Rumus Umum untuk menentukan nilai uji beda taraf perlakuan ( d):
d hitung = B ( v ) . S
dimana : B = nilai baku pada taraf uji , derajat bebas v
S = simpangan baku
1
Contoh: (Hanafiah, 2004. Halaman 42)
SK dB JK KT F Hitung F Tabel
5% 1%
Hormon 5 5,073 1,0146 7,42** 2,77 4,25
Total 23 7,533
di mana t (v) = nilai baku t-student pada taraf uji dan db acak v
(Lampiran 3, Hal. 235)
sedangkan Sď = 2 KTGalat
r
Sď = 2 x 0,1370 = 0,2617
4
2
Tahap selanjutnya adalah menganalisa tingkat perbedaan
dan menyusun Tabel Notasi
Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BNT0,05 = 0,55 BNT0,01 = 0,75
0 (H0) 7,83 a A
Kesimpulan:
Perlakuan penambahan hormon pertumbuhan dengan
konsentrasi 1,00 ppm (H4) menghasilkan produksi kedelai
tertinggi, yaitu sebesar 9,13 (Kw/Ha), namun tidak berbeda sangat
nyata (P>0,01; BNT) dengan perlakuan penambahan hormon
dengan konsentrasi 1,25 ppm (H 5) maupun 0,75 ppm (H3). (Lihat
hal 71 ).
3
Metoda Perhitungan Zig-zag:
Langkah pertama: Susun dan urutkan rerata perlakuan mulai dari
nilai terkecil hingga terbesar dalam suatu tabel notasi uji lanjut.
Langkah selanjutnya (Penghitungan dengan cara Zig-zag):
Tambahkan nilai rerata awal (starting point) dengan nilai
BNT, lalu berikan notasi huruf yang sama pada perlakuan
dengan nilai rerata berada dalam satu wilayah hasil
penambahan tersebut (Zig), dan langsung berikan notasi
huruf yang berbeda pada perlakuan dengan nilai rerata lebih
dari hasil penjumlahan tersebut.
Kurangkan nilai rerata dari perlakuan dengan notasi yang
berbeda tersebut (returning point) dengan nilai BNT, dan
berikan notasi yang sama pada perlakuan yang nilai
reratanya berada dalam satu wilayah hasil pengurangan
tersebut (Zag). Perlakuan dengan nilai rerata terkecil dalam
wilayah Zag ini sekaligus menjadi starting point untuk
perhitungan Zig-zag selanjutnya.
Starting point
+ BNT
(Zig)
- BNT
(Zag)
Returning point
Contoh:
Zig: 7,83 + 0,55 (BNT 5%) = 8,38
maka perlakuan-perlakuan dengan nilai antara 7,85 hingga
8,38 (wilayah Zig) diberi notasi yang sama, misalnya: a.
Sedangkan perlakuan berikutnya yang mempunyai nilai lebih
dari 8,38 (yakni H3 = 8,80) diberi notasi yang berbeda, yaitu: b.
Zag: 8,88 - 0,55 (BNT 5%) = 8,33
maka perlakuan-perlakuan dengan nilai antara 8,88 hingga
8,33 (wilayah Zag) diberi notasi yang sama, yaitu: b
Perlakuan dengan nilai terendah dalam wilayah Zag ini (yakni
H2 = 8,33) akan menjadi starting point untuk perhitungan Zig-
zag selanjutnya.
Demikian seterusnya, Zig-zag ini dilakukan sebagai satu unit
perhitungan untuk mendapatkan suatu notasi huruf pembeda.
4
Uji Lanjut: Beda Nyata Jujur (BNJ) atau
Honestly Significant Difference (HSD)
sedangkan Sỹ = KTGalat
r
Sỹ = 0,1370 = 0,1851
4
Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BNT0,05 = 0,83 BNT0,01 = 1,04
0 (H0) 7,83 a A
Kesimpulan:
Perlakuan penambahan hormon pertumbuhan dengan konsentrasi
1,00 ppm (H4) menghasilkan produksi kedelai tertinggi, yaitu
sebesar 9,13 (Kw/Ha), berbeda sangat nyata (P<0,01; BNJ) dengan
kontrol, yaitu perlakuan tanpa penambahan hormon pertumbuhan,
tetapi tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya.
5
Uji Lanjut: Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) atau
Duncans New Multiple Range Test (DMRT)
Rumus : BJND = P (p,v) . Sỹ
di mana P (p,v) = nilai baku P pada taraf uji , jarak perlakuan
yang terlibat p, dan db galat v (Lampiran 6, Hal.
242 - 245)
sedangkan Sỹ = KTGalat
r
Sỹ = 0,1370 = 0,1851
4
Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BJND0,05 BJND0,01
0 (H0) 7,83 a A
Kesimpulan:
Perlakuan penambahan hormon pertumbuhan dengan konsentrasi
1,00 ppm (H4) menghasilkan produksi kedelai tertinggi, yaitu
sebesar 9,13 (Kw/Ha), tidak berbeda nyata (P>0,05; BJND) dengan
perlakuan penambahan hormon dengan konsentrasi 1,25 ppm (H 5)
maupun 0,75 ppm (H3), tetapi berbeda nyata (P<0,05; BJND) dengan
perlakuan lainnya.
Konsentrasi Notasi
Hormon (ppm) Rerata
BNT / BJND0,05 BNT / BJND0,01
0 (H0) 8,13
7
Pemilihan Jenis Uji Lanjut (Uji Beda)
Jika:
KK Kecil (< 5% pada kondisi homogen atau < 10% pada kondisi
heterogen), berarti derajat ketelitian data tinggi
(mungkin data sudah diatur).
Akibatnya: tingkat penonjolan Mis.: a
pengaruh perlakuan besar.
b
Sehingga: banyak taraf/ jenis yang
ditonjolkan, c
Oleh karena itu: uji lanjut yang d
digunakan adalah Uji BNJ, di mana e
uji lanjut ini kurang teliti (nilai
f
pembanding besar).
KK Besar (> 10% pada kondisi homogen atau > 20% pada kondisi
heterogen), berarti sebaran data sangat tinggi atau
derajat ketelitian data rendah .
Akibatnya: tingkat penonjolan dari Mis.: a
pengaruh perlakuan menjadi kecil.
ab
Sehingga: sedikit saja taraf/ jenis/
perlakuan yang ditonjolkan (hampir ab
tak ada), ab
Oleh karena itu: gunakan uji lanjut ab
BJND, krn uji lanjut ini paling teliti,
b
karena nilai pembanding kecil.