STUDI KASUS
Oleh:
VIDIA SAVITRI
(NIM:14401.16.17042)
i
ii
STUDI KASUS
Oleh :
VIDIA SAVITRI
(NIM. 14401.16.17042)
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Mariani, S.Kep.Ns.,MPH
NIDN:0713088001
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PENGUJI
Ketua :
NIDN.
Penguji I :
NIDN.
Kepala Prodi,
Mariani, S.Kep.Ns.,M.PH
NIDN: 0713088001
v
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya tulis ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa
hasil Karya Ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan saya tersebut.
(Vidia Savitri)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program Ahli Madya Keperawatan.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran Karya Tulis
Ilmiah ini bukan hanya karena kemampuan peneliti, tetapi banyak ditentukan oleh
bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu peneliti demi
terselesainya penulisan, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakil Alallah, SH. MM., selaku Ketua Yayasan
Pondok Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
2. Dr. H. Nur Hamim, SKM., S.Kep.Ns., M.Kes., selaku Ketua STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
3. Mariani, S.Kep.Ns., MPH., selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
4. Titik Suhartini, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku pembimbing I yang dengan tulus
ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian dalam
memberikan dorongan, bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Yulia Rachmawati H, S.Kep.Ns., MPH selaku pembimbing II yang dengan
tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian
dalam memberikan dorongan, bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Wulandoko., selaku Kepala Sekolah Luar Biasa Gending yang telah
memberikan ijin pengambilan data untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Santi Damayanti, S.I.Pust., selaku Kepala Perpustakan STIKES Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
vii
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIHAN TULISAN..........................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
DAFTAR BAGAN................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pendidikan..............................................................................7
2.1.1 Definisi Pendidikan....................................................................7
2.1.2 Ciri – Ciri Pendidikan ................................................................7
2.1.3 Sifat Pendidikan..........................................................................8
2.1.4 Unsur – Unsur Pendidikan..........................................................8
2.1.5 Tujuan Pendidikan......................................................................9
2.1.6 Jalur Pendidikan.........................................................................10
2.1.7 Jenjang Pendidikan.....................................................................11
2.1.8 Jenis Program Pendidikan..........................................................12
2.2 Konsep Anak Berkebutuhan Khusus...................................................13
2.2.1 Definisi Anak Berkebutuhan Khusus.........................................13
2.2.2 Macam – Macam Anak Berkebutuhan Khusus..........................13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian.................................................................................64
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................65
3.2.1 Tempat Penelitian.......................................................................65
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................65
3.3 Setting Penelitian.................................................................................65
3.4 Subjek Penelitian atau Partisipan........................................................65
3.5 Metode Pengumpulan Data.................................................................66
3.5.1 Wawancara............................................................................... 66
3.5.2 Observasi....................................................................................67
3.5.3 Alat Perekam..............................................................................68
3.6 Metode Uji Keabsahan Data................................................................70
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Dampak dari hal – hal yang disebutkan diatas tidak hanya berakibat pada
rendahnya nilai hasil belajar siswa ABK, namun juga ada dampak psikologis
lainnya yang cenderung merugikan individu dari siswa ABK tersebut.
Diantaranya, siswa ABK dapat mengulang kelas/tidak naik kelas sehingga
anak cenderung mendapat lebel yang kurang baik dari teman – temannya,
sehingga pada anak tumbuh perasaan minder terhadap teman – temannya, dan
anak cenderung bersikap pemalu, menarik diri dari lingkungan sosialnya dan
lamban dalam menerima informasi baru (Dini Ratrie Desiningrum, 2016).
Pola pendidikan anak berkebutuhan khusus haruslah lebih diperhatikan
daripada dengan anak normal/anak biasa, karena pola pendidikan anak
berkebutuhan khusus lebih menyesuaikan kepada kondisi masing – masing
individu. Salah satunya ialah dapat dengan terapi bermain, dimana anak
berkebutuhan khusus (ABK) bukan hanya belajar dengan serius di dalam
kelas, namun juga dengan melakukan permainan yang membuat anak
berkebutuhan khusus (ABK) lebih senang dan berminat dalam melaksanakan
kegiatan belajar di dalam kelas.
Sikap siswa ABK sangat berperan penting dalam proses tersebut. Sikap
siswa ABK yang baik seperti mendengarkan arahan dari tenaga pengajar
dengan baik dapat membuat pola pendidikan berjalan dengan baik.
Sebaliknya, sikap siswa ABK yang negatif seperti berperilaku seenaknya
sendiri dan tidak mendengarkan arahan dari guru dapat membuat pola
pendidikan yang ada tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pola pendidikan anak berkebutuhan khusus usia 6 – 8 tahun di sekolah
luar biasa kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo.
1.2 Rumusan Masalah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama
(Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 2012).
2) Ciri
Ciri utama dari anak yang mengalami gangguan
penglihatan/tunanetra yaitu adanya penglihatan yang tidak
normal seperti manusia pada umunnya. Bentuk-bentuk
ketidaknormalan gangguan tersebut, antara lain:
a) Penglihatan samar-samar untuk jarak dekat atau jauh. Hal
ini banyak dijumpai pada kasus myopia, hyperopia, atau
astigmatismus. Semua ini masih dapat diatasi dengan
menggunakan kacamata maupun lensa kontak.
b) Medan penglihatan yang terbatas. Misalnya: hanya jelas
melihat tepi/perifer atau sentral. Dapat terjadi pada satu
ataupun kedua bola mata.
c) Tidak mampu membedakan warna.
d) Adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat. Hal ini
banyak dijumpai pada proses penuaan.
e) Sangat peka atau sensitif terhadap cahaya atau ruang
terang atau photophobic. Biasanya hal ini banyak dijumpai
pada orang albino, mereka kurang nyaman berada dalam
ruangan yang terang.
3) Batasan Tunanetra
berdasarkan sudut pandang pendidikan ada dua kelompok
gangguan penglihatan:
a) Anak yang tergolong buta akademis (educationally blind)
yakni anak tidak dapat menggunakan penglihatannya lagi
untuk tujuan belajar huruf cetak. Program pembelajaran
yang diberikan pada anak untuk belajar yakni melalui
visual senses (sensori lain di luar penglihatan).
b) Anak yang melihat sebagian (the partially sighted/low
vision). Anak dengan penglihatan yang masih berfungsi
secara cukup, diantara 20/70 – 20/200, atau mereka yang
mempunyai ketajaman penglihatan normal tapi medan
pandangan kurang dari 20 derajat. Cara belajar yang utama
15
b. Hiperaktif (ADHD)
1) Pengertian
secara psikologis hiperaktif adalah gangguan tingkah laku
yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan
32
a) Mampu didik
Mampudidik merupakan istilah pendidikan yang
digunakan untuk mengelompokkan tunagrahita ringan.
Mereka masih mempunyai kemampuan untuk dididik
dalam bidang akademik yang sederhana (dasar) yaitu
membaca, menulis, dan berhitung. Anak mampudidik
kemampuan maksimalnya setara dengan anak usia 12 tahun
atau kelas 6 sekolah dasar, apabila mendapatkan layanan
dan bimbingan belajar yang sesuai maka anak mampu didik
dapat lulus sekolah dasar.
b) Mampulatih.
Tunagrahita mampulatih secara fisik sering memiliki
atau disertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun
motoris, bahkan hampir semua anak yang memiliki
kelainan dengan tipe klinik masuk pada kelompok
mampulatih sehingga sangat mudah untuk mendeteksi anak
mampulatih, karena penampilan fisiknya (kesan lahiriah)
berbeda dengan anak normal yang sebaya. Kemampuan
akademik anak mampulatih tidak dapat mengikuti pelajaran
walaupun secara sederhana seperti membaca, menulis, dan
berhitung.
c) Perlurawat.
Anak perlurawat adalah klasifikasi anak tunagrahita
yang paling berat, jika pada istilah kedokteran disebut
dengan idiot. Anak perlurawat memiliki kapasitas
intelegensi dibawah 25 dan sudah tidak mampu dilatih
keterampilan apapun.
3) Karakteristik Tunagrahita Berdasar IQ
Tingkat kecerdasan seseorang diukur melalui tes inteligensi
yang hasilnya disebut dengan IQ (intelligence quotient).
Tingkat kecerdasan biasa dikelompokkan ke dalam tingkatan
sebagai berikut:
40
3) Dampak
Slow learner tidak hanya berakibat pada rendahnya hasil
belajar anak, namun ada dampak psikologis lainnya. Slow
learner membuat anak tidak naik kelas, dan anak cenderung
mendapatkan lebel yang kurang baik dari teman-temannya,
sehingga pada anak dapat tumbuh perasaan minder tehadap
teman- temannya, dan anak cenderung bersikap pemalu,
menarik diri dari lingkungan sosialnya dan lamban menerima
informasi baru.
Hasil prestasi belajar yang kurang optimal dapat membuat
anak menjadi stres karena ketidakmampuannya mencapai apa
yang diharapkannya. Terlebih lagi ketika orangtua memberikan
harapan lebih terhadap anak sehingga tanpa disadari sikap
orangtua menambah beban psikologis anak.
4) Deteksi Anak Slow Learner
Anak yang mengalami kelambanan belajar (Slow Learner)
mempunyai karakteristik, seperti tidak matang dalam hubungan
interpersonal. Selain itu anak-anak ini juga menunjukkan
kesulitan dalam mengikuti petunjuk-petunjuk yang memiliki
banyak langkah, hanya memiliki sedikit strategi internal,
seperti kemampuan organisasional, kesulitan dalam belajar dan
menggeneralisasikan informasi.
Anak-anak dengan slow learner ini memiliki nilai-nilai
yang biasanya buruk dalam tes prestasi belajar. Namun begitu,
sebagian dari mereka dapat bekerja dengan baik dalam hand-on
materials, yaitu materi-materi yang telah dipersingkat dan
diberikan pada anak, seperti kegiatan di laboratorium dan
kegiatan manipulatif.
5) Penanganan
Pengajaran materi secara diulang-ulang dapat diterapkan
pada anak slow learner seperti mengulang lebih banyak (3-5
kali) dalam memahami suatu materi daripada anak lain dengan
46
c. Anak berbakat
1) Pengertian.
adalah anak yang memiliki bakat atau kemampuan dan
kecerdasan luar biasa yaitu anak yang memiliki potensi
kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab
terhadap tugas (task commitment) diatas anak-anak seusianya
(anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya
menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
2) Faktor Penyebab Timbulnya Bakat
Moh. Amin (1996) dalam buku Ratri Desiningrum (2016)
menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan istilah yang
berdimensi banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena
seseorang memiliki inteligensia tinggi melainkan ditentukan
oleh banyak faktor. Berikut faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya bakat, yaitu:
a) Hereditas
Hereditas adalah karakteristik-karakteristik bawaan
yang diwariskan dari orang tua biologis, meliputi
48
e. Indigo
1) Pengertian
adalah manusia yang sejak lahir mempunyai kelebihan khusus
yang tidak dimiliki manusia pada umumnya.
58
2) Karakteristik
terdapat 10 karakteristik paling umum dari anak-anak Indigo,
yaitu:
a) Datang ke dunia dengan feeling of royalty (dan seringkali
bertindak sesuai perasaan tersebut). Anak merasa dirinya
berbeda dan istimewa. Memiliki perasaan “layak untuk
berada di sini”, dan terkejut ketika orang lain tidak
menyadari hal tersebut.
b) Perasaan diri berharga bukanlah isu yang besar, bahkan
mereka seringkali memberitahu orang tua mereka mengenai
“siapa diri mereka”.
c) Mengalami kesulitan dengan otoritas absolut (otoritas tanpa
penjelasan atau pilihan).
d) Tidak akan melakukan hal-hal tertentu, misalnya mengantri
adalah hal yang paling sulit bagi mereka.
e) Merasa frustrasi dengan sistem yang berorientasi pada
ritual dan tidak memerlukan pemikiran kreatif.
f) Seringkali melihat dengan cara yang lebih baik dalam
melakukan sesuatu, baik di rumah maupun di sekolah
sehingga mereka terlihat sebagai system busters, yaitu tidak
nyaman pada sistem yang ada.
g) Terlihat antisosial, kecuali dengan mereka yang setipe.
h) Tidak akan berespon terhadap disiplin yang didasari rasa
bersalah (“Tunggu sampai ayahmu pulang dan melihat apa
yang kau lakukan”).
i) Tidak malu memberitahu apa yang mereka butuhkan.
3) Tipe Indigo
Empat tipe anak indigo, yaitu:
a) Humanis
Indigo humanis akan bekerja dengan masyarakat
dan melayani masyarakat. Anak tipe ini adalah calon- calon
dokter, pengacara, guru, salesman, pebisnis, dan politikus.
59
d) Interdimensional
Indigo interdimensional biasanya lebih besar
daripada tipe indigo lainnya. Pada usia satu atau dua tahun,
mereka tidak dapat diberitahu apapun. Mereka akan berkata
atau seolah berkata, “Saya tahu itu. Saya dapat
melakukannya. Tinggalkan saya sendirian.” Anak-anak
indigo ini yang menemukan filosofi dan agama baru serta
membawanya ke dunia. Mereka kurang dapat masuk ke
dalam lingkungannya.
4) Spiritualitas Anak Indigo
Hal-hal spiritual yang biasanya dimiliki atau dialami oleh anak-
anak Indigo adalah, sebagai berikut:
1.) Kemampuan Melihat Roh atau Makhluk Lain
Pada umumnya anak-anak Indigo mampu melihat
makhluk-makhluk yang tidak dapat dilihat oleh manusia
secara umum, seperti malaikat, teman ajaib, atau sosok-
sosok yang menyeramkan.
2.) Kemampuan Melihat Masa Depan
Kemampuan melihat masa depan merupakan salah
satu kemampuan spiritual anak Indigo.
3.) Pernah Mengalami Kehidupan di Masa yang Lain
sebagian anak Indigo baru pertama kali ada di
dunia, sebagian lain sudah pernah ke dimensi ketiga, dan
sebagian lainnya datang dari planet lain, yaitu mereka yang
termasuk indigo interdimensional. Mereka mungkin datang
bersama karma. Ketika Anda melihat anak Indigo baru
dilahirkan sampai 2 tahun, mereka mungkin dapat
mengingat masa kehidupan mereka yang lain.
5) Identifikasi Anak Indigo
empat hal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak
Indigo, yaitu:
1.) Lapangan Aura
61
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pola pendidikan anak berkebutuhan khusus usia 6 – 8 tahun di sekolah luar biasa Kecamatan Gending
Kabupaten Probolinggo.
63
64
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bulan
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
2020 2020 2020 2020 2020
1. Pembuatan Proposal
2. Study Pendahuluan
3. Ujian Proposal KTI
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Penyusunan laporan
6. Ujian Hasil Penelitian
7. Perbaikan KTI
8. Pengumpulan KTI
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2020
Jumlah sampling dalam penelitian ini adalah 3 orang guru, guru yang
mengajar kelas 1 dan 2 sebagai subjek utama, sedangkan untuk triagulasi
menggunakan salah satu siswa sekolah luar biasa berusi 8 tahun yang paling
aktif dikelas, dan bersedia menjadi subjek penelitian.
c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik ini sudah
tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2008) dalam buku karangan Arikumto (2010) disamping
kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu:
a. Rentan terhadap yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunannya kurang baik.
b. Rentan terhadap yang ditimbulkan oleh respon yang tidak sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi
kurang akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya menyebabkan jawaban yang ingin
didengar oleh interview.
3.5.2 Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Arikunto (2010) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistemik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini, observasi diperlukan untuk dapat memahami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subjek, prilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti
dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Nursalam (2013) tujuan observasi adalah mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif
mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subyek, prilaku subyek selama wawancara, interaksi subyek dengan
peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan
data tambahan terhadap hasil wawancara.
68
Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga
dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis
tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai
hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.
3.7.4 Mencari alternative penjelasan bagi data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang
telah di dapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari
sesuatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah di dapat.
Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan
yang lain dari analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang
menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini
dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain.
Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan
dan saran.
3.7.5 Penulis hasil penelitian
Penulisan data subyek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulis yang
dipakai adalah persentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data
hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan
subyek dan signifikan other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh
dari subyek dan signifikan other, dibaca berulang sehingga penulis
mengerti benar permasalahannya, kemudian dianalisis sehingga didapat
gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnya
dilakukan interprestasi secara keseluruhan dimana di dalamnya mencakup
keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
74
DAFTAR PUSTAKA
PENGANTAR WAWANCARA
Pembimbing Peneliti
Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Pola pendidikan anak berkebutuhan khusus usia 6 – 8
tahun disekolah luar biasa Gending”
Saya mengerti bahwa saya akan menjadi obyek dalam penelitian ini, dan
saya juga mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan merugikan saya.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan
dirahasiakan termasuk mengenai informasi identitas saya juga tidak a`kan ditulis
pada instrument penelitian.
Saya mengerti bahwa saya juga berhak menolak atau mengundurkan diri
dalam penelitian ini setiap saat tanpa ada sanksi dan kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan bahwa saya juga berhak menolak atau
mengundurkan diri dalam penelitian atau mengenai peran saya dalam penelitian
ini dan telah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari peneliti. Saya secara
sukarela dan sadar bersedia menjadi obyek penelitian dengan menandatangani
surat persetujuan ini.
Peneliti Responden
(………………………….) (……………………..…….)
80
Lampiran 4
Pembimbing, Peneliti,
(…………………………….) (………………………..)
81
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
Pola pendidikan anak berkebutuhan khusus usia 6 – 8 tahun disekolah luar biasa
Gending
I Pendahuluan
1. Memberi salam, memperkenalkan diri,
Nama saya Vidia Savitri Mahasiswa Stikes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo Prodi D3 Keperawatan.
2. Menjelaskan maksud dann tujuan wawancara
Tujuan saya disini adalah melakukan wawancara dan tanya jawab untuk
mengetahui tentang Pola pendidikan anak berkebutuhan khusus usia 6
– 8 tahun disekolah luar biasa Gending.
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan
Identitas yang informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya di
gunakan untuk kepentingan pendidikan. Mohon kesediaannya untuk
memberikan informasi yang terbuka tanpa ada yang di tutup-tutupi .
setelah selesai penelitian rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekamnya dan setelah semua siap minta ijin
menyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.
II Identitas Subyek
a. Nama (Inisial) :
b. TTL/Usia :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Pekerjaan :
f. Status :
g. Tanggal Wawancara/Jam :
82
No. PERTANYAAN
Subjek Penelitian Triangulasi Data
1. Bagaimana kesan ada mengajar anak Bagaimana kesan Anda
berkebutuhan khusus di SLB Gending? ketika diajar oleh guru
anda?
2. Bagaimana perasaan anda melihat Bagaimana perasaan anda
semangat anak berkebutuhan khusus melihat semangat guru
dalam belajar? anda mengajar anda dan
teman – teman anda?
3. Bagaimana cara anda mendidik anak – Bagaimana cara guru anda
anak berkebutuhan khusus? mengajar anda dan teman
– teman anda?
4. Apa yang anda ajarkan kepada anak Apa yang guru anda
berkebutuhan khusus selama disekolah ajarkan selama disekolah
maupun dilingkungan sekolah? maupun lingkungan
sekolah?
5. Bagaimana cara anda mengatasi siswa Apa saja yang anda
yang kurang kooperatif dikelas? lakukan ketika proses
belajar mengajar
berlangsung?
6. Apa yang anda lakukan jika ada siswa Apa yang guru anda
yang tidak bisa mengikuti proses lakukan jika anda atau
belajar dengan baik? teman – teman anda tidak
mengikuti proses belajar
dengan baik?
7. Metode seperti apa yang anda lakukan Bagaimana cara guru anda
dalam proses mengajar sehari – hari? mengajar di dalam kelas?
8. Bagaimana cara anda menerapkan Apa sajakah yang guru
metode tersebut dikelas ? anda lakukan ketika
mengajar di dalam kelas?
9. Apa yang anda lakukan untuk Apa yang guru anda
83
Lampiran 6
MAPPING JOURNAL
84
Lampiran 7
LEMBAR KONSULTASI
LEMBAR KONSULTASI
Probolinggo,
Mengetahui ,
91
Mengetahui
Probolinggo,
93
Mengetahui
BUKTI PERBAIKAN
UJIAN KARYA TULIS ILMIAH
Triangulasi 1