Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada Era globalisasi sekarang kebudayaan semakin
berkembang pesat. Akan tetapi karakter generasi bangsa
mengalami kemrosotan. Jika tidak dibekali dengan ilmu dan iman
yang kuat maka generasi muda yang akan datang menjadi generasi
yang lemah. Dengan kondisi yang kian memburuk mengenai
menurunnya karakter bangsa merupakan suatu kajian yang sangat
penting bagi mahasiswa, sebagai generasi muda bangsa, yang
nantinya akan menghadapi berbagai tantangan masa depan.
Pendidikan karakter pun menjadi daya pendorong bagi para
mahasiswa untuk menjadi intelektual muda bangsa yang memiliki
kepribadian unggul (Manurung & Rahmadi, 2017).
Salah satu akar permasalahan dalam dunia pendidikan di
Indonesia disebabkan karena adanya ketimpangan dalam orientasi
pendidikan yang berlangsung. Tidak heran jika saat ini banyak
sekali peserta didik yang hanya pintar dalam keilmuan berbasis
akal, namun sangat kurang dalam keilmuan berbasis nilai dan
karakter, seperti sopan santun, rasa menghargai satu sama lain,
tanggung jawab dan nilai-nilai positif lain di masyarakat (Anshori,
2019).
Kemenkes RI (2013) memaparkan bahwa sekitar 62,7%
remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah,
20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil diluar nikah
juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya
pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus yang terinveksi HIV
dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya
adalah berusia remaja. Berdasarkan data UNICEF (2016)
menunjukkan bahwa kekerasan sesama remaja di Indonesia
diperkirakan mencapai 50% sedangkan dilansir dari Kemenkes RI
(2017) terdapat 3,8% pelajar dan mahasiswa yang menyatakan
pernah menggunakan narkotika dan obat berbahaya. Berdasarkan
1
2

studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok Putri


Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong,
Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo pada agustus
2019, didapatkan 10 mahasiswa keperawatan , sekitar 7 mahasiswa
70% memiliki karakter yang baik, sopan, ramah, sederhana, saling
membantu sesama teman, bersikap sopan dan ramah terhadap
dosen ataupun pengurus pondok, serta perduli terhadap sesama
teman, perdulli terhadap kebersihan ataupun lingkungan sekitar
serta selalu rajin untuk mengikuti kegiatan pondok tanpa perlu
diingatkan atau dikontrol. Sedangkan sisanya sekitar 3 mahasiswa
30% masih kurang memiliki karakter yg kurang baik serta
kesadaran dalam mengikuti kegiatan yang ada di pondok juga
masih perlu untuk selalu diingatkan dan masih perlu untuk selalu
dibimbing (dikontrol) setiap ada kegiatan.
Strategi Pesantrenisasi yang dilaksanakan oleh Universitas
Islam Indonesia yang merupakan program pembinaan yang
meningkatkan nilai-nilai religi setiap mahasiswanya, baik nilai
akhlak, nilai tauhid, nilai kemandirian, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, sebagian besar mahasiswa UII khususnya FIAI belum
mampu memaksimalkan nilai-nilai yang telah diajarkan di dalam
program pesantrenisasi tersebut. Bahkan akhlak mahasiswa UII
yang ada di FIAI yang diharapkan tidak sesuai di lapangan, dan
bahkan bisa dikatakan program pesantrenisasi ini hanya sekedar
formalitas belaka (Muslimna, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Rudini (2016) di Pondok
Pesantren Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta, menyatakan
bahwa tidak sedikit santri (mahasiswa) yang masih memiliki
kepribadian jelek, berilmu tetapi berakhlak buruk, bahkan banyak
santri (mahasiswa) yang juga melakukan hal hal yang tercela
seperti seks bebas, terlibat narkoba dan lain sebagainya.
Terkikisnya moral di era sekarang, semakin diperkuat oleh
penelitian Almaidah (2018) di Malang yang menyebutkan bahwa
dikalangan pelajar dan mahasiswa degradasi moral tidak kalah
memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral, dan hukum dari
3

ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar


mahasiswa.
Fenomena yang mencerminkan perilaku mahasiswa
Indonesia saat ini yaitu, maraknya tindakan anarkis dan kekerasan
ditubuh mahasiswa Indonesia yang juga menjadi bukti bahwa
mahasiswa Indonesia kehilangan arah dalam berpikir dan
bertindak. Mahasiswa lebih menyukai cara-cara primitif dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. hal ini ditandai dengan
banyaknya demonstrasi-demonstrasi yang berujung dengan
kerusuhan dan banyaknya tawuran antar mahasiswa (pamungkas,
2015). Maka dari itu, diperlukan suatu paradigma maupun regulasi
baru guna mengembalikan mahasiswa sesuai peran dan fungsi
mahasiswa yang sesungguhnya. Solusi yang dianggap valid adalah
dengan peningkatan religiusitas mahasiswa.
Rudini (2016) menyatakan bahwa solusi yang dapat
dilakukan untuk dapat mengembangkan karakter santri
(mahasiswa) adalah dengan memperbanyak orang yang terlibat
dalam kepengurusan pondok agar setiap kegiatan-kegiatan religi
yang ada di pondok dapat berjalan dengan baik, terlebih berkenaan
dengan pembentukan pribadi peserta didik.
Ditengah kondisi yang semakin hari semakin berhadapan
dengan dekadensi moral. Pengembangan karakter pada mahasiswa
sangatlah berdampak positif, khususnya mahasiswa keperawatan.
Karena karakter yang baik pada mahasiswa keperawatan akan
mempengaruhi masyarakat mempersepsikan kualitas seorang
perawat. Mahasiswa Keperawatan tidak hanya memperhatikan
kebutuhan kompetensi akademis mahasiswanya, tapi juga
pembinaan karakternya agar lulus menjadi lulusan yang siap secara
akademis dan berkarakter baik, serta mewujudkan pelayanan yang
baik kepada masyarakat (Hunun dkk, 2015).
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Gambaran Karakter Santri
Mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren
4

Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan,


Kabupaten Probolinggo”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan
masalah adalah bagaimanakah “Gambaran karakter santri pada
mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan,
Kabupaten Probolinggo?”

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengeksplorasi Gambaran karakter santri pada
mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan,
Kabupaten Probolinggo

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dari hasil
penelitian untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya
tentang gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan
di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa
Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo
1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan.
Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang ilmu
keperawatan komunitas, sehingga dapat membantu untuk
mengembangkan pengetahuan mengenai gambaran karakter
santri pada mahasiswa Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan
Padjarakan, Kabupaten Probolinggo.
1.4.3 Bagi Lahan Penelitian
Penelitian ini dimanfaatkan pada lahan untuk mengetahui
gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan di
5

Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa


Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo.
1.4.4 Bagi Subjek
Sebagai tambahan informasi bagi santri, pengurus, ataupun santri
baru tentang gambaran karakter santri pada mahasiswa
Keperawatan di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul
Hasan, Desa Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten
Probolinggo
1.4.5 Bagi Peneliti
Menambah Pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan
dalam hal penelitian dan dapat dipergunakan sebagai data dasar
untuk melaksanakan penelitian dan dapat dipergunakan sebagai
data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan
dengan gambaran karakter santri pada mahasiswa Keperawatan
di Pondok Putri Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Desa
Karangbong, Kecamatan Padjarakan, Kabupaten Probolinggo

Anda mungkin juga menyukai