Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KIMIA ANALISIS PERTEMUAN KE-11 (Total 15 soal)

Nama mahasiswa :Putri Tucunan


NIM :1961100002
Nilai :

1. Pada paper yang berjudul ‘Identifikasi Senyawa Kimia pada Ekstrak Basa Buah Leunca dengan Teknik
Kromatografi’, jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Mengapa fase gerak kloroform:methanol (17:3) merupakan komposisi fase gerak yang paling optimum?
b. Jelaskan hasil analisis GC-MS pada fraksi ke-7 dan ke-8!
Jawab :
a. Fasa gerak Kloroform:Metanol (17:3) merupakan fasa gerak yang digunakan untuk
memisahkan senyawa alkaloid khusus yang terdapat pada tembakau (Harborne, 1987). Fasa
gerak ini dipilih pula untuk memisahkan senyawa alkaloid leunca dengan asumsi leunca dan
tembakau termasuk suku tumbuhan solanaceace.
gerak Kloroform : Metanol (17 : 3) merupakan fasa gerak yang memberikan pemisahan optimum
dengan 3 spot noda hasil pemisahan. Fasa gerak Kloroform:Metanol (17 : 3) ini yang selanjutnya
digunakan sebagai fasa gerak dalam fraksinasi dengan kromatografi kolom.
Ekstrak basa yang diperolehdimurnikan dengan cara difraksinasi menggunakan fasa gerak
optimum Kloroform:Metanol (17 : 3). Ekstrak difraksinasi menggunakan kromatografi kolom
dengan panjang 30 cm dan diameter 12 mm.
b. Hasil analisis dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) untuk fraksi 7
menunjukkan adanya tiga puncak yaitu pada retention time 2,580 menit; 3,771 menit dan 17,339
menit. Berdasarkan informasi database,diketahui puncak pada retention time 2,580 menit
merupakan asam butirat sementara puncak pada retention time 3,771 menit merupakan asam
pentanoat dan puncak pada retention time 17,339 menit diketahui sebagai asam stearat atau
asam oktadekanoat. Ketiga senyawa ini merupakan asam karboksilat.Hasil analisis GCMS untuk
fraksi 8 menunjukkan adanya satu puncak yaitu pada retention time 9,163 menit. Berdasarkan
database, diketahui puncak pada retention time 9,163 menit merupakan Butanedioic acid atau
asam Suksinat.

2. Pada paper yang berjudul ‘Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Dari Biji Mahoni Metode Ekstraksi Soklet
Pelarut Etanol’, jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Mengapa plat yang akan digunakan untuk KLT perlu dipanaskan? Bagaimana cara memanaskannya?
b. Pada kromatografi kolom, bagaimana cara mengaktivasi silika gel 60 F254?
c. Jelaskan cara kerja mengisi kolom di kromatografi kolom!
d. Mengapa senyawa isolat tidak dapat ditentukan dari hasil kromatogram GC-MS?
Jawab :
a. Plat harus di panaskan untuk mencari perbandingan eluennya maka dilakukan persiapan yaitu
dengan pamanasan, plat dipanaskan dalam suhu 1000C selama 60 menit untuk menguapkan
air.Plat yang telah dingin siap untuk digunakan.
b. Kromatografi kolomini digunakan fasa diam silika gel 60 F254 (0,040-0,063 mm). Silika gel 60
F254 ditimbang sebanyak 30 gram. Silika gel 60 F254 diaktivasi dengan cara dipanaskan dalam
suhu 1000C selama kurang lebih 1 jam. silika gel 60 F254 yang telah aktif dimasukkan kedalam
beker glas serta ditambahkan eluen sesuai dengan Perbandingan yang telah didapat pada analisis
sebelumnya.
c. Pengisian kolom harus dikerjakan dengan seragam. Setelah adsorben dimasukkan dapat
diseragamkan kepadatannya dalam kolom dengan menggunakan vibrator atau dengan plunger.
Selain itu juga dikerjakan dengan memasukkan adsorben dalam bentuk larutan dan partikelnya
dibiarkan mengendap. Pengisian kolom yang tidak seragam akan mengasilkan rongga-rongga di
tengah-tengah kolom
d. Hasil penelitian ini diperoleh kristal tak berwarna yang sedikit. Hasil Karakterisasi
spektrofotometri UV-Vis menunjukkan adanya kromofor transisi n-π yang mengandung
elektron bebas,contohnya C=O atau C=C-O. Pada FTIR didapat gugus fungsi C-O, C=C, C=O,
C-H, dan O-H. Pada GC-MS diperoleh satu puncak dengan waktu retensi 24,525 menit dengan
MS base peak pada massa ion molekul m/z 207,10. Berdasarkan ketiga data, belum dapat
diketahui golongan senyawa hasil islolasi.

3. Pada paper yang berjudul ‘Identifikasi Senyawa dan Uji Aktivitas Ekstrak Etil Asetat Kulit Kayu Massoi’,
jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Kromatografi Lapis Tipis dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kombinasi eluen/fase gerak yang
optimal untuk digunakan dalam kromatografi kolom dan HPLC, apakah eluen yang terbaik dan mengapa
eluen tersebut yang terbaik?
b. Kromatografi kolom dilakukan untuk fraksinasi, jelaskan metode gradien yang digunakan?
c. KCKT dilakukan untuk menentukan berapa jumlah senyawa dalam ekstrak, apa fase diam dan fase gerak
yang digunakan?
d. Fraksi 4 yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi kemudian dianalisis kandungannya dengan
kromatografi gas, ada berapa senyawa yang terkandung? Apa nama senyawa yang nilai RT paling kecil
dan nilai RT paling besar?
Jawab :
a. heksan - etil asetat karena campuran heksan-etil-asetat dengan perbandingan 2:1terbaik untuk
elusi KLT ekstrak etilasetat kulit kayu Massoi. Pemilihan eluen tersebut berdasarkan nilai Rf,
bentuk dan jumlah spot yang dihasilkan serta pola pemisahan senyawanya. dan eluen yang
menghasilkan pemisahan terbaik selanjutnya digunakan sebagai eluen pada kromatografi kolom
dan HPLC.
b. Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan cairan eluasi pada KLT yang sesuai sebagai fasa
gerak dan silika gel sebagai fasa diam. Sebanyak 4 g ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi
dimasukkan ke dalam kolom kaca yang telah berisi silica gel. Ditambahkan cairan eluasi secara
gradient menggunakan n-heksan : etilasetat (10:1 - 1:1) dilanjutkan kloroform : methanol (5:1 -
1:1) dan dibiarkan mengalir melalui kolom. Adanya senyawa dalam fraksi-fraksi tersebut
dideteksi dengan KLT, fraksi yang mempunyai pola yang sama selanjutnya digabungkan menjadi
satu sehingga diperoleh fraksi yang mempunyai sifat hampir sama. Setelah itu dilakukan analisis
KLT kembali dengan eluen yang sesuai,kemudian noda pada KLT divisualisasi dengan lampu UV
254 nm dan 366 nm, dan disemprot dengan penampak bercak serium sulfat. Fraksi-fraksi yang
dihasilkan ini kemudian akan diuji aktivitas kembali (hasil yang positif) dan digunakan untuk
analisis KCKT dan GC-MS.
c. Fase gerak yang digunakan adalah campuran palarut heksan-etil asetat (2:1) dan fase diam
menggunakan Shperisorb S5W(untuk senyawa non polar).
d. terdapat 13 senyawa, nilai RT yg pling kcil yaitu (1-methylene-prophenyl)benzene berjumlah
4,73,dan nilai RT yang paling besar yaitu 1,2-benzenedicarboxylic acid, butyl phenylmethyl ester
dengan jumlah 31,54.
4. Pada paper yang berjudul ‘Pemisahan Sitronelal Menggunakan Kromatografi Kolom dengan Fasa Diam
Siklodekstrin Terasetilasi’, jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Pada Kromatografi Lapis Tipis, hasil pemisahan dari optimasi eluen n-heksana dan etil asetat awal
kurang bagus, bagaimana cara meningkatkan pemisahannya?
b. Kromatografi kolom menggunakan metode basah, apa kelebihannya?
c. Pada kromatografi gas, jelaskan suhu terprogram yang digunakan?
Jawab :
a. Kepolaran eluen ditingkat-kan pada komposisi eluen yaitu n-heksana : etil asetat (12:0,1 dan 12:1)
serta campuran toluene dan etil asetat dengan perbandingan 12:0,1. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa
pemisahan dengan menggunakan komposisi eluen yang telah ditingkatkan kepolarannya
menghasilkan dua spot untuk komposisi eluen n-heksana : etil asetat (12:0,1) dan toluena : etil
asetat (12:0,1). Sedang pada komposisi eluen n-heksana : etil asetat (12:1) hanya menghasilkan
satu spot saja. Hal ini dikarenakan senyawa telah terelusi namun belum terpisah.Toluena : etil
asetat (12:0,1) menghasilkan dua spot yang paling jelas dengan waktu retensi (Rf1) 0,5875 dan
waktu retensi (Rf2) 0,8875.
b. Penggunaan metode basah yaitu dengan dijadikan bubur dulu dimaksudkan agar saat didalam
kolom tidak ada rongga-rongga udara.
c. Suhu diprogram dari 60oC (ditahan selama 10 menit)kemudian dinaikkan tiap 1o/menit sampai
suhu mencapai 110oC kemudian dinaikkan lagi 6o/menit sampai suhu 175oC ditahan selama
2menit.

5. Pada paper yang berjudul ‘Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis dari Ekstrak Etanol
Daun Bintangur’, jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Jelaskan cara kerja KLT untuk identifikasi senyawa secara kualitatif dalam ekstrak!
b. Berdasarkan hasil KLT, senyawa aktif apa yang dikandung? Apa data hasil yang mendukungnya?
Jawab :
a. 1. Uji fitokimia dengan KLT dilakukan terhadap golongan senyawa yang positif dari hasil uji fitokimia
dengan uji reagen.
2. Identifikasi dengan KLTdigunakan plat silika GF254. Masing-masing plat dengan ukuran 1x10 cm2.
3. Ekstrak etanol Calophyllum soullatri ditotolkan pada jarak ± 1 cm dari tepi bawah
plat dengan pipa kapiler.
4. kemudian dikeringkan dan dielusi dengan masing-masing fase gerak golongan senyawanya.
b. Ekstrak daun bintangur (Calophyllum soulattri Burm.F.) mengandung senyawa metabolit sekunder
golongan flavonoid, steroid, fenol, tanin, dan saponin. Analisis pola kromatogram kromatografi lapis
tipis (KLT) menunjukkan adanya senyawa terpenoid/steroid dengan bercak warna biru violet
menggunakan pereaksi Liebermann Bunchard dan senyawa fenol dengan bercak warna biru kehitaman
menggunakan pereaksi FeCl3.
Data yang dapat dilihat yaitu :

Anda mungkin juga menyukai