Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dimas Agung Okoputra

Nim : 015.06.0015

Tugas : Lensa dan kelainan refraksi dr.Endro

Lensa merupakan salah satu segmen terdepan mata yang terletak dibelakang irisyang
terikat oleh ligament suspensori lentis, lensa berbentuk cembung dan juga berwarna bening yang
bagian depannya lebih mendatar dibandingkan bagian belakang, lensa bisa berubah bentuk
(akomodasi) untuk menyesuaikan tajam sinar yang masuk ke mata untuk di proyeksikan benda
yang jauh ataupun dekat agar dapat terlihat dengan jelas, lensa juga memiliki fungsi proteksi
untuk menahan sinar uv dalam jangkauan tertentu (300-400nm) jika sinar uv dengan intensitas
tinggi masuk ke menuju mata akan dapat menimbulkan kerusakan pada retina. kemampuan
refraksi lensa dapat diukur dengan dipotri sekitar S +18 dioptri. lensa tidak memiliki saraf,
pembuluh dara atau jaringan ikat, lensa terbagi menjadi 3 bagian yaitu capsul, epitelium dan
fibers. lensa memerlukan nutrisi juga untuk menjaga tetap mening yang sumber utamanya dalah
glukosa melalui anaerobic metabolism, dikarenakan lensa tidak memiliki mitokondria.

Tajam pengelihatan yang di perankan oleh lensa dapat mengalami gangguan, tajam
pengelihatan atau visus normalnya adalah 6/6 namun bisa bervariasi tiap individu hingga 6/4.
untuk menentukan ukuran ini dapat digunakan Snellen card. pemeriksaan ini merupakan sebuah
serangkaian dari jarak Snellen card hingga respon cahaya, jika pasien tidak dapat merespon
cahaya maka disebut buta total, jika masih mampu melihat dapat dikategorikan low vision. low
vision sendii ada yang sedang dan berat. kelainan tajam pengelihatan yang dibahas pada resume
kali ini adalah, myopia ringan, hypermetropia ringan, astigmatis ringan, presbyopia,
anisometropia, katarak dan juga amblyopia.

Miopia disebut sebagai rabun jauh, akibat ketidakmampuan untuk melihat jauh, akan
tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Miopia adalah Kelainan refraksi dimana sinar
sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk
bayangan di depan retina, Gejala utamanya kabur melihat jauh , Cenderung memicingkan mata
bila melihat jauh (untuk mendapatkan efek pinhole), dan selalu ingin melihat dengan
mendekatkan benda pada mata.
Pembagian. Berdasarkan besar kelainan refraksi, miopia dibagi atas 3, yaitu:

1. Miopia ringan: -0,25 D s/d -3,00 D

2. Myopia sedang: -3,25 D s/d -6,00 D

3. Myopia berat: -6,25 D atau lebih.

Berdasarkan perjalan klinis, miopia dibagi sebagai berikut:

Myopia simpleks: dimulai pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh
(±20 tahun)

Myopia progresif/maligna: myopia bertambah secara cepat (± 4.0 D / tahun) dan sering disertai
perubahan vitero-retinal 3

Ada satu tipe miopia pada anak dengan miopia 10 D atau lebih yang tidak berubah sampai
dewasa

Hiperopia (Hipermetropia, farsightedness) adalah keadaan mata tak berakomodasi yang


memfokuskan bayangan di belakang retina. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya panjang
sumbu (hiperopia aksial), seperti yang terjadi pada kelainan kongenital tertentu, atau
menurunnya indeks refraksi (hipermetropia refraktif), seperti pada afakia, Hipermetropia dapat
disebabkan:

Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan kelainan refraksi akibat bola mata
pendek, atau sumbu anteroposterior yang pendek.

Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan
difokuskan di belakang retina.

Hipermetropia refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata

Sedangkan Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis
pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik, tetapi lebih dari satu titik.

astigmatisme dibagi menjadi tiga bentuk

Astigmat tak lazim


Suatu keadaan kelainan refraksi astigmat dimana koreksi dengan silinder negative dilakukan dengan
sumbu tegak lurus (60-120) derajat atau dengan silinder positif sumbu horizontal (30-150) derajat.
keadaan ini terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat dibandingkan
kelengkungan kornea vertical, biasanya terjadi pada usia lanjut.

Astigmatisme reguler

Astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-


lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya. Bayangan yang terjadi pada
astigmatisme reguler dengan bentuk yang teratur dapat berbentuk garis, lonjong, atau lingkaran.

Astigmatisme ireguler

Astigmatisme ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama
berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisme ireguler terjadi akibat infeksi kornea,
trauma, dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa yang berbeda.

Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat, Kelemahan otot akomodasi, Lensa
mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa.

Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan memberikan
keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering pedas

Pada pasien presbyopia kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuatan
tertentu, misalnya:

1. S+ 1.00 D untuk usia 40 tahun

2. S+ 1.50 D untuk usia 45 tahun

3. S+ 2.00 D untuk usia 50 tahun

4. S+ 2.50 D untuk usia 55 tahun

5. S+ 3.00 D untuk usia 60 tahun

Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi S+ 3.00 dioptri adalah lensa positif terkuat yang
dapat diberikan pada seseorang. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi bila
membaca pada jarak 33 cm, karena benda yang dibaca terletak pada titik api lensa + 3.00 dioptri
sehingga sinar yg keluar akan sejajar. ada pula kelainan lain seperti anisomtropi atau keadaan
dimana antara mata kanan dan kiri mengalami kelainan dalam jumlah refraksi yang berbeda, dan
amblyopia dimana mata mengalami gangguan yang menyebabkan lazy eye atau sebelah mata
tidak berakomodasi secara sempurna dan mengakibatkan pengelihatan jadi tidak tajam diseblah
mata saja dan yang lainnya masih normal.

Tajam pengelihatan juga bisa dipengaruhi dari kekeruhan, Katarak adalah suatu keadaan
dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata
Yunanicataracta yang berarti air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan
melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya, biasanya kekeruhan mengenai
kedua mata dan berjalan progresif dan ada juga yang tidak mengalami perubahan dalam waktu
yang lama. katarak umumnya dijumpai pada usia lanjut, namun dapat juga diakibatkan oleh
kelainan kongenital, penyakit mata local yang menahun, atau penyakit intraokuler lainnya.
pasien dengan katarak biasanya mengeluh merasa silau, berkabut, susah melihat dimalam hari,
pengelihatan ganda, pengelihatan warna terganggu, dan tajam pengelihatan menurun,
pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah slitlamp dan funduskopi. biasanya terapi yang
diberikan adalah pembedahan, setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afaksia, lensa
kontak atau lensa tanam intra okluer.

Anda mungkin juga menyukai