Pada Era globalisasi sekarang kebudayaan semakin berkembang pesat. Akan tetapi karakter generasi bangsa mengalami kemrosotan. Jika tidak dibekali dengan ilmu dan iman yang kuat maka generasi muda yang akan datang menjadi generasi yang lemah. Dengan kondisi yang kian memburuk mengenai menurunnya karakter bangsa merupakan suatu kajian yang sangat penting bagi mahasiswa, sebagai generasi muda bangsa, yang nantinya akan menghadapi berbagai tantangan masa depan. Pendidikan karakter pun menjadi daya pendorong bagi para mahasiswa untuk menjadi intelektual muda bangsa yang memiliki kepribadian unggul (Manurung & Rahmadi, 2017). Salah satu akar permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia disebabkan karena adanya ketimpangan dalam orientasi pendidikan yang berlangsung. Tidak heran jika saat ini banyak sekali peserta didik yang hanya pintar dalam keilmuan berbasis akal, namun sangat kurang dalam keilmuan berbasis nilai dan karakter, seperti sopan santun, rasa menghargai satu sama lain, tanggung jawab dan nilai-nilai positif lain di masyarakat (Anshori, 2019). Kemenkes RI (2013) memaparkan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah, 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil diluar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus yang terinveksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya adalah berusia remaja. Berdasarkan data UNICEF (2016) menunjukkan bahwa kekerasan sesama remaja di Indonesia diperkirakan mencapai 50% sedangkan dilansir dari Kemenkes RI (2017) terdapat 3,8% pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah menggunakan narkotika dan obat berbahaya. Berdasarkan 1 2
studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok Putri
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo pada agustus 2019, didapatkan 10 mahasiswa keperawatan , sekitar 7 mahasiswa 70% memiliki karakter yang baik, sopan, ramah, sederhana, saling membantu sesama teman, bersikap sopan dan ramah terhadap dosen ataupun pengurus pondok, serta perduli terhadap sesama teman, perdulli terhadap kebersihan ataupun lingkungan sekitar serta selalu rajin untuk mengikuti kegiatan pondok tanpa perlu diingatkan atau dikontrol. Sedangkan sisanya sekitar 3 mahasiswa 30% masih kurang memiliki karakter yg kurang baik serta kesadaran dalam mengikuti kegiatan yang ada di pondok juga masih perlu untuk selalu diingatkan dan masih perlu untuk selalu dibimbing (dikontrol) setiap ada kegiatan. Strategi Pesantrenisasi yang dilaksanakan oleh Universitas Islam Indonesia yang merupakan program pembinaan yang meningkatkan nilai-nilai religi setiap mahasiswanya, baik nilai akhlak, nilai tauhid, nilai kemandirian, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sebagian besar mahasiswa UII khususnya FIAI belum mampu memaksimalkan nilai-nilai yang telah diajarkan di dalam program pesantrenisasi tersebut. Bahkan akhlak mahasiswa UII yang ada di FIAI yang diharapkan tidak sesuai di lapangan, dan bahkan bisa dikatakan program pesantrenisasi ini hanya sekedar formalitas belaka (Muslimna, 2012). Berdasarkan hasil penelitian Rudini (2016) di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta, menyatakan bahwa tidak sedikit santri (mahasiswa) yang masih memiliki kepribadian jelek, berilmu tetapi berakhlak buruk, bahkan banyak santri (mahasiswa) yang juga melakukan hal hal yang tercela seperti seks bebas, terlibat narkoba dan lain sebagainya. Terkikisnya moral di era sekarang, semakin diperkuat oleh penelitian Almaidah (2018) di Malang yang menyebutkan bahwa dikalangan pelajar dan mahasiswa degradasi moral tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral, dan hukum dari 3
ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar
mahasiswa. Fenomena yang mencerminkan perilaku mahasiswa Indonesia saat ini yaitu, maraknya tindakan anarkis dan kekerasan ditubuh mahasiswa Indonesia yang juga menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia kehilangan arah dalam berpikir dan bertindak. Mahasiswa lebih menyukai cara-cara primitif dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. hal ini ditandai dengan banyaknya demonstrasi-demonstrasi yang berujung dengan kerusuhan dan banyaknya tawuran antar mahasiswa (pamungkas, 2015). Maka dari itu, diperlukan suatu paradigma maupun regulasi baru guna mengembalikan mahasiswa sesuai peran dan fungsi mahasiswa yang sesungguhnya. Solusi yang dianggap valid adalah dengan peningkatan religiusitas mahasiswa. Rudini (2016) menyatakan bahwa solusi yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan karakter santri (mahasiswa) adalah dengan memperbanyak orang yang terlibat dalam kepengurusan pondok agar setiap kegiatan-kegiatan religi yang ada di pondok dapat berjalan dengan baik, terlebih berkenaan dengan pembentukan pribadi peserta didik. Ditengah kondisi yang semakin hari semakin berhadapan dengan dekadensi moral. Pengembangan karakter pada mahasiswa sangatlah berdampak positif, khususnya mahasiswa keperawatan. Karena karakter yang baik pada mahasiswa keperawatan akan mempengaruhi masyarakat mempersepsikan kualitas seorang perawat. Mahasiswa Keperawatan tidak hanya memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswanya, tapi juga pembinaan karakternya agar lulus menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik, serta mewujudkan pelayanan yang baik kepada masyarakat (Hunun dkk, 2015). Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Karakter Santri Mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren 4
Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan,
Kabupaten Probolinggo”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah bagaimanakah “Gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo?”
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengeksplorasi Gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dari hasil penelitian untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya tentang gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo 1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan. Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu keperawatan komunitas, sehingga dapat membantu untuk mengembangkan pengetahuan mengenai gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo. 1.4.3 Bagi Lahan Penelitian Penelitian ini dimanfaatkan pada lahan untuk mengetahui gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di 5
Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa
Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo. 1.4.4 Bagi Subjek Sebagai tambahan informasi bagi santri, pengurus, ataupun santri baru tentang gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo 1.4.5 Bagi Peneliti Menambah Pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam hal penelitian dan dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian dan dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo