Anda di halaman 1dari 8

UJI LANJUT: UJI BEDA RERATA PENGARUH PERLAKUAN

Tujuan : untuk mengetahui derajat perbedaan level/ derajat/ jenis


perlakuan,
sekaligus untuk memperoleh tingkat optimum dari
suatu perlakuan.

Hipotesis Umum dalam pengujian taraf perlakuan:


H0 : 0 = 1 = 2 = ...... i = ....... n
H1 : paling tidak, ada i   lainnya (nyata atau sangat nyata)

Rumus Umum untuk menentukan nilai uji beda taraf perlakuan ( d):
d hitung = B  ( v ) . S
dimana : B = nilai baku pada taraf uji  , derajat bebas v
S = simpangan baku

Status hasil uji hipotesis: Jika d hitung  d, maka H0 diterima, dan


jika d hitung  d, maka H0 ditolak atau H1 diterima

Pemilihan jenis Uji Lanjut (Uji Beda) didasarkan olah besarnya


Koefisien Keragaman (KK).
KK = KTG X 100 % , di mana: ỹ = rerata umum (grand mean)

Namun, secara umum, ada 3 macam uji lanjut yang dapat


digunakan:
1. Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference
(LSD)
2. Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference
(HSD)
3. Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) atau Duncan ’s New Multiple
Range Test (DMRT)

1
Contoh: (Hanafiah, 2004. Halaman 42)

Data Pengaruh Hormon Tumbuh thd Produksi Kedelai (Kw/Ha)


Konsentrasi Ulangan Jumlah Rerata
Hormon (ppm) 1 2 3 4
0 (H0) 31,3 7,83

0,25 (H1) 32,7 8,18

0,50 (H2) 33,3 8,33

0,75 (H3) 35,2 8,80

1,00 (H4) 36,5 9,13

1,25 (H5) 35,8 8,95

Jumlah 204,8 8,53

Tabel Hasil Anava

SK dB JK KT F Hitung F Tabel
5% 1%
Hormon 5 5,073 1,0146 7,42** 2,77 4,25

Galat 18 2,460 0,1370

Total 23 7,533

Keterangan: ** = sangat nyata

Rumus : BNT  = t  (v) . Sď

di mana t  (v) = nilai baku t-student pada taraf uji  dan db acak v
(Lampiran 3, Hal. 235)

sedangkan Sď = 2 KTGalat
r

Sď = 2 x 0,1370 = 0,2617
4

sehingga BNT0,05 = 2,101 x 0,2617 = 0,5498 ≈ 0,55

BNT0,01 = 2,878 x 0,2617 = 0,7532 ≈ 0,75

2
Tahap selanjutnya adalah menganalisa tingkat perbedaan
dan menyusun Tabel Notasi

Langkah pertama, terlebih dulu disusun Tabel rerata hasil


penelitian, diurut dari angka dengan nilai terendah hingga tertinggi.

Selanjutnya, membandingkan antara selisih nilai dari 2 perlakuan


yang dibandingkan dengan nilai BNT (Jika menggunakan cara
perbandingan satu per satu), atau
Cara yang lain adalah metode Zig-zag, yaitu dengan menambahkan
dan mengurangi dengan nilai BNT, sehingga didapatkan nilai yang
berbeda.

Kemudian, menulis notasi sesuai dengan setiap perbedaan nilai


yang dihitung.

Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan berdasarkan tabel


notasi yang diperoleh.

Tabel Notasi Hasil Uji BNT Pengaruh Hormon Tumbuh thd


Produksi Kedelai (Kw/Ha)

Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BNT0,05 = 0,55 BNT0,01 = 0,75
0 (H0) 7,83 a A

0,25 (H1) 8,18 a AB

0,50 (H2) 8,33 ab ABC

0,75 (H3) 8,80 bc BCD

1,25 (H5) 8,95 c CD

1,00 (H4) 9,13 c D

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf


yang berbeda berarti perlakuan berbeda nyata
( = 0,05) atau berbeda sangat nyata ( = 0,01).

Kesimpulan:
 Perlakuan penambahan hormon pertumbuhan dengan
konsentrasi 1,00 ppm (H4) menghasilkan produksi kedelai
tertinggi, yaitu sebesar 9,13 (Kw/Ha), namun tidak berbeda sangat
nyata (P>0,01; BNT) dengan perlakuan penambahan hormon
dengan konsentrasi 1,25 ppm (H 5) maupun 0,75 ppm (H3). (Lihat
hal 71 ).

3
Metoda Perhitungan Zig-zag:
 Langkah pertama: Susun dan urutkan rerata perlakuan mulai dari
nilai terkecil hingga terbesar dalam suatu tabel notasi uji lanjut.
 Langkah selanjutnya (Penghitungan dengan cara Zig-zag):
 Tambahkan nilai rerata awal (starting point) dengan nilai
BNT, lalu berikan notasi huruf yang sama pada perlakuan
dengan nilai rerata berada dalam satu wilayah hasil
penambahan tersebut (Zig), dan langsung berikan notasi
huruf yang berbeda pada perlakuan dengan nilai rerata lebih
dari hasil penjumlahan tersebut.
 Kurangkan nilai rerata dari perlakuan dengan notasi yang
berbeda tersebut (returning point) dengan nilai BNT, dan
berikan notasi yang sama pada perlakuan yang nilai
reratanya berada dalam satu wilayah hasil pengurangan
tersebut (Zag). Perlakuan dengan nilai rerata terkecil dalam
wilayah Zag ini sekaligus menjadi starting point untuk
perhitungan Zig-zag selanjutnya.

Starting point

+ BNT
(Zig)
- BNT
(Zag)

Returning point

Yang perlu diingat, bahwa Zig-zag merupakan satu unit dalam


penghitungan untuk mendapatkan notasi yang berbeda, sehingga
pengerjaan penjumlahan dan pengurangan dengan nilai uji lanjut
(BNT) tersebut harus dituntaskan, tidak boleh setengah jalan.

Contoh:
Zig: 7,83 + 0,55 (BNT 5%) = 8,38
maka perlakuan-perlakuan dengan nilai antara 7,85 hingga
8,38 (wilayah Zig) diberi notasi yang sama, misalnya: a.
Sedangkan perlakuan berikutnya yang mempunyai nilai lebih
dari 8,38 (yakni H3 = 8,80) diberi notasi yang berbeda, yaitu: b.
Zag: 8,88 - 0,55 (BNT 5%) = 8,33
maka perlakuan-perlakuan dengan nilai antara 8,88 hingga
8,33 (wilayah Zag) diberi notasi yang sama, yaitu: b
Perlakuan dengan nilai terendah dalam wilayah Zag ini (yakni
H2 = 8,33) akan menjadi starting point untuk perhitungan Zig-
zag selanjutnya.
Demikian seterusnya, Zig-zag ini dilakukan sebagai satu unit
perhitungan untuk mendapatkan suatu notasi huruf pembeda.
4
Uji Lanjut: Beda Nyata Jujur (BNJ) atau
Honestly Significant Difference (HSD)

Rumus : BNJ = ω = Q (p,v) . Sỹ


di mana Q (p,v) = nilai baku Q pada taraf uji , jumlah perlakuan p
dan db galat v (Lampiran 5, Hal. 238 - 241)

sedangkan Sỹ = KTGalat
r

Sỹ = 0,1370 = 0,1851
4

sehingga BNJ0,05 = 4,49 x 0,1851 = 0,8311 ≈ 0,83

BNJ0,01 = 5,60 x 0,1851 = 1,0366 ≈ 1,04

Tabel Notasi Hasil Uji BNJ Pengaruh Hormon Pertumbuhan


terhadap Produksi Kedelai (Kw/Ha)

Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BNT0,05 = 0,83 BNT0,01 = 1,04
0 (H0) 7,83 a A

0,25 (H1) 8,18 ab AB

0,50 (H2) 8,33 abc AB

0,75 (H3) 8,80 bc AB

1,25 (H5) 8,95 bc B

1,00 (H4) 9,13 c B

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf


yang berbeda berarti perlakuan berbeda nyata
( = 0,05) atau berbeda sangat nyata ( = 0,01).

Kesimpulan:
Perlakuan penambahan hormon pertumbuhan dengan konsentrasi
1,00 ppm (H4) menghasilkan produksi kedelai tertinggi, yaitu
sebesar 9,13 (Kw/Ha), berbeda sangat nyata (P<0,01; BNJ) dengan
kontrol, yaitu perlakuan tanpa penambahan hormon pertumbuhan,
tetapi tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya.

5
Uji Lanjut: Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) atau
Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT)
Rumus : BJND = P (p,v) . Sỹ
di mana P (p,v) = nilai baku P pada taraf uji , jarak perlakuan
yang terlibat p, dan db galat v (Lampiran 6, Hal.
242 - 245)

sedangkan Sỹ = KTGalat
r

Sỹ = 0,1370 = 0,1851
4

Tabel Penghitungan BJND


BJND0,05 P0,05 (v=18) Jarak (p) P0,01 (v=18) BJND0,01
0,55 2,97 2 4,07 0,75
0,58 3,12 3 4,27 0,79
0,59 3,21 4 4,38 0,81
0,61 3,27 5 4,46 0,82
0,61 3,32 6 4,53 0,84

Contoh Penghitungan dengan cara Zig-zag Terkoreksi:


7,83 + 0,55 = 8,38 + 0,04 (+ selisih jarak 4) = 8,42
8,80 – 0,55 = 8,25 – 0.03 (– selisih jarak 3) = 8,22
8,33 + 0,55 = 8,88 + 0,03 (+ selisih jarak 3) = 8,91
8,95 – 0,55 = 8,40 – 0,03 (– selisih jarak 3) = 8,37
8,80 + 0,55 = 9,35 + 0,03 (+ selisih jarak 3) = 9,38
9,13 – 0,55 = 8,58 – 0,04 (– selisih jarak 4) = 8,54

Contoh Penghitungan dengan cara Perbandingan Satu-persatu:


|H0 – H1| = 0,35 < 0,55 | < 0,75
|H0 – H2| = 0,50 < 0,58 | < 0,79
|H0 – H3| = 0,97 > 0,59 * | > 0,81 **
|H1 – H2| = 0,15 < 0,55 | < 0,75
|H1 – H3| = 0,62 > 0,58 * | < 0,79
|H1 – H5| = 0,97 | > 0,81 **
|H2 – H3| = 0,47 < 0,55 | < 0,75
|H2 – H5| = 0,62 > 0,58 * | < 0,79
|H2 – H4| = 0,80 | < 0,81 **
Dst.......
6
Tabel Notasi Hasil Uji BJND Pengaruh Hormon Pertumbuhan
terhadap Produksi Kedelai (Kw/Ha)

Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BJND0,05 BJND0,01
0 (H0) 7,83 a A

0,25 (H1) 8,18 a AB

0,50 (H2) 8,33 ab ABC

0,75 (H3) 8,80 bc BC

1,25 (H5) 8,95 c C

1,00 (H4) 9,13 c C

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf


yang berbeda berarti perlakuan berbeda nyata
( = 0,05) atau berbeda sangat nyata ( = 0,01).

Kesimpulan:
Perlakuan penambahan hormon pertumbuhan dengan konsentrasi
1,00 ppm (H4) menghasilkan produksi kedelai tertinggi, yaitu
sebesar 9,13 (Kw/Ha), tidak berbeda nyata (P>0,05; BJND) dengan
perlakuan penambahan hormon dengan konsentrasi 1,25 ppm (H 5)
maupun 0,75 ppm (H3), tetapi berbeda nyata (P<0,05; BJND) dengan
perlakuan lainnya.

Seandainya data rerata perlakuan tersebut adalah dirubah sbb:

Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BNT / BJND0,05 BNT / BJND0,01
0 (H0) 8,13

0,25 (H1) 8,68

0,50 (H2) 8,70

0,75 (H3) 8,92

1,25 (H5) 9,26

1,00 (H4) 9,35

Kerjakan dengan metode Zig-zag ( /Terkoreksi)!

7
Pemilihan Jenis Uji Lanjut (Uji Beda)

Dipilih berdasarkan besarnya Koefisien Keragaman (KK), dengan


rumus:
KK = KTGalat X 100 %

di mana : (Lihat hal. 39 - 41)
ỹ = rerata umum = Tij
r.t

Jika:
 KK Kecil (< 5% pada kondisi homogen atau < 10% pada kondisi
heterogen), berarti derajat ketelitian data tinggi
(mungkin data sudah diatur).
Akibatnya: tingkat penonjolan Mis.: a
pengaruh perlakuan besar.
b
Sehingga: banyak taraf/ jenis yang
ditonjolkan, c
Oleh karena itu: uji lanjut yang d
digunakan adalah Uji BNJ, di mana e
uji lanjut ini kurang teliti (nilai
f
pembanding besar).

 KK Sedang (5-10% pada kondisi homogen, mis. RAL atau 10-20%


pada kondisi heterogen, mis. RAK), merupakan kondisi
umum, sehingga uji lanjut yang sering digunakan
adalah BNT.

 KK Besar (> 10% pada kondisi homogen atau > 20% pada kondisi
heterogen), berarti sebaran data sangat tinggi atau
derajat ketelitian data rendah .
Akibatnya: tingkat penonjolan dari Mis.: a
pengaruh perlakuan menjadi kecil.
ab
Sehingga: sedikit saja taraf/ jenis/
perlakuan yang ditonjolkan (hampir ab
tak ada), ab
Oleh karena itu: gunakan uji lanjut ab
BJND, krn uji lanjut ini paling teliti,
b
karena nilai pembanding kecil.

Anda mungkin juga menyukai