai berikut:
1. Mengeluarkan fatwa yang bersifat mengikat Dewan Pengawasan
Syariah pada lembaga keuangan dan lembaga investasi syariah,
yang menjadi dasar tidakan hukum terkait
2. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan atau
pengaturan yang di keluarkan oleh instansi yang berwenang.
3. Memberikan rekomendasi dan mencabut rekomendasi tentang
nama-nama yang akan duduk sebagai dewan pengawasan syariah
pada suatu lembaga keuangan dan lembaga investasi syariah.
4. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang di
perlukan dalam pembahasan ekonomi syariah, lembaga investasi
dan keuangan, baik dalam maupun luar negeri
5. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan dan lembaga
investasi syariah untuk menghentikan penyimpanan dari fatwa
yang telah di keluarkan oleh Dewan Syariah Nasional.

14
Juhaya S. Pradja, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah, (Bandung : CV
Pustaka Setia, 2013), hlm. 147-148.

20
6. Mengusulkan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil
tindakan apabila peringatan yang telah di berikan tersebut tidak di
indahkan.

Dalam stuktur organisasi, Dewan Syariah Nasional juga memiliki


badan pelaksanaan harian dan dewan pengawasan syariah. Tugas utama
badan pelaksanaan harian adalah melaksanakan tugas pokok Dewan Syariah
Nasional, sedangkan tugas dewan pengawasan syariah adalah mengawasi
pelaksanaan dari keputusan dewan syariah nasional di setiap lembaga
keuangan syariah.
Eksentasi dan peranan dari Dewan Syariah Nasional semakin terlihat
dengan bentuknya Jakarta Islamic Index (JII) pada akhirnya April tahun 2000
index tersebut menyediakan informasi tentang daftar saham halal dari para
emiten. Akan tetapi, sebelum saham emiten dapat masuk dalam index
syariah, harus lebih dahulu di seleksi dan di nilai oleh Dewan Syariah
Nasional. Pelaksanaan seleksi tersebut di lakukan dengan cara menetapkan
sejumlah persyaratan tersebut:

1. Hasil usaha emiten tidak mengandung unsur riba.


2. Produk atau jasa di hasilkan oleh emiten tidak di kategorian
haram.
3. Memberi inforimasi yang transparan.
4. Rasio hutang terhadap modal yang dimiliki emiten memiliki
kebutuhan.
5. Rasio piutang terhadap pendapatan juga harus memenuhi
ketentuan. 15

15
Ibid, hlm. 148-150.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reksa Dana Syari’ah pada dasarnya adalah islamisasi reksa dana
konvensional. Reksa dana syari’ah adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpunn dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shabul
mal) untuk selanjutnya di investasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer
Investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip syari’ah
islam.
Al Qur’an melarang terjadinya perbuatan tabzir dan mubazir yang
secara ekonomi diartikan untuk mendorong terpupuknya surplus ekonomi
dalam bentuk simpanan, untuk dihimpun, kemudian dipergunakan dalam
membiayai investasi, baik untuk perdagangan (trade), produk (manufacture)
dan jasa (service).
Reksa dana adalah masuk dalam kerangka muamalah islam. Menurut
hukum islam, pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalah adalah
dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah.
Perbedaan reksadana konvensional dan syari’ah adalah Reksadana
konvensional hanya menggunakan pertimbangan tingkat keuntungan dan
resiko dalam mengatur portofolio investasi. Sementara reksadana syari’ah
harus mempertimbangan kehalalan suatu produk keuangan disamping tingkat
keuntungan dan resikonya.
Reksadana syari’ah dibedakan atas berbagai jenis yaitu : Berdasarkan
bentuk hukumnya di Indonesia a) Reksadana Berbentuk Perseroan, dan b)
Reksadana Kontrak Investasi Kolektif. Sedangkan jenis-jenis reksadana

22
ditinjau dari segi sifatnya ada tiga yaitu : 1) Open-end Fund, 2) Closed-end
Fund, 3) Unit Investment Trust. Adapun dilihat dari dana yang terkumpul
dalam reksadana tersebut diinvestasikan ada empat jenis yaitu : (1)
Reksadana Pasar Uang, (2) Reksadana Pendapatan Tetap, (3) Reksadana
Saham, dan (4) Reksadana Campuran.
Keuntungan dalam investasi melalui reksa dana antara lain dikelola
secara professional, kemudahan administratif, likuiditas, efisiensi biaya dan
waktu dan transparansi informasi. Sedangkan resikonya adalah risiko
berkurangnya nilai unit penyertaan, risiko likuiditas, risiko politik dan
ekonomi, risiko pasar, risiko inflasi, risiko nilai tukar, risiko spesifik, risiko
wanprestasi.
Reksa dana syariah telah di tawarkan kepada masyarakat terkategori
pada reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Kegiatan Reksa
Dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsur-unsur yang tidak
sesuai dengan syariat islam, baik dari akad, sasaran investasi, teknis transaksi,
pendapatan maupun dalam hal pembagian keuntungan.
Maka dari itu Reksa dana syari’ah diawasi oleh Bapepam, dan reksa
dana syariah juga memerlukan pengawasan dari lembaga yang memiliki
pemahaman tentang kaidah-kaidah investasi syariah, yaitu Dewan Syariah
Nasional.

B. Pandangan Kelompok
Reksa dana di Indonesia terdiri dari dua macam yaitu reksa dana
konvensional dan reksa dan syariah. Terdapat perbedaaan antara reksa dana
konvensional dan reksa dana syariah, yaitu di dalam reksa dana konvensional
tidak memperhatikan prinsip syariah dan tidak memperhatikan halal maupun
haramnya suatu investasi. Sedangkan reksa dana syariah berpedoman pada
prinsip syariah berdasarkan pada al-Quran dan Hadits, yang menghindari
praktik riba, gharar dan maysir. Dan reksadana syari’ah membeli saham,
maka saham yang dibeli harus saham perusahaan yang sudah dinyatakan
sesuai syari’ah.

23
Dan seharusnya para investor muslim di Indonesia lebih suka
berinvestasi menggunakan reksa dana syariah dari pada reksa dana
konvensional, karena dengan investasi di reksa dana syariah, para investor
tidak hanya mendapatkan keuntungan dan keberkahan di dunia tetapi juga di
akhirat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anshori , Abdul Ghofur. 2008. Aspek Hukum Reksa Dana Syariah Di Indonesia,
Bandung: PT Refika Aditama
Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syari’ah. Bandung: Alfabeta
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah : Analisis Fiqh & Keuangan.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Pradja, Juhaya S.2013. Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah.
Bandung : CV Pustaka Setia
Susyanti, Jeni. 2016. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah. Malang: Empat
Dua

Anda mungkin juga menyukai