42 - Kesling - Muh - Reza Adyatama Pimpie - J1a118277 - Uts - PPK
42 - Kesling - Muh - Reza Adyatama Pimpie - J1a118277 - Uts - PPK
perppu ini adalah untuk menghadapi ancaman pandemi. dari postur Anggaran
yang digelontorkan perppu ini sebesar Rp 405,1 triliun, untuk bidang kesehatan yaitu
pront terdepan menghadapi serangan Covid-19 , hanya Rp 75 triliun, Rp. 110 triliun
untuk jaring pengamanan sosial, Rp. 150 Trilliun untuk pemulihan ekonomi nasional dan
Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus KUR. Pembiayaan dalam bidang
kesehatan sangat kecil hanya 75 triliun.
2. Jelaskan alur bantuan pendanaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah dalam
penanganan kasus Covid 19!
Jawab :
Rapat Paripurna DPR RI tanggal 24 September 2019 telah menyetujui Rancangan
Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020 untuk
disahkan menjadi Undang-Undang. Salah satu bagian penting dari belanja negara tersebut
adalah Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), yang jumlahnya mencapai Rp856,94
triliun. TKDD tersebut terdiri dari transfer ke daerah sebesar Rp784,94 triliun dan dana
desa sebesar Rp72,00 triliun. Alur dari bantuan pendanaan ini dimulai dari pemerintah
pusat, yang kemudian didistribusikan ke pemerintah daerah provinsi, selanjutnya
pemerintah provinsi menyalurkan ke pemerintah kabupaten atau kota yang selanjutnya
akan di salurkan ke pemerintah kecamatan sampai desa, Adapun transfer ke daerah
meliputi (DJPK, 2019 ):
1) Dana bagi hasil (DBH) sebesar Rp.117,58 triliun terdiri dari DBH pajak sebesar
Rp.56,23 triliun DBH, SDA sebesar Rp.48,84 triliun, dan kurang bayar sebesar
Rp.12,50 triliun, adanya alokasi kurang bayar merupakan kebijakan baru di tahun
2020. (DJPK, 2019 )
2) Dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp.427,09 triliun, termasuk dau tambahan sebesar
Rp. 8,38 triliun. DAU tambahan tersebut, terdiri dari: (i) bantuan pendanaan
kelurahan, (ii) bantuan pendanaan penyetaraan penghasilan tetap kepala desa dan
perangkat desa, (iii) bantuan pendanaan untuk penggajian pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja (PPPK). (DJPK, 2019 )
3) Dana alokasi khusus fisik (dak fisik) sebesar Rp.72,25 triliun, yang mencakup 7
(tujuh) bidang dak fisik reguler, 13 (tiga belas) bidang dak fisik penugasan, dan 7
(tujuh) bidang dak afirmasi. (DJPK, 2019 )
4) Dana alokasi khusus nonfisik sebesar Rp.130,28 triliun, arah kebijakan baru yakni
dengan menambah menu kegiatan pengawasan obat dan makanan pada dana bantuan
operasional kesehatan (BOK) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.(DJPK, 2019)
5) Dana otsus, dana tambahan infrastruktur dalam rangka otsus dan dana keistimewaan
diy sebesar Rp.22,75 triliun. (DJPK, 2019 )
6) Dana insentif daerah (did) sebesar Rp.15,00 triliun, yang dialokasikan kepada daerah
tertentu sebagai penghargaan atas perbaikan dan/atau pencapaian kinerja tertentu di
bidang tata kelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan, pelayanan dasar
publik dan kesejahteraan masyarakat. (DJPK, 2019 )
7) Dana desa sebesar Rp.72,00 triliun, yang dialokasikan kepada daerah melalui
perbaikan formulasi dengan memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan. Dana
desa dialokasikan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan
kemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi kesenjangan
pembangunan antardesa. (DJPK, 2019 )
3. Sebut dan jelaskan bantuan fisik yg sudah diberikan dari Pemerintah Pusat untuk Faskes
di Daerah!
Jawab :
Yang pertama menurut saya, seperti alat pelindug diri untuk para medis yang
berada digarda terdepan dalam menangani pasien yang terjagkit virus ini. Kedua,
memastikan pengendalian virus dimasyarakat seperti pendistribusian masker yang sudah
banyak dilaksanakan oleh pemerintah (CNN, 2020), ketiga, pemerintah mendatangkan
20 mesin polymerase chain reaction (PCR) yang diklaim mampu menguji 9.000 hingga
10.000 spesimen setiap hari, tentunya ini dalam rangka mendeteksi siapa-siapa saja yang
terjangkit virus kemudian di lakukan tindak pengobatannya guna memutus rantai
penularan. (Anugerah, 2020)
Uji cepat yang pertama menggunakan sampel darah pasien untuk memeriksa
apakah antibodi telah bereaksi dengan virus covid-19. Alat ini dinilai efektif memeriksa
sampel dalam jumlah banyak dengan hasil tes yang lebih cepat. Adapun PCR
menggunakan sampel cairan dari nasofaring atau dinding tenggorokan bagian atas untuk
mendeteksi keberadaan virus. (Dewi, 2020)
Pada metode PCR, ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah tiba di
lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam nukleat tersebut
mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya infeksi atau tidak dalam tubuh.
Kemudian, peneliti dapat memperkuat daerah genom tertentu dengan menggunakan
teknik yang dikenal sebagai reaksi berantai transkripsi polimerase terbalik. Pada
dasarnya, hal ini memberi para peneliti sampel besar yang kemudian dapat mereka
bandingkan dengan virus corona baru, yang dikenal sebagai sars-cov-2. Virus sars-cov-2
memiliki hampir 30.000 nukleotida, blok bangunan yang membentuk dna dan rna.
Sementara itu, tidak semua orang dapat melakukan tes PCR ini. Hanya mereka yang
berisiko saja yang akan diuji. Jika hasil rapid test negatif maka yang bersangkutan akan
diminta mengisolasikan diri sementara waktu dan mengulang tes tersebut 7-10 hari
kemudian. Namun jika hasil rapid test positif maka harus dikonfirmasi dengan metode
real time polymerase chain reaction (RT-PCR) atau metode PCR. Jika tes pcr pun
menunjukkan hasil positif, maka orang tersebut akan dirawat di rumah sakit. (Dewi,
2020)
Jadi tindakan pemerintah pusat untuk mengatasi masalah covid-19 yang telah
menyebar hampir ke seluruh provinsi yang ada di indonesia, tentunya ini diharapkan bagi
setiap kepala daerah mampu menggunakan dana itu dalam tindak cepat tanggap
pencegahan pandemi covid-19 di daerahnya masing-masing. Seperti belanja barang serta
belanja modal yang bukan prioritas dan tidak mendesak yang kegiatannya
direkomendasikan untuk dapat dikurangi. Tetapi dengan adanya bantuan tersebut tidak
menutup kemungkinan adanya kecurangan dalam mengelola dana sebesar itu, maka dari
itu perlunya pemerintah pusat melakukan pengecekan penggunaan dana.
Anugerah, P. (2020, April 9). Virus corona: Datangkan alat deteksi dari luar negeri,
Indonesia 'bisa capai puncak wabah lebih cepat'. Retrieved April 10, 2020, from
bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52210510
CNN, I. (2020, April 4). Pemerintah Distribusikan Ribuan APD dan Masker ke Daerah.
Retrieved April 10, 2020, from cnnindonesia:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200404170240-20-490333/pemerintah-
distribusikan-ribuan-apd-dan-masker-ke-daerah
Dewi, D. S. (2020, April 3). Beda Rapid Test dan PCR Test untuk Deteksi Virus Corona
COVID-19. Retrieved April 10, 2020, from tirto.id: https://tirto.id/beda-rapid-test-
dan-pcr-test-untuk-deteksi-virus-corona-covid-19-eKCY
DJPK, H. (2019 , September 24). Rincian Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN
Tahun 2020. Retrieved April 10, 2020, from kemenkeu.go.id:
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=13692
Kurniawati, E. (2020, April 6). Kisruh Pengadaan Rapid Test Corona, Daerah Andalkan
Bantuan Cina . Retrieved April 10, 2020, from tempo.co:
https://nasional.tempo.co/read/1328330/kisruh-pengadaan-rapid-test-corona-daerah-
andalkan-bantuan-cina