Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KIMIA ANALISIS PERTEMUAN KE-12 (Total 5 soal)

Nama mahasiswa :Putri Tucunan


NIM :1961100002
Nilai :

1. Pada paper yang berjudul ‘Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan pada Ekstrak Etanol Daun
Sirsak secara Kromatografi Kolom’, jelaskan cara kerja kromatografi kolom dalam paper tersebut!
Jawab :

1. Penyiapan Bahan
Daun sirsak dicuci bersih dan dikeringkan dengan diangin-anginkan, kemudian digiling sampai ter-bentuk
serbuk simplisia. Satu kg serbuk dimase-rasi selama 1 hari terlebih dahulu dengan pelarut etanol 96%.
Selanjutnya serbuk dipindahkan ke dalam perkolator sampai didapat ekstrak cair.Ekstrak etanol daun sirsak
dipekatkan dengan menggunakan pemanas diatas water bath pada suhu 50°C sampai didapatkan ekstrak
kental.

2. Pemilihan Fase Gerak


Ekstrak kental kemudian dilakukan standardisasi ekstrak dan dilakukan pemilihan fase gerak menggunakan
beragam jenis (n-heksan, kloroform, etil asetat dan etanol) dan komposisi (1:9 ; 5:5 ; 9:1) eluen. Fase gerak
yang terpilih digunakan pada kromatografi kolom.

3. Kromatografi Kolom
Untuk pemisahan komponen dengan menggunakan kromatografi kolom, dimasukkan bubur silika gel 70-
230 mesh sambil diaduk agar tidak terdapat rongga udara di tengah-tengah kolom. Timbunan bubur silika
gel dalam kolom mencapai tiga perempat tinggi kolom. Ekstrak daun sirsak dimasukkan ke dalam kolom
kromatografi yang telah dilarutkan dengan sedikit larutan pengelusi sambal kran kolom dibuka, kemudian
fraksi ditampung dalam vial per 10 mL. Setiap fraksi akan dianalisa daya antioksidannya secara kualitatif
dengan metode KLT. Fraksi-fraksi tersebut ditotolkan pada fase diam silika gel 60 F254, dieluasi dengan
fase gerak terpilih dan disemprot dengan larutan DPPH 0,2% b/v. Fraksi yang memiliki daya antioksidan
akan memberikan noda berwarna kuning pada latar belakang ungu. Fraksi yang mempunyai nilai Rf dan
daya antioksidan yang sama dikumpulkan menjadi satu dan selanjutnya akan diuji daya anti-oksidannya
secara kuantitatif dengan metode DPPH yang dibandingkan dengan ekstrak etanolnya

4. Identifikasi Golongan Senyawa


Fraksi terpilih dilarutkan dengan etanol kemudian dianalisa dengan spektrofotometri UV-Vis pada λ 200-
400 nm. Identifikasi dilanjutkan dengan pereaksi geser AlCl3 5%, dan diidentifikasi dengan spektroskopi
inframerah untuk mengetahui golongan metabolit sekunder dari ekstrak etanol daun sirsak.

5. Penentuan Daya Antioksidan


Fraksi yang terpilih disiapkan dengan rentang antara 0,211-103.10-6 mg/mL. Kuersetin yang digunakan
sebagai kontrol positif juga disiapkan dalam tujuh rentang konsentrasi antara 1-156.10-4 mg/mL. Pipet
sampel ke dalam 96-well plate sebanyak 20 μL kemudian ditambahkan dengan reagen DPPH sebanyak 180
μL. Campuran didiamkan pada suhu ruang dengan kondisi gelap selama 30 menit. Selanjutnya, campuran
sampel dan DPPH dicek absorbansinya pada λ 517 nm. Aktivitas antioksi dan dinyatakan dengan nilai IC50
yang didapatkan dari kurva regresi linier antara konsentras dengan persen aktivitas antioksidan (% AA).
2. Pada paper yang berjudul ‘Isolasi dan Identifikasi Zat Aktif Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit Putih
Fraksi Etil Asetat’, ditinjau dari hasil KLT, manakah kromatografi kolom (pertama, kedua, atau
ketiga) yang menghasilkan isolat yang lebih murni?
Jawab :
pada kolom ketiga karena dikatakan bahwa Hasil evaporasi kemudian dilakukan uji kemurnian, yaitu
melakukan KLT dengan berbagai macam pelarut, jika dari berbagai macam pelarut tersebut menghasilkan
satu noda berarti senyawa tersebut sudah murni,seperti yang bisa dilihat pada kolom tiga dibawah ini.

3. Pada paper yang berjudul ‘Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Tanaman
Patikan Kebo’, jelaskan perbedaan cara kerja kromatografi lapis tipis untuk identifikasi senyawa
flavonoid, steroid, tannin, dan antrakuinon!
Jawab :
1. Identifikasi Senyawa Flavonoid
Fase gerak asam asetat glacial : butanol : air (1:4:5), dengan penampak noda uap ammonia.Reaksi positif
ditunjukkan dengan terbentuknya noda berwarna kuning cokelat setelah diuapi ammonia pada
pengamatan dengan sinar tampak dan berwarna biru pada UV 366 nm menegaskan adanya kandungan
flavonoid
2. Identifikasi Senyawa Steroid
Fase gerak yang digunakan adalah Kloroform - metanol (9:1), dengan penampak noda pereaksi
Liberman-Buchard disertai dengan pemanasan pada suhu 105oC selama 5 menit. Reaksi positif steroid
ditunjukkan dengan adanya noda berwarna hijau biru
3. Identifikasi Senyawa Tanin
Fase gerak metanol-air (6:4), dengan penampak noda Pereaksi FeCl3 5 %. Reaksi positif ditunjukkan
dengan terbentuknya noda berwarna hitam.
4. Identifikasi Senyawa Antrakuinon
Fase gerak yang digunakan adalah n-heksan-etilasetat (3:7), dengan penampak noda larutan KOH 10%
dalam metanol. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna noda kuning,kuning cokelat,
merah, ungu, hijau dan lembayung

4. Pada paper yang berjudul ‘Pemeriksaan Kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) Prednison pada Beberapa
Sediaan Jamu Rematik’, jelaskan cara kerja KLT-nya?
Jawab :
1. Identifikasi Kromatografi lapis tipis (KLT)
Ekstrak etanol jamu A dan senyawa pembanding Prednison ditotolkan pada lempeng KLT dengan
ukuran 4 x 7 cm, dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen Kloroform : Etil asetat (1 :9). Setelah
eluen mencapai batas tanda, angkat dan keringkan. Kemudian kromatogram yang dihasilkan diamati
nodanya di bawah sinar ultra violet (UV) pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.Dibandingkan
noda yang terdapat pada senyawa pembanding dengan ekstrak jamu dan perhatikan ada tidaknya
kesamaan pada penampakan noda dan hitung
2. Penetapan kadar dengan KLT-Densitometri
a. Pembuatan larutan baku Prednison
Pembanding Prednison ditimbang 10 mg kemudian dilarutkan dengan 10 mL methanol dengan
konsentrasi 1000 ppm. Dari konsentrasi 1000 ppm tersebut di pipet sebanyak 2,5 mL dan di cukupkan
hingga 5 mL metanol sehingga diperoleh konsentrasi 500 ppm
b. Pembuatan larutan sampel
Sampel jamu A, B, C, D dan E hasil meserasi masing-masing ditimbang sebanyak 10 mg
kemudian dilarutkan dengan 10 mL etanol 96%. Kemudian di pipet sebanyak 1 mL dan dilarutkan
dengan 10 mLetanol 96%

c. Penentuan kadar Prednison pada sampel


Disiapkan lempeng KLT dengan ukuran 12 x10 cm, dengan tepi atas ditandai 0,5 cm dan tepi
bawah ditandai 1 cm. Dari larutan baku dengan konsentrasi 500 ppm, kemudian ditotolkan dengan
menggunakan mikropipet dengan variasi konsentrasi 1μL, 2 μL, 3 μL, 4 μL, dan 5 μL. Kemudian
ekstrak cair jamu A, B, C, D dan E ditotolkan dengan menggunakan mikropipet sebanyak 2 μL pada
lempeng KLT yang sama. Lempeng di elusi dalam chamber yang berisi kloroform : etil asetat (1 :
9).Noda yang terpisah diamati dengan lampu UV 254 nm dan diukur dengan KLT-densitometri pada
panjang gelombang maksimum 254 nm, dilakukan analisis terhadap hasil scan

5. Pada paper yang berjudul ‘Identifikasi Asam Mefenamat dalam Jamu Rematik yang Beredar di Distrik
Heram Kota Jayapura, Papua’ dilihat dari Tabel 2, apakah sampel 1 dan sampel 2 mengandung baku
asam mefenamat? Jelaskan mengapa!
Jawab :
tidak karena Hasil Identifikasi kualitatif terhadap dua sampel jamu rematik tersebut menunjukkan
bahwa kedua sampel jamu memenuhi salah satu syarat jamu, yaitu tidak mengandung bahan kimia obat
(BKO), dalam hal ini adalah asam mefenamat.dan Berdasarkan hasil penelitian identifikasi asam mefenamat
yang dilakukan pada 2 sampel jamu rematik tersebut , maka dapat disimpulkan bahwa seluruh jamu rematik
yang dianalisis secara kualitatif, negatif mengandung asam mefenamat.

Anda mungkin juga menyukai