Anda di halaman 1dari 3

DASAR TEORI

Regenerasi adalah suatu proses untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak agar
bisa kembali seperti semula. Kerusakan ini bisa bervariasi, ada yang ringan, seperti luka
dan memar, ada yang sedang, yang menyebabkan ujung sebagian tubuh terbuang, dan
yang berat yaitu yang menyebabkan sebagian tubuh terbuang (Shao, 2009). Ikan
merupakan salah satu hewan yang biasa dipakai untuk pengamatan regenerasi. Ikan
merupakan salah satu hewan yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam memperbaiki
kerusakan yang terjadi pada bagian sirip (Tenzer et al, 2001). Menurut Yoshinari et al
(2008), ikan teleostei merupakan salah satu ikan yang memiliki kemampuan luar biasa
untuk meregenerasikan bagian dari tubuhnya jika dibandingkan dengan vertebrata tingkat
tinggi termasuk manusia. Semua hewan memiliki kemampuan untuk mengembalikan atau
meregenerasi jaringan atau organ dari kerusakan oleh luka, goresan, radang atau penyakit.
Menurut Balinsky (1981), terdapat 3 macam regenerasi, yaitu :

1. Regenerasi epimorfis
Regenerasi epimorfis adalah regenerasi yang melibatkan diferensiasi struktur dewasa,
dan melibatkan perbanyakan sel. Contohnya pada cicak, kadal, ikan dan kecoa.
2. Regenerasi morfolaksis
Regenerasi morfolaksis adalah regenerasi yang melibatkan penyusunan kembali dari
sisa organ tanpa disertai dengan pertambahan jumlah sel. Contohnya pada hydra dan
planaria.
3. Regenerasi konpensatori
Regenerasi konpensatori adalah regenerasi yang disertai dengan pembelahan sel dan
tetap mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe ini khas pada hati
manusia.
Menurut  Kimball (1993), regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang
bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah
scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah
tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan
pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang
rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga
berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat
dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot
akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini
scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel diferensiasi
atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler
darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk
blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan
proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang
maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel
blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat
mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong
akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan
asalnya.
Menurut Kalthof (1996), Regenerasi tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk
tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase regenerasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon. Faktor
eksternal meliputi air, makanan dan cahaya.
1. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan
perkembangan hewan adalah hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan
kekurangan hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga
badannya kerdil. Bila kelebihan hormone pertumbuhan, maka akan mengalami
pertumbuhan raksasa.
2. Gen
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada
keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan
hewan.
3. Makanan
Makanan sangat diperlukan oleh hewan maupun makhluk hidup lainnya. Makanan
digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi.
4. Air
Air merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi
metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel-sel yang
baru, dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
5. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D. Vitamin itu
diperlukan dalam pembentukan tulang.

RUJUKAN

Kalthoff, K. 1996. Analysis of Biological Development. McGraw-Hall Inc, New York.


Kimball, J.W. 1993. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Shao, J, X. Qian, C. Zhang and Z. Xu. 2009. Fin Regeneration From Tail Segment With
Musculature, Endoskeleton, and Scales. Journal of Experimental Zoology.
Department of Anatomy, Histology and Embryology, Institute of Basic Medical
Sciences, China.

Tenzer, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Malang.

Yoshinari, N, T. Ishida, A. Kudo and A. Kawakami. 2008. Gene Expression and Functional
Analysis of Zebrafish Larval Fin Fold Regeneration. Journal of Developmental
Biology. 325 : 71-81.

Anda mungkin juga menyukai