Anda di halaman 1dari 2

Metode Pencatatan :

Berdasarkan laporan yang dirillis oleh Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP)
Keuskupan Agats, kejadian ini sudah terjadi pada September 2017. Informasi tentang
Bencana Kemanusiaan Asmat ini terungkap ketika Uskup Keuskupan Agats Mgr. Aloysius
Murwito, OFM melakukan pelayanan Natal, 23-25 Desember di Kampung As dan Atat,
Distrik Pulau Tiga. Situasi buruknya kesehatan di dua wilayah itu terekam dan diteruskan
oleh salah satu rekan kerja Bapak Uskup Alo ke Media Kompas Indonesia. Informasi
buruknya kesehatan ini menjadi berita halaman utama Media Cetak Kompas, Rabu, 10
Januari 2018 dengan judul “Krisis Kesehatan di Asmat: Sebulan, 13 Anak Balita Meninggal”.
Selanjutnya di bulan Januari sampai Februari, kesakitan dan penderitaan Manusia Asmat
terus diceritakan di media cetak, TV dan internet. Lalu, kejadian luar biasa ini mengundang
perhatian yang juga sangat luar biasa dari pemerintah setempat, Papua dan Nasional.
Pemerintah Kabupaten Asmat mulai membentuk Tim Terpadu untuk turun lapangan ke-23
distrik yang berada di wilayah Kabupaten Asmat.

BUKU KUNING : HAL 124 - selesai

Laporan kejadian kasus gizi buruk disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat
Bina Gizi Masyarakat dalam waktu 1 x 24 jam dengan menggunakan formulir laporan KLB
Gizi (lampiran 1). Sedangkan pelaporan hasil pelacakan kasus gizi buruk dilakukan dalam
waktu 2 x 24 jam.

Laporan rekapitulasi hasil pemantauan pertumbuhan balita (D/S), kasus gizi buruk dan
cakupan pemberian TTD (Fe) pada ibu hamil disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan
Direktorat Bina Gizi Masyarakat setiap bulan. Laporan rekapitulasi cakupan pemberian ASI
Eksklusif 0-6 bulan, pemberian kapsul vitamin A pada balita dan konsumsi garam beryodium
ditingkat rumah tangga disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi
Masyarakat setiap 6 bulan (Maret dan September). Laporan dapat disajikan dalam bentuk
narasi, tabel, grafik, dan peta atau bentuk penyajian informasi lainnya. Berikut adalah
beberapa contoh penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, dan peta.

Untuk kepentingan diseminasi hasil surveilans gizi penyajian informasi juga dapat berupa
tabel yang memperlihatkan pencapaian dua indikator yang saling terkait, baik antar indikator
gizi maupun indikator gizi dengan indikator program terkait lainnya
Laporan hasil surveilans gizi dapat juga dalam bentuk diagram peta sehingga lebih

memperlihatkan wilayah mana yang sudah tercapai targetnya dan yang belum. Untuk
membuat laporan dengan menyajikan data berupa grafik peta perlu dibuat dulu dalam bentuk
tabel.

Laporan hasil surveilans gizi disampaikan secara berjenjang. Laporan kegiatan surveilans gizi
di tingkat kabupaten/kota disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Gizi
Masyarakat sesuai dengan frekuensi pelaporan. Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan hasil
surveilans gizi ke Direktorat Gizi Masyarakat sesuai dengan frekuensi pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai