Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Bali merupakan sebuah provinsi yang kental akan budayanya.


Kebudayaan yang hidup di Bali banyak dipengaruhi oleh kerajaan Majapahit
karena kerajaan ini merupakan salah satu landasan dari identitas budaya
Bali (Creese, 1997). Sistem pemerintahan monarki yang diterapkan oleh
kerajaan Majapahit memunculkan tingkatan-tingkatan kasta, status sosial,
dan peran individu dalam masyarakat Bali. Hal ini kemudian mempengaruhi
pola permukiman dan wujud rumah yang ditinggali (Budiharjo, 2013).
Menurut Budiharjo (2013) sistem kasta membedakan wujud rumah tinggal;
Puri adalah tempat tinggal kasta Ksatriya yang memegang kekuasaan dan
pemerintahan (Raja), Gria adalah tempat tinggal kasta Brahmana yang
berperan dalam hal spiritual dan keagamaan, Jero sebagai tempat tinggal
kasta Weisya, dan Umah adalah tempat tinggal kasta Sudra.
    Puri sebagai tempat tinggal pemegang kekuasaan dapat dikatakan
sebagai sebuah istana. Namun, fungsi Puri tidak hanya sebatas tempat
tinggal saja, namun juga difungsikan sebagai pusat pemerintahan, pusat
aktivitas seni budaya, pusat belajar agama, dan terkadang sebagai tempat
menginap tamu-tamu keluarga raja (Budiharjo, 2013). Sebagai salah satu
tempat yang terbilang penting ketika jaman pemerintahan di Bali masih
dalam bentuk monarki, tentunya Puri tidak dibangun dengan sederhana.
Arsitektur pada bangunan Puri yang memiliki banyak masa bangunan yang
tidak terlepas dari berbagai ornamen. Ornamen-ornamen ini tidak hanya
memunculkan nilai estetika namun juga nuansa megah sebagaimana istana
pada umumnya.
    Menurut KBBI, ornamen merupakan hiasan dalam arsitektur, kerajinan
tangan, atau hiasan yang dibuat (digambar atau dipahat) pada bangunan.
Pada masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat religius,
ornamen menjadi suatu media dalam mengungkapkan makna-makna
simbolis pada masyarakat (Saragi, 2012). Sama halnya dengan masyarakat
Bali, makna-makna simbolis yang sarat akan kebudayaan, baik yang dibawa
oleh Majapahit maupun berdasarkan agama Hindu, banyak terlihat pada
bangunan termasuk bangunan Puri. Salah satu Puri yang memiliki banyak
ornamen pada bangunannya adalah Puri Jambe Tegal Tamu yang berada di
daerah Gianyar, Bali. Penempatan dan jenis ornamen pada Puri Jambe Tegal
Tamu memiliki berbagai makna yang mungkin saja berbeda dengan
bangunan Puri lainnya. Untuk itu penulis membuat kajian mengenai ornamen
pada bangunan Puri Jambe Tegal Tamu, Gianyar, Bali. Penulisan ini dilakukan
sebagai syarat memenuhi mata kuliah Arsitektur dan Budaya Program Studi
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana.
   

1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dikaji
adalah:
1. Bagaimana eksisting Puri Jambe Tegal Tamu?
2. Bagaimana penempatan dan makna ornamen pada Bale Gede dari Puri
Puri Jambe Tegal Tamu?
3. Bagaimana penempatan dan makna ornament pada Bale Sari dari Puri
Jambe Tegal Tamu?

1.3 Tujuan Penulisan


    Adapun tujuan dari penulisan tugas ini yaitu:
1. Mengetahui eksisting Jambe Tegal Tamu saat ini;
2. Mengetahui penempatan dan makna dari ornamen yang ada pada Bale
Gede di Puri Jambe Tegal Tamu;
3. Mengetahui penempatan dan makna dari ornamen yang ada pada Bale
Sari di Puri Jambe Tegal Tamu

Anda mungkin juga menyukai